Minggu, 17 September 2017

Bahtsul Masail NU Soroti Gizi Anak

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) menggelar diskusi halaqah syahriyah (diskusi bulanan) bertajuk ”Pentingnya Gizi dalam Menciptakan Generasi Berkualitas” di gedung PBNU, Lantai 5, Jakarta Pusat, Kamis (14/3) siang.

Bahtsul Masail NU Soroti Gizi Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahtsul Masail NU Soroti Gizi Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahtsul Masail NU Soroti Gizi Anak

Secara resmi acara dibuka Sekretaris Jendaral PBNU H Marsudi Syuhud. Turut hadir sebagai pembicara, Katib Aam PBNU KH Malik Madani, guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB Hardinsyah, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN Indra Wardana Ketua KPAI Badriyah Fayumi, Kepala Seksi Standarisasi Bina Konsumsi Makanan Direktorat Bina Gizi Titin Suhartini.

Ketua panitia Zulfa Mustofa mengatakan, persoalan gizi penting mendapat sorotan dari sudut pandang Islam. Ajaran dan lintasan sejarah Islam menunjukkan bahwa agama samawi ini sangat memperhatikan kebutuhan fisik demi terciptanya generasi berkualitas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Zulfa, masa kecil Rasululah dilalui secara sempurna karena mendapat asupan ibu susuan dari kabilah yang terkenal berkecukupan secara gizi. Umar bin Khattab, saat menjadi khalifah, juga pernah mengeluarkan kebijakan subsidi untuk ibu dan balita usia di bawah dua tahun. Umar menganggap, kebutuhan fisik sejak dini harus tercukupi.

”Karena itu penting pemerintah memperhatikan persoalan gizi,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Marsudi dalam ceramah pembukaannya menggarisbawahi, semua masalah yang dibahas untuk keperluan mencegah aspek bahaya (daf’un dlararah) digolongkan jihad. Hal ini dijelaskan dalam kitab yang lazim dikaji pesantren, Fathul Mu’in.

Forum halaqah ini diikuti oleh sekurangnya 35 peserta yang berasal dari pengurus LMBNU, civitas akademika kampus, anggota Muslimat NU, anggota Fatayat NU. Mereka mendiskusikan kualitas sumber daya manusia Indonesia, tertauma terkait kesehatan anak, usia ideal pernikahan, reproduksi, dan lain-lain.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jelang Ramadhan, Anak-anak Yatim Demak Terima Santunan

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Salah seorang anggota DPR RI Fathan Subchi menyambut bulan Ramadan dengan menyantuni seratus anak yatim-piatu di Desa Poncol Kecamatan Bonang, Demak, Kamis (25/5). Acara bertajuk Berbagi Kebahagiaan dengan Yatim ini dimaksudkan untuk menjalin kebersamaan dan silaturahmi pemerintah dan rakyat.

Menurut Fathan, kebaikan dan kesejahteraan terjadi manakala pemerintah, baik itu legislatif, eksekutif, maupun yang lainnya mampu dan mau untuk duduk bersama memecahkan setiap masalah yang ada.

Jelang Ramadhan, Anak-anak Yatim Demak Terima Santunan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Ramadhan, Anak-anak Yatim Demak Terima Santunan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Ramadhan, Anak-anak Yatim Demak Terima Santunan

Alhamdulillah, hari ini kita bisa sedikit mewujudkan itu, silaturrahim dengan warga Bonang. Semoga berkah,” tutur politisi asal Demak itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, Fathan yang juga menjadi pengurus harian Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) itu mengatakan supaya warga menggali potensi ekonomi di desanya. Kesejahteraan adalah capaian yang hanya bisa diraih dengan persatuan dan kesatuan.

“Dengan bersatu kita akan lebih mudah sejahtera dan orang NU harus bisa untuk itu,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bulan Ramadan, lanjut Fathan, merupakan bulan mulia yang harus dimanfaatkan untuk menjalin kebersamaan itu. Dengan prinsip berlomba-lomba untuk kebaikan warga NU dimanapun harus bisa sejahtera.

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, mari jadikan perbedaan sebagai kekuatan, kebersamaan menuju indonesia yang lebih sejahtera,” lanjutnya.

Ia berharap masyarakat akan terus menjalin kebersamaan yang sama di seluruh pelosok tanah air di Indonesia hingga akhirnya sejahtera bersama. Tampak hadir ratusan warga dengan antusiasme yang tinggi. (M Farid/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Lomba, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII: Bukan Sidang Komisi, Presiden Harus Datang Langsung

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengkritik keras sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipastikan tidak akan hadir untuk menjawab hak interpelasi DPR pada Sidang Paripurna, Selasa (5/6) besok.

PB PMII menilai, sidang yang akan meminta pertanggungjawaban Presiden terkait dukungan Pemerintah terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) nomer 1747 soal program nuklir Iran itu, merupakan sidang yang sangat penting sehingga tak bisa diwakilkan oleh menteri.

“PB PMII meminta kehadiran Presiden secara langsung. Karena masalah sepenting ini melibatkan berbagai departemen. Ini Sidang Paripurna bukan Sidang Komisi. Rencana kehadiran Menko Polhukam Widodo AS dalam sidang interpelasi, tidak cukup mewakili Presiden untuk menjelaskan masalah sepenting dan setrategis itu,” terang Ketua Umum PB PMII Heru Haryanto Azumi kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/6)

PMII: Bukan Sidang Komisi, Presiden Harus Datang Langsung (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII: Bukan Sidang Komisi, Presiden Harus Datang Langsung (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII: Bukan Sidang Komisi, Presiden Harus Datang Langsung

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa menegaskan, Presiden tidak akan hadir untuk menjawab hak interpelasi DPR dan akan diwakili Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Widodo AS.

"Surat Presiden sudah diserahkan kepada Ketua DPR dan biasanya nanti akan dibacakan. Saya tidak baik menyampaikan sesuatu yang mendahului surat tersebut," katanya, saat Rapat Kerja di Komisi II DPR di Jakarta, Senin.

Menurut Hatta, isi surat itu di antaranya adalah ucapan terima kasih Presiden kepada DPR dan menegaskan kehadiran Menko Polhukam dan beberapa menteri lainnya untuk menghadiri sidang tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hery mengingatkan kepada Pemerintah bahwa Iran adalah produsen minyak terbesar keempat di dunia yang sangat berpengaruh dalam menentukan harga minyak dunia. Jika negara pimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu diisolasi atau diserang secara militer karena tidak taat pada Resolusi DK PBB tersebut, maka maka pasokan minyak ke seluruh penjuru dunia akan terganggu. “Akibatnya, harga minyak akan membumbung tinggi,” jelasnya.

Menurutnya, Indonesia yang juga negara pengimpor minyak dan Iran adalah salah satu sumber minyak dalam negeri, ketidakstabilan politik dan ekonomi Iran atau kawasan Teluk Persia, secara umum akan berpengaruh terhadap harga minyak dalam negeri. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Kiai, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 16 September 2017

Bakti Santri untuk Negeri

Oleh: Anggi Afriansyah

Gemuruh kegembiraan Peringatan Hari Santri Nasional begitu semarak dirayakan di berbagai tempat. Sejak 2015, tanggal 22 Oktober memang resmi diperingati sebagai hari santri. Penetapannya dilakukan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. 

Bakti Santri untuk Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)
Bakti Santri untuk Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)

Bakti Santri untuk Negeri

Ada beberapa pertimbangan mengapa hari santri kemudian diperingati. Pertama, ulama dan santri berkontribusi besar dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, mengenang serta meneladani ulama dan santri dalam membela, mempertahankan dan berkontribusi untuk pembangunan bangsa. Ketiga, sebagai pengingat, bahwa pada tanggal tersebut resolusi jihad dikumandangkan oleh para Ulama, sebagai bentuk perlawanan terhadap agresi militer Belanda.

Tentu saja jejak langkah pesantren dalam mendidik anak bangsa tak usah diragukan. Latif (2013) mencatat hingga paruh pertama abad ke 19 sekolah-sekolah Islam tradisional mampu berperan sebagai institusi-institusi pendidikan yang utama di Hindia. Catatan dari Steenbrink, pada tahun 1873 merujuk pada laporan Kantor Inspeksi Pendidikan Pribumi (didirikan J.A. van der Chijs) jumlah pesantren ketika itu sekitar 20.000-25.000 dengan santri sekitar 300.000.

Beberapa pesantren yang didirikan pada era tersebut masih eksis hingga saat ini. Pesantren Tremas di Pacitan (1823), Pesantren Jampes dan Bendo di Kediri dan Pelangitan di Babat (1855), Pesantren Teglasari di Semarang (1870), Pesantren Tebu Ireng di Jombang (1899) (Soekardi, 1979; Dhofier, 1982 dalam Latif, 2013). Para santri dan kiayi merupakan agen penting perlawanan bagi pemerintah kolonial. Seruan hubbul wathon minal iman menjadi penguat bagi para santri untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para santri lahir dari rahim pesantren, dididik dengan tauladan terbaik para ulama para pewaris nabi yang mengedepankan uswatun hasanah. Mereka digembleng melalui disiplin tinggi pendidikan pesantren. Disiapkan untuk menjadi sosok terbaik yang mampu bermanfaat sesuai hadist Rasullah, khoirunnas anfauhum linnas--sebaiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya. Sebab itu pijakan pendidikan pesantren selalu berorientasi pada kemaslahatan umat dan kebaikan semesta. Berfokus pada penempaan diri para santri menjadi sebaik-baiknya manusia penebar kasih bagi sesamanya. 

Jumlah santri yang tercatat oleh Kemenag (2012) sebesar 3.759.198 adalah aset besar bagi bangsa ini. Jumlah tersebut dirilis tahun 2012. Jumlah yang sebesar itu jika tentu akan berkontribusi positif bagi negeri ini jika mendapatkan pendidikan di pesantren secara optimal. Santri tentu punya peran yang amat strategis bagi keberlangsungan bangsa ini. 

Di pesantren, para santri terpapar dengan beragam keilmuan bagi untuk penguatan keagamaan juga pengetahuan-pengetahuan praksis keseharian. Kondisi tersebut dapat menjadi salah satu keunggulan sistem pembelajaran pesantren. Pembelajaran pesantren menitikberatkan pada penguasaan yang benar-benar mumpuni mengenai permasalahan keagamaan dari beragam referensi yang di susun ulama-ulama terdahulu. Mereka dibiasakan dengan beragam perdebatan beragam ulama. Kondisi tersebut membuat para santri sejak awal dibiasakan dengan ragam cara pandang yang tentu saja tidak monolitik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di pesantren, para santri juga dikondisikan untuk mengenal lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya. Pendidikan pesantren memang ditujukan mendekatkan para santri dengan realitas masyarakat, sebab mereka memang disiapkan untuk mengabdi di masyarakat setelah lulus nanti apapun profesinya.

Jihad para santri saat ini tentu semakin berat. Selain kemampuan mumpuni pada penguasaan keislaman juga diharapkan memiliki keluasan cakrawala dalam beragam perspektif keilmuan umum. Sebab mereka akan dihadapkan pada penyelesaian persoalan masyarakat di mana mereka hidup. 

Dan saat ini tantangan bagi para santri tentu lebih kompleks dibanding masa-masa sebelumnya. Mereka akan bergelut dengan isu-isu sosial kemasyarakatan, lingkungan, politik, ekonomi, dan kebangsaan yang lebih rumit disbanding dengan masa lalu. Modalitas yang didapat para santri ketika ditempa di pesantren sesungguhnya sangat berarti bagi realitas kebangsaan kini. Apalagi jika dikuatkan dengan kapasitas yang dimiliki di beragam bidang kehidupan. 

Di era digital misalnya saja para santri bisa mengisi ruang diskusi di dunia maya dengan beragam konten yang mencerahkan. Ruang-ruang media sosial yang selama ini cenderung gaduh sepatutnya diisi oleh beragam konten yang lebih produktif. Peluang santri mengisi beragam konten tersebut sangatlah terbuka. 

Kehadiran kanal daring misalnya menjadi dapat menjadi ruang yang amat strategis untuk menyerukan ajaran islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang ramah bukan yang marah. Ajaran dan ujaran yang meneduhkan bukan malah menimbulkan kemarahan, yang merangkul bukan memukul. Konten-konten tersebut harus diisi oleh para santri dengan beragam telaahan yang lebih konstruktif. Ruang-ruang yang dapat digunakan untuk menebar kasih dan kebermanfaatan bukan oleh konten yang penuh rasa benci.

Semoga ke depan, pendidikan pesantren semakin banyak melahirkan kader-kader terbaik bagi bangsa ini. Seperti para pendahulu yang sudah membaktikan dirinya untuk bangsa sebaik-baiknya, sekuat-kuatnya. 

*

Penulis adalah Peneliti Sosiologi Pendidikan di Pusat Penelitian Kependudukan LIPI

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Unisnu Berharap Mahasiswa Kreatif di Tempat KKN

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mulai tahun 2016 ini Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah melaksanakan KKN ke luar daerah. Selain Jepara daerah yang ditempati mahasiswa KKN ialah Kudus, Demak, dan Pati. Dengan dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, Sa’dullah Assaidi, Wakil Rektor I Unisnu Jepara ini berharap mahasiswa KKN mampu membuat kreasi baru dan manfaat.

Unisnu Berharap Mahasiswa Kreatif di Tempat KKN (Sumber Gambar : Nu Online)
Unisnu Berharap Mahasiswa Kreatif di Tempat KKN (Sumber Gambar : Nu Online)

Unisnu Berharap Mahasiswa Kreatif di Tempat KKN

“Kreasi baru yang kalian garap tentu harus sesuai dengan potensi daerah dan kultur agama di masing-masing wilayah,” terang Sa’dullah mewakili Rektor Unisnu, Prof. Muhtarom saat pelepasan KKN Unisnu tahun 2015-2016 yang berlangsung di Pendopo Jepara, Selasa (12/01) kemarin.

KKN yang berlangsung 40 hari mulai 12 Januari – 23 Februari ini diikuti 454 mahasiswa dari fakultas ? fakultas Syariah dan Hukum, fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi serta fakultas sains dan teknologi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sa’dullah menjelaskan jika itu dilakukan sama artinya menjalankan jargon kampus cendekia dengan disertai akhlakul karimah. H Ali Irfan Muhtar, Ketua Yaptinu Jepara mengharapkan kerja nyata dari mahasiswa Unisnu dan kegiatan yang terprogram sesuai dengan batas waktu yang ditentukan yakni 40 hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi menyampaikan KKN ialah wujud dari pengabdian ilmu. Dalam mengabdikan ilmu menurut Marzuqi harus selalu mudzakarah dan muthalaah dengan didukung ridho guru (dosen, red). Di samping itu, ia menambahkan KKN lanjutnya harus bisa menunjukkan hasil nyata kepada masyarakat.

Sementara itu, ketua panitia KKN, Adi Sucipto menyampaikan KKN melaksanakan 2 tema yakni tematik Posdaya dan Fakultatif. Kegiatan ini fokus pada berbagai bidang, diantaranya bidang Pendidikan, hukum dan dakwah, bidang ekonomi sosial dan budaya, bidang lingkungan dan kesehatan serta bidang teknik industri.

KKN Posdaya ini hasil kerja sama dengan Yayasan Damandiri pimpinan Prof. Haryono Suyono. Dengan program ini harap Adi program-program yang diaplikasikan kepada masyarakat lebih terarah serta dapat berdaya guna sesuai panduan yang telah ada. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ragam “Menu” Pasaran di Pesantren Azzainiyyah

Sukabumi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Hawa dingin gunung Gede menusuk dasar sumsum. Tatkala masayarakat Nagrog terlelap, santri-santri Pondok Pesantren Azzainiyah melek. Mereka menekuri kitab kuning, menghinggapi satu demi satu jalinan kalimat mirip barisan semut hitam. Dalam istilah pesantren Sunda, mereka sedang ngalogat.?

Ragam “Menu” Pasaran di Pesantren Azzainiyyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ragam “Menu” Pasaran di Pesantren Azzainiyyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ragam “Menu” Pasaran di Pesantren Azzainiyyah

Ngalogat atau memaknai kitab-kitab kuning tersebut merupakan aktivitas sehari-hari para santri Azzainiyyah yang terletak di Desa Nagrog Sinar Barokah, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Namun, pada bulan Ramadhan, jadwal diperketat dan jumlah kitab ditambah.

Menurut salah seorang pengajar Azzainiyyah KH Aang Abdullah Zein, pada bulan Ramadhan, beragam kitab dikaji para santri mulai Al-Quran, dan beragam disiplin ilmu semisal tata bahasa Arab atau nahwu dan sharaf, balaghah dan mantiq, serta tauhid, fiqih, dan tasawuf. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menerangkkan, santri Azzainiyah terdiri dari 3 tingkatan, yaitu persiapan, kelas satu, dua, dan tiga. Tingkat persiapan belajar membaca Al-Quran. Kelas satu mengaji Al-Jurumiyah, Kailani, Tijan, Safinah Naja, Sulam Taufiq, Ta’limul Mutaalim. Kelas dua Jauhar Maknun, Sulam Nauraq, Alfiyah Ibnu Malik. Sementara kelas 3 mengaji Al-Hikam.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelas tiga yang mengaji karya masyhur Ibnu Athoillah tersebut langsung dibawah bimbingan Pengasuh Pesantren Azzainiyyah KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab, kiai yang juga Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat dan salah seorang rais di Jam’iyyah Tariqah Muktabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) di tingkat pusat.?

“Pengajian tersebut digelar di beberapa tempat sesuai kelas masing-masing di komplek pesantren Azzainiyyah,” kata Ajengan Aang kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Selasa malam, (16/7).

Pengajian bulan Ramadhan tersebut atau pasaran di Pesantren Azzainiyyah, selain diikuti para santri pesantren tersebut, diikuti sekitar 600 santri dari pesantren luar, serta masyarakat umum.?

Dalam pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pengajian mulai digelar pukul 08.00 sampai Dhuhur. Kemudian mulai lagi pukul 13.00 sampai Ashar. Mulai lagi pukul 16.00 sampai buka puasa. Sementara malam hari dimulai selepas Tarawih hingga menjelang sahur.?

Tentu saja, tidak semua santri kuat dengan jadwal demikian. Di antara mereka ada yang tertidur di majelis ta’lim atau pergi ke pemondokan. Karena hawa dingin yang mencucuk tulang, para santri membungkus tubuh dengan jaket tebal dan serban di malam hari. Bahkan para santri tamu meggunakan kaos kaki. Bagi mereka, menyentuh air Nagrog ibarat es.

Begitu juga para pengajar, mereka digilir sesuai jadwal. Kecuali pengajian Al-Hikam, kajian tetap diasuh Ajengan Zezen dengan jadwal demikian. ?

Menurut Ajengan Zezen, pada bulan puasa “menu” pengajian diperketat atau ditambah dari biasanya karena pada Ramadhan tersebut banyak keberkahan.?

Kiai yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sukabumi tersebut menerangkan, kajian kitab kuning tersebut ditambah dengan jadwal ketat, karena waktu para santri sendiri sangat singkat dalam mempelajarinya sehingga melalui pasaran bisa dipercepat.

Penulis: Abdullah Alawi?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, PonPes, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ansor Pringsewu Peringati Harlah dengan Istighotsah dan Shalawatan

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka memperingati harlah ke-81, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor NU Pringsewu menggelar istighotsah dan shalawat bersama 24/04/15 di gedung NU Pringsewu yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang dan PAC GP Ansor dan Banser dari 9 Kecamatan di Kabupaten Pringsewu.?

Ansor Pringsewu Peringati Harlah dengan Istighotsah dan Shalawatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Pringsewu Peringati Harlah dengan Istighotsah dan Shalawatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Pringsewu Peringati Harlah dengan Istighotsah dan Shalawatan

Dalam sambutannya Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pringsewu Muhammad Sofyan mengatakan bahwa di usia ke-81 ini GP Ansor Pringsewu bertekad untuk lebih menanamkan nilai nilai Ahlussunnah wal Jamaah kepada seluruh anggota Ansor dan Banser. Selain penanaman nilai-nilai Aswaja tersebut, kaderisasi juga merupakan salah satu program utama kepengurusan yang dinahkodainya.

Menurutnya kaderisasi sangat penting dalam rangka menjaga eksistensi sebuah organisasi. Oleh karena itu pada bulan mendatang PC GP Ansor akan merekrut anggota baru untuk dididik dalam Pendidikan Latihan Dasar untuk Ansor dan Banser.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami ingin para anggota Ansor dan Banser benar-benar menjadi pemuda yang tangguh dan militan dalam berorganisasi," tegasnya.

Nampak hadir pada kegiatan ini H Taufiqurrohim, ketua tanfidziyyah PCNU Kabupaten Pringsewu yang sekaligus memimpin istighotsah dan doa bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan shalawat Simtudduror yang bekerja sama dengan Repshol (Remaja Pecinta Sholawat) Pringsewu. (m faizin/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah