Minggu, 07 Desember 2014

Jelang Putaran Kedua Pilkada, Warga Jakarta Jangan Takut Intimidasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Direktorat Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Polda Metro Jaya AKBP Anjar Gunadi mengimbau masyarakat Jakarta untuk bergembira menyongsong putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Gunadi mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada kesempatan kedua ini sesuai dengan pilihan hati masing-masing.

Demikian disampaikan AKBP Anjar Gunadi dalam tasyakuran Harlah Ke-94 NU di aula Yayasan Darul Marfu, Jalan H Zainudin, Radio Dalam, Gandaria, Jakarta Selatan, Ahad (9/4) malam.

Jelang Putaran Kedua Pilkada, Warga Jakarta Jangan Takut Intimidasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Putaran Kedua Pilkada, Warga Jakarta Jangan Takut Intimidasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Putaran Kedua Pilkada, Warga Jakarta Jangan Takut Intimidasi

Ia juga mengajak masyarakat untuk menghargai pilihan anggota masyarakat yang berbeda. Menurutnya, dukung-mendukung calon adalah hak dari anggota masyarakat, tetapi harus tetap berada di jalur hukum dan tuntutan nilai-nilai etika yang berlaku.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini zaman pilkada. Tak perlu sikut-sikutan. Tahun 2019 nanti kembali pilpres. Kita akan melewati pemilihan umum terus ke depan, tak putus-putus. Semoga masyarakat tidak bosan. Ini tuntutan demokrasi,” kata Gunadi.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak khawatir dengan pilihannya karena pihak kepolisian dan TNI akan mengawal proses pilkada Jakarta ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gak usah takut. Sama setan saja kita tidak boleh takut. Setiap TPS, satu polisi dan satu TNI. Ini pesta demokrasi. Semua harus senang. Jangan sampai ketakutan. Dan jangan golput,” kata Gunadi di hadapan ratusan warga NU.

Sementara Walikota Jakarta Selatan menegaskan bahwa pilkada Jakarta ini adalah pesta demokrasi. Semua orang harus senang mengikuti pesta ini.

“Kalau ada intimidasi, laporkan ke dandim dan kapolres. Tak boleh ada intimidasi. Tak boleh menakut-takuti. Indonesia milik semua orang,” kata Walikota Jakarta Selatan.

Peringatan Harlah NU ini diawali dengan khataman Al-Quran dan ditutup dengan istighotsah. Di sela acara pengurus harian PCNU Jakarta Selatan memberikan bantuan kepada puluhan anak-anak yatim dan dhuafa.

Dalam khataman dan istighotsah yang diselenggarakan PCNU Jakarta Selatan ini tampak hadir Direktorat Kamtibmas Polda Metro Jaya AKBP Anjar Gunadi, Kapolres Jaksel Kombes Iwan, Dandim Jakarta Selatan, Walikota Jakarta Selatan Tri Kurniadi. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 14 November 2014

Komunitas Ustadzah Jakarta Salurkan Bantuan Rohingya via NU Care-LAZISNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Forum Komunitas Ustadzah (Fokus) DKI Jakarta menyerahkan bantuan untuk Muslim Rohingya melalui NU Care-LAZISNU. Penyerahan bantuan senilai 35 juta rupiah dilakukan di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (12/9) siang.

Sekretaris Fokus, Ustadzah Umanah Hulwani mengungkapkan bantuan ini merupakan bentuk empati para ustadzah DKI Jakarta atas musibah yang dialami Muslim Rohingya.

Komunitas Ustadzah Jakarta Salurkan Bantuan Rohingya via NU Care-LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Komunitas Ustadzah Jakarta Salurkan Bantuan Rohingya via NU Care-LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Komunitas Ustadzah Jakarta Salurkan Bantuan Rohingya via NU Care-LAZISNU

“Dana ini hasil penggalangan selama dua pekan. Fokus ingin menggerakkan potensi yang ada,” tambah Umanah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menegaskan penggalangan akan terus dilakukan sehingga kesempatan bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan masih terbuka.

Direktur NU Care-LAZISNU Syamsul Huda menyambut baik upaya yang dilakukan Fokus.

“Musibah yang menimpa Muslim Rohingya memerlukan kepedulian semua pihak. Untuk itu perlu dibangun kekompakkan menyelesaikan persoalan ini,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penggalangan dana untuk Muslim Rohingya dilakukan sejak beberapa pekan lalu melalui program NU Peduli Rohingya. Dana bantuan yang terkumpul dari program tersebut salah satunya dimanfaatkan guna membangun pasar di Rakhine, Myanmar.

Ketua LPBI NU yang juga Ketua Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) M Ali Yusuf mengungkapkan pasar penting dibuat karena fungsinya sebagai pusat kemandirian dan pemberdayaan ekonomi antar komunitas Rakhine dan Rohingya.

“Diharapkan dengan adanya pasar ini, komunitas Rohingya dan Rakhine dapat mengurangi ketegangan, dan sebisa mungkin tercapai rekonsiliasi,” kata Ali.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sediktnya 50 stand atau kios akan dibangun di Boumay, Provinsi Rakhine. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, Warta, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 11 November 2014

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus

Bogor, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Akhir-akhir jumlah persoalan anak di Indonesia cukup beragam. Hal yang paling menakutkan adalah Anak Berhadapan Hukum (ABH). Sepanjang tahun 2011 hingga 2017 terdapat 9.266 kasus. Dari tahun ke tahun, jumlah paling banyak yaitu pada tahun 2014. Di mana jumlah kasus ABH mencapai jumlah 2.208.

Paling tinggi kedua pada 2013 yaitu sebanyak 1.428 kasus. Tertinggi ketiga pada 1.413 kasus pada 2012.

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus (Sumber Gambar : Nu Online)
Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus (Sumber Gambar : Nu Online)

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus

Dari kasus tersebut terdapat anak yang sebagai pelaku. Jumlahnya pun tak kalah tinggi. Tercatat, pada tahun ini anak sebagai pelaku kekerasan seksual sebanyak 116 kasus. Sedangkan anak sebanyak korban, terdapat 134 kasus merupakan anak korban kekerasan seksual.

Menurut Komisioner Bidang Trafficking KPAI Ai Maryati Solihah, kasus ABH ini ternyata menimbulkan stigma di masyarakat. Secara tidak langsung, lanjut dia, hal tersebut menjadi penyumbang kekerasan psikis terhadap anak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Imbas paling parah dari stigmatisasi membuat anak melakukan bunuh diri," ucap Ai Maryati Solihah dalam Seminar Perlindungan Anak bersama Komisi VII DPR RI di Bogor, akhir pekan lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, anak dan perempuan adalah elemen paling rawan sebagai korban kekerasan. Diperlukan pandangan baru guna menghadapi hal tersebut di mana mulai hari ini masyarakat perlu berpikir positif dan mengucapkan hal-hal positif dimulai dari diri sendiri.

Tempat yang paling mudah untuk mengawali hal tersebut adalah dalam ruang lingkup keluarga terlebih dahulu. Serta, para orang tua perlu mendukung dan mengarahkan apa yang dilakukan oleh anak. Tanpa perlu justifikasi terhadap anak. "Justifikasi dari orang tua dapat menimbulkan anak tidak percaya diri dengan apa yang dilakukan oleh anak," katanya.

Kasus lainnya yang menjadi tren di antaranya, anak sebagai korban trafficking, anak korban prostitusi, anak korban eksploitasi seks komersial dan anak sebagai korban eksploitasi pekerja. Pada 2016 terdapat 340 kasus anak yang ditangani oleh KPAI. Jumlah paling tinggi adalah anak sebagai korban prostitusi, yaitu sebanyak 112 kasus. Selanjutnya, kasus anak sebagai korban eksploitasi sebanyak 87 kasus. Sedangkan anak sebagai korban perdagangan sebanyak 72 kasus.

Terakhir adalah anak sebagai korban eksploitasi seks komersial sebanyak 69 kasus. Pada tahun ini anak sebagai korban prostitusi masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 83 orang. Selanjutnya adalah anak sebagai korban eksploitasi pekerja sebanyak 76 kasus.

"Sedangkan anak sebagai eksploitasi seks komersial sebanyak 66 kasus dan anak sebagai korban trafficking sebanyak 31 kasus," ungkapnya.

Diperlukan penanganan terbaik bagi anak, yaitu mementingkan kepentingan terbaik bagi anak tanpa ada diskriminasi. Partisipasi terbaik dari semua stakeholder dibutuhkan. Hal tersebut bertujuan guna menjaga kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak. Hal itu sudah dipertegas dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya  agar dapat  hidup, tumbuh, dan berkembang.

"Serta berpartisipasi secara optimal  sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta  mendapat perlindungan dari kekerasan  dan diskriminasi," pungkasnya. (Nita Nurdiani Putri/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Aswaja, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 06 November 2014

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah

Oleh: Munawir Aziz

Belajar kepada Kiai Wahab Chasbullah adalah belajar tentang semangat pergerakan kebangsaan yang tidak pernah pudar. Kiai Wahab atau Mbah Wahab, yang lahir pada 31 Maret 1888 merupakan salah satu tokoh penting dalam historiografi Indonesia, pesantren dan NU. Perannya dalam mengokohkan nilai-nilai Islam Indonesia dan menegakkan NKRI tidak bisa dilupakan. Pada momentum Hari Lahir Nahdlatul Ulama, pada 16 Rajab, sosok Kiai Wahab perlu direnungkan sebagai inspirasi.

Gerak perjuangan Kiai Wahab menjadi renungan di tengah tantangan Islam di negeri ini, dan konteks internasional.Tantangan tentang relasi Islam dan kebangsaan menjadi isu dinamis dalam diskursus global. Mencuatnya radikalisme keagamaan, sebagaimana ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan jaringan al-Qaeda, merupakan tantangan bagaimana umat muslim berdialog dengan konsep kenegaraan dan kebangsaannya. Apalagi, perkembangan Islam di kawasan Asia dan Timur Tengah, tidak bisa dilepaskan dari dinamika etnik dan lintas ideologi. Untuk itulah, merenungkan jejak langkah Mbah Wahab Chasbullah pada momentum hari lahir Nahdlatul Ulama, tentu menjadi inspirasi berharga.

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah

Kiprah kiai-kiai pejuang dari pesantren tidak banyak tertulis dalam historiografi Indonesia. Tentu saja, politik pengetahuan menjadi instrumen utama untuk menganalisis terpinggirnya peran kiai dan tokoh pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada abad XIX, santri menjadi barisan terdepan dalam Perang Jawa (1825-1830), yang dikomando Pangeran Dipanegara. Laskar pimpinan Kiai Maja, Kiai Hasan Besari dan Sentot Ali Basya, menyelaraskan gerakan perlawanan Dipanegara selain laskar ksatria yang Pangeran Sastradilaga. Perjuangan santri tidak banyak ditulis dalam politik ingatan, justru ditenggelamkan sebagai mitos dan ilusi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada masa revolusi, jaringan santri-kiai berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan melawan serdadu kolonial. Seruan fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy’arie (1871-1947) menggerakkan ribuan santri untuk berjuang bersama pada November 1945 di Surabaya dan peristiwa Palagan Ambarawa, Semarang (Bizawie, 2013). Lagi-lagi, peran sejarah santri ini tersisih dari naskah sejarah Indonesia modern.

Kiprah Kebangsaan Kiai Wahab

Kiai Wahab Chasbullah merupakan tokoh penting dalam perjalanan kaum pesantren menegakkan Indonesia. Ia bersama hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, menjadi garda depan dalam pembentukan jaringan pesantren pasca Perang Jawa (1825-1830) yang dipimpin Pangeran Dipanegara, yang menjadi jejaring lahirnya Nahdlatul Ulama.

Kiai yang lahir pada 1888, di Tambakberas, Jombang ini merupakan santri tulen berjiwa aktivis, tidak pernah tinggal diam melihat wajah rakyat Indonesia yang terhimpit kuasa penjajah. Ia juga tidak rela melihat komunitas santri direndahkan oleh rezim kolonial dan tradisi feodal elite priyayi negeri ini. Kiai Wahab Chasbullah menahkodai NU selepas wafatnya Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, pada 1947. Kiai Wahab memimpin NU hingga tahun 1971. Rentang waktu sekitar 23 tahun tentu saja menjadi perjalanan panjang Kiai Wahab memimpin NU, di samping kiprahnya pada usia muda.

Kiai Wahab mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan pada 1916, untuk membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia. Selanjutnya dua tahun kemudian, pada 1918, ia bersama beberapa tokoh pergerakan nasional, semisal Dr. Soetomo mendirikan Tasywirul Afkar (gerakan pemikiran), untuk mengokohkan dinamika pemikiran kebangsaan. ?

Kemudian, untuk menopang pergerakan dan perjuangan kebangsaan, Kiai Wahab mendirikan Nahdlatut Tujjar pada 1918. Gerakan ini, dimaksudkan untuk mengokohkan pondasi ekonomi bagi gerakan-gerakan sosial-kebangsaan yang diperjuangkan Kiai Wahab. Nahdlatut Tujjar dipimpin langsung oleh Kiai Hasyim Asy’arie, sedangkan Kiai Wahab sebagai sekretarisnya.

Dengan demikian, strategi gerakan Kiai Wahab terasa komplit dan seimbang. Ia membangun wawasan kebangsaan melalui Nahdlatul Wathan, dengan ditopang Tasywirul Afkar sebagai dinamika pemikiran. Selanjutnya, Nahdlatut Tujjar menjadi penggerak energi dan penopang basis ekonomi bagi gerakan sosial-kebangsaan ini.

Benteng Islam Nusantara

Kiai Wahab Chasbullah juga menjadi pionir dalam membentengi ekspansi Wahabi mellaui internasional. Ketika aliran Wahabi dari Najed Arab mulai menguasai Makkah pada 1924 dan Madinah pada 1925, Kiai Wahab bergerak mengkonsolidasi jaringan pesantren di Indonesia untuk menyuarakan aspirasi tentang Islam yang moderat dan toleran ala ahlussunnah wal-jama’ah, yang menjadi dasar gerakan NU.

Gerakan konsolidasi ini, dikuatkan dengan lahirnya NU pada 31 Januari 1926, yang kemudian mengirim Kiai Wahab dan Syekh Ghonaim al-Misri untuk menemui Raja Abdul Aziz Ibn Saud. Diplomasi Kiai Wahab ini kemudian diterima dengan baik oleh Raja Abdul Aziz, sehingga makam Nabi Muhammad tidak jadi dibongkar, serta ulama-ulama dari empat mazhab dibebaskan.

Kiai Wahab, dengan demikian tidak hanya bergerak dalam perjuangan Islam di negeri ini, ia telah berperan dalam jaringan diplomasi internasional. Peran Kiai Wahab inilah yang perlu menjadi inspirasi dalam momentum Hari Lahir Nahdlatul Ulama. Peran Kiai Wahab bersama Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Wahid Hasyim, Kiai Saifuddin Zuhri dan jaringan ulama lainnya, tentu menjadi catatan penting dalam konteks dan historiografi Islam Nusantara.

Kiai Wahab mengajarkan kepada kita, agar seimbang dan kokoh dalam mengelola pergerakan;dengan membangun semangat kebangsaan (melalui Nahdlatul Wathan), mengembangkan pemikiran-pemikiran strategis (Tasywirul Afkar) dan menguatkan pondasi ekonomi sebagai energi pergerakan (lewat Nahdlatut Tujjar). Spirit Kiai Wahab inilah, yang seharusnya menjadi aspirasi bagi penerus dan pemimpin Nahdlatul Ulama, pada saat ini maupun mendatang. Bergerak dengan nyali, menyusun konsep strategis serta mengeksekusi lewat totalitas dan keikhlasan. Semoga.

Penulis adalah penulis buku ‘Pahlawan Santri’ (Pustaka Compass, Mei, 2016), Wakil Sekretaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU, dapat disapa via @MunawirAziz



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 Oktober 2014

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif

Temanggung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 323 pendekar berkumpul di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung, Sabtu (28/10). Seratus delapan puluh pendekar berasal dari Temanggung, 54 dari Magelang, dan 89 berasal dari Wonosobo. 

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif

Dalam perhelatan akbar se-Eks Karesidenan Kedu tersebut mengambil tajuk Istighosah dan Gemblengan Ilmu Hikmah Pagar Nusa se-Eks Karesidenan Kedu.

Ketua Umum Pagar Nusa, yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan harapannya agar kegiatan-kegiatan Pagar Nusa ke depan bisa berlanjut, berjenjang dan lebih inovatif.

“Mari kita persubur dengan aneka kegiatan di berbagai tingkatan, baik itu Kejurkab maupun Kejurda,” katanya.

Ia meminta pengingkatan kualitas dan kuantitas para pendekar Pagar Nusa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Melalui rekriutmen anggota baru dengan cara-cara yang kreatif,” tandasnya. 

Ketua PCNU Temaggung KH Muhammad Furqon, menegaskan pendekar Pagar Nusa harus siap menjadi benteng ulama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kader penggerak bangsa yang memiliki kompetensi kanuragan, juga cerdas secara intelektual, dan siap berjuang untuk lebih dikenal tak hanya lokal dan interlokal, namun hingga go internasional,” ungkap Gus Furqon, panggilan akrabnya.

Acara semakin padat dan sarat kandungan hikmah, karena selain istighosah, juga ditampilkan Salam Pagar Nusa dan Silat Budaya, Atraksi Pagar Nusa, Prasetya Pagar Nusa dan ditutup dengan Tumpengan Selamatan dan Gemblengan Ilmu hikmah (kanuragan) khusus yang diberikan kepada para pendekar yang hadir itulah acara yang terlaksana malam tersebut.

Pagar Nusa Temanggung yang selama ini didukung LP Maarif mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu tak lama banyak pendekar Pagar Nusa bermunculan, termasuk jajaran panitia kegiatan ini juga digawangi salah satu pendekar yang juga sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Temanggung.

“Dengan adanya kegiatan istighosah dan gemblengan ilmu hikmah ini, kami sangat berharap bisa menjadi media untuk lebih menebalkan Ilmu Kanuragan dan tenaga bagi para Pendekar,” ungkap Eko Purwanto, Ketua Panitia.

Ia sangat berharap kegiatan malam itu sebagai awal untuk membumikan Pagar Nusa di eks- Karesidenan Kedu, sehingga mampu menjadi benteng ulama yang berujung menjadi benteng NKRI. (Ja’far/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 Oktober 2014

Mahasiswa RI di Yaman Diajak Kembangkan Semangat Entrepreneurship

Tarim, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagai upaya menanamkan jiwa entrepreneurship di kalangan pelajar dan ? mahasiswa Indonesia di Yaman, Dewan Pengurus Wilayah Hadramaut Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman (DPW PPI Yaman) bekerjasama dengan Asosiasi Mahasiswa Indonesia Al-Ahgaff (AMI Al-Ahgaff) dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama Yaman (PCI NU Yaman) menggelar acara kuliah umum bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Pesantren, Menuju Pesantren Mandiri dan Bermartabat” pada Rabu, (17/04).

Mahasiswa RI di Yaman Diajak Kembangkan Semangat Entrepreneurship (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa RI di Yaman Diajak Kembangkan Semangat Entrepreneurship (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa RI di Yaman Diajak Kembangkan Semangat Entrepreneurship

Acara yang bertempat di Auditorium Fakultas Syari’ah Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman ini menghadirkan KH Mahfudz Syaubari MA, pengasuh pesantren Riyadhul Jannah, Mojokerto, Jawa Timur sekaligus sosok kiai yang sukses dalam mengembangkan usahanya.?

Kedatangannya ke Tarim yang kesekian kalinya ini dalam rangka ziarah. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam paparannya, alumnus program pasca sarjana Universitas King Abdul Aziz Saudi Arabia ini menuturkan bahwa pesantren selayaknya memiliki kader-kader yang berjiwa mandiri. Karena pesantren merupakan salah satu tempat tumpuan masyarakat.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kini saatnya pesantren tampil sebagai jawaban atas permasalahan ekonomi Indonesia” tambahnya.

“Bedakan antara kasal (rasa malas) dan tawakkal (sikap pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT)!”, imbuhnya memotivasi ratusan pelajar Indonesia dari berbagai lembaga pendidikan yang ada di kota Tarim yang hadir malam itu. Selain itu, ia juga me-wanti-wanti para audien yang mayoritas dari kalangan pesantren tersebut agar bisa membedakan antara thalab al-halal (mencari rezeki yang halal) dan hub al-mal (cinta harta dunia).

Di pamungkas acara, ia mengatakan, “Semua pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri ketika sudah kembali ke tanah air, hal pertama yang harus dilakukan adalah meng-Indonesiakan diri dahulu.”

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Amaludin?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Ahlussunnah, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 07 Oktober 2014

Gus Mus Dituduh Liberal?

Kendal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dituding sejumlah pihak beraliran liberal. Berkaitan dengan itu, warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kendal, Jawa Tengah, meminta pihak yang menuding Pj Rais Aam PBNU 2014-2015 sebagai sosok liberal menggunakan nalarnya dengan baik.

"Yang bilang Syaikhona Gus Mus itu liberal sebaiknya mikir! Lihat dari dekat dengan hati dan akal sebelum mengatakan beliau liberal," ujar Shuniyya Ruhama Habiballah, warga NU di Kendal, Selasa (11/8).

Gus Mus Dituduh Liberal? (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Dituduh Liberal? (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Dituduh Liberal?

KH Ahmad Mustofa Bisri hingga hari ini akrab dipanggil Gus Mus. Sapaan “gus” lazimnya diperuntukkan bagi putra kiai dan umumnya berusia muda. "Padahal beliau itu kiai sepuh disegani banyak orang, ilmunya seperti lautan tak bertepi. Sementara orang baru belajar agama Islam, baru tahu satu dua ayat dijerumuskan teman-temannya dengan sebutan ustadz. Liberal siapa?" kata dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, Gus Mus yang dilahirkan di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944 selalu sumringah, bersikap melayani, tidak seperti ndoro yang selalu minta dilayani.

"Tidak peduli yang sowan itu pejabat atau penjahat, semua diterima dengan tangan terbuka. Tidak pernah menghakimi orang lain. Sementara yang baru saja belajar agama sudah berani menggantikan tugas Malaikat Rokib dan Malaikat Atid, bahkan tidak segan-segan mengambil alih tugas Malaikat Ridwan dan Malaikat Malik. Liberal siapa?" ujar Shuniyya lagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, jika disowani, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Leteh, Rembang tersebut dengan senang hati diajak foto bersama karena ingin menyenangkan hati semua orang.

"Tidak ada sedikitpun umpatan dan cacian yang akan kita dengar dari lisan beliau yang mulia. Bandingkan saja dengan sebarisan orang yang mengharamkan foto narsis, mencaci, memaki, bahkan tidak segan-segan meneraka-nerakan orang lain. Di saat yang sama, fotonya dengan berbagai gaya dan pose bertebaran di mana-mana. Liberal siapa?" tuturnya lagi.

Pada Muktamar NU 33 di Jombang 2015, Gus Mus bahkan bersedia mencium kaki para peserta supaya tetap tenang.

"Kiai sepuh panutan umat kok mau-maunya menyatakan hal semacam itu. Sementara yang di sana, jangankan mencium tangan kiai, sowan saja entah mau entah tidak. Liberal siapa? Lihat saja, saat beliau begitu saja menolak jabatan tertinggi dari ormas Islam terbesar di dunia, padahal sudah pernah menjadi pejabat sementara saat Syaikhona Mbah Sahal Mahfudh Pati berpulang ke rofiqul a’la sebelum selesai tugasnya, dan didukung penuh oleh kiai sepuh yang lebih senior, beliau hanya tertunduk, menangis, merasa tidak pantas. Lha yang di sana itu, malah mengangkat dirinya sebagai pemimpin ini itu, imam ini itu, setidaknya dijerumuskan teman-temannya sendiri dalam jabatan itu, petentang-petenteng padahal ada yang jauh lebih pantas atas sebutan dan jabatan itu. Liberal siapa?" katanya lagi.

KH Ahmad Mustofa Bisri pada Senin (10/8) kemarin berulang tahun yang ke-71. Ucapan selamat dan doa datang dari berbagai kalangan. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah