Senin, 27 November 2017

Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Majlis dzikir dan shalawat “Kenduri Syafaat” pesantren Nailun Najah desa Kriyan kecamatan Kalinyamatan sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 silam.



Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda

Majelis yang dilaksanakan selapan sekali pada malam Senin Kliwon diisi dengan membaca maulid dan ratib al-hadad. Kegiatan ini merupakan tempat berkumpulnya para pemuda.

Untuk jamaah mulanya dari pengurus maupun anggota PAC IPNU-IPPNU Kalinyamatan lambat laun merambah kepada pemuda secara umum. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Awal mula jamaah dari PAC IPNU–IPPNU Kalinyamatan karena waktu itu kakak saya Gus Muhammad pernah menjadi ketua PAC IPNU. Kini, jamaah semakin menyebar tidak hanya dari kalangan IPNU-IPPNU saja,” terang Abdur Rohman mewakili Gus Muhammad selaku pengasuh. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam setiap majlis jelas Gus Maman sapaan akrbanya kegiatan hanya berisi ritual pembacaan maulid dan ratib. 

“Untuk momen-momen tertentu semisal haul Maulana Jalaluddin Rumi 17 Desember kemarin kami mengundang pemain kecapi dari Blora. Momen lain kami juga pernah mengundang PC Lesbumi Jepara dan masih banyak lagi,” katanya saat ditemui di kediamannya, Ahad malam (20/1).

Kegiatan tersebut lanjut alumnus UIN Jogjakarta merupakan upaya untuk melanjutkan perjuangan ayahanda almarhum Kiai Suhaimi yang sempat vakum. “Sebagai anak-anak yang ditinggalkan abah kami perlu nguri-nguri pesantren yang pernah dirintis beliau,” imbuhnya. 

Gus Maman menambahkan majlis bertujuan untuk mewadahi pemuda berkumpul bareng. Bagi mereka yang enggan bertemu dengan sosok kiai sepuh melalui Kenduri Syafaat hal itu ditanggalkannya karena sama-sama masih muda. Melalui kegiatan selapanan tersebut Gus Maman merasa terbantu karena pesantrennya semakin syiar.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaiful Mustaqim   

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara

Belanda, Nu Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Nederland mengadakan workshop Islam Nusantara di Masjid Al-Hikmah, Den Haag, Belanda, Ahad (7/8) waktu setempat. Workshop ini dimaksudkan untuk mengenalkan gagasan Islam Nusantara kepada masyarakat Muslim Indonesia yang tinggal di Eropa. Tak kurang 100 peserta dari beberapa kota di Belanda hadir dalam acara ini.

Rais Syuriah PCINU Belanda, KH Nur Hasyim menekankan pentingnya promosi Islam Nusantara di Eropa, di tengah makin menguatnya pandangan miring terhadap Islam sebagai agama yang seolah-olah membolehkan cara-cara kekerasan dan anti perdamaian. “PCINU Belanda sangat concern terhadap isu ini. Saya bahagia workshop ini dihadiri banyak warga Indonesia dari berbagai kota di Belanda. Semoga dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi umat di sini”, ungkap KH Nur Hasyim.

Muhammad Latif Fauzi, kandidat doktor Universitas Leiden, Belanda yang juga pengurus PCINU Belanda ini menekankan bahwa serangkaian tragedi kemanusiaan dan aksi teror yang terjadi di Perancis, Belgia, dan Jerman belakangan ini menjadi tantangan dan cambuk bagi warga Muslim Indonesia di Belanda. “Kita harus dapat menunjukkan kepada dunia bahwa model Islam Nusantara, yang mengedepankan toleransi, kasih sayang dan nilai kemanusiaan inilah yang harus dikembangkan di Eropa,” lanjutnya.

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara

Workshop ini menghadirkan tiga narasumber yakni KH Zulfa Mustafa, Wakil Katib Amm PBNU, Ahmad Sudrajat, dan Dr. Mulawarman Hannase.

KH Zulfa Mustafa mengakui memang ada polemik di balik penggunaan istilah Islam Nusantara. Baik di kalangan NU sendiri, apalagi di luar NU. Menurutnya, perbedaan wacana ini hanya disebabkan komunikasi dan kurangnya silaturahim. Karena, jika dilihat dari konsep dan makna yang ditawarkan, ada harapan besar terhadap Islam yang berkarakter ke-Indonesiaan ini. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengingatkan, Islam Nusantara ini bukanlah Islam baru, tidak dibuat-buat. Ini adalah Islam sebagaimana yang telah diajarkan dan dipraktikkan oleh para ulama terdahulu. Menurutnya, jika direnungkan secara mendalam, kita mendapatkan titik temu dan banyak persamaan dari Islam yang telah diamalkan Nabi dengan praktik Islam Nusantara. Sangat disayangkan justru sekarang kita agak sulit bisa menemukan Islam ala Nabi itu di Timur Tengah, apalagi di tengah badai konflik etnis yang tak kunjung usai.

Kiai Zulfa menambahkan bahwa konsep Islam Nusantara lahir dari kenyataan bahwa kita adalah orang Islam yang tinggal di Indonesia, bukan orang Indonesia yang beragama Islam. Konsekuensinya, harus mampu memahami substansi dan tujuan syariat Islam yang sesungguhnya, untuk diterapkan dan disesuaikan dengan budaya Nusantara yang sangat kaya. Bukan menerapkan sesuatu yang ditampilkan identik dengan budaya Arab. Artinya, tradisi atau adat yang berkembang di Nusantara selama tidak bertentangan dengan dalil syar’i tetap boleh dilaksanakan.?

Ia kemudian mencontohkan sholawat dan berjabat tangan setelah salam adalah tradisi yang baik, mengajarkan akhlak mulia dan persaudaraan. Ia juga mengingatkan bahwa sekarang banyak orang dengan mudahnya menyalahkan, bahkan mengharamkan tradisi-tradisi yang sejak dulu telah berjalan. Dicap bid’ah atau syirik. Padahal, jika seseorang itu menguasai khazanah klasik (turats), ia dapat menemukan dalil atau pendapat ulama yang membolehkannya. Lemahnya kemampuan bahasa Arab dan penguasaan atas turats inilah yang mengakibatkan pemahaman dangkal dan sempit. Walhasil, tidak heran beberapa kelompok Islam yang tidak mengenal turats ini senang menyalahkan orang lain.

Kiai Zulfa menegaskan bahwa Islam Nusantara ini memiliki konsep fikroh, amaliah, dan harokah yang jelas. Berbasis pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah. Secara fikroh Islam Nusantara berdiri pada prinsip tasamuh dan tawassuth. Secara amaliah, mengamalkan fiqh madzhab Syafi’i tanpa menutup kemungkinkan menerima madzhab fikih yang lain. Sedangkan secara harokah, menekankan pendekatan persuasif, sebagaimana pendekatan tadrij (bertahap) dalam tasyri’ (pemberlakuan syariah).

Ahmad Sudrajat mewakili PBNU, menekankan pentingnya mengembangkan dakwah yang berkarakter Islam Nusantara. Ia justru menyayangkan beberapa kejadian akhir-akhir ini sering membuat masyarakat resah, bahkan mengakibatkan konflik internal keluarga. Misalnya kasus seorang anak yang dengan sangat arogan membuang makanan untuk tahlilan. Ia melalukan itu hanya karena baru mendengar pemahaman agama yang kemudian dianggap paling benar. Padahal dia tidak pernah mengerti sumber teks yang menjadi dasar pemahaman tersebut. Tradisi tahlilan atau haul yang sudah berjalan sekian lama ini tiba-tiba disalahkan dan dianggap di luar Islam. Menurutnya, Islam di Indonesia sekarang dilanda krisis pengetahuan terhadap sumber-sumber Islam, serta penghargaan terhadap jasa para ulama yang telah menyebarkan dakwah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Dr. Mulawarman Hannase menekankan identitas Islam Nusantara yang sangat distingtif jika dibandingkan Islam di Timur Tengah, Arab Saudi misalnya. Ia menceritakan kisah seorang polisi syariah di Arab Saudi yang dihukum gara-gara mempertanyakan doktrin Islam ala Saudi yang tidak membolehkan perempuan berada dalam satu majlis (ikhtilath) dengan laki-laki atau menyetir mobil. Doktrin ini dianggapnya tidak mencerminkan esensi ajaran Islam.

KH Hambali, sesepuh PPME Nederland dan imam Masjid Al-Hikmah mengharapkan kegiatan workshop untuk bertukar ilmu, informasi dan pengalaman ? seperti ini bukan yang terakhir. Sehingga akan ada seri workshop lanjutan. PCINU Belanda diharapkan oleh masyarakat Islam di Belanda untuk dapat berkiprah menjadi garda untuk mempromosikan Islam yang ramah, menghargai keragaman, dan berorientasi perdamaian. (Red-Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 November 2017

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat. Saya mendengar bahwa sepekan lalu, Kamis (16/6), kegiatan buka puasa bersama lintas iman yang rencananya dihadiri istri mendiang Gus Dur Hj Sinta Nuriyah terpaksa gagal di Gereja Katolik Kristus Ungaran, Semarang karena aksi penolakan sekelompok orang yang mengaku komunitas Muslim.

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Pertanyaan saya, apakah pandangan Islam terkait buka puasa di tempat ibadah non-Muslim? Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr.wb. (Abdul Malik, Jakarta).

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Perihal kasus yang saudara Malik tanyakan, Penulis melihat ada sejumlah persoalan. Kita akan membicarakan kasus ini setidaknya dari penolakan oleh sekelompok yang mengaku komunitas Muslim itu.

Apakah yang dipersoalkan itu adalah makanannya, tempat berbuka puasanya, kebersamaan Muslim yang berpuasa dengan non-Muslimnya, atau siapa yang mengundangnya? Menurut dugaan kami, setidaknya empat pokok masalah ini yang dipersoalkan. Kita akan memulai satu per satu menguraikan empat masalah ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama masalah makanannya. Kalau makanan yang dihidangkan untuk berbuka puasa itu terbuat dari zat yang diharamkan seperti babi, anjing, khamar, dan segala bentuk makanan dan minuman, jelas memakan dan meminumnya adalah haram.

Tetapi kalau yang dihidangkan berupa makanan yang halal, maka tidak masalah mengonsumsinya meskipun itu disediakan non-Muslim. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 5 sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal juga bagi mereka.”

Perihal ayat ini, An-Nasafi dalam tafsirnya Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil menjelaskan,

? ? ? ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? { ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu) maksudnya adalah hewan yang disembelih oleh mereka. Karena semua makanan itu tidak dihalalkan secara khusus untuk agama ini. (dan makanan kamu halal juga bagi mereka) sehingga tidak dosa kamu berbagi makanan dengan mereka. Karena seandainya makanan orang beriman itu haram untuk mereka, niscaya tidak boleh memberikan makanan itu kepada mereka,” (Lihat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud An-Nasafi, Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil, Darul Fikr, Beirut).

Sedangkan kedua, masalah tempat sahur atau tempat berbuka puasa. Kita harus mengaitkan ibadah puasa dengan ibadah lainnya. Para ulama membedakan ibadah puasa dari lainnya. Kalau ibadah lainnya seperti shalat, umrah, dan haji, waktu dan tempat pelaksanaannya sudah ditentukan. Orang tidak bisa berhaji di sembarang tempat. Demikian juga shalat. Meskipun setiap jengkal tanah bisa menjadi tempat shalat, Rasulullah SAW memakruhkan shalat di tempat mendeku unta, kolam pemandian, tempat penampungan sampah, kuburan, atau di jalanan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW melarang shalat di tujuh lokasi, tempat sampah, tempat jagal hewan, kuburan, di tengah jalan, kolam pemandian, tempat menderum unta, dan di atas Ka’bah,” (HR Ibnu Majah).

Adapun ibadah puasa hanya ditentukan waktunya yakni sejak terbit hingga terbenam matahari seperti disebutkan Al-Quran di Surat Al-Baqarah. Sedangkan perihal tempat, agama tidak membatasi orang yang berpuasa untuk melakukan sahur dan berbuka puasa di manapun. Jadi tidak ada larangan dalam Islam untuk bersahur dan berbuka puasa di tempat tertentu.

Sementara ketiga, kebersamaan dengan non-Muslim. Pergaulan antara Muslim dan non-Muslim tidak dipermasalahkan oleh Islam. Pada Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9, Allah SWT menegaskan bagaimana seharusnya hubungan Muslim dan non-Muslim.

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (8) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (9

Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sungguh Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Pada ayat ini, kita dapat melihat sababun nuzulnya terlebih dahulu. Ibnu Ajibah membawa riwayat sebagai berikut.

? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Diriwayatkan bahwa Qutailah binti Abdul Uzza (ketika musyrik) mendatangi anaknya, Asma binti Abu Bakar dengan membawa hadiah. Tetapi Asma tidak menerima pemberian ibunya dan tidak mengizinkan ibunya masuk rumah. Lalu turunlah ayat itu (Al-Mumtahanah ayat 8-9). Rasulullah SAW lalu meminta Asma untuk menerima pemberian ibunya, menghormati dan memuliakan ibunya,” (Lihat Ibnu Ajibah, Tafsir Al-Bahrul Madid).

Terakhir, adalah masalah siapa yang mengundang. Keterangan Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi dalam Hasyiyah I’anatut Thalibin dapat membantu kita memperjelas persoalan ini.

? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Jika diundang oleh seorang Muslim), kafir (harbi) tidak masuk kategori Muslim.Kalau diundang oleh kafir harbi, Muslim tidak wajib mendatangi undangannya. Tetapi disunahkan mendatangi undangan dzimmi (non-Muslim yang hidup rukun dengan Muslim),” (Lihat Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi, Hasyiyah I’anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut).

Dari empat pokok yang dipermasalahkan, kita ternyata tidak menemukan masalah di dalamnya. Memang benar tidak ada ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan kita untuk berbuka puasa atau sahur bersama non-Muslim. Tetapi kita juga tidak menemukan dalil Al-Quran dan hadits yang melarang buka puasa bersama di tempat ibadah non-Muslim.

Kami turut kecewa atas sikap penolakan sekelompok Muslim itu. Sebuah sikap yang memalukan. Saran kami, masyarakat Muslim mesti terus menggali perihal agama dan terutama hukum Islam secara seksama dan mendalam sehingga tidak asal berteriak ini munkar, itu munkar. Semuanya sudah jelas di dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.

Demikian jawaban singkat ini. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jajaran kiai, pengurus, staf pengajar dan santri pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep menggelar pelatihan pemanfaatan teknologi informasi terutama aplikasi internet dan perangkat lainnya selama dua hari, Sabtu-Ahad (17-18/5). Pelatihan ini dipandu Dekan Fakultas Teknik Informatika Dr H Agus Zainal Arifin dari Institut Teknologi Surabaya.

Materi pelatihan selama dua hari berisi peningkatan kompetensi bagi penyusunan perangkat pembelajaran berbasis IT. Para peserta dibekali materi pembelajaran efektif. “Yang juga tidak kalah penting adalah e-learning, yakni pembelajaran yang dirancang agar lebih efektif,” terang Kepala MA 1 Putri Annuqayah Mohammad Afif kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (19/5).

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran

Pelatihan ini, sambung Afif, memudahkan para guru dalam menyelesaikan sejumlah permasalahan teknis yang ada berhubungan dengan perangkatan pembelajaran. Dalam waktu tidak lama, para tenaga pengajar nantinya dapat dengan cepat membuat soal, melakukan koreksi sekaligus memberikan nilai kepada siswa, bahkan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Padahal, di sejumlah tempat pembuatan RPP merupakan pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga.

“Bahkan banyak ditemukan pembuatan RPP yang copy paste, sedangkan yang bersangkutan tidak memahami hakikat dari yang dikerjakan,” kata Afif.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasil pelatihan ini tidak semata untuk para guru, tetapi juga dirasakan para siswi sekolah ini. Diupayakan pada tahun ajaran baru mendatang, para siswi MA 1 Putri Annuqayah akan dibekali pemahaman dan pengetahuan bagi pengguanaan perangkat smartphone berjenis ipad dan tablet.

“Dengan menggunakan jaringan internet dan piranti pendukung, maka sejumlah pihak akan termotivasi untuk belajar tanpa mengenal waktu seperti pesan agama,” pungkas Afif. (Saifulah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Warta, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas

Dalam sebuah perjamuan duduklah seorang anak kecil bersama beberapa orang dewasa untuk makan bersama pada sebuah meja. Orang-orang dewasa yang tampak beritikad kurang baik ini mulai melirik porsi sajian anak kecil tersebut. Mereka mencari alasan untuk memperdayainya.

Di tengah perjamuan itu si anak mulai menangis.

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas (Sumber Gambar : Nu Online)
Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas (Sumber Gambar : Nu Online)

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas

“Kamu kenapa nak?” tanya mereka .

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Makanan ini masih panas. Sedangkan aku sudah lapar,” kata anak itu sambil tetap mencurigai mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tinggalkan sejenak meja ini. Bermainlah dulu, sebentar makanan ini akan dingin,” kata mereka.

“Lho, kalian juga tidak meninggalkan sejenak meja ini?” (Alhafiz K)

*) Cerita ini dikutip dari Akhbarruz Zhiraf wal Mutamajinin (Hikayat Orang Cerdik Pandai dan Orang “Gila”) karya Abdurrahman Al-Jauzi. Judul dibuat oleh pengutip.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Diharap Manfaatkan Program KUR

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemerintah melalui Perbankan yang ada di bawah naungan Kementerian Negara BUMN memberi kesempatan kepada pesantren yang ada di Indonesia untuk memanfaatkan program KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Pesantren Diharap Manfaatkan Program KUR (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Diharap Manfaatkan Program KUR (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Diharap Manfaatkan Program KUR

Hal ini disampaikan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno saat menjawab pertanyaan dari H Aep Robayat, salah seorang peserta kegiatan dialog Menteri BUMN dengan para kiai Jawa Barat di Buntet Pesantren Cirebon, Jumat (16/10).

"Kami datang ke sini ingin dialog dengan para kiai apa yang bisa kami bantu untuk pesantren supaya bisa berkembang secara ekonomi," jawab Menteri Rini di hadapan para peserta.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, upaya Kementerian BUMN untuk membantu pesantren adalah melalui program Bina Lingkungan atau CSR (Corporate Social Responbility) dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ada dalam Perbankan BUMN.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saat ini dana KUR yang diserap baru 4,5 triliun, target kami KUR ini adalah 30 triliun," ungkapnya

Dana KUR untuk usaha pesantren, kata dia, bisa didapatkan di tiga perbankan BUMN, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri.

Ditambahkannya, untuk menarik para calon nasabah KUR agar mencapai target, perbankan BUMN ini menurunkan bunga bank yang sebelumnya sebesar 19 persen menjadi 12 persen. Selain itu, bank BUMN ini tetap buka dan melayani para nasabah KUR di hari libur atau hari minggu. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 November 2017

IPNU-IPPNU Rogojampi Antusias Bagi Takjil

Banyuwangi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Banyak sekali berbagai amalan yang dapat dilakukan saat ibadah puasa. Mulai dari membaca Al-Qur’an, mengaji, berbakti kepada orang tua, atau bahkan membagi-bagikan takjil di pinggir jalan. Seperti agenda kegiatan puasa di hari ketiga yang dilakukan oleh PAC IPNU-IPPNU Rogojampi bersama MWC NU Kecamatan Rogojampi di kawasan Jalan Pangeran Diponegoro, No.211, depan kantor Kecamatan Banyuwangi. (29/05) menjelang waktu buka puasa.

Gelaran bakti sosial ini selain dihadiri pengurus IPNU IPPNU dan MWC NU Kecamatan Rogojampi, nampak hadir pula banom-banom NU.

IPNU-IPPNU Rogojampi Antusias Bagi Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Rogojampi Antusias Bagi Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Rogojampi Antusias Bagi Takjil

Ketua PAC IPNU Rogojampi Khoerul Insani mengatakan, gelaran kegiatan ini penting dilakukan guna memunculkan kepekaan sosial dalam masyarakat.

"Puluhan kader-kader saya libatkan di rentetan aksi bakti sosial ini sebagai upaya pengaktifan nilai-nilai sosial di dalam diri mereka. Meski mereka masih kader-kader baru, antusias mereka dengan kegiatan ini sangat luar biasa," jelas Insani.

Insani menilai kegiatan ini sangat luar bisa menginspirasi sekali bagi teman-teman yang belum tergabung dengan organisasi NU. "Selain bakti sosial ini adalah dakwah, sekaligus memberikan tauladan bahwa masih banyak di negeri ini pemuda-pemuda NU yang memberikan inspirasi perubahan bagi negerinya," tutup Insani.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Sekretaris MWC NU Kecamatan Rogojampi Heri Dwi Setiawan menyampaikan, ini adalah kegiatan bakti sosial yang mengandung arti memberikan nilai-nilai pendidikan kader di organisasi Nahdlatul Ulama untuk para generasinya.

"Saya harap nantinya mereka ketika benar-benar terjun di sosial masyarakat mereka mampu mewarnai kehidupan masyarakat ditengah-tengah ketimpangan sosial," harap Heri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara tersebut juga menampilkan aksi live music yang diisi oleh NSC. Grop music yang mewadahi minat dan bakat kader PAC IPNU Rogojampi. (M. Sholeh Kurniawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah