Minggu, 21 Mei 2017

Dari Aceh-Papua Khatamkan Qur’an 300 Ribu Kali

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid mengatakan, gerakan Nusantara Mengaji dengan menghatamkan 300.000 kali dilakukan secara serentak di setiap provinsi se-Indonesia pada Sabtu (7/5) hingga Ahad (8/5) dalam satu majelis.

"Tujuannya, mengajak umat Islam seantero Nusantara bermunajat dan berdoa untuk keselamatan, kesejahteraan dan keberkahan bangsa. Khataman sendiri memiliki arti menyelesaikan bacaan Al-Qur’an sebanyak 30 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Annas," kata Jazilul dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Dari Aceh-Papua Khatamkan Qur’an 300 Ribu Kali (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Aceh-Papua Khatamkan Qur’an 300 Ribu Kali (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Aceh-Papua Khatamkan Qur’an 300 Ribu Kali

Menurut dia, gerakan Nusantara Mengaji bermaksud mewujudkan kebersamaan dalam persatuan melaui hubungan spiritualitas. Selain itu, gerakan ini dimaksudkan untuk mengajak masyakat agar senantiasa mengejawantahkan nilai-nilai moral agama.

"Majelis memiliki arti berkumpulnya satu orang sampai tiga puluh orang dalam satu tempat untuk menyelesaikan minimal satu khataman Al-Qur’an," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jazilul mengatakan, peserta Gerakan Nusantara Mengaji adalah setiap orang yang telah mendapatkan maqro dan bersedia secara sukarela membaca Al-Qur’an pada Sabtu(7/5) hingga Ahad (8/5).

Maqro, kata dia, adalah alat pembagian tugas pembacaan khataman Al-Qur’an. Maqro berbentuk kartu yang berisi keterangan data koordinator majelis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun pembagian kuota khataman Al-Qur’an tiap provinsi berbeda-beda, dilihat dari banyaknya penghapal dan pembaca Al-Qur’an di setiap provinsi. Untuk Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) kebagian 3.850 juz, Sumatera Utara 6.850 juz, Sumatera Barat 3.850 juz, Riau 7.700 juz, Kepulauan Riau 2.150 juz, Jambi 6.500 juz, Bengkulu 5.000 juz, Sumatera Selatan 10.900 juz, Bangka Belitung 1.300 juz, Lampung 1.300 juz, Banten 8.150 juz, Jawa Barat 21.500 juz, DKI Jakarta 1.500 juz, Jawa Tengah 42.450 juz, DI Yogyakarta 4.650 juz.

Selain itu, Jawa Timur 82.450 juz, Bali 400 juz, Nusa Tenggara Barat 6.400 juz, Nusa Tenggara Timur 1.000 juz, Kalimantan Barat 6.100 juz, Kalimantan Selatan 9.900 juz, Kalimantan Tengah 5.350 juz, Kalimantan Timur 3.000 juz, Kalimantan Utara 1.500 juz, Gorontalo 850 juz, Sulawesi Selatan 7.950 juz, Sulawesi Tenggara 6.450 juz, Sulawesi Tengah 6.550 juz, Sulawesi Utara 2.000 juz, Sulawesi Barat 2.650 juz, Maluku 4.350 juz, Maluku Utara 2.850 juz, Papua 2.000 juz, Papua Barat 1.700 juz dan Kornas 9.450 juz. Dengan total keseluruhan mencapai angka 300.000 khataman. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 20 Mei 2017

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat

Jakarta, NU Online

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, kabar duka kembali menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama. Wakil Ketua Umum PBNU H. Slamet Effendy Yusuf dikabarkan wafat di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu malam, (2/12) sekitar pukul 23.00.

Menurut istri almarhum, Siti Aniroh, jenazah suaminya disemayamkan di rumah duka, Perumahan Citra Gran Castle Garden Blok H-5, No 18 Cibubur, Jakarta pada Kamis mulai pukul 06.00 sampai pukul 12.00. Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di kampung halaman almarhum, Purwokerto. 

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat

Almarhum adalah mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode, anggota DPR RI, dan Pengurus MUI Pusat. Belum lama ini almarhum juga dipercaya sebagai Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala kealfaannya. Al-Fatihah... (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persiapan Perwinas Sudah Optimal

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Akhir bulan ini akan ada kegiatan perkemahan berskala nasional. Tidak kurang empat ribu peserta dari seluruh tanah air akan berkumpul di bumi perkemahan Pesantren Babussalam Jombang.

Persiapan Perwinas Sudah Optimal (Sumber Gambar : Nu Online)
Persiapan Perwinas Sudah Optimal (Sumber Gambar : Nu Online)

Persiapan Perwinas Sudah Optimal

Perlahan namun pasti, Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional (Perwimanas) akan segera digelar. Sejumlah kontingen sudah memastikan akan hadir dan mensukseskan kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan oleh LP Maarif NU ini.

Pada rapat koordinasi di lokasi pesantren sejak pagi hingga Ahad petang (9/6), Ketua PC Maarif NU Jombang yang juga pengasuh pesantren menandaskan bahwa persiapan Perwimanas sudah optimal. Kalaupun ada kekurangan, maka dengan sisa waktu yang akan dapat dirampungkan sesuai jadual.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita yakin, dalam seminggu ini kekurangan itu bisa dituntaskan,” tandas KH Salmanuddin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Salman, sapaan akrabnya, sangat terbantu dengan antusias panitia dan penduduk setempat yang dengan penuh gotong royong turut membantu mempersiapkan sejumlah keperluan perkemahaan ini.

“Mereka merasa bangga lantaran wilayahnya dapat dipercaya menjadi tuan rumah bagi perhelatan akbar ini,” lanjutnya.

Ketua PW LP Maarif JawaTimur, Dr Akhmad Muzakki juga tidak bisa menyembunyikan kebanggaan atas kesiapan panitia. Karena ini sebagai perhelatan perkemahan nasional pertama tingkat Maarif NU, maka diharapkan seluruh warga NU dapat berpartisipasi untuk mensukseskannya.

“Sukses kegiatan ini tentu akan mengangkat kebanggaan diri bagi lembaga pendidikan di lingkungan Ma’arif NU,” katanya.

Sedangkan dari unsur Pimpinan Pusat Maarif mengingatkan akan pentingnya mempersiapkan segala kebutuhan perkemahan dengan cermat.

“Kita berharap kegiatan ini akan berjalan sesuai harapan,” kata Muhsin Ibnu Juhan, Wakil Ketua PP LP Maarif NU.

Ia mengingatkan bahwa sukses Perwimanas akan menjadi titik balik bagi kepercayaan pemerintah kepada NU. “Bila kegiatan ini sukses, maka akan kian besar juga manfaat yang akan kita raih nantinya,” ungkapnya.

Karena itu, beberapa kiprah positif yang telah ditorehkan NU dalam rentang sejarah yang panjang, hendaknya juga dapat terus dipupuk dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

“Perwimanas ini adalah sebagai bagian dari upaya memberikan sumbangsih positif NU bagi perbaikan generasi muda di masa mendatang,” katanya.

Perwimanas akan berlangsung tanggal 24 hingga 29 Juni dan kemungkinan dibuka oleh Wakil Presiden RI serta dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Hikmah, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Mei 2017

Panduan Memilih Istri Menurut KH Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz

?? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?(56)

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh manusia maupun jin sebelumnya. (QS. Al Rahman: 56)

Dalam menafsiri ayat tersebut, KH Bisri Musthofa Rembang, berkata dalam kitab tafsirnya yang berjudul Al Ibriz li Marifati Tafsiri Al Quran Al Aziz sebagai berikut:

Panduan Memilih Istri Menurut KH Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz (Sumber Gambar : Nu Online)
Panduan Memilih Istri Menurut KH Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz (Sumber Gambar : Nu Online)

Panduan Memilih Istri Menurut KH Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz

Ana ing suwarga, ana ing panggung-panggunge lan gedung-gedunge, ana wadon-wadon kang ngeringkes paningal (ateges wadon-wadon kang tresna banget marang kakunge. Ora wadon-wadon kang mata keranjang). Selawase ora tahu kagepok dening menungsa sadurunge ahli suwarga, lan ora kagepok dening jin.

Ya, tafsir nusantara yang berbahasa jawa bertuliskan arab pegon itu berbunyi:

Di surga, di panggung-panggung dan gedung-gedungnya, ada wanita-wanita (bidadari) yang membatasi pandangannya (maksudnya, wanita-wanita yang sangat mencintai suaminya, tidak wanita yang mata keranjang). Selama-lamanya (wanita itu) tidak pernah tersentuh oleh manusia sebelum ahli surga, dan tidak (pernah) tersentuh oleh jin.

Kiai Bisri menafsiri bahwa para bidadari-bidadari surga itu saking cintanya yang besar dan tulus terhadap suaminya. Maka mereka semua membatasi pandangannya, tidak pernah melirik sedikitpun terhadap suami ahli surga yang lainnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak pernah tergiur akan kegantengan suami ahli surga lainnya. Dan kesucian wanita-wanita surga itu pun juga terjamin, karena mereka sebelumnya tak pernah tersentuh oleh satu makhluk pun, baik dari golongan manusia maupun jin.

Yang menarik dari tafsir ini, adalah tentang pendapat Kiai Bisri tentang wanita di dunia yang ? ia paparkan kemudian dalam kalam muhimmatun (penting) selanjutnya:

Wong-wong wadon dunya iku biasane lan umume yen banget ayune iku cok bisa gampang kepincut marang wong lanang kang den anggep bagus utawa luwih bagus katimbang kakunge.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menjelasakan bahwa wanita-wanita dunia itu biasanya dan bahkan umumnya, jika kecantikannya di atas rata-rata terkadang mudah terpikat kepada laki-laki lain yang menurutnya ganteng, atau lebih rupawan dari pada suaminya sendiri.

Lebih lanjut dijelaskan:

Sebab wadon kang banget ayune iku sasat angger wong kepingin nyawang, mengko yen kebeneran penyawange wong lanang bagus iku bisa pas tatapan karo panglirike wadon, biasane banjur kaya ana setrume.?

Kiai Bisri kemudian memberikan analoginya. Wanita yang cantiknya di atas rata-rata, sewajarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memandang elok wajahnya. Nah, nanti jika kebetulan bersamaan antara pandangan laki-laki rupawan dengan lirikan mata wanita itu biasanya akan timbul getaran yang menyerupai aliran listrik. Kalau sudah begitu, apa yang terjadi?

Mula wadon nuli arang-arang kang kuat naggulangi coba, mula banjur kedadean kang ora bagus.

Jika sudah seperti demikian. Sudah timbul getaran nafsu antara laki-laki rupawan dengan wanita yang cantik pula. Sangat jarang sekali di dunia ini, didapati wanita yang kuat menanggulangi cobaan berupa getaran nafsu tersebut.?

Maka dari itu, di kemudian hari sering ditemui hal yang kurang baik. Bisa jadi hubungan di luar pernikahan, bagi yang masih perawan. Atau bahkan perselingkuhan bagi wanita yang sudah bersuami. Naudzubillah.?

Ulama kenamaan asal Rembang yang juga ayahanda dari KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut, kemudian memberikan anjuran kepada para pria dalam tafsirnya:

Mulane para kakung yen milih bojo, aja namung rupa. Senajan mungguhing rupa bijine namung nenem utawa pitu kurang, nanging yen atine patut dibiji songo, sak ora-orane wolu utawa pitu, mungguh aku luwih utama katimbang rupane bijine songo, nanging atine biji lima utawa papat, utawa katimbang rupane biji sepuluh, nanging mata keranjang. Wallahu alam.

Oleh karena itu, para lelaki jika memilih seorang istri jangan hanya menilai tingkat kecantikannya saja. Jika dikalkulasikan, andai ada seorang wanita kecantikannya hanya bernilai enam atau tuju kurang, tapi jika hatinya patut dinilai sembilan atau setidaknya delapan atau tujuh, menurutnya lebih utama.?

Daripada kecantikannya bernilai sembilan, tapi hatinya bernilai lima atau empat. Atau bahkan kerupawanannya bernilai sempurna, sepuluh misalnya, tapi mata keranjang. (itu lebih hina), wallahu alam.

Hal tersebut ternyata juga senada dengan hadits Rasulullah:

? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? : ? ? ? ? ?

Rasulullah menjelaskan bahwasannya wanita itu dinikahi atas empat perkara: adakalanya karena hartanya, karena kecantikannya, ada juga karena nasabnya, dan karena agamanya. Namun dalam hadits lanjutannya beliau berkata:

? ? ? ? ?

Maka nikahilah wanita karena agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan debu.

Wanita, memang memiliki sejuta daya tarik terhadap pria. Setiap jengkal sisi tubuhnya, memiliki tingkat ketertarikan bagi kaum adam. Tidak hanya itu, kehidupannya yang penuh warna pun menjadikan daya tarik tersendiri bagi pria.?

Meskipun demikian, tetap para pria hanya dianjurkan untuk memilih wanita atas dasar agama sebagai kesimpulannya, tidak berdasar kecantikannya. Bagaimanapun, kecantikan akan pudar pada masanya. ?

(Ulin Nuha Karim/Mundzir)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Cerita, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Mei 2017

Pakai Seragam Batik, Pelajar NU Ramaikan Gerak Jalan Agustusan

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Aktivis Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU di Jombang ikut meramaikan gerak jalan dalam rangka peringatan hari Kemerdekaan Ke-71 RI . Mereka memakai seragam batik IPNU- IPPNU.

"Ini salah satu bentuk partisipasi IPNU dan IPPNU Jombang dalam peringatan kemerdekaan. Kita tahu kemerdekaan diperjuangkan para pahlawan dan juga kiai-kiai NU, " ujar Ketua IPNU Jombang Haris di sela acara yang digelar Pemkab Jombang, Sabtu (13/8).

Pakai Seragam Batik, Pelajar NU Ramaikan Gerak Jalan Agustusan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pakai Seragam Batik, Pelajar NU Ramaikan Gerak Jalan Agustusan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pakai Seragam Batik, Pelajar NU Ramaikan Gerak Jalan Agustusan

Partisipasi IPNU dan IPPNU, lanjut Haris, tidak hanya dilakukan di kota, namun juga dilakukan di kecamatan-kecamatan yang menggelar gerak jalan dalam rangka peringatan kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Rekan-rekan IPNU dan IPPNU di Kudu, Kesamben, Mojowarno, dan beberapa anak cabang lainnya kita instruksikan untuk berpartisipasi ikut gerak jalan," imbuhnya.

Untuk gerak jalan yang digelar Pemkab Jombang IPNU dan IPPNU masing-masing mengirimkan satu regu pasukan. "Agar terlihat kiprahnya kita minta memakai atribut NU yakni seragam batik IPNU dan IPPNU," tambah Haris.

Di samping berpartisipasi dalam peringatan kemerdekaan, banom NU berbasis pelajar ini juga menggelar kegiatan Jumat Bahagia untuk lebih memperkenalkan organisasi IPNU dan IPPNU di kalangan pelajar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pengajian Jumat Bahagia merupakan kegiatan rutin IPNU dan IPPNU keliling ke sekolah-sekolah. Alhamdulillah selalu dihadiri wakil bupatinya Nyai Hj Mundjidah Wahab, yang juga Ketua IPPNU Jombang era tahun 1965," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Mei 2017

Bupati Sukabumi Ingatkan Amanat Ajengan Basith Agar LAZISNU Dibesarkan

Sukabumi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Majelis Silaturahmi Pondok Pesantren dan Majlis Talim (MSSPPM) Kota dan Kabupaten Sukabumi mengadakan halaqah alim ulama dan buka puasa bersama dengan tema "Perkuat Ukhuwah Tingkatkan Kifrah" di aula Pondok Pesantren Al-Amin Kp. Karangsirna, Nanggerang, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (10/6). ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Bupati Sukabumi Ingatkan Amanat Ajengan Basith Agar LAZISNU Dibesarkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Sukabumi Ingatkan Amanat Ajengan Basith Agar LAZISNU Dibesarkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Sukabumi Ingatkan Amanat Ajengan Basith Agar LAZISNU Dibesarkan

Hadir dalam acara tersebut Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami. Ia mengatakan, silaturahim adalah kegiatan yang sangat penting dan menjadi dasar yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umat Islam, terutama dalam masalah kebersamaan. “Dengan silaturahim juga akan menjadi modal bahagia bagi kemajuan umat,” katanya. ? ?

Ia mengatakan, Sukabumi tidak akan maju jika hanya mengandalkan seorang bupati, DPRD, dan Kapolres semata. “Di sini memerlukan sinergitas antara ulama dan umaro,” katanya.?

Ia juga mengingatkan atas amanah dari almarhum Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Ajengan KH R. Abdul Basith yang wafat beberapa waktu lalu. Amanat Ajengan Basith di bidang zakat yaitu dengan LAZISNU harus menjadi besar jika warga NU tidak ingin termarjinalkan. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena, kata dia, dengan konsep LAZISNU ini sangat menjanjikan. “Jika seandainya berjalan di seluruh wilayah Sukabumi seperti yang terjadi di desa Nanggerang,” lanjutnya.?

Sekadar diketahui, di desa Nanggerang tersebut berhasil menjalankan konsep LAZISNU yang membuahkan sebuah klinik, ambulans dan beragam pemberdayan di masyarakat. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Oleh karena itu, Marwan menekankan agar menjalankan apa saja yang telah diamanatkan oleh KH R. Abdul Basith, terutama dalam pemberdayaan pesantren salafi dan majlis talim. Keduanya harus tumbuh karena dari kedua lembaga tersebut banyak hal yang bisa dilakukan untuk pembangunan bangsa ini.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam acara tersebut Wakil Rais Syuriah KH Hikmatullah, Plt. PCNU Kab Sukabumi KH Tatang Rosyidi, Ketua DPRD Sukabumi H. Agus Mulyadi dan Kapolres Mohammad Syahdudi. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Halaqoh, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Mei 2017

Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan

Sarat Wajib adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah. Seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya. Sedangkan rukun adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam sebuah ibadah.

Adapun Syarat pertama seseorang itu diwajibkan menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan, yaitu ia seorang muslim atau muslimah. Karena puasa adalah ibadah yang menjadi keharusan atau rukun keislamannya, sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam Turmudzi dan Imam Muslim:



Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata: saya mendengar Rasulullah s.a.w, bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya shalat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya hajji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syarat yang kedua seseorang itu berkewajiban menjalankan ibadah puasa ramadhan, yaitu ia sudah baligh, dengan ketentuan ia pernah keluar mani dari kemaluannya baik dalam keadaan tidur atau terjaga, dan khusus bagi perempuan sudah keluar haid. Dan syarat keluar mani dan haid pada batas usia minimal 9 tahun.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dan bagi yang belum keluar mani dan haid, maka batas minimal ia dikatakan baligh pada usia 15 tahun dari usia kelahirannya. Dengan syarat ketentuan baligh ini, menegaskan bahwa ibadah puasa ramadhan tidak diwajibkan bagi seorang anak yang belum memenuhi cirri-ciri kebalighan yang telah disebutkan di atas.

Syarat yang ketiga bagi seorang muslim dan baligh itu terkena kewjiban menjalankan ibadah puasa, apabila ia memiliki akal yang sempurna atau tidak gila, baik gila karena cacat mental atau gila disebabkan mabuk.

Seseorang yang dalam keadaan tidak sadar karena mabuk atau cacat mental, maka tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa, terkecuali orang yang mabuk dengan sengaja, maka ia diwajibkan menjalankan ibadah puasa dikemudian hari (mengganti di hari selain bulan ramadhan).



رُفِعَ اْلقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النّائِمِ حَتّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ اْلمَجْنُوْنِ حَتّى يُفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَبْلُغَ

Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i: orang yang tidur sapai ia terbagngun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh. (Hadits Shahih, riwayat Abu Daud: 3822, dan Ahmad: 910. Teks hadits riwayat al-Nasa’i)

Syarat keempat adalah kuat menjalankan ibadah puasa. Selain islam, baligh, dan berakal,  seseorang harus  mampu dan kuat untuk menjalankan ibadah puasa. Dan apabila tidak mampu maka diwajibkan mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidyah. Untuk keterangan lebih detailnya akan dijelaskan pada fasal selanjutnya yang insyaallah akan diterangkan pada pasal permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan ibadah puasa.

Syarat kelima Mengetahui Awal Bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan diwajibkan bagi muslim yang memenuhi persyaratan yang telah diuraikan di atas, apabila ada salah satu orang terpercaya (adil) yang mengetahui awal bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal secara langsung dengan mata biasa tanpa peralatan alat-alat bantu. Dan persaksian orang tersebut dapat dipercaya dengan terlebih dahulu diambil sumpah, maka muslim yang ada dalam satu wilayah dengannya berkewajiban menjalankan ibadah puasa. Dan apabila hilal tidak dapat dilihat karena tebalnya awan, maka untuk menentukan awal bulan Ramadlon dengan menyempurnakan hitungan tanggal bulan sya’ban menjadi 30 hari.

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad s.a.w, yang diriwayatkan oleh Imam Buchori, r.a:



صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُواعِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ 



Berpuasa dan berbukalah karena melihat hilal, dan apabila hilal tertutup awan maka sempurnakanlah hitungannya bulan menjadi 30 hari (H.R. Imam Buchori)



عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جَاءَ اَعْرَبِيُّ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اِنِّي رَاَيْتُ اْلهِلَالَ فَقَالَ: اَتَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلّاَ اللهَ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: اَتَشْهَدُ اَنْ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: يَا بِلَالُ اَذِّنْ فِى النَّاسِ فَلْيَصُوْمُوْا غَدًا 

Dari ‘ikrimah, ia dapatkan dari Ibnu Abbas, berkata: datanglah orang Arab Badui menghadap Nabi s.a.w, ia berkata: sesungguhnya aku telah melihat hilal. Nabi menjawab: apakah kamu akan bersaksi (bersumpah) “sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah”, orang Arab Badui tadi menjawab; “ia”. Lalu Nabi bertanya lagi: apakah kamu akan bersaksi (bersumpah) “ sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah”, dan Orang Arab Badui menjawab “ia”. Lalu Nabi bersabda; “wahai Bilal perdengarkanlah adzan ditengah-tengah kerumunan manusia, dan perintahkanlah mereka untuk mengerjakan puasa pada esok hari” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh lima Imam, kecuali Ahmad)

Adapun Rukun puasa hanya dua, pertama Niat. Niat puasa Ramadhan merupakan pekerjaan ibadah yang diucapkan dalam hati dengan persyaratan dilakukan pada malam hari dan wajib menjelaskan kefarduannya didalam niat tersebut, contoh; saya berniat untuk melakukan puasa fardlu bulan Ramadhan, atau lengkapnya dalam bahsa Arab, sebagai berikut:



نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ

Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan keajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah s.w.t, semata.

Sedangkan dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad s.a.w, sebagai berikut:



 Ù…َنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ 



Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu hajar, maka ia tidak berpuasa. (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidz: 662, dan al-Nasa’i:2293).

Adapun dalil yang menjelaskan waktu mengucapkan niat untuk puasa sunnah, bisa dilakukan setelah terbit fajar, yaitu:



عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : دَخَلَ عَلَّيَّ رَسُولُ اللهِ صَلِّي اللهُ عَلَيْهِ ÙˆÙŽ سَلّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ شَيْءٍ ØŸ فَقُلْنَا لَا فَقَالَ: فَاِنِّي اِذًنْ صَائِمٌ. ثُمَّ اَتَانَا يَوْمًا اَخَرَ، فَقُلْنَا: يَارَسُوْلَ اللهِ اُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ: اَرِيْنِيْهِ فَلَقَدْ اَصْبَحْتُ صَائِمًا فَاَكَلَ 

Dari Aisyah r.a, ia menuturkan, suatu hari Nabi s.a.w, dating kepadaku dan bertanya, “apakah kamu punya sesuatu untuk dimakan?”. Aku menjawab, “Tidak”. Maka Belaiu bersabda, “hari ini aku puasa”. Kemudian pada hari yang lain Beliau dating lagi kepadaku, lalu aku katakana kepadanya, “wahai Rasulullah, kami diberi hadiah makanan (haisun)”. Maka dijawab Rasulullah, “tunjukkan makanan itu padaku, sesungguhnya sejak pagi aku sudah berpuasa” lalu Beliau memekannya. (Hadits Shahih, riwayat Muslim: 1952, Abu Daud: 2099, al-Tirmidzi; 666, al-Nasa’i:2283, dan Ahmad:24549)

Dan rukun kedua adalah Menahan Diri Dari Segala Sesuatu Yang Membatalkan Puasa. Untuk detailnya apa-apa yang membatalkan puasa akan dijelaskan pada pasal sesuatu yang membatalkan puasa.



...فَاْلئَنَ باَشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلاَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلاَسْوَدِ مِنَ اْلفَجْرِ ثُمَّ اَتِّمُوْا الصِّيَامَ اِلَى اللَّيْلِ...

“…maka sekarang campurilah, dan carilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, serta makan dan minumlah sampai waktu fajar tiba dengan dapat membedakan antara benang putih dan hitam. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai waktu malam tiba...(QS. al-Baqarah, 2: 187) 

(Penulis: KH.Syaifullah Amin/Red: Ulil H). Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah