Jumat, 26 Januari 2018

PMII Sidoarjo Deklarasikan Pilkada Damai, Tiga Paslon Tak Hadir

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara deklarasi pilkada damai 2015 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo bertema "Pilkada Aman, Sidoarjo Nyaman" di aula LP Maarif Sidoarjo, Jumat (4/12), siang berjalan lancar namun tak sesuai harapan.

PMII Sidoarjo Deklarasikan Pilkada Damai, Tiga Paslon Tak Hadir (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Sidoarjo Deklarasikan Pilkada Damai, Tiga Paslon Tak Hadir (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Sidoarjo Deklarasikan Pilkada Damai, Tiga Paslon Tak Hadir

Ketua PC PMII Sidoarjo Gigin Anggi Zuarinsa menjelaskan, empat pasangan calon bupati dan wakil bupati Sidoarjo yang rencananya dihadirkan dalam acara tersebut tak semuanya hadir, hanya paslon nomor 3 (Saiful Ilah-Nur Ahmad Syaifudin) dari partai PKB saja yang hadir.

"Acaranya berjalan lancar tapi tak sesuai harapan. Karena paslon yang hadir cuma nomor 3 saja. Ada rasa kekhawatiran adanya justifikasi PMII mendukung salah satu paslon jika hanya satu paslon saja yang hadir, dan kami kecewa karena adanya kekhawatiran tersebut," cetus Gigin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gigin menyatakan bahwa PMII Sidoarjo ingin berpartisipasi aktif dalam hajat besar yang menentukan pemimpin Sidoarjo 5 tahun ke depan. Dirinya berharap supaya pilkada Sidoarjo aman dan nyaman, sejak pelaksanaan pilkada hingga terpilihnya pasangan calon menjadi bupati dan wakil bupati Sidoarjo yang sah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"PMII Sidoarjo siap mengawal proses pilkada 9 Desember mendatang hingga siapa pun yang terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Sidoarjo, selama memegang amanah 5 tahun ke depan," tegas Gigin.

Pengawalan kebijakan-kebijakan pemimpin selanjutnya terus menjadi garapan PMII Sidoarjo. "Kami berharap semoga penyelenggara pilkada, aparat keamanan, media massa (wartawan) khususnya bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan di Sidoarjo," harap Gigin.

Nampak hadir dalam acara itu, Ketua KPUD Sidoarjo M Zainal Abidin, Ketua Panwaslu Sidoarjo Ulul Azmi, Kodim Sidoarjo yang diwakili Danramil Tulangan, Polres Sidoarjo beserta tamu undangan lainnya.

Sementara itu, paslon nomor 1 (MG Hadi Sutjipto-Abdul Kholik) tak dapat menghadiri acara tersebut karena bersamaan dengan adanya acara kampanye akbar yang digelar di parkir timur Gelora Delta Sidoarjo. (Moh Kholidun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gubernur Banten, Hj Ratu Atut Chosiyah meminta warga NU Banten yang mengelola lembaga pendidikan di seantero Provinsi Banten untuk memasang plang NU di muka lembaga pendidikan mereka.

Imbauan ini disampaikan oleh Gubernur Banten saat memberikan kata sambutan peresmian kantor baru PWNU Banten, Rabu (30/1) sore. Peresmian gedung baru PWNU Banten mengambil lokasi di sisi kantor baru PWNU Banten, jalan raya Jakarta, Kemang, Kota Serang.

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

“Menurut data statistik, warga Banten berjumlah 11 juta kepala. Dan mayoritas dari keseluruhan itu merupakan Nahdliyin. Jadi, pemasangan plang NU pada lembaga pendidikan mereka tidak menjadi masalah,” kata Hj Ratu Atut di podium.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gubernur Banten menyatakan, pemasangan plang NU di muka lembaga pendidikan dimaksud agar lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab mengajarkan nilai-nilai ke-NU-an di lembaga mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama ini pendidikan agama di Banten, sudah cukup baik. Madrasah maupun pesantren di wilayah Banten, berkembang cukup pesat. Tidak hanya di kota, perkembangan lembaga pendidikan agama juga berkembang bahkan di pedesaan Banten yang sulit dijangkau, tambah Gubernur Banten yang mengaku dibesarkan dalam tradisi NU.

Perkembangan pendidikan agama di Banten amat pesat. Berkat dukungan para kiai NU, lulusan madrasah dan pesantren mereka turut berkontribusi dalam membangun wilayah Banten. Alhamdulilah, NU di Banten telah memberikan manfaat bagi umat Islam di Banten khususnya sebagai rahmat bagi sekalian alam, tandas Gubernur Banten.

Di akhir pidatonya, Gubernur Banten membacakan dua pantun yang berisi pujian untuk NU yang disambut tawa sedikitnya 4000 hadirin, termasuk Ketua Umum PBNU. Sambutan peresmian kantor PWNU Banten, ditutup dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti kantor PWNU Banten oleh Gubernur yang disaksikan Ketua Umum PBNU, Ketua PWNU Banten, dan sejumlah jajaran Pemda Banten.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Pondok Pesantren, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Habib Ahmad Jakarta Pimpin Shalawat di Haul Nyai Rohma Wahab

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan wafatnya istri KH A Wahab Chasbullah, Nyai Rohma Wahab, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas mendaulat Habib Ahmad bin Ismail Al-Idrus, Rabu malam (17/12), untuk memimpin pembacaan shalawat.

Pembacaan shalawat habib asal Jakarta itu dipusatkan di kediaman Mbah Wahab Chasbullah ini. “Malam ini tidak ada ceramah, kita akan bershalawat bersama yang akan dipimpin oleh Habib Ahmad bin Ismail Al-Idrus,” kata KH Hasib Wahab, Ketua Majelis Pengasuh Pondok Bahrul Ulum Tambakberas.

Habib Ahmad Jakarta Pimpin Shalawat di Haul Nyai Rohma Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Ahmad Jakarta Pimpin Shalawat di Haul Nyai Rohma Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Ahmad Jakarta Pimpin Shalawat di Haul Nyai Rohma Wahab

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Hasib, Habib Ahmad merupakan salah satu spiritualis. “Mudah-mudahan kehadiran beliau membawa semangat kepada kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa memperoleh syafaat nabi,” sambungnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ratusan orang memadati tempat yang disediakan panitia. Mulai dari seluruh keluarga besar pondok tersebut, para santri, jama’ah muslimat se-Kabupaten Jombang, serta beberapa jajaran pemerintah daerah, termasuk Drs H Alimudin yang mewakili bupati Jombang.

Menurut Alimudin, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko tidak bisa hadir karena sedang melaksanakan ibadah umroh ke tanah suci. “Kami mohon maaf kepada semuanya atas berhalangan hadirnya bupati Jombang dikarenakan sedang umroh,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak hanya bupati, Wakil Bupati Jombang Hj Munjidah Wahab juga tidak bisa hadir karena sedang menjalankan tugas ke Jakarta.

Walaupun demikian, acara ini tetap lebih meriah dari pelaksanaan sebelumnya. "Acara peringatan haul ini berbeda, dan lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya hanya diperingati oleh santri dan alumni dari Pondok Pesantren Al-Lathifiyah 1, tanpa mengundang ratusan orang seperti malam hari ini,” tandas Fithrotin Nahdhiyah panitia pada acara haul itu. (Romza/Abdullah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Final Liga Santri Nusantara Region Jawa Barat III dimenangkan oleh Pondok Pesantren Nurul Fauzi berasal dari Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren Nurul Fauzi menang setelah mengandaskan PP Dar El Rahmah berasal dari Ciamis lewat adu penalti dengan skor 5-4.?

Setelah pertandingan di babak pertama dan kedua berjalan seri. Pertadingan yang bertempat di Stadion Wiradadaha Tasikmalaya, Kamis (25/8) berlangsung seru.

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III

Atas kemenangan ini Pelatih PP Nurul Fauzi Asep H bersyukur bisa juara region dan berhak untuk melaju di babak 32 Besar Liga Santri Nusantara seri nasional.

"Kami akan terus berlatih untuk menghadapi tim-tim yang dari 32 regional. Karena dengan terus berlatih akan menambah kekompakan dan kerjasama tim," katanya.

Sedangkan pelatih Dar El Rahmah Lili Herli meski kalah timnya mampu melaju ke babak final regional Jabar III. "Tahun depan kami akan mempersiapkan lagi."

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Koordinator Regional Jabar III Usep Saeful Kamal secara keseluruhan pertandingan berjalan lancar.?

"Kami menerapkan sprotiftas dan fair play kepada seluruh tim. Sesuai dengan pesan Menpora haram hukumnya ada pengaturan skor," tegasnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 70 pemuda NU yang terdiri atas pelajar, santri dan mahasiswa mengikuti pelatihan jurnalistik dan kepemimpinan. Pada kegiatan yang diselenggarakan Komunitas Gusdurian Gunung Slamet yang tergabung dalam wadah Semesta Ilmu Learning Center, pelajar dan mahasiswa datang dari pelbagai sekolah berwawasan Aswaja di Pemalang bagian selatan dan sekitarnya.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Komunitas Gusdurian Gunung Slamet dan SMK NU 01 Belik dan Suara Merdeka. Bahkan para mahasiswa NU yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang cabang Pekalongan ikut dalam pelatihan ini.

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan

Koordinator Gusdurian Gunung Selamet yang juga Manajer Program Semesta Ilmu Learning Center Abdul Azis Nurizun membuka pelatihan yan diadakan selama dua hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Azis Nurizun yang juga Kepala SMK NU 01 Belik mengatakan, kita berharap pelatihan jurnalistik dan kepemimpinan ini, bisa mencetak generasi muda NU unggul yang mandiri. Apabila generasi muda NU memiliki keterampilan menulis dan didasari dengan nilai-nilai kepemimpinan tidak menutup kemungkinan akan membawa mereka pada masa depan yang lebih baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya berharap kegiatan ini ada tindaklanjutnya secara berkesinambungan, sehingga pelatihan semacam ini untuk kader-kader pelajar muda NU bisa dilaksanakan rutin setiap tahun. Meskipun baru pertama kali diselenggarakan di SMK NU 01 Belik, minat dan respons dari peserta sangat baik. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang datang, sampai dari Pekalongan," tuturnya, Senin (19/10).

Kepala Biro Suara Merdeka Trias Purwadi yang didampingi tim jurnalisnya dalam kesempatan itu menyampaikan materi tentang dasar-dasar jurnalistik dan menulis berita. Menurut pemaparan tim itu, untuk bisa menulis tidak harus menjadi wartawan. Untuk bisa menulis hanya perlu pelatihan dan harus mengetahui dasar-dasar menulis yang benar. Keterampilan menulis sangat berguna bagi setiap orang khususnya yang masih berkecimpung dalam dunia pendidikan. Sebab, pada saat sekolah murid diwajibkan untuk bisa menulis baik membuat tugas, laporan, artikel, ataupun skripsi bagi mahasiswa.

"Saya salut dengan generasi muda NU Pemalang Selatan, terutama Semesta Ilmu dan SMK NU 01 Belik ini. Meskipun baru berdiri beberapa tahun tetapi sudah berani dan bisa menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Belum tentu sekolah yang berdiri lama dan sudah mapan berani dan bisa menyelenggarakan pelatihan semacam ini," kata tim Suara Merdeka.

Sedangkan materi kepemimpinan disampaikan oleh tim dari Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang cabang Pekalongan dan motivator Asep Awaludin.

Ia memandang pentingnya leadership atau kepemimpinan tumbuh sejak mengenyam pendidikan awal, supaya ke depan tumbuh bibit-bibit pemimpin yang mandiri dan tangguh serta berakhlaqul karimah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para ulama-pejuang pendiri jamiyyah NU.

"Fitrah manusia lahir untuk menjadi pemimpin, minimal menjadi pemimpin dalam rumah tangganya kelak. Karena itu, generasi pelajar muda NU harusnya sejak dini mengasah diri dalam berorganisasi agar kelak lahir calon pemimpin yang mumpuni dan berakhlaq Ilahi seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dan pendiri negeri ini serta kiai pendiri Nahdlatul Ulama," kata Ketua IMPP Pekalongan Samsul Maarif. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU

Senin, 3 Meret 2014 kemarin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan tahlilan 40 hari KH Sahal Mahfudh di Masjid An-Nahdlah, lantai dasar kantor PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Selain Kiai Sahal, tahlilan juga dimaksudkan untuk mendoakan beberapa kiai dan pengurus NU yang tidak lama berselang telah meninggal dunia, antara lain KH Masduki Mahfudz (Rais Syuriyah PBNU dari Malang), KH Zainal Arifin Munawwir dan KH Warson Munawwir (Pesantren Krapyak Yogyakarta), KH Waris Ilyas (Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep), KH Endin Fachruddin Masturo (Mustasyar PBNU, Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi), H Fajrul Falakh (mantan Ketua PBNU, Jakarta) dan H Abdullah Machrus (mantan Bendahara PBNU, Pekalongan).

Memang beberapa bulan terakhir beberapa kiai dan pengurus NU meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. KH Warsun Munawwir meninggal pada Kamis 18 April 2013. Belum genap satu tahun, awal tahun 2014 warga Nahdliyin dikejutkan dengan meninggalnya pucuk pimpinan NU KH Sahal Mahfudh pada 24 Januari.  Tidak lama berselang, H Abdullah Machrus meninggal pada Jum’at 7 Februari, beberapa hari kemudian H Fajrul Falaakh meninggal pada Rabu 14 Februari, KH Zainal Munawwir meninggal pada Sabtu 15 Februari, KH A Warits Ilyas pada 22 Februari, dan KH Masduki Mahfudz meninggal pada 1 Maret.

Dalam kultur masyarakat NU, wafatnya kiai dan para sesepuh mempunyai daya magnet yang sangat kuat untuk mengumpulkan warga yang tercerai-berai di berbagai tempat. Warga berkumpul dalam momen takziyah, shalat jenazah, hingga acara tahlilan 7 hari, 40 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Warga tak mesti berkumpul di rumah duka, tetapi juga di tempat yang jauh untuk menggelar shalat ghaib dan doa bersama atau tahlilan.

Ketika seorang kiai pesantren meninggal dunia, spontan para alumni pondok pesantren yang tersebar di banyak tempat akan terhubung melalui berbagai saluran komunikasi. Beberapa alumni pesantren langsung meluncur ke pesantrennya dan bertemu dengan teman-temannya sesama santri yang telah terpisah beberapa tahun lamanya. Acara haul atau peringatan tahunan meninggalnya kiai juga menjadi alasan para santri untuk berkumpul. Lalu, biasanya banyak program dan agenda tersusun dari pertemuan itu.

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU

Kabar meninggalnya kiai juga cepat sekali tersebar. Sekarang semua orang sudah memegang telepon genggam, sehingga di tengah malam pun tak ada alasan untuk tidak menyebarkan berita duka kepada banyak orang. Di PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, meninggalnya kiai atau pengurus NU termasuk salah satu di antara berita yang paling populer, lebih banyak dibaca dari berita-berita yang bersifat formal organisasi yang bersifat instruksional. Pasti ada alasan untuk itu.

Lebih dari itu, wafatnya kiai dan para sesepuh merupakan peristiwa besar, entah di NU atau pesantren sebagai pembentuk karakter utamanya. Ini terkait dengan proses perpindahan kepemimpinan. Di NU atau di pesantren, pemimpin utama bukan sekedar orang yang paling alim, tetapi juga yang paling sepuh. Barangkali ini tercermin dari prosesi shalat berjamaah. Bahwa yang menjadi imam utama dalam shalat berjamaah lima waktu di pesantren bukan yang paling fasih atau paling bagus bacaan Al-Qur’annya, tetapi yang paling tua usianya. Proses pergantian pemimpin berlangsung secara teratur dan alamiah. Secara umum, jika masih ada yang tua, yang muda tidak akan berani menjadi imam shalat. Dan seperti shalat, memimpin NU tidak semata pemimpin organisasi, tetapi juga memimpin untuk menjalankan ajaran agama. (A. Khoirul Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Oleh Ahmad Naufa Khoirul Faizun



Foto yang ditampilkan di halaman ini adalah hasil jepretan Muhammad Fatichin di pesawahan Desa Kalipucung Timur, Batang, Jawa Tengah, pada 11 April 2016. Sekilas, foto ini terlihat biasa dan tak ada yang istimewa, yaitu: para petani melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di pematang sawah.

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Namun, di balik apa yang tampak ini, betapa agama Islam yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu di Makkah, telah membumi dan dilaksanakan oleh umat Islam sampai di pelosok desa. Pengaruh Islam begitu terasa, dan telah berakulturasi dengan adat dan budaya masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Belakangan, Islam ini mulai dikoyak dengan ide khilafah (Negara Islam). Mungkin mereka berpikir, butuh polisi syariat untuk menilang orang-orang yang enggan atau belum melaksanakan shalat pada waktunya. Padahal, tindakan pemaksaan seperti itu justru akan merendahkan kualitas ibadah seseorang: tidak berangkat dari kesadaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka lantang meneriakkan anti-Pancasila dan anti-demokrasi. Padahal, seharusnya mereka sadar, hanya demokrasi lah yang memungkinkan mereka bersuara tanpa kehilangan nyawa. Andai mereka berteriak ketika era Orde Baru dulu, tentu mereka sudah habis tanpa sisa, seperti beberapa aktivis Komunis yang mencoba menggulingkan negara.

Kemapanan Islam di Nusantara juga dikoyak oleh beberapa organisasi yang mengimpor Islam dari Timur Tengah. Dengan serta merta, tanpa pemahaman ideologis, metodologis dan historis yang memadahi, mereka menghakimi sesama muslim dengan ungkapan provokatif: bid’ah dan sesat.

Namun, sepertinya kita tak perlu khawatir dengan tingkah-polah mereka, karena dalam sejarahnya paham-paham yang mencerabut akar-budaya Nusantara selalu akan tergerus dan tidak laku. Meski demikian kita mesti waspada kepada gerakan mereka, oleh karena mereka memiliki jaringan internasional dengan biaya yang besar. Televisi, radio sampai buku dan majalah menjadi media mereka dalam mencerabut Islam dari akar-budaya Nusantara.

Sekali lagi, foto ketaatan petani ini mengingatkan, menegur, dan memberi teladan kepada kita, bahwa "orang kecil" pun memiliki kebesaran dan harga diri dalam melaksanakan ajaran Tuhan. Mereka bekerja, memakan hasil keringat sendiri, beribadah dan jauh dari ingar-bingar korupsi yang marak di parlemen, pemerintahan, sampai sekolahan. Mereka memiliki kemuliaan yang dewasa ini banyak hilang: kemandirian dan ketaatan kepada Tuhan.

Mereka para petani itu juga menjadi "tulang punggung bangsa", kata pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Keberadaannya belum sepenuhnya diperhatikan pemerintah, utamanya upaya protektif akan keberadaan cukong dan pemborong. Pemerintah lewat Kementan dan Bulog mesti kerja lebih keras lagi, akar nasib petani bisa menjadi tuan-rumah di negeri sendiri. Beruntung, tahun lalu Indonesia telah mengekspor beras kelas khusus/organik 148 ton yang artinya ada peningkatan yang signifikan.

Dengan tenaga, keringat, doa dan keringat para petani, nasi putih dan harum tersaji di meja makan kita, meja makan restoran mewah, warung-warung angkringan sampai meja makan istana negara. Semoga pemerintah kedepan bisa lebih memperhatikan petani. Juga, nasib petani bisa sejahtera sebagai pilar kemandirian sebuah negara. Amin.

Penulis adalah kader IPNU dan seorang anak petani desa.



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah