Jumat, 30 September 2016

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor

Bogor, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mendung yang menggantung di langit Pondok Pesantren Annur di Jalan Cibeureum Gang Menteng, Kampung Nyalindung, Desa Sukamantri Kecamata Tamansari, Bogor Jawa Barat sejak sebelum shalat Jumat (24/30) berubah jadi hujan. Selama dan beberapa saat setelah pelaksanaan shalat, hujan masih turun, hingga perlahan berubah gerimis.

Suasana basah dan dingin mengantar jamaah shalat Jumat terutama penduduk sekitar meninggalkan masjid di kompleks pesantren. Keadaan menjadi hangat saat beberapa santri menabuh rebana, membawakan musik hadrah. Sementara para santri lainnya mendendangkan shalawat.

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)
Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor

Setelah sajian musik hadrah dan shalawat, Ustadz Fathurrohman, salah satu pengajar di pesantren tersebut, mengumumkan bahwa siang itu Pondok Pesantren Annur kedatangan tamu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada para tamu, Ustadz Fathurrohman menjelaskan Pondok Pesantren Annur merupakan pesantren tahfidh Al-Qur’an. Dirintis pada tahun 2007, semula pesantren itu hanya memiliki delapan santri. Berdiri di atas lahan seluas 1, 8 hektar, Pesantren Annur dibangun atas cita-cita H Amran yang ingin mewadahi para yatim dan dhuafa untuk menghafal Al-Quran.

“Perkembangan berikutnya, dilihat dari hasil yang cukup memuaskan terbukti dengan hafalan yang baik, masyarakat mulai tertarik untuk menitipkan anak mereka menghafal Al-Quran di sini,” kata Ustadz Fathurrohman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat ini ada 125 santri di Pesantren Annur. Para santri yang berada pada rentang usia SMP-SMA, berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka belajar secara gratis di pesantren tersebut, baik untuk makan, tempat tinggal, maupun biaya pendidikan. Sementara alumninya banyak yang meneruskan belajar maupun mengabdikan diri di berbagai tempat termasuk luar negeri seperti Qatar dan Turki. ?

Para tamu yakni tim NU Care LAZISNU siang itu datang ke pondok pesantren Annur untuk menyerahkan bantuan berupa beras seberat 1,5 ton.

“Setelah saya bertemu dengan dan berbicara dengan para pengasuh dan ustadz di Pesantren Annur, saya dipenuhi pikiran apa yang bisa kami (NU Care) lakukan. Adalah? tanggung jawab kita untuk saling berbagi. Kalau ada sedikit yang kami salurkan sekarang, ini adalah apresiasi dan penghormatan kepada para santri di sini,” kata Samsul.

Menurutnya, suasana menyenangkan dan melegakan di pondok pesantren sebagai tempat belajar harus selalu diciptakan. Karenanya ia berharap akan ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam waktu ke depan untuk pesantren tersebut.

“Apa yang kurang di sini dan bisa kita tambahkan untuk perbaikan, akan kita diskusikan. Semuanya untuk meningkatkan semangat dan konsentrasi para santri di sini,” harapnya. (Kendi Setiawan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 29 September 2016

Kang Said Setuju Hukum Mati Bandar dan Pengedar Narkoba

Bogor, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj secara gamblang menyatakan dukungan terhadap penetapan hukum vonis mati untuk terhadap para bandar dan pengedar narkoba. Menurut Kiai Said, pengedar dan bandar mesti dihukum jauh lebih dibanding sekadar penyalahguna narkoba.

Kang Said Setuju Hukum Mati Bandar dan Pengedar Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Setuju Hukum Mati Bandar dan Pengedar Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Setuju Hukum Mati Bandar dan Pengedar Narkoba

Demikian pernyataan kiai yang lazim disapa Kang Said dalam Tadarus NU yang berbarengan dengan pelantikan PCNU kabupaten Bogor, Selasa (6/1) lalu.

“Pada bandar dan pengedar narkoba harus dihukum mati, karena mereka merusak moral bangsa. Dan itu berarti telah mengancam NKRI. Bagi NU, segala yang mengancam NKRI merupakan hal yang harus diperangi,” tegas Kang Said.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk mereka yang terlanjur pengguna sebagai korban, pemerintah berkewajiban merehabilitasi mereka. 

Dukungan ini juga dinyatakan Kang Said saat bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu di Kantor PBNU. (Akhsan Ustadhi/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Indonesia Berpotensi Jadi Negara Super Power

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, Indonesia berpeluang untuk menjadi negara super power di dunia. Hal itu bisa dicapai asalkan semua elemen bangsa bahu membahu untuk mewujudkannya, terutama pemuda.

“Indonesia bisa menjadi negara super power kalau solid. Tidak mengedepankan satu suku, tetapi satu bangsa Indonesia,” kata Tito di Jakarta, Senin (14/8).

Indonesia Berpotensi Jadi Negara Super Power (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Berpotensi Jadi Negara Super Power (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Berpotensi Jadi Negara Super Power

Tito menambahkan, pemuda dan mahasiswa memiliki perang penting dalam mewujudkan Indonesia yang solid. Sebagaimana yang telah pemuda torehkan dengan membangun kesadaran kebangsaan pada Sumpah Pemuda 1928.

Menurut dia, untuk menjadi negara super power maka sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, populasi yang besar. Indonesia memiki populasi yang cukup besar dan populasi tersebut adalah sebagai modal untuk menjadi angkatan pekerja yang besar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, sumber daya alam yang besar yang merupakan bahan material kasar untuk menggerakkan mesin produksi yang besar pula. Ketiga, wilayah negara yang luas.?

“Wilayah yang besar akan mampu menampung mesin produksi yang besar,” ujarnya.

Oleh karena itu, Tito menilai, kalau melihat syarat-syarat tersebut maka Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi negara super power. Selain Indonesia, ada China, India, Amerika Serikat, dan Rusia yang memiliki potensi untuk jadi negara super power.

“Kalau kita melihat dari tiga syarat ini, maka yang punya chance (kesempatan) untuk menjadi negara super power satu adalah China, kedua adalah India, ketiga adalah Amerika Serikat, empat adalah Rusia, dan lima adalah Indonesia,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 22 September 2016

Kiai Wahab dan Kiai Bisri Berdebat soal Aurat

Beberapa tahun setelah kemerdekaan RI, para santri putri di pesantren-pesantren berinisiatif mengadakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengisi kemerdekaan. Mereka tidak mau kalah dengan organisasi-organisasi perempuan terutama dari Partai Komunis Indonesia (Gerwani) yang lebih sering tampil di muka umum.

Para santri putri ini kemudian merencanakan membuat satu grup drumband. Nah, ternyata Kiai Bisri Syamsuri mendengar geliat ini. Dengan bersemangat beliau melarang kegiatan ini. “Perempuan tidak boleh main drumband. Nanti auratnya kelihatan,” katanya.

Para santri putri lantas melaporkan, peringatan Kiai Bisri ini ke Kiai Abdul Wahab Chasbullah yang adalah kakak ipar Kiai BIsri sendiri. Biasanya, Kiai Wahablah satu-satunya kiai yang lebih memahami keinginan mereka. Kiai Wahab lantas menemui Kiai Bisri. “Nggak apa-apa wong masih pakek kerudung koq, nggak seperti Gerwani. Pokoknya, auratnya nggak kelihatan,” katanya kepada Kiai Bisri. Kiai Bisri terdiam, tidak melarang. Baiklah grup drumband jadi dibentuk. Kiai Wahab berpesan, “Janganlah sampai Kiai Bisri tahu dulu!” Para santri putri yang tergabung di dalamnya langsung mengadakan latihan. Ada yang menenteng drum kecil, ada yang lebih besar sampai seperti bedug kemudian dipukul-pukul. Ada juga yang membawa tongkat kemudian diayun-ayunkan ke atas. Rupaya dia memimpin drumband-nan itu. Tiba-tiba kiai Wahab meminta latihan itu dihentikan. “Jangan pake goyang-goyang, itu namanya aurat,” kata Kiai Wahab kepada salah seorang yang membawa tongkat. Kiai Bisri yang kemudian ikut menyaksikan drumband-nan itu mengetahui hal itu manggut-manggut.

Jauh-jauh hari sebelumnya, pada masa-masa menjelang kemerdekaan, perempuan-perempuan pesantren melakukan demonstrasi menuntut para kiai agar mereka diperkenankan untuk bergabung dalam pasukan non-reguler Hizbullah dan Sabilillah, berjihad mengusir para “kumpeni.” Para kiai menenangkan, “Perempuan juga punya kesempatan untuk berjihad. Jihadnya perempuan itu di rumah tangga.” Namun itu tidak membuat semangat kaum perempuan kendur. Mereka tetap memaksa bergabung dengan pasukan perang.

Kiai Wahab dan Kiai Bisri Berdebat soal Aurat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Wahab dan Kiai Bisri Berdebat soal Aurat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Wahab dan Kiai Bisri Berdebat soal Aurat

Kiai Bisri pun bersuara. “Perempuan tidak boleh ikut berperang, karena berbahaya.” Lagi-lagi Kiai Wahab tampil dan ikut bersura, “Tidak apa-apa asal tetap menutup aurat dan yang menjadi pimpinan tetap laki-laki, perempuan mengikuti komando saja kalau nanti pas nyerang.”

Demikianlah. Ada Kiai Bisri yang sangat berhati-hati dalam memberikan fatwa. “Hukum harus berdasarkan dalil yang paling jelas, dan aturan harus diputuskan dengan sangat hati-hati.” Ada juga kiai Wahab mengedepankan efektifitas dan katakanlah semacam “substansi” hukum, kaitannya dengan pengabdian para santri, warga NU untuk negaranya tercinta, Indonesia. Dan bukan untuk yang lain. (A Khoirul Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, IMNU, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 September 2016

SMP NU Sunan Kalijaga Bantu Muluskan Jalan UN SD/MI

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. SMP NU Sunan Kalijaga Adiwerna Kabupaten Tegal berupaya memuluskan jalan bagi anak-anak SD dan MI dalam menghadapi Ujian Nasional ? 2017. Ikhtiar yang digelar berupa Try Out UN SD/MI yang diperuntukan bagi siswa di wilayah Tegal dan Brebes.

SMP NU Sunan Kalijaga Bantu Muluskan Jalan UN SD/MI (Sumber Gambar : Nu Online)
SMP NU Sunan Kalijaga Bantu Muluskan Jalan UN SD/MI (Sumber Gambar : Nu Online)

SMP NU Sunan Kalijaga Bantu Muluskan Jalan UN SD/MI

Diharapkan, mereka yang mengikuti try out bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan baik, jujur dan mendapatkan nilai yang memuaskan. “Kami ingin membantu para siswa SD/MI dalam menghadapi UN 16-18 Mei mendatang,” ujar Kepala SMP NU Sunan Kalijagah Ripai, di sela kegiatan Rabu (23/3).

Try out, lanjutnya, bertujuan melatih para siswa dalam menghadapi ujian agar siap menteri sekaligus mental. Latihan ini sangat membantu sekolah karena bisa mengukur kesiapan para siswa itu sendiri dalam menghadapi UASBN 2017. “Ada 533 siswa yang berasal dari 35 SD dan MI di Kabupaten Tegal dan Brebes,” ujar nya.

Sudah seharusnya para siswa, orang tua, dan guru serta sekolah terkait kemampuan dan kualitas calon peserta ujian dalam menjawab soal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia M Budi Santoso menjelaskan, Try out bagi SD/MI sudah digelar oleh SMP NU Sunan Kalijaga sejak 2013. Pada intinya, untuk mendukung program wajib belajar Sembilan tahun. Selain itu, juga untuk memperkenalkan sekolah NU dikalangan siswa SD dan MI.

Try out 2017 dibuka Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Adiwerna Tegal Wahidin Karirim. Dalam sambutannya, Wahidin menyambut baik kegiatan try out bagi siswa kelas VI SD/MI. “Kesiapan yang mendalam para siswa, akan menentukan keberhasilan siswa para saat ujian mendatang,” ujarnya.

Usai mengerjakan try out, mereka mendapatkan hiburan berupa pagelaran ekstrakurikuler seperti pentas pencak silat Pagar Nusa, marching band, hadrah dan lain lain. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 September 2016

Contoh Semangat Rekonsiliasi Konflik Fathu Makkah

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seusai berbeda pendapat dan pilihan, umat Islam harus bijak dan santun, terus menebar kasih sayang, menjaga kedamaian dan mengedepankan persatuan, seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam peristiwa Fathu Makkah abad 8 Hijriah silam.

Demikian pesan KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), saat menyampaikan taushiyah dalam peringatan 100 hari wafatnya Buya KH Ja’far Aqil di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Rabu (16/7).

Contoh Semangat Rekonsiliasi Konflik Fathu Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Contoh Semangat Rekonsiliasi Konflik Fathu Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Contoh Semangat Rekonsiliasi Konflik Fathu Makkah

“Umat Islam di Indonesia harus mencontoh semangat rekonsiliasi yang disampaikan Rasululullah dalam peristiwa Fathu Makkah, di mana dalam peristiwa tersebut, Nabi mengamanatkan kepada para sahabatnya untuk berkasih sayang dan saling memaafkan, bukan untuk melampiaskan dendam,” ungkap Kang Said.

Kang Said mengisahkan, saat Rasulullah hendak memasuki kota Mekah bersama 15.000 orang sahabatnya, ada satu sahabat yang mengeluarkan yel-yel berupa kalimat “Al-yaum yaumul malhamah” dengan makna “Hari ini adalah hari pembalasan”. Mendengar itu, Nabi langsung mencegah dan menyarankan untuk mengubah yel tersebut dengan lebih santun.

“Mereka memaknai Fathu Makkah sebagai hari pembalasan. Yang dulu melukai kita balas luka kembali, yang dulu menghina kita hina kembali, yang dulu membunuh kita bunuh, yang dulu menganiaya kita aniaya kembali. Kemudian nabi mengkoreksi bukan yaumul malhamah, bukan hari pembalasan, melainkan Al-yaum yaumul marhamah, hari kasih sayang, hari rekonsiliasi dan memaafkan,” jelas Kang Said.

Hikmah dari seruan Nabi Muhammad Saw tersebut, lanjut Kang Said, menjadikan kaum Quraisy bersimpati dan merasakan kedamaian yang menjadi prinsip agama Islam. Pada akhirnya, kafir Quraisy berduyun-duyun masuk Islam hingga agama rahmatan lil alamin tersebut menjadi kuat dan besar hingga sekarang ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Untuk itu, kita sebagai umat Islam harus bisa saling memaafkan, bersikap santun, berkasih sayang, melupakan dendam, dan terus berkomitmen terhadap NKRI. Pemilihan presiden kemarin, meskipun tidak bisa diibaratkan sebagai perang, namun jangan sampai memecah belah bangsa Indonesia,” lanjutnya. (Sobih Adnan/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 September 2016

Abah Anwar Berbagi Tips Mencari Ilmu yang Berkah

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Anwar Zuhdi mengatakan, saat ini banyak orang yang menyepelekan sisi keberkahan dalam proses mencari  ilmu. Hal yang terlihat biasa saja, tapi membawa keberkahan adalah dengan mendoakan penulis dari kitab atau buku yang akan dipelajari.

"Kirim Fatihah kepada pengarang kitab yang akan dibaca karena hal ini akan membantu kita untuk memahami isinya dengan mudah serta tidak membuat kita cepat lupa," demikian pesannya saat menjelaskan kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Ghazali pada Ngaji Ahad (jihad) pagi di Gedung NU, Ahad (6/11).

Abah Anwar Berbagi Tips Mencari Ilmu yang Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Abah Anwar Berbagi Tips Mencari Ilmu yang Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Abah Anwar Berbagi Tips Mencari Ilmu yang Berkah

Kiai yang biasa disapa Abah Anwar ini, melanjutkan, ketika sudah mendapatkan Ilmu, hendaknya mengamalkannya dengan baik. Mengutip hadits Rasulullah yang mengatakan, “Siapa saja orang yang bertambah ilmunya, namun tidak menambah amalnya, sesungguhnya ia semakin bertambah jauh dengan Allah SWT.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abah Anwar juga menekankan kepada siapa pun yang mengamalkan ilmu harus menjalankan apa yang sudah disampaikannya. "Jangan jadi jarkoni alias ngajar tapi ora nglakoni karena nanti pada hari kiamat akan dipotong bibirnya dengan gunting yang terbuat dari api neraka," katanya menyampaikan kisah yang terdapat pada hadits Nabi saat perjalanan Isra Miraj.

"Memang berat yang harus dilakukan setelah kita mendapatkan Ilmu. Setelah berilmu, maka kita harus beramal. Beramal juga harus lkhlas dan selalu menjaga kehati-hatian dengan khauf (rasa takut)," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun hal ini, lanjutnya, tidak boleh mengurangi kesemangatan dalam mencari ilmu. Hal ini karena segala ibadah yang kita dilakukan selama didunia ini harus dilandasi dengan ilmu dan amal.

"Amal ibadah juga jangan didasari oleh ganjaran pahala saja. Kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah yang tidak diciptakan, kecuali untuk beribadah kepada-Nya," katanya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 September 2016

Tiga Pedoman Bagi Pengurus NU

Bangkalan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti biasa, dalam setiap perhelatan pelantikan kepengurusan MWC NU di wilayah kerja cabang Bangkalan, PCNU selalu mengagendakan acara pemantapan peran dan tugas pengurus serta ajaran Aswaja bagi kepengurusan MWC NU terpilih.

Tiga Pedoman Bagi Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Pedoman Bagi Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Pedoman Bagi Pengurus NU

Gelaran acara pemantapan kembali dilakukan oleh panitia pelantikan bersama pengurus MWC NU Arosbaya, Geger dan Klampis dengan menghadirkan KH Abdullah Syamsul Arifin dari Jember Jawa Timur.?

Mengawali ceramahnya ketua PCNU Jember yang terkenal sebagai pegiat pembela ahlussunnah wal jama’ah ini memaparkan pentingnya modal kerja.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sangat istimewa Bangkalan ini, karena embrio lahirnya NU adalah Bangkalan melalui Mbah Cholil. Semoga kita kelak di akhirat dijadikan satu rombongan bersama beliau,” paparnya.

Ditambahkannya “NU dilahirkan oleh 3 aspek pokok yang kelak harus kita (pengurus NU) terjemahkan dalam bentuk kerja nyata. Hilangkan stigma bahwa NU adalah bagian dari partai politik atau hanya berurusan dengan tahlil, qunut dan maulid diba’iyyah semata.”?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya menjadi pengurus NU harus mapan secara ekonomi, sehingga nantinya all out dalam berfikir dan bekerja untuk NU. Kemapanan ekonomi ini diwujudkan melalui Nahdlatut Tujjar untuk bidang ekonomi, jika sudah mapan maka gerakan akan bergeser kepada kemampuan politik (Nahdlatul Waton). Pengurus NU harus paham dan mulai berfikir, apalagi jelang Pilkada dan pemilu jangan mudah memberikan dukungan kepada orang yang berteriak ‘Kita akan all out memperjuangkan suara Nahdliyin, maka dukunglah saya’.?

“Lihat dahulu mapan enggak ekonomi mereka,” papar mantan Cabup Jember ini. “Jangan-jangan hanya cari pekerjaan. Tanpa kemapanan ekonomi sulit berbicara kebijakan politik, kalau secara ekonomi mapan lihat ambisi politiknya, baru kita lihat kepentingan aqidahnya.”

Ia menegaskan, NU harus bangun dan bangkit, pengurus NU jangan sekali-kali menggadaikan NU untuk kepentingan sesaat.

Selain terkait latar belakang kenapa NU didirikan dosen STAIN Jember yang juga wakil katib PWNU Jatim ini juga mengurai akan pentingnya nilai-nilai leadership. Kemampuan manajerial sudah harus dimasukkan dalam setiap proses pemilihan kepemimpinan di NU, tapi harus nyambung dengan karakter ulama, karena NU bukan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.?

Ia mengatakan NU menjunjung tinggi sikap toleransi bukan menjustifikasi kebenaran ajaran agama lain. NU akan menghargai pilihan masyarakat terkait pilihan agama, kepercayaan dan amaliahnya, itulah yang namanya toleransi, tetapi NU tidak akan pernah membenarkan segala bentuk kegiatan yang menyimpang dari Islam dan ahlussunnah wal jama’ah.?

“Kalau ini dilakukan (justifikasi) kenapa tidak sekalian saja kita pindah agama,” seloroh Gus Aab, panggilan akrabnya yang disambut aplaus undangan pelantikan.

Kepada pengurus yang dilantik, Ketua MUI Jember ini berpesan agar filosofi sholat jama’ah juga dijadikan kerangka berfikir dalam menjalankan amanat jam’iyyah.

“Satu tujuan (niat yang sama) kepatuhan pada pimpinan (imam), jangan sekali-kali melakukan pergantian di tengah jalan, dan mengetahui karakter jama’ah (umat) ini harus. Tanpa memahami karakter jama’ah akan sulit dijamin program kerjanya bisa maksimal dan optimal,”

Selain terkait 3 hal pokok yang harus dipahami pengurus Gus Aab juga berpesan agar kepengurusan di bawah mampu merawat umat secara maksimal, biar tidak diambil orang, menyerang jam’iyyah (NU secara organisasi) hanya merupakan kebodohan bagi pihak luar.

“Ingatlah juga tentang pendidikan dan masjid yang selama ini lepas dari pembinaan kita, kalau ini dimaksimalkan, insyaallah NU akan menjadi pelayan dan akan dilayani umat,” tegasnya.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah