Jumat, 17 November 2017

Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit

Majalengka, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pesantren Raudlatul Mubtadiin desa Cisambeng, Palasah, Majalengka mengadakan pelatihan menjahit rutin sepekan sekali bagi para santri. Pelatihan rutin yang dimulai sejak 2011 ini bertujuan membekali keterampilan dasar menjahi.

Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit

Rais Aam pesantren Raudlatul Mubtadiin Agus Rofii menginginkan melalui keterampilan menjahit ke depan salah satu pintu rezeki santri terbuka sebagai mata pencaharian.

“Usaha menjahit itu cukup berpotensi. Keterampilan menjahit sangat dibutuhkan di masyarakat. Prospeknya juga bagus," kata Agus saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di ruangan menjahit pesantren Raudlatul Mubtadiin, Ahad (5/10) sore.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agus menambahkan, sejumlah program di pesantren mengarahkan para siswa menjadi seorang wirausahawan. Sehingga, para santri tidak jenuh untuk nyantri di sini karena kegiatan kita tidak terbatas pada mengaji saja.

Ia berharap para santrinya siap pakai di masyarakat ketika selesai mengaji di pesantren ini. (Aris Prayuda/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LKNU Pusat; Adakan Pelatihan Dukungan ODHA

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Kesehatan Nahdhatul Ulama (LKNU) Pusat mengadakan pelatihan “Peer Support Dukungan ODHA”. Pelatihan ini ditujukan untuk “pendukung sebaya”. Yakni yang mendampingi teman-teman yang “positif” atau Orang Dengan HIV & AIDS (ODHA).

LKNU Pusat; Adakan Pelatihan Dukungan ODHA (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Pusat; Adakan Pelatihan Dukungan ODHA (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Pusat; Adakan Pelatihan Dukungan ODHA

Pelatihan ini diselenggarakan pada Senin- Jum’at, 21 – 25 April 2014 di Hotel Grand Tjokro, Jl. Gejayan 37, Yogyakarta. LKNU menggandeng Yayasan Spiritia dalam menyelenggarakan pelatihan tersebut.

“Pesertanya berasal dari berbagai provinsi, misalnya dari Jambi, Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Barat. Ada 41 orang yang mewakili dari LSM Lokal yang bergerak dalam pendampingan ODHA di masing-masing daerah,“ kata Bahrul Ulum, Koordinator Nasional Program Penanggulangan HIV/ AIDS tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ulum juga mengatakan bahwa pelatihan kali ini merupakan pelatihan yang ketiga. Pertama pernah dilaksanakan di Yogyakarta dan Pontianak. Kemudian pelatihan keduanya di Jakarta. Pelatihan ketiga ini paralel dengan yang di Jakarta. Acara yang di Jakarta itu ditujukan untuk Konselornya, sedangkan saat ini pendampingnya.

“Acara serupa diagendakan secara berkala dalam beberapa gelombang. Rencananya ada sekitar 270-an sasaran yang harus dilatih. Semuanya tersebar dalam 21 provinsi se-Indonesia,” lanjutnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama LKNU Pusat dengan Yayasan Spiritia. Lembaga yang concern dalam mendampingi ODHA di Indonesia. “Mereka sudah mempunyai wilayah di semua provinsi. Kita dibantu mulai dari fasilitator sampai modul itu dari mereka semua,” jelas Ulum. (suhendra/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pagi itu, Ahad (2/2), cuaca tampak cerah, sedikit berbeda dengan hari biasanya yang akrab dengan hujan. Gelaran Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, pun semakin meriah. Tua, muda, ? besar kecil semua asyik dengan segala aktivitas masing-masing.

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan

Mentari perlahan naik, jalanan protokol Kota Solo itu semakin ramai pengunjung.? Tiba-tiba di salah sudut jalan, tepatnya di depan kompleks Rumah Dinas Walikota Solo, di Loji Gandrung, sebagian aktivitas pengunjung terhenti ketika suara tabuhan membahana diiringi bunyi gemerincing. Alunan musik itu bertambah semarak dengan munculnya barongsai yang meliuk-liuk indah bak seekor naga tengah terbang menari.

Tak pelak, atraksi barongsai menjadi tontonan para pengunjung. Mereka berkerumun untuk menyaksikan lebih dekat salah satu budaya dari Tionghoa tersebut. Sementara itu, di dekat kerumunan atraksi, beberapa orang membentangkan sejumlah spanduk. “Merayakan Kebersamaan Dalam Perbedaan”, “Solo Damai; Hargai Perbedaan, Perkokoh Kebhinekaan”, dan lain sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rupanya rangkaian atraksi dan bentangan spanduk tersebut merupakan kegiatan aksi yang dilakukan Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Solo bersama sejumlah elemen lain. “Acara ini merupakan gabungan peringatan Harlah NU dan perayaan Imlek,” kata Ketua PC GP Ansor Solo Muhammad Anwar saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah seusai acara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk itu, pihaknya menggandeng komunitas Forplas. Forplas ini merupakan forum pemuda lintas iman se-Solo. “Harapannya, ya kita ingin menciptakan perdamaian dan membangun kebersamaan,” terang Anwar yang juga menjabat sebagai ketua Forplas.

Ditambahkan olehnya, pada momentum ini panitia juga membagikan kue keranjang, yang identik dengan perayaan imlek, kepada para pengunjung. “Kalau tahun kemarin, sekaligus juga kita kampanye antinarkoba, dengan membagi stiker bertuliskan: kue keranjang lebih enak daripada narkoba,” ungkap Anwar.

“Ya, semoga dengan cara-cara kecil semacam ini, juga dapat mempererat persaudaraan dan menjadi kegiatan positif bagi generasi muda,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, RMI NU, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Kebumen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengisi rangkaian praharlah ke-91 NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kebumen mengadakan Sekolah Jurnalistik Sehari pada akhir pekan, Ahad (25/5) pagi. Sekolah ini difasilitasi redaksi majalah Nahnuniyah dan situs PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen.

Sekolah jurnalistik ini akan dilangsungkan di ruang pertemuan SMK Ma’arif NU 1 Kebumen. Ketua pelaksana sekolah jurnalistik Laeli Masroh mengatakan kegiatan ini akan dibuka Ketua PCNU Kebumen.

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Peserta dibatasi maksimal sebanyak 30 orang. Peserta terdiri atas utusan sekolah dan madrasah yang diundang. Setiap sekolah mengutus 2 siswa. Selain mereka, kita juga meminta banom NU, kampus, dan pesantren mengirimkan utusannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir sebagai narasumber koordinator Merdeka.com untuk Jateng dan DIY Yogyakarta Parwito Dava, direktur Jinggamedia.com Ahmad Rovahan, serta jajaran redaksi Nahnuniyah sebagai narasumber.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita maunya terus kerja online. Tiap peserta nantinya membawa laptop sendiri untuk operasional. Kita arahnya sudah praktis,” jelas Laeli.

Wapimred PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen Bahrun Ali Murtopo membenarkan rencana sekolah jurnalistik akhir pekan itu. Ia optimis acara ini akan memperkuat kinerja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen. (Has Chamidy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pendidikan, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Banyak ulama Nusantara yang belum terekam jejak peninggalannya sehingga banyak dilupakan oleh kalangan intelektual Muslim saat ini. Salah satu tokoh ulama Nusantara yang mempunyai pengaruh besar dalam sanad keilmuan ulama-ulama di Nusantara adalah Syekh Ahmad Nahrawi Banyumas.

Direktur Islam Nusantara Center A Ginanjar Sya’ban membahas jejak peninggalan Syekh Nahrawi dalam diskusi rutin Sabtu, (30/9) di Ciputat, Tangerang Selatan.

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)
Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Kiai Nahrawi lahir di Purbalingga pada tahun 1276 H (1860 M). Nama aslinya adalah Kiai Mukhtarom. Kemudian tafa’ulan kepada gurunya sehingga namanya menjadi Nahrawi.

“Nama lengkap beliau adalah Ahmad Nahrawi Mukhtarom bin Imam Raja Al-Banyumasi Al-Jawi. Biografinya terdapat di kitab A’lamul Makiyyin yang ditulis oleh Syekh Abdullah Muallimi. Ada di entri nomor 1431 halaman 964,” ujar penulis buku Mahakarya Islam Nusantara itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kitab tersebut menurutnya menceritakan tentang Syekh Nahrawi yang dilahirkan di Banyumas dan datang ke Mekkah pada usia 10 tahun. Dalam kitab itu juga dituliskan bahwa ia sangat tekun belajar kepada ulama-ulama Masjidil Haram sampai akhirnya mendapatkan surat izin untuk mengajar di Masjidil Haram. Dalam kitab tersebut juga menurutnya diceritakan bahwa dari tangan Syekh Nahrawi keluar murid-murid yang menjadi ulama besar.

Dalam keterangannya, ada juga kitab lain yang memuat biografi Syekh Nahrawi yaitu Al-Mudarrisun fil Masjidil Haram. Kitab yang ditulis oleh Mansyur An-Naqib itu menurutnya berisi pengajar yang ada di Masjidil Haram dari abad pertama zaman sahabat sampai kitab itu ditulis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Biografi Syekh Nahrawi terdapat dalam juz 1 halaman 287,” tambahnya.

Ia menyampaikan peran Syekh Nahrawi Banyumas dalam jejaring keilmuan ulama Nusantara sangat besar. Hal itu menurutnya ditandai dengan beberapa karangan dan taqridz atas kitab-kitab ulama Nusantara. Bahkan, penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie yang menjadi moderator dalam diskusi tersebut juga menyampaikan Syekh Nahrawi merupakan gurunya ulama-ulama Nusantara.

“Habib Luthfi pernah mengatakan bahwa tidak ada karangan ulama-ulama Nusantara di Mekkah yang diterbitkan tanpa ada tanshih atau rekomendasi dari Syekh Nahrawi Banyumas. Guru utama Habib Luthfi bin Yahya yaitu KH Abdul Malik Purwokerto merupakan murid beliau (Syekh Nahrawi),” tambah penulis buku Laskar Ulama Santri dan Resoulusi Jihad itu.

Keterangan tersebut didukung oleh beberapa karangan dan taqridz Syekh Nahrawi yang disampaikan oleh intelektual Islam Nusantara A Ginanjar Sya’ban di antaranya, kitab Nadzom Risalatul Manasiq atau dikenal dengan Qurotul Uyun Linnasiq Al Muti’ bil Funun. Selain itu, menurutnya Syekh Nahrawi juga mempunyai kitab yang berisi ulasan atau ta’liq terhadap Risalah Kiai Ahmad Zaini Dahlan. Kitab yang berisi tentang ilmu Ballaghah itu menurutnya dicetak oleh Al-Maktabat Taroki Al-Majidiyah di Mekkah pada tahun 1911 M.

“Saat ini, manuskripnya tertulis milik KH Abdullah Umar Faqih Cemoro Banyuwangi,” tambahnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa ada juga manuskrip tentang fatwa Syekh Nahrawi yang berjudul Risalah fi Hukmin Naqus. Kitab yang sampai saat ini tersimpan di Pesantren Langitan, Tuban itu berisi tentang risalah hukum memukul kentongan yang menjadi tradisi Islam di Nusantara.

Dalam risalah tersebut, ia menceritakan ada seseorang yang menanyakan pendapat Syekh Nahrawi tentang ulama Nusantara baik di barat maupun di timur yang memukul kentongan yang terbuat dari sebilah kayu atau bambu dengan bertujuan untuk memberitahukan waktu masuknya shalat wajib. Tetapi setelah memukul kentongan, adzan, pupujian, dan iqamah pun dilakukan. Selain itu, mereka juga tidak menyukai agama para penjajah. Jadi orang tersebut menanyakan apakah hukum kentongan ini disamakan dengan hukum lonceng yang ada di gereja atau tidak.

Dari pertanyaan itu, jawaban dari Syekh Nahrawi menurutnya sangat moderat.

“Beliau menjawab bahwa ada banyak pendapat dari ulama. Ada yang mengharamkan, ada yang memakruhkan, dan ada yang membolehkan,” tambahnya.

Selain itu, yang tidak kalah penting dari jejak peninggalan Syekh Nahrawi menurutnya yaitu Syekh Nahrawi sering memberikan taqrizh atau endorsmen pada kitab-kitab ulama besar waktu itu.

Beberapa kitab yang ditaqrizh yang disebutkannya yaitu Fathul Majid Syarh Jauharatut Tauhid karya Syekh Husain bin Umar Palembang dan fatwa Al-Ajwibatul Makkiyah ‘alal As’ilatil Jawiyyah yang ditulis oleh Syekh Abdullah bin Abdurrahman Siraj pada tahun 1922 M. Kitab yang kedua itu menurutnya berisi jawaban mufti Mekkah terhadap persoalan yang ada di Nusantara. Persoalan tersebut seperti tradisi Nusantara muludan, tahlilan, ziarah kubur.

“Empat tahun sebelum Nahdlatul Ulama didirikan secara resmi, ulama Mekkah itu sudah buat fatwa kalau masalah-masalah tradisi Islam yang ada di Nusantara itu sah dan ada dalilnya,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kitab tersebut merupakan dalil yang tak terbantahkan untuk kalangan Aswaja sekaligus menjadi dalil yang mematahkan argumen pihak-pihak yang mana mereka mengaku sebagai pihak-pihak ahlu ijtihad wal istinbat yang langsung mengambil hukum dari Al-Quran dan juga hadits.

“Dalam taqrizhnya, Syekh Nahrawi menulis bahwa mereka ingin mengambil langsung ke Al-Quran dan Hadits seperti Mujtahid tetapi mereka tidak mempunyai syarat-syarat ijtihad itu sendiri. Tetapi karena ideologi yang rusak dan sudah tertancap dan hatinya yang keras itu, mereka tidak mau mendengarkan dalil-dalil yang dituliskan oleh para ulama-ulama yang ahli keutamaan,” tambahnya.

Selain memberikan taqrizh, Syekh Nahrawi juga menulis sebuah catatan atau taqrirat penting atas kitab Fiqih Minhajul Qawwim yang ditulis oleh Syekh Nahrawi Banyumas pada tahun 1908.

“Kitabnya berjudul Taqrirat Qayyimah ‘ala Syarh Minhaj al-Qawwim fi al-Fiqh al-Syafi’i,” pungkasnya. (M Ilhamul Qolbi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konfercab NU Jombang 2017 Siap Digelar dengan Pendanaan Mandiri

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Ketua Panitia Konfercab Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Munif Khusnan, mengungkapkan, persiapan Konfercab (konferensi cabang) sudah mulai memasuki tahap terakhir, dan beberapa persiapan yang belum rampung dalam waktu dekat ini akan segera terselesaikan.

Konfercab NU Jombang 2017 Siap Digelar dengan Pendanaan Mandiri (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab NU Jombang 2017 Siap Digelar dengan Pendanaan Mandiri (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab NU Jombang 2017 Siap Digelar dengan Pendanaan Mandiri

Pernyataan ini disampaikan Munif dalam acara Tasyakkuran Hari Lahir (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-94 dan Silatda (silaturahim daerah) kader penggerak NU di Gedung Serbaguna KH Hasbullah Said, Tambakberas, Jombang, Rabu (12/4/17) malam.

"Seharusnya pada malam hari ini sudah penyerahan materi dan ID card peserta Konfercab NU Jombang. Tapi karena beberapa hal maka harus ditunda sampai tanggal 15 April 2017," jelasnya.

Ia menambahkan, Konfercab PCNU Jombang yang akan dilaksanakan pada tanggal 22-23 April 2017 di Pondok Pesantren Tebuireng itu sepenuhnya difasilitasi oleh warga Nahdliyin sendiri, khususnya dari sisi pendanaan, sehingga pihak manapun tidak bisa mengintervensi kegiatan NU.

"Untuk pertama kalinya, dana Konfercab ditanggung oleh warga Nahdliyin sendiri yang tidak ada motif apapun selain niat mengabdi buat NU. Bisa jadi ini adalah langkah pertama bagi PCNU seluruh nusantara," tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di sela-sela kegiatan harlah berlangsung, terpantau di lokasi, LAZISNU Jombang menyerahkan sumbangan dana sebesar 27.028.705 dari sejumlah sumbangan yang dihimpun oleh sejumlah kader penggerak NU pada beberapa bulan terahir.

"Bantuan dari LAZISNU Jombang ini menambah uang yang sudah terkumpul dari Pengurus Anak Cabang, ranting dan Banom, ini membuktikan bahwa NU bisa mandiri jika mau berusaha," tegasnya. (Syamsul Arifin/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) titip pada Partai Golkar agar melaksanakan “moral politik” dengan memenuhi amanat dari masyarakat yang memilihnya ketika pemilu.

“Moral politik ini yang ditunggu oleh masyarakat, kalau tidak, rakyat akan putus asa. Hopeless politik ini berbahaya untuk semua partai,” tutur KH Hasyim Muzadi ketika menerima kunjungan pengurus Partai Golkar ke PBNU, Selasa (28/8).

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar

Hadir dalam pertemuan tersebut mewakili Golkar Priyo Budi Santoso, Nusron Wahid, Tubagus Ace, Suhartono Riyadi dan lainnya sedangkan dari PBNU KH Hasyim Muzadi, H. Ahmad Bagdja dan Syaiful Bahri Anshori.

Dikatakannya bahwa peran partai politik hanya menonjol dalam masa kampanye saja dan selanjutnya partai menjadi elitis bergerak untuk kepentingannya sendiri. Mantan Ketua PWNU Jatim ini memberi contoh penyelesaian masalah Lumpur Lapindo yang sampai sekarang belum tuntas. Disini peran partai sebagai pembela masyarakat belum kelihatan.

Pengasuh Ponpes Al Hikam Malang ini menuturkan bahwa Golkar sebagai partai sudah professional dan bisa bertahan oleh ujian zaman dari perpecahan yang banyak melanda partai dan tetap dipilih oleh masyarakat. Peran sebagai partai besar ini sangat ditunggu oleh masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah satu persoalan yang sedang menjadi keprihatinan PBNU adalah masalah konstitusi RI yang sekarang sudah dianggap kebablasan. PBNU telah mengadakan serangkaian diskusi terkait dengan amandemen UUD 1945, namun semuanya hanya sebatas masukan karena anggota DPR yang memiliki kekuasaan untuk menentukannya.

“Dengan kekuasaan yang dimilikinya, partai diharapkan dapat melakukan legislasi yang seusai dengan aspirasi masyarakat,” katanya.

Terkait kebijakan luar negeri salah satu Presiden World Conference of Religon for Peace ini menjelaskan bahwa pemerintah RI sebenarnya diharapkan bisa memimpin gerakan non blok, namun demikian kebijakannya saat ini sering tidak netral. “Mohon ini untuk difikirkan,” tuturnya singkat. (mkf)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah