Sabtu, 22 Oktober 2011

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses

Lombok Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj membuka acara pra muktamar NU yang dihelat di Pesantren NU Al-Manshuriyah Talimusshibyan Jl TGH Moh Shaleh Hambali Sangkong, Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/4).

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses

Upacara pembukaan tersebut dihadiri ribuan warga Nahdliyin yang memenuhi halaman pesantren. Selain para pengurus PCNU se-Provinsi NTB, sebagian besar pengurus PBNU tampak hadir.

Di tribun utama, antara lain Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), KH Chalid Mawardi, KH Saifuddin Amsir, Tuan Guru Turmudzi Badaruddin, KH Ishomuddin, KH Artani Hasbi, KH Ubaidillah, dan KH Musthofa Aqil Siroj.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Lombok Tengah, Sekda Provinsi NTB mewakili gubernur, dan para pejabat dinas serta kepolisian setempat tampak antusias mengikuti jalannya upacara pembukaan pra-muktamar.

Dalam sambutannya selaku tuan rumah sekaligus Ketua PWNU NTB, AGH A Taqiuddin Mansur menyatakan kegembirannya menyambut kedatangan para ulama di pesantrennya. “Kami bangga, Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan diberi amanah untuk menyelenggarakan agenda muktamar

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski demikian, Tuan Guru Taqiuddin menyebut pemberitahuan dari PBNU sangat mendadak. Padahal, jika diberitahu sebulan sebelumnya, dipastikan pesantrennya tidak bisa menampung ribuan warga NU.

“Sebab, rakyat NU yang begitu besar di NTB ini. NU di sini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari watak dan akhlak masyarakat. Menyebut NU sudah tak asing lagi, karena sama saja menyebut dirinya sendiri. Inilah yang membahagiakan kami warga Nahdliyin di sini,” ujarnya bangga.

Ia menambahkan, antara NU dengan ormas lain telah seirama memandang bahwa Ahlussunnah wal Jamaah sebagai pandangan hidup mereka. “Oleh karena itulah, kegiatan seperti ini kendati hanya dua minggu pemberitahuannya, alhamdulillah kami tetap bisa melaksanakannya,” katanya disambut gemuruh tepuk tangan ribuan hadirin.

Sementara itu, dalam pidato pembukaan pra-muktamar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali mengulas tentang Islam yang tidak hanya membawa akidah dan syariah semata. Namun, Islam sebagai agama ilmu pengetahuan, budaya, peradaban, kemajuan, dan kemanusiaan. “Sungguh Allah dan Rasulullah tidak ridho kalau umat Islam bodoh. Juga tidak ridho kalau umat Islam biadab seperti ISIS,” ujarnya yang langsung disambut aplaus panjang.

Kiai Said juga menyinggung tema muktamar ke-33 NU Agustus mendatang. Ia menegaskan bahwa Islam Nusantara yang kini diusung sebagai tema muktamar merupakan Islam penebar kasih sayang.

“Islam Nusantara itu identik dengan Ahlussunnah Wal Jamaah, Islam yang beradab, Islam sebagai din al-rahmah wa al-hidayah. Bukan Islam yang membawa doktrin kekerasan, ekstrim radikal, apalagi terorisme,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri pidatonya dan membuka acara, Kiai Said berharap Muktamar ke-33 NU di Jombang sukses seperti pra-muktamar di Lombok. “Dengan ini, saya selaku Ketua Umum PBNU membuka seminar pra-muktamar dengan tema ‘Penguatan Ulama melalui Ahlul Halli Wal Aqdi dengan ucapan bismillahi Allahu Akbar saya buka secara resmi,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Kajian Islam, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 21 Oktober 2011

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Musyawarah Nasional (Munas) ke-1 Ikatan Seni Hadrah indonesia (Ishari) Nahdatul Ulama dibuka Wakil Gubenur (Wagub) Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul). Pembukaan ini ditandai bacaan alfatihah dan tabuhan alat terbang, Jumat (20/10) malam.

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang

Kegiatan pembukaan yang berpusat di Alun-alun Kabupaten Jombang dihadiri ribuan nahdliyin. Tak hanya dari sejumlah Pengurus Ishari, dari tokoh masyarakat serta unsur pemerintah setempat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

"Semoga acaranya sukses dari awal sampai akhir," jelasnya.

Gus Ipul sapaan akrabnya mengapresiasi para peserta Munas yang datang dengan biaya pribadi. Ia menyebutkan hal tersebut sebagai bukti kecintaan yang luar biasa kepada Nahdatul Ulama.

Selain itu, Gus Ipul juga menyebutkan jika Ishari bagian dari seni. Sedangkan seni membuat hidup bertambah indah dan bermakna.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan agama hidup menjadi terarah dan dengan seni hidup menjadi indah," papar Ketua PBNU ini.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jombang lewat Wakil Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, menyebutkan ISHARI menjadi Banom NU dalam Muktamar ke-33 Jombang dan Munas pertamanya juga di Jombang.

Hal ini menjadi sebuah penghargaan bagi kota santri, dimana salah satu pencetus ISHARI merupakan tokoh Jombang, KH Wahab Chasbullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ishari resmi menjadi banom NU pada Muktamar ke-33 di Jombang tahun 2015. Atas kesepakatan para sesepuh ISHARI maka Jombang jadi tuan rumah Munas 1," paparnya.

Ishari, aku Wabup, merupakan salah satu kesenian yang bisa jadi alternatif bagi anak muda untuk mengisi waktu kosong atau bersosialisasi dengan masyarakat.

Lanjut Wabup, dengan semakin banyaknya anak muda memanfaatkan waktu kosongnya pada kegiatan positif, maka akan terhindar dari narkoba dan kenakalan remaja.

"Pemerintah Kabupaten Jombang akan menggalakkan pembangunan dalam bidang seni dan olahraga untuk anak muda," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 15 Oktober 2011

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Semua lembaga Nahdlatul Ulama (NU) bergerak secara sosial dan keagamaan. Beberapa lembaga untuk peningkatan kesejahteraan warga yaitu Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU), Lembaga Kesejahteraan Keluarga NU (LKKNU), Lembaga Kesehatan NU (LKNU) dan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU (Lazisnu).

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan

Namun di antara sejumlah lembaga tersebut, menurut Sekretaris Umum PCNU Jombang H Muslimin Abdillah, hanya LAZISNU yang selama ini konsisten memaksimalkan perannya sebagai jembatan kesejahteraan masyarakat. Terutama dalam bidang pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh.

"Yang bergerak untuk kesejahteraan warga NU tersebut hanya LAZISNU yang memiliki legitimasi untuk menarik, mencari, dan mengumpulkan dana dari warga masyarakat," katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahad (26/6).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, peran LAZISNU sangat penting untuk terus dikembangkan demi menfasilitasi kebutuhan masyarakat. Selain itu, membangun kepercayaan masyarakat tentu tidak kalah penting dalam mengelola dana atau barang yang akan disalurkan kepada yang berhak atau kepentingan umat.

"Tidak ada lembaga, selain LAZISNU yang secara sah dan ditugaskan secara khusus untuk menarik dan mengumpulkan dana dan barang dari warga masyarakat," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itu, lanjut Cak Muslimin, sapaan akrabnya melalui LAZISNU, NU bisa memanfaatkan dana zakat, infaq dan shodaqoh untuk menguatkan dan memberdayakan warga yang tergolong dalam delapan ashnaf (kelompok) penerima (mustahiq), sehingga bisa menjadi lebih sejahtera.

Selama bulan Ramadhan ini pengurus LAZISNU Jombang menggelar sejumlah aksi sosialnya di berbagai tempat. Di antaranya bedah musholla, santunan anak yatim dan janda, pemberian zakat, infaq dan shodaqoh. Aksi tersebut masih terus digelar hingga sekarang.

“Demikian itu, pada prinsipnya menciptakan kesejahteraan ini merupakan salah satu? tujuan NU didirikan,” pungkas Muslimin. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 09 Oktober 2011

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ruangan Salsabila kantor PWNU Jawa Timur tiba-tiba penuh sesak oleh ratusan anak yatin piatu. Mereka datang dari sejumlah panti asuhan wilayah di Surabaya dan Sidoarjo. Kehadiran anak-anak yang tidak memiliki ayah maupun ibu ini sebagai matarangkai kegiatan buka bersama yang diselengarakan Majalah PWNU Jatim AULA.

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Sebelumnya, pagi hari kegiatan diawali dengan khatmil Qur’an. “Ada lima penghafal al-Qur’an dari PW Jam’iyatul Qurra wal Huffadz NU Jawa Timur,” kata Mohammad Rofi’e (28/7) yang didaulat untuk mensukseskan kegiatan tersebut.   

Usai shalat Dhuhur, kegiatan dilanjutkan dialog pimpinan majalah AULA dengan sejumlah agen di Jawa Timur. Dalam pengantarnya, Afif Amrullah menandaskan bahwa pertemuan agen dengan perusahaan idealnya dilaksanakan secara ajeg. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini penting agar semua pihak saling mengakui kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki,” tandas Redaktur Pelaksana Majalah AULA ini.

Ada empat narasumber yang dihadirkan pada kesempatan tersebut. Pertama adalah H Abdul Wahid Asa selaku pimpinan umum, Habib Wijaya yang dalam keseharian sebagai pemimpin perusahaan serta Muhammad Subhan, pemimpin redaksi. Demikian juga pendiri majalah yakni H Sholeh Hayat SH.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

H Abdul Wahid Asa memaparkan secara singkat bagaimana awal majalah ini isa terbit dengan subsidi dari PWNU Jawa Timur. “Awalnya majalah ini mendapatkan suntikan dana berupa seluruh biaya cetak,” kenangnya.

Namun seiring dengan respon dari para pembaca dan pelangan akhirnya majalah mampu membiayai sendiri ongkos cetak dan distribusi. “Bahkan majalah AULA sudah bisa memberikan donasi untuk PWNU Jawa Timur,” terangnya.

Bagi Pak Wahid, sapaan akrabnya, berjibaku di media NU memang harus tahan banting, termasuk untuk ikhlash dengan bayaran yang tidak seberapa. “Memang bukan untuk mencari penghidupan,” katanya. “Di AULA malah harus mengabdi,” lanjutnya.

Demikian juga mantan Wakil Ketua PWNU Jatim ini menemukan mitra yang tangguh dan mukhlish di bagian pemasaran yakni agen. “Mereka sama seperti kami yang tidak terlalu mempersoalkan keuntungan saat mengedarkan maupun memasarkan AULA,” ungkapnya.

Karena itu, semangat seperti ini hendaknya terus digelorakan demi khidmat kepada NU. 

Tidak mudah memang memiliki media cetak yang mampu eksis dalam rentang waktu demikian lama. Tentu banyak faktor yang membuat bisa bertahan. Yang utama adalah peran para agen dan tentunya doa dari berbagai kalangan.

Pada kesempatan ini juga diserahkan sejumlah penghargaan dan souvenir kepada agen yang telah memiliki komitmen membesarkan majalah yang telah berusia 36 tahun ini.  Kegiatan ditutup dengan buka bersama dan shalat Magrib berjamaah.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pertandingan, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 27 September 2011

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud meminta semua pihak untuk menghormati dan menjunjung tinggi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan sengketa pemilihan presiden.

“Kita adalah orang yang beradab, berilmu, dan beragama, memiliki keyakinan bahwa yang diputuskan oleh MK adalah keputusan yang benar,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis malam.

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK

“Untuk itu, kepada bangsa Indonesia, khususnya warga NU, ketika MK sudah memutuskan, wajib menghormati, sesuai dengan kaidah fikih yang diajarkan oleh para ulama di pesantren, “idha khakamal khaakim, rafaal khilaf” atau ketika hakim sudah memutuskan, maka hilanglah perbedaan.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menegaskan bahwa bangsa yang besar merupakan bangsa yang menerima keputusan tertinggi dari hakim, karena itu diharapkan para pendukung penggugat yang ditolak gugatannya agar tidak melakukan hal-hal negatif yang melanggar hukum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan ditolaknya gugatan tim Prabowo-Hatta, maka Jokowi-JK yang nantinya akan dilantik sebagai presiden RI ke-7.

“PBNU mengucapkan selamat kepada pasangan Jokowi-JK dan kami berharap agar pendukung Jokowi tidak secara demonstratif merayakan kemenangan, cukup bersyukur kepada tuhannya masing-masing karena kemenangan sudah ada di jiwa masing-masing dan tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.”

“Lima tahun ke depan masih ada kesempatan untuk bertarung kembali bagi yang kalah.”

Namun, ia tetap memberi catatan bahwa tidak ada yang sempurna dalam penyelenggaraan pemilu ini karena setiap lembaga penyelenggara pemilu pasti memiliki kekurangan dan melakukan kesalahan, ini yang harus terus diperbaiki di masa depan.

“Warga NU berpegang pada kaidah, ‘maa laa yudrakul kulluh, la yudraku julluhu’ atau jika tidak mencapai seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya.”

PBNU juga mengapresiasi petugas keamanan yang selama ini telah membantu menjaga situasi tetap kondusif dan nyaman sehingga masyarakat bisa terus beraktifitas dengan tenang. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 19 September 2011

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama (NU) merasa khawatir dengan nasib masjid-masjid milik warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) diambilalih oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam. Oleh karenanya, Pengurus Pusat (PP) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) berinisiatif melakukan gerakan nyata untuk merebut kembali masjid-masjid milik warga nahdliyyin itu, dengan mengumpulkan para pemimpin majelis ta’lim se-Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi)

“Tanggal 30 (Agustus, red) nanti kita akan kumpulkan ketua-ketua majelis ta’lim se-Jabotabek. Kita harus rebut kembali masjid-masjid yang sudah dikuasai orang (kelompok, red) lain itu,” kata Ketua Umum PP LDNU KH Nuril Huda kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).

Seperti diberitakan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu lalu, Ketua PBNU KH Masdar F Mas’udi mengungkapkan, sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam telah serampangan mengambilalih masjid-masjid milik warga nahdliyyin dengan alasan syarat ajaran bid’ah dan beraliran sesat. Pengambilalihan yang dimaksud berbentuk penggantian para takmir masjid yang selama ini diisi oleh warga nahdliiyin. Demikian juga dengan tradisi-tradisi ritual keagamaan khas NU pun diganti.

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek (Sumber Gambar : Nu Online)
Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek (Sumber Gambar : Nu Online)

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek

Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama PP LDNU dengan PP Muslimat NU itu, kata Kiai Nuril—demikian panggilan akrabnya—, dilaksanakan setiap akhir bulan. Dalam pertemuan itu, para pemimpin majelis ta’lim tersebut diberikan pemahaman yang menyeluruh tentang paham Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja).

Menurut Kiai Nuril, pemahaman tentang Aswaja yang benar dirasa sangat penting guna menghadapi gerakan-gerakan kelompok-kelompok yang telah mengambilalih masjid-masjid NU. Pasalnya, secara umum para pemimpin majelis ta’lim itu belum memahami sepenuhnya ajaran Aswaja tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, Kiai Nuril menambahkan, tidak sedikit pula bermunculan ajaran yang mengatasnamakan Ahlussunnah, namun yang dimaksud bukanlah Aswaja. “Sekarang kan banyak sekali aliran yang mengaku Ahlussunnah, tapi sebetulnya bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ahlussunnah saja, beda dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Makanya, majelis ta’lim ini harus diberi pemahaman agar bisa membedakan antara Ahlussunnah saja, dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah,” terangnya.

“Bedanya, kalau Ahlussunnah saja, itu hanya mengikuti ajaran dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Tapi kalau Ahlussunnah Wal Jama’ah, mengikuti ajaran dan perilaku nabi sekaligus juga para Khulafaur Rosyidin (kholifah empat; Abu Bakar Assiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib, red),” imbuh Kiai Nuril.

Disadari Kiai Nuril, sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia yang berpaham Aswaja, NU merasa perlu untuk segera melakukan gerakan-gerakan nyata dalam rangka penyelamatan terhadap paham yang sudah diyakini kebenarannya selama ini. Jika tidak, katanya, tidak ada jaminan dalam waktu sepuluh tahun mendatang ajaran moderat yang terkandung dalam Aswaja akan hilang dan tergantikan oleh paham yang lain.

Diungkapkan Kiai Nuril, pada pertemuan pertama dan kedua yang diikuti 162 ketua majelis ta’lim se-Jabotabek itu, responnya cukup positif atas kegiatan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, katanya, sekaligus terungkap bahwa sebagian besar pimpinan majelis ta’lim belum mengerti sepenuhnya paham Aswaja sebagaiamana diterapkan NU selama ini.

“Ibaratnya, kita akan berikan pencerahan kepada para majelis ta’lim itu tentang ajaran Aswaja yang benar dan menyeluruh. Biar mereka juga bisa membedakan antara paham Ahlussunnah saja dengan Ahlussunnah yang ada Wal Jama’ah-nya,” tandas Kiai Nuril.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan tersebut, kata Kiai Nuril merupakan awalan. Selanjutnya, pihaknya akan memperluas wilayah garapan dari kegiatan tersebut hingga ke daerah-daerah, terutama daerah di luar Jawa. Karena, ungkapnya, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Jabotabek saja, melainkan seluruh Indonesia.

Untuk pertemuan mendatang (30 Agustus), tutur Kiai Nuril, pihaknya telah mengundang seorang tokoh muslimah asal Amerika Serikat untuk menjadi penceramah, yakni Mrs Tiye Mulazim. Menurutnya, Mrs Tiye Mulazim juga seorang muslimah yang berpaham Aswaja. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, AlaSantri, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 16 September 2011

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah beberapa bulan dinanti, Majalah Serambi Al-Muayyad (MSA) akhirnya kembali terbit. Rencananya majalah yang dikelola para santri Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo ini akan diluncurkan saat peringatan haul para sesepuh pondok, Rabu (20/1) mendatang.

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik (Sumber Gambar : Nu Online)
Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik (Sumber Gambar : Nu Online)

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik

Kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, salah satu redaktur MSA Miftahul Abrori menuturkan, pada penerbitan kali ini kita akan mengetengahkan judul “Santri Butuh Perhatian Orang Tua dan Ketelatenan Guru Ngaji”.

Selain itu, imbuh Miftah, ada artikel “Hati Mbah Umar Bergantung di Masjid” tulisan dari Drs Muhammad Ishom yang menerangkan keteladanan KH Ahmad Umar Abdul Mannan (Mbah Umar) yang secara istiqamah melaksanakan kewajiban shalat lima waktu berjamaah di masjid.

“Ketika Mbah Umar tidak bisa berjamaah di masjid karena masih berada di jalan, Mbah Umar tetap berusaha shalat berjamaah di masjid begitu sampai di Mangkuyudan dengan cara mencari santri yang belum shalat. Jika ternyata tidak menemukan santri yang belum shalat, Mbah Umar menawarkan kepada santri yang sudah shalat untuk mau melakukan i’adah (shalat ulang) dengan berjamaah bersama beliau,” terang Miftah, Ahad (17/1).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wawancara bersama alumni Pesantren Al-Muayyad 1991 Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, juga menjadi menu spesial edisi kali ini. “Menaker memunyai nostalgia di Al-Muayyad yang masih terkenang hingga kini. Ia juga sampai sejauh ini masih sering mengunjungi Al-Muayyad,” kata Miftah.

Tak ketinggalan berita pesantren dan kegiatan santri, cerpen, puisi, dan lain-lain. “Jika Anda hadir pada acara Khataman Al-Muayyad, terasa kurang rasanya jika Anda pulang tanpa membawa ‘oleh-oleh’ khas Al-Muayyad ini,” selorohnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah