Kamis, 04 Februari 2016

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah terpilih sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Probolinggo periode 2015-2017 mendatang, Nur Baiti As Shiddiqy bertekad akan mengaktifkan kembali kader-kader potensial yang ada di cabang hingga ranting.

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial

“Tetapi yang paling penting adalah bagaimana menjaga organisasi IPPNU di Kota Probolinggo ini supaya bisa berjalan dengan baik sesuai dengan khittah NU,” kata mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Kecamatan Kademangan ini, Kamis (5/11).

Menurut Nur Baiti As Shiddiqy, untuk sementara ini dirinya bersama segenap pengurus masih akan menyusun program kerja. Pihaknya menakankan dalam waktu dekat ada kegiatan dari cabang untuk komisariat dan anak cabang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hal ini penting supaya keberadaan komisariat dan anak cabang bisa aktf kembali. Komuniksi antara cabang dengan komisariat bisa intensif kembali. Sebab komunikasi dan koordinasi sangat dibutuhkan demi sukseskan program kerja,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Demi mewujudkan program tersebut, Nur Baiti As Shiddiqy meminta doa dan dukungan semua pengurus mulai dari tingkat cabang, anak cabang, ranting hingga komisariat untuk bersama-sama membesarkan IPPNU dengan mensinergikan program kerja sehingga bisa berjalan searah sesuai dengan keinginan para pelajar yang ada di Kota Probolinggo.

“Tentunya semua program yang akan kami susun ini akan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pelajar yang ada di setiap lembaga pendidikan. Sebab antara lembaga yang satu dengan yang lain tentunya tidak akan sama. Pendekatan dan saling komunikasi akan terus kami lakukan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Ulama, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Februari 2016

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maruf Amin menghadiri Halaqah Dakwah Wasathiyah An-Nahdliyah yang diadakan oleh PWNU Sulawesi Selatan di Auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar, Sabtu (20/5).

KH Maruf Amin menyampaikan, "Kepengurusan Syuriyah saat ini memiliki tugas untuk selalu turun ke daerah karena pada dasarnya PBNU tidak bisa mengontrol dari pusat, tetapi harus turun langsung untuk bersilaturrahim bersama ulama seluruh Indonesia."

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama

Pemilik NU itu ulama. Pengurus hanya sopir atau yang menjalankan. Ulama jangan hanya mengurus pesantren, tetapi harus menjaga soliditas keumatan, kebangsaan, dan bernegara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu tanggung jawab keumatan, NU harus menjadi penggerak bukan digerakkan. Syuriyah harus menggerakkan dan Tanfidziah yang menjalankan.

Saat ini banyak kelompok yang mengaku Ahlusunnah wal Jamaah tetapi tidak mengakui Asyariyah dan Maturidiah, bahkan menyesatkan kedua ulama besar ini. Karena itu, kita harus menyebut “Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah”. Sementara pihak yang menyesatkan mesti disebut “Ahlusunnah wal Jamaah Wahabiyah”.

Secara garis besar NU meliputi lima hal, yaitu aqidah gerakan, aqidah yang sesuai ajaran Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Kedua, fiqrah yakni pola pikir, Ketiga, amaliah, yaitu istighotsah, qunut subuh, dan lain sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keempat, haraqah yakni gerakan melindungi umat dari aqidah yang menyimpang seperti gerakan radikal, kelompok yang akan mengubah komitmen kebangsaan kita, yakni Pancasila dan NKRI. Kelima, jamiyyah yakni organisasi yang memiliki aturan-aturan, yaitu Qanun Asasi dan aturan lainnya. Dalam tradisi NU berbeda pendapat itu biasa, tetapi ketika sudah ada keputusan, maka semua pengurus harus mentaati.

Selain itu Nahdlatul Ulama harus menjadi kaidah penuntun dalam berbangsa dan bernegara. Nahdlatul Ulama harus menjadi pelayan umat untuk memudahkan. NU harus melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam semua hal, yaitu aqidah, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Di sesi arahan dan tausiahnya Rais Aam PBNU KH Maruf Amin meminta Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar untuk memberikan taushiyah.

Tampak hadir Rektor Universitas Islam Makassar Majdah Agus Arifin Numang, Kepala Kantor Kanwil Kemenag Sulsel Abd Wahid Thahir, para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah NU se-Sulawesi Selatan, serta Pimpinan Pesantren se-Sulawesi Selatan. (Andy Muhammad Idris/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Januari 2016

LPTNU Gagas Gerakan Santri Kuliah di Peringatan Hari Santri

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menyambut Hari Santri Nasional yang di peringati 22 Oktober, Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) menggagas sekaligus meluncurkan Gerakan Santri Kuliah. Kegiatan ini diselenggarakan di halaman Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jakarta, Jumat (21/10).

LPTNU Gagas Gerakan Santri Kuliah di Peringatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
LPTNU Gagas Gerakan Santri Kuliah di Peringatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

LPTNU Gagas Gerakan Santri Kuliah di Peringatan Hari Santri

Sekretaris Pimpinan Pusat LPTNU Lukmanul Khakim mengatakan, Hari Santri Nasional merupakan peringatan hari dimana santri sangat berperan dalam memperjuangkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.

“Sejarah mencatat bahwa kontribusi santri dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan begitu besar, sehingga saat ini tugas santri yang paling penting dari pada itu adalah mengisi kemerdekaan,” ujar Lukmanul Hakim dalam keterangan tertulisnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat (20/10).

Pria yang akrab disapa Lukman ini menilai, di dalam mengisi kemerdekaan saat ini ternyata masih banyak santri di Indonesia yang belum bisa melanjutkan kuliah, dan itu jumlahnya cukup besar.

“Realitas saat ini menyebutkan masih banyak santri yang selesai sekolah belum mampu melanjutkan kuliah. Dari angka partisipasi kasar dari total jumlah yang lulus sekolah menengah atas hanya 30 persen yang melanjutkan kuliah. Itu artinya 70 persen tidak melanjutkan kuliah,” ungkap Lukman

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan di luncurkannya Gerakan Santai Kuliah, Lukman berharap nantinya tidak ada lagi santri yang berhenti melanjutkan kuliah karena faktor biaya. “Maka dari itu LPTNU tidak mau berdiam diri. dengan meluncurkan Gerakan Santri Kuliah diharapkan tidak boleh ada lagi santri yang tidak melanjutkan kuliah karena tidak punya biaya,” jelasnya.

Lukman menambahkan, kedepannya LPTNU akan memberikan 1000 beasiswa bagi santri yang mempunyai latar belakang ekonomi kurang mampu agar terus bisa menimba ilmu.

“Tahun 2017 LPTNU punya komitmen akan memberikan 1000 beasiswa bagi anak-anak NU yang belum bisa melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi. Maka silahkan laporkan ke kami kalo ada anak NU yang belum bisa kuliah,” terangnya.

Oleh sebab itu, imbuhnya, santri akan mampu berkompetisi dalam menghadapi era dimana daya saing dan kualitas diri menjadi harga mati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saat ini NU sudah punya beberapa kampus UNU yang siap untuk dijadikan pusat pengembangan keilmuan. Di era MEA saat ini merupakan era kompetisi. Maka, kompetisi harus disadari tidak lagi terjadi di internal, namun lebih pada kompetisi eksternal. Sehingga hadirnya UNU bisa melahirkan anak-anak NU yang punya kualitas diri dan berdaya saing,” tuturnya.

Acara peluncuran Gerakan Santai Kuliah ini ditandai dengan pelepasan balon oleh Lukmanul Khakim didampingi oleh Mastuki HS (Bendahara Umum LPTNU), Agus Jui Purmawan (Wakil Sekretaris LPTNU), dan Ahmad Nurul Huda (Dosen UNU Indonesia). Dalam kesempatan ini, juga diadakan bedah buku Kebangkitan Santri Cendekia karya Mastuki HS. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 19 Januari 2016

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Garut, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Kecamatan Pasirwangi, Garut memotori Gerakan Kemanusiaan Penyelamatan Hutan dan Lingkungan-Tatar Sunda (GERAKPAHALA-TS). Gerakan tersebut melibatkan masyarakat, Paskibra, dan Muspika Pasirwangi pada Ahad (21/5).

Mereka turun menjaga lingkungan dengan menanam 3.000 pohon di Pasirwangi agar Garut tidak dihantam banjir bandang lagi di kemudian hari. 

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)
Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Ketua Pelaksana GERAKPAHALA-TS, Yunus menyampaikan, tujuan gerakan tersebut sebagai wujud pengimplementasian nilai-nilai hablu minal alam.

“Kita sebagai manusia membutuhkan terhadap alam untuk kelangsungan manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang,” katanya. 

Menurut dia, Garut pada tahun lalu dilanda bencana banjir bandang yang menyebabkan ratusan nyawa melayang. Hal itu akibat kurang harmonisnya antara masyarakat dengan alam. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Banjir bandang tersebut menjadi pengingat untuk kita agar selalu merawat dan menjaga alam demi kemaslahatan bersama.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanaman pohon, lanjutnya, sebagai edukasi bagi masyarakat agar mampu menjaga lahan-lahan yang digarap tetap memberi manfaat kepada anak cucu di masa yang akan datang. (Muhammad Salim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Ulama, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerakan politik dalam bentuk ideologi transnasional (antar-negara) harus semakin diwaspadai. Gerakan tersebut mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berupaya mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

“Saya kira kalau gerakan mereka sukses, ya otomatis negara ini diubah, otomatis tidak negara kesatuan, tidak UUD 1945, mesti diubah karena memang sudah begitu programnya,” kata Ketua Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Ghozalie Said, di Jakarta, Kamis (21/6).

Menurutnya, jika ancaman ini menjadi kenyataan, maka Indonesia bisa bubar karena memang tujuan ideologi tersebut salah satunya adalah membentuk pemerintahan Islam (khilafah islamiyah). Konsep pemerintahan itu meniadakan keberadaan negara saat ini dan diganti pemerintahan tunggal yang membawahi seluruh umat Islam di dunia.

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total (Sumber Gambar : Nu Online)
Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total (Sumber Gambar : Nu Online)

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total

Penulis buku “Ideologi Kaum Fundamentalis Trans Pakistan Mesir” itu mendefinisikan ideologi transnasional sebagai gerakan Islam yang berada di Tanah Air tapi dikendalikan dari luar. Ia menyebut, misalnya, Ikhwanul Muslimin kedudukan al Mursyidul Aam-nya di Mesir dan Hizbut Tahrir yang pemimpinnya di Yordania atau Syiah dari Iran.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur,? itu berharap kepada pemerintah mampu membuat kebijakan yang jelas terhadap gerakan-gerakan tersebut agar tidak mengancam keberadaan negera. Di negara-negara di Timur Tengah sendiri, gerakan-gerakan itu dilarang karena memang tujuannya untuk menghancurkan negara dan diganti dengan pemerintahan Islam sebagaimana ide yang dikembangkan Hizbut Tahrir. Indonesia tentunya bisa juga bubar jika ide pemerintahan Islam ini terlaksana.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya kira, pemerintah itu mestinya jelas ada kebijakan, tidak dibiarkan begitu saja. Atau memang disengaja oleh pemerintah di samping ada gerakan Islam, ada gerakan kiri sebagai pengimbang,” imbuhnya.



PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dosen Institut Agama Islam Negeri Surabaya Surabaya itu menjelaskan, salah satu perkembangan kelompok tersebut adalah rencana konferensi tentang pemerintahan Islam sedunia yang akan diselenggarakan di Jakarta. Rencananya, konferensi itu mengundang para pengikut Hizbut Tahrir dari berbagai negara.

Berkaitan dengan aspek peribadatan dan syariat, Ghozalie menjelaskan, mereka hampir rata merupakan penganut paham Wahabi baru. Kelompok-kelompok ini tidak suka dengan tradisi yang dijalankan oleh NU, seperti tahlil.

Sementara itu, pandangan politik dari kelompok-kelompok ini adalah hadist nabi “man maata, walaisa biunukhihi baiah mata mitaatan jahiliyyah” yang artinya “Barangsiapa yang meninggal dan tidak pernah berbaiat khalifah, maka ia mati jahiliyyah”, dianggap mati kafir.

Kelompok Ikhwanul Muslimin sendiri juga menggunakan dalil yang senada, yaitu “waman la yahkum bima anzalallah, faulaaika humul kaafiruun”. Artinya, “Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka termasuk golongan orang yang kafir”

“Ini kan berat secara teologis. Kita ini dianggap tidak Islam lagi karena tidak ikut paham mereka. Saya lihat khutbah-khutbahnya begitu, saya denger begitu,” paparnya.

Ghozali menjelaskan, gerakan Ikhwanul Muslimin doktrinnya berasal dari Sayyid Qutb yang ditulis dalam bukunya yang terkenal, yaitu Pelita Jalan yang menyatakan di antaranya, suatu negara yang tidak memberlakukan syariat Islam, berarti negera itu jahiliyah.

“Maka musuh utamanya adalah pemimpin negera itu. Sebelum memusuhi Israel, memusuhi negaranya sendiri saja. Kedua, negara yang tidak memberlakukan syariat Islam ya negera jahiliyah, karena negera jahiliyah, fikih menjadi tidak penting,” imbuhnya.

Menurutnya peran NU dan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang turut menjadi founding father Indonesia menyebabkan mereka memiliki suasana batin yang berbeda dengan gerakan-gerakan Islam baru tersebut.

“Disitu bedanya, karena NU dan Muhammadiyah sebagai founding fathers yang ikut meletakkan Pancasila. Artinya ada suasana keterikatan secara kebatinan dalam kontinyuitas negera. Jadi history continuity. Kita punya beban moral untuk mempertahankan NKRI,” tandasnya.

Karena itulah antara Islam dan nasionalisme orang Indonesia bagi orang NU adalah adalah sesuatu yang tidak bisa dipisah. “Seperti orang Melayu pasti Islam, Islam adalah orang Melayu, sudah menyatu seperti itulah, otomatis merekalah yang membuat budaya, diantaranya budaya masjid, tradisinya, yang sudah terbentuk karena sudah lama,” tuturnya. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Internasional, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Januari 2016

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dr. Ali Abdul Majid Abdus Sami’ berkunjung ke Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (26/11).

Pemegang riwayat qiraah Al-Azhar As-Syarif, Kairo tersebut memberikan kenang-kenangan mushaf kepada Pengasuh Annuqayah KH Ahmad Basyir Abdullah Sajjad.

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah

KH M Faizi selaku salah seorang kiai muda Annuqayah menjelaskan, itu merupakan kunjungan ketiga bagi Dr. Ali Abdul Majid ke Indonesia dan kunjungan yang pertama ke Madura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, Dr. Ali juga mengunjungi beberapa pesantren dan masjid-masjid di Jawa Timur dan Lombok, serta beberapa daerah lainnya.

“Selepas bersilaturrahmi dengan dewan pengasuh Annuqayah di langgar KH Ahmad Basyir, Dr. Ali memberikan pesan-pesan kepada santri di masjid Jamik Annuqayah. Di antara pesan pentingnya adalah agar santri rajin belajar dan selalu dekat dengan Alquran,” tukas M Faizi yang tak lain merupakan penyair nasional. (Hairul Anam/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Humor Islam, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 01 Januari 2016

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas

Cianjur, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Pasar Induk Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terbakar pada Senin malam tanggal 27 Agustus lalu. Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB.

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Cianjur mendesak Kepolisian Kabupaten Cianjur untuk mengusut tuntas kejadian yang merugikan pedagang tersebut. Karena PMII menduga kejadian itu sengaja dilakukan.

Ketua Cabang PMII Cianjur Obay Mukhtasor menduga kejadian tersebut sengaja dilakukan karena pedagang akan direlokasi ke pasar Terminal Pasir Hayam, tapi faktanya pembangunan di kawasan tersebut belum tuntas, masih dalam proses pengerjaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara, tambah Obay, kondisi masyarakat mendesak untuk melakukan aktivitas perekonomiannya. Kalau kondisi ini dibiarkan sama saja membunuh masyarakat secara massal.?

“Maka kami PMII cianjur menyatakan sikap dan tuntutan. Pertama, meminta pertanggungjawaban Bupati Cianjur atas kinarja dinas-dinas terkait yangg lamban dalam menangani berbagai persoalan,” katanya melalui pers rilis melalui surat elektronik pada Kamis (29/8).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, mencopot jabatan Kepala Dinas Damkar atas kinerja yang lamban dalam menangani insident kebakaran. Ketiga, usut tuntas pembakaran pasar Induk Cianjur yang merugikan miliaran rupiah.

Bupati Cianjur menanggapi dengan guyon

Menurut Obay, Bupati Cianjur malah menanggapi kejadian tersebut dengan guyonan yang tak pantas, “Pantas saja pasar terbakar juga, wong di depan pasarnya juga ada gambar Kapal Api,” kata Obay menirukan.?

Atas guyonan tersebut, PMII cianjur mengecam keras pernyataan bupati. “Bupati harus meminta maaf trhadap masyarakat atas guyonannya,” kata Obay.

Sebagai respon terhadap kejadian tersebut, puluhan aktivis PMII Cianjur berunjuk rasa dengan tuntutan di atas. Unjuk rasa dilakukan mulai Hypermart berjalan kaki ke Pemda Cianjur pada Kamis (29/8).

Penulis: Abdullah Alawi?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah