Jumat, 25 November 2011

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indoesia (PMII) Rayon Ashram Bangsa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Sekolah Feminis dengan tema Membentuk Karakter Kader PMII yang Progresif, Transformatif dan Berkesadaran Gender di Pondok Pesantren Hidzhul Biah Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 28-29 Desember 2013.

Sekolah feminis ini diikuti puluhan kader PMII Rayon Ashram Bangsa dari berbagai angkatan, baik perempuan maupun laki-laki. Kegiatan ini dimotori Komunitas Perempuan Syariah (Kapas) sebagai badan semi otonom rayon yang menangani keperempuan. Paserta tak hanya disuguhi sejumlah teori tapi juga dihadapkan dengan studi kasus.

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender

"Sekolah Feminis ini dilaksanakan bukan sebatas pemahaman tentang gender semata. Lebih dari itu kami ingin membuktikan bahwa kader perempuan PMII Ashram Bangsa mampu mempunyai nilai tawar terhadap publik,” ujar Naya, Ketua Kapas PMII Rayon Ashram Bangsa dalam sambutannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, sebagai generasi yang dibesarkan dalam lingkungan NU, pihaknya ingin meyampaikan kepada masyarakat bahwa Islam di Indonesia adalah agama yang ramah terhadap perempuan.

Naya mengungkapkan, generasi muda PMII saat ini khususnya perempuan mulai enggan mengaji tentang gender karena dianggap sebagai bentuk perlawanan. Padahal, gender berbicara mengenai hak. Atas dasar itulah PMII Rayon Ashram Bangsa mengadakan Sekolah Feminis untuk kalangan kader-kader PMII khususnya perempuan. (Abdul Rahman Wahid/Mahbib)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 21 November 2011

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Dalam merespon dan menyikapi situasi dan kondisi sosiopolitik saat ini, segenap kader Ansor dan Banser diminta untuk tidak kagetan dan gumunan. Pasalnya perubahan mendadak perilaku sosial sudah lazim di tengah hiruk-pikuk politik. GP Ansor sebaiknya mengambil fokus pada khidmah kepada para kiai.

Demikian disampaikan KH Syarifudin (Gus Syarif) dari PP Rijalul Ansor pada pengajian Rijalul Ansor GP Ansor Kabupaten Pekalongan sekaligus Pelantikan GP Ansor Wiradesa masa khidmah 2016-2018 di Masjid Nur Rohman Warulor Wiradesa, Ahad (26/2) malam.

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Gus Syarif mengatakan, kalau kita mau menggali sejarah, kondisi masyarakat yang penuh fitnah, demonstrasi yang berjilid-jilid, dan maraknya berita hoax sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW dan zaman sahabat. Untuk itu sebagai kader Ansor hendaknya jangan sampai terprovokasi gerakan-gerakan yang hendak memecah belah NKRI.

Menurutnya, menjadi kader Ansor harus diniatkan untuk berkhidmah dan mencari berkah dari para alim ulama. Ini membutuhkan perjuangan, penderitaan, dan kondisi yang tidak menyenangkan sebagaimana dialami Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Inilah makna? jihad yang sebenarnya. Karenanya menjadi kader Ansor harus mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan untuk lingkungannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Ketua GP Ansor Pekalongan M Azmi Fahmi menyatakan, GP Ansor tengah menggenjot program kaderisasi dengan target di tahun 2017 ini merekrut sedikitnya 2000 kader baru.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Bagi Ansor dan Banser kaderisasi menjadi tuntutan dan kebutuhan organisasi sekaligus untuk mencari dan menggembleng kader terbaik, mengingat tantangan organisasi berupa perubahan situasi kondisi masyarakat termasuk munculnya paham yang tidak sejalan dengan NKRI. Bagi Ansor menurut arahan para kiai, NKRI adalah final dan harga mati dan NKRI sudah sesuai dengan syariah Islam," terangnya.

Untuk itu selain kaderisasi, dalam rangka implementasi visi dan misi organisasi, Ansor dan Banser melakukan upaya penataan dan penertiban organisasi, pemberdayaan potensi kader serta program menuju kemandirian ekonomi kader dan organisasi.

Baru pekan lalu telah diluncurkan PT Sorban Nusantara Tourism, sebuah biro perjalanan haji plus dan umroh yang cukup mendapatkan sambutan antuasias dari kader Ansor dan nahdliyin pada umumnya. (Alim Musthofa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, AlaNu, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2011

Jangan Telanjangi Islam

Oleh Kumail Jafar



Pakaian atau penutup adalah sesuatu yang harus dipakai setiap manusia. Jika tidak maka ia akan merasakan yang namanya malu, dan yang melihatnya pun menilainya? negatif. Karena dengan berpakaian, manusia dapat menutupi anggota tubuhnya, juga agar selalu terjaga kehormatanya, sebab dengan berpakaian, manusia bisa dibedakan mana yang normal dan mana yang tidak normal. Oleh karena itu, saat menjelang tanggal 1 Syawal (Idul Fitri), kita selalu melihat, khususnya di Indonesia, umat muslim berbondong-bondong ke pasar untuk membeli pakaian baru. Tujuanya, untuk menghias dirinya, agar terlihat modis dan menarik.

Jangan Telanjangi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Telanjangi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Telanjangi Islam

Namun, lebih jauh,? banyak orang yang berpikir,? bahwa pakaiannya itu hanya sebatas celana dan baju yang selalu membalut tubuh mereka. Padahal, kalau kita perhatikan, ternyata bukan hanya manusia yang harus berpakaian. Lebih dari itu, agama Islam pun juga memiliki yang namanya pakaian atau penutup.? Seandainya pakaian Islam ini tidak diperhatiakan dan tidak dipakainya, penganut agama Islam pun sudah dipastikan telanjang, telanjang bukan secara dzahir (luar), melainkan dalam konteks batin (dalam/ruh).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait dengan kasus telanjang, ini juga tak luput dari singgungan Kanjeng Nabi Saw, ketika salah satu dari sahabatnya yang bernama Abi Dzar bertanya padanya, "Siapa orang Muslim itu wahai Kanjeng Nabi?" Ia pun? menjawabnya, "Orang Muslim adalah mereka yang selalu bertakwa, pakaian mereka adalah ketakwaaan." Kalau kita renungkan, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits tersebut, sebab hadits ini secara tidak langsung menyuruh kita agar tidak menelanjangi Islam, seperti judul? tulisan ini.

Kalau kita amati, di media pemberitaan, baik berupa cetak maupun elektronik,? tak sedikit orang yang perlahan berupaya mencoreng Islam itu sendiri. Dan bentuknya pun beragam, yang intinya merusak nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Apalagi bagi mereka yang memisahkan kebudayaan dari Islam, tentu hal ini tidak bisa dibenarkan, sebab masuknya Islam ke bumi Nusantara ini, melalui budaya-budaya yang ada. Jadi, bagi mereka yang memisahkan kebudayaan dari keIslaman, sudah dipastikan kalau pengetahuan mereka akan keislaman dan keindonesiaan masih terbilang minim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seperti yang sudah kita lihat pada realita yang ada,? banyak dari individu umat Islam yang hanya mengklaim dirinya Muslim, atau mengaku dirinya sebagai umatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW, namun sikap dan ucapannya sering kali bersebrangan dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu, mengaku menjadi Muslim? itu mudah, namun sangat sulit apabila mengamalkan ajaran-ajaran luhurnya. Sederhananya, kita mengaku Muslim, tetapi sikap dan ucapan kita? kadang tidak mencerminkan layaknya orang Muslim.

Menurut? penulis, permasalahan yang mengungkung Umat Islam zaman sekarang ini ialah, bahwa; kebanyakan mereka? memiliki hobi yang berseberangan dengan ajaran Islam. Karena itu, Menantu Kanjeng Nabi yang bernama Sayyidina Ali kw berkata, "Wahai saudaraku, kebiasaan itu belum tentu benar, akan tetapi, kebenaran itu yang harus dibiasakan."? Maksudnya,? umat Islam jangan memelihara perbuatan yang negatif, yang pada akhirnya perbuatan yang negatif itu dijadikan kebiasaan, namun, kita seharusnya memelihara perbuatan yang positif, yang pada akhirnya yang positif itu yang seharusnya dibiasakan.

Nah, hobi negatif yang sudah menjadi kebiasaan umat Islam, khususnya umat Islam di Indonesia ialah; suka menilai kekurangan orang lain daripada menilai kekurangan? diri sendiri. Seperti yang sudah ramai terjadi pada saat ini, terlebih di negara-negara Timur-Tengah, seperti Irak, Syiria dan lainnya. Pembunuhan tanpa sebab sudah meraja lela, kezaliman pun sudah terjadi di mana-mana, saling mencaci, saling memgkafirkan, saling melaknat dan lain sebagainya yang merusak citra dan kultural Islam. Yang lebih fatal lagi, mereka mengatasnamakan bela Islam. Menurut penulis, mereka itulah di antara sebagian Muslim yang secara perlahan menelanjangi Islam, hingga banyak orang memandang Islam sebagai agama yang negatif, cinta kekerasan dan lain-lain.

Kita harus banyak merenung, kita biasakan suatu perbuatan yang baik dan yang positif.? Jangan sampai kita telanjangi Islam ini dengan perilaku kita yang amoral dan tidak sesuai? dengan ajaran suci? Rasulullah Saw.? Dan yang perlu kita catat, kita harus selalu sadar akan perkataan Kanjeng Nabi? Saw "Hisablah (perhitungkanlah) diri kita sebelum kita dihisab oleh Allah Swt kelak di akhirat". Maka itu, merenunglah, sebab masih banyak yang perlu kita perbaiki dari kita sendiri.

Akhir kata, hidup itu bukan tentang siapa yang terbaik, akan tetapi siapa yang bisa berbuat baik dan bisa menyembunyikan perbuatan baiknya dari pandangan orang lain, bukan berpura-pura baik.

Salam saling menebarkan senyum

Penulis adalah pendiri dan pengasuh "Majlis Syafaat" di Jakarta; pengajar di salah satu pesantren di Jakarta Timur



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 17 November 2011

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jamaah Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin menggelar semaan Al-Quran di halaman gedung PBNU, jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12). Kegiatan berlangsung selepas shalat Subuh Sabtu sampai malam.

Puluhan jamaah mendengarkan bacaan-bacaan Al-Quran yang dilantukan para hafiz (penghafal Al-Quran) secara bergiliran. Al-Quran dibacakan tuntas 30 juz.

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU

Pada puncak acara, Sabtu malam, hadir Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Wakil Menteri Agama RI yang juga Musytasyar PBNU Prof. Nasaruddin Umar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut salah seorang jamaah, KH Nurkholis Aziz, kegiatan semaan Al-Quran Jantiko Mantab dab Dzikrul Gofilin tersebut? dilaksanakan tiap selapanan atau 35 hari yang jatuh pada Sabtu Wage.

Nurkholis menambahkan, dua jamaah yang didirikah KH Hamim Jazuli dan KH Ahmad Sidiq yang disatukan dalam satu “paket” tersebut memiliki waktu semaan Al-Quran berbeda-beda. Tapi rentang waktunya sama, yaitu selapanan. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, sebelum mulai semaan, jemaah meniatkan diri untuk mewakili keluarga, masyarakat untuk kebaikan bangsa ini. “Kemudian dilanjutkan dengan tawasul kepada Nabi kepada para wali Allah,” katanya.

Tidak ketinggalan juga, kata dia, memohon kepada Allah untuk dikabulkan hajat (kebutuhan, keinginan) para jamaah masing-masing. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 16 November 2011

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melakukan aksi teatrikal di depan gedung Gymnasium UPI pada Rabu, 18 Desember 2013.

Gerakan tersebut tercetus sebagai solidaritas atas mahasiswa UPI yang sedang mengalami kesulitan biaya di tengah bayaran kuliah yang sangat mahal, terutama mahasiswa baru yang sampai saat ini menyandang status penangguhan. Teatrikal tersebut bersamaan dengan acara wisuda bagi mahasiswa UPI yang telah menyelesaikan proses studinya.

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya

“Gerakan ini merupakan propaganda yang bertujuan untuk memberikan pencerdasan kepada semua orang bahwa di UPI masih banyak mahasiswa yang saat ini kebingungan untuk membayar SPP,” cetus Mujia Rosiadi selaku Kordinator Lapangan aksi tersebut melalui per rilis yang dikirim kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (19/12).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aksi itu dilakukan dengan membagikan tulisan mengenai kondisi mahasiswa yang terancam cuti paksa, penampilan seni, shalat berjamaah, doa bersama dan penyebaran kencelng (celengan) bagi yang ingin memberikan bantuan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muhammad Ridwan selaku Ketua PMII Komisariat UPI memaparkan, aksi ini merupakan inisiatif sekaligus bentuk follow up Mapaba, karena yang mempersiapkan gerakan ini adalah anggota PMII yang baru saja menjalani proses kaderisasi pertama tersebut.

Ridwan juga menjalaskan bahwa sebenarnya di UPI terdapat lembaga yang menampung anggaran dana untuk mahasiswa yang tidak mampu, hanya saja karena kemarin UPI dilaporkan terindikasi korupsi sehingga lembaga tersebut sedang dalam proses audit dari Inspektorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Namun yang anehnya, audit tersebut telah berjalan lama dan sampai sekarang belum ada keputusan dari Dikti. Hal itu menjadi alasan bagi UPI untuk tidak mengeluarkan dana bagi mahasiswa yang membutuhkan, padahal dana yang ada mencapai miliyaran.

Ketua angkatan Mapaba ke-7 Komisariat UPI Deden Indra berharap semakin banyak orang yang sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya kebutuhan orang kaya tetapi seluruh manusia, yang kaya dan miskin. “Ternyata, di balik kebahagiaan yang diwisuda, masih banyak mahasiswa yang mencari uang untuk biaya kuliah,” ungkapnya.

Gerakan tersebut berakhir dengan pembacaan do’a, dan seluruh peserta aksi kembali ke tempat. (Abdulllah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 14 November 2011

Dakwah Perlu Kontektualisasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Perubahan situasi dan lingkungan masyarakat perlu diantisipasi oleh para dai dalam menjalankan dakwahnya. Ajaran agama harus dikontekstualisasi sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.

Wakil Rais Aam PBNU KH Tolchah Hasan menjelaskan terdapat ayat-ayat yang memang sifatnya permanent, namun juga terdapat ayat yang dipengaruhi oleh kondisi tempat dan waktu.

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Blitar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Moh Bakir terpilih kembali menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2016-2021 Kota Blitar, Jawa Timur dalam Musyawarah Daerah yang berlangsung di Ruang Audio Visual Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

Bakir yang saat ini menjadi Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Blitar itu sebelumnya juga terpilih sebagai ketua MUI Kota Blitar, pada Musda tahun 2011 lalu.

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Musda Rabu (20/7) kali ini dibuka Wakil Wali Kota Blitar Santoso dan diikuti sekitar 50 orang terdiri dari pengurus MUI Kota Blitar periode 2011-2016, beserta para tokoh agama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Wali Kota Blitar Santoso saat memberikan kata sambutan berharap para pengurus terpilih mampu melanjutkan tugas kepengurusan sebelumnya yang ia nilai lumayan bagus. Menurutnya, kepengurusan masa khidmah 2011-2016 mampu menjaga kondusivitas Kota Blitar di tengah keberagaman baik agama, suku, dan lain-lain. “Pengurus lama udah baik. Program kegiatan juga jalan,” katanya.

Ketua panitia Musda, KH Abdul Basyid mengatakan bahwa melalui forum ini dipilih ketua umum dan tim formatur, yang selanjutnya akan menyusun secara lengkap kepengurusan MUI periode 2016-2021. Selain itu juga disusun berbagai program kerja lima tahun ke depan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun kriteria bagi calon ketua umum adalah memiliki ilmu keulamaan, mengerti organisasi dan kemampuan manajerialnya tinggi. “Berdasarkan hasil musyawarah mufakat terpilih calon incumbent, yakni Pak Subakir kembali menjadi ketua umum MUI Kota Blitar periode 2016-2021,” ungkap Abdul Basyid.

Adapun tim formatur terdiri dari 7 orang, di antaranya Subakir, Abdul Basyid, Moh.Sidik, KH Rusdi Rianto, KH Abdul Karim Muhaimin, Mashudi, dan Didik Suharmanto. “Kami sudah persiapkan beberapa prioritas program lima tahun ke depan. Di antaranya pengaderan,” ungkap Subakir di sela-sela acara.

Selain itu, ia akan melakukan kerja sama dengan pihak kelurahan di Kota Blitar untuk menyelenggarakan kegiatan bersama. Yakni mengadakan pengajian atau majelis taklim yang difokuskan untuk pemuda agar tidak terjerumus pada paham aliran sesat. (Imam Kusnin Ahmad/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Pesantren, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah