Sabtu, 25 Oktober 2008

Ribuan Pecinta Shalawat Banjiri Kota Solo

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berbagai acara pawai atau parade kerap kali digelar di Kota Solo, baik yang bertema budaya maupun kebangsaan. Namun pada Kamis (6/6), diadakan acara yang berkonsep agak berbeda, yakni memadukan unsur antara budaya dan Religi. Acara tahunan ini diagendakan bertepatan dengan hari Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab.

Dalam acara yang bertajuk "Parade Hadrah; Solo Bershalawat 2013" tersebut ratusan ribuan peserta yang terbagi dalam berbagai grup hadrah tumpah ruah di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo.

Ribuan Pecinta Shalawat Banjiri Kota Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pecinta Shalawat Banjiri Kota Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pecinta Shalawat Banjiri Kota Solo

Menurut panitia penyelenggara, kegiatan ini merupakan untuk kelima kalinya diadakan. Sejak tahun 2009 sampai sekarang, jumlah pesertanya juga terus meningkat. KH Idris Shofawi, mewakili panitia mengatakan, sudah ada 145 grup hadrah yang mendaftar. Tapi jumlah tersebut akan terus bertambah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Banyak yang mendaftar pas hari-H. Para peserta datang dari berbagai daerah se Solo Raya,” tuturnya, Rabu (5/6).

Dia menambahkan tujuan acara ini yakni untuk mensyiarkan sholawat di Kota Solo. Juga untuk memperingati Isra’ Mi’raj.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita ingin mengajak masyarakat agar giat bersholawat. Daripada untuk kegiatan yang tidak bermanfaat lebih baik banyak bershalawat,” tutur pemimpin Jamuro itu.

Saat pelaksanaan acara, terdengar lantunan sholawat pujian kepada Nabi Muhammad saw dengan diiringi irama rebana, begitu membahana di pusat Kota Solo. Rombongan parade itu berjalan dari Lapangan Kota Barat dan berakhir sampai pada Balai Kota Solo. Mereka ada yang berjalan kaki, namun ada pula yang naik mobil. Acara diakhiri dengan pembacaan mahalul qiyam dan doa bersama di lapangan depan Pendhapi Balai Kota.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Agustus 2008

Komitmen Jaga NKRI, 13 Ribu Pendekar Pagar Nusa Bakal Kumpul di Lampung

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa akan menggelar apel bela negara di Lapangan Merdeka, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur, Selasa (31/5).?

Ketua Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Ajengan Mimih Haeruman memperkirakan ada sekitar 13 ribu hingga 15 ribu pendekar dari seluruh wilayah di Propinsi Lampung yang terlibat dalam apel ini.?

Pesan utama yang ingin disampaikan, kata Mimih, Pagar Nusa siap dan berada di garda depan dalam penjagaan terhadap tanah air Indonesia. Hal ini menjadi penting mengingat di tengah-tengah keprihatinan dan sejumlah permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti ancaman paham radikal, penyalahgunaan narkoba dan kekerasan seksual terhadap anak-anak dan perempuan.

Komitmen Jaga NKRI, 13 Ribu Pendekar Pagar Nusa Bakal Kumpul di Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Komitmen Jaga NKRI, 13 Ribu Pendekar Pagar Nusa Bakal Kumpul di Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Komitmen Jaga NKRI, 13 Ribu Pendekar Pagar Nusa Bakal Kumpul di Lampung

“Ini sebagai wujud keprihatinan dan sekaligus kesadaran pendekar Pagar Nusa untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Mimih kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahad (30/5) petang.

Rencananya, apel akan dihadiri Rais Aam KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Ketua Pusat PSNU Pagar Nusa Ajengan Mimih Hoiruman, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, dan Wakil Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari.

Menurut Ketua Panitia Doddy Dwi Nugroho, kegiatan itu bukan sekadar ajang show off force bagi para pendekar Pagar Nusa. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk menyolidkan komitmen para pendekar Pagar Nusa dalam membela Islam (NU) dan segenap bangsa Indonesia. "Ya, ini lebih dari sekadar pertunjukkan pendekar," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tujuan pendirian Ikatan Pencak Silat NU atau Pagar Nusa memang untuk mengawal dan membentengi NU dan segenap bangsa Indonesia. Hal itu diamini Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

"Mengawal NU sebagai semangat agama, sebagai semangat keberagamaan kita. Kemudian mengawal NKRI sebagai semangat keberagaman bangsa Indonesia. Itulah Pagar Nusa," kata pengasuh Pesanten Ats-Tsaqofah Ciganjur ini.

Kiai Said juga menyebutkan hadits yang artinya “Barang siapa tidak punya tanah, tidak punya tanah air, tidak punya sejarah, maka tidak punya karakter”.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia," pungkasnya. (Kendi Setiawan/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Sholawat, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 Juni 2008

Muslimat NU Rapat Konsultasi dengan DPR dan Pemerintah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muslimat NU, Rabu (24/4) sore, di Jakarta mengadakan rapat konsultasi dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah mengenai optimalisasi anggaran manajemen penanganan bahaya banjir.

Muslimat NU Rapat Konsultasi dengan DPR dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Rapat Konsultasi dengan DPR dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Rapat Konsultasi dengan DPR dan Pemerintah

Forum ini dihadiri anggota DPR RI Komisi V Marwan Ja’far, Anggota Badan Anggaran DPR RI Nusron Wahid, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pitoyo Subandrio, serta salah seorang pejabat Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Ketua Muslimat NU Machsanah Asnawi Latif mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Program Representasi USAID telah melakukan penelitian lapangan terhadap kondisi dampak banjir di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Selain penelitian sosial, Muslimat NU aktif dalam program sosialsisasi, studi literatur, diskusi terbatas, dan rapat konsultasi dengan pemerintah daerah setempat berkenaan dengan banjir. Machsanah berharap, sejumlah rekomendasi yang diterbitkan organisasi kaum ibu NU ini dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kebijakan.

Rapat konsultasi diawali dengan paparan data hasil penelitian dan sejumlah butir rekomendasi. Muslimat NU, salah satunya, mendesak pemerintah memberikan dana anggaran khusus (DAK) untuk pembangunan daerah aliran sungai di Banjar dan perawatan tanggul Bengawan Solo di Lamongan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

DPR dan pemerintah menyambut positif rekomendasi Muslimat NU. Hanya saja, kendala sering terjadi pada apresiasi pembuat jabatan terhadap persoalan dan problem non-struktural di tingkat kebudayaan masyarakat.

“Bagus sekali Muslimat peduli dengan persoalan banjir. Tapi saya kira masalahnya ada pada politik anggaran infrastruktur kita,” tutur Marwan.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Nahdlatul, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 10 Juni 2008

Wakapolri Pimpin Upacara Hari Santri Nasional di Monas

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Syafruddin didaulat menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2016 di Monas Jakarta, Sabtu (22/10).?

Jenderal Bintang tiga ini mengingatkan kepada generasi muda pada umumnya agar bisa meneladani kaum santri. Sebab merekalah elemen generasi muda bangsa yang selalu membangun semngat cinta tanah air.

Wakapolri Pimpin Upacara Hari Santri Nasional di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)
Wakapolri Pimpin Upacara Hari Santri Nasional di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)

Wakapolri Pimpin Upacara Hari Santri Nasional di Monas

“Saat ini, santri juga menjadi pioner pengembangan Iptek dan Imtak sekaligus sebagai modal memajukan bangsa Indonesia,” ujar Komjen Syafruddin di hadapan sekiat 50.000 santri yang memadati halaman Monas bagian utara.

Syafruddin yang hadir didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan mengimbau kepada masyarakat Indonesia pada umumnya agar bahu-membahu mewujudkan negara yang aman, damai, ramah, dan toleran.

Hal itu menyikapi sering terjadinya tindakan anarkis dari segilintir kelompok dengan mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang santun dan ramah. Menurutnya, santri harus terus ikut aktif menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Apel akbar dan upacara Hari Santri di Monas dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, para pimpinan Ormas Islam yang tergabung dalam LPOI, para menteri kabinet, jajaran kepolisian dan TNI, serta para pengurus lembaga dan banom NU. (Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 Mei 2008

Prihatin Merebaknya Minimarket, PMII Jepara Unjuk Rasa

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jepara merasa prihatin merebaknya keberadaan minimarket yang berada di kabupaten Jepara. Mereka memadati kantor bupati dan DPRD setempat. Di sini mereka menyatakan tuntutannya.

Sesuai data yang diterima PMII dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jepara, ada 53 toko modern yang berizin. Sementara fakta di lapangan sesuai kajian PMII jumlah itu menggelembung menjadi 70an toko.

Prihatin Merebaknya Minimarket, PMII Jepara Unjuk Rasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Prihatin Merebaknya Minimarket, PMII Jepara Unjuk Rasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Prihatin Merebaknya Minimarket, PMII Jepara Unjuk Rasa

PMII menyayangkan pihak terkait tidak lantas mengambil tindakan. Padahal beberapa waktu lalu PMII sudah beraudiensi dengan pihak terkait agar segera menertibkan toko-toko yang izinnya sudah kedaluarsa dan yang disinyalir belum berizin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena tidak mengindahkan audiensi ini, PMII Jepara memutuskan untuk unjuk rasa. Mereka menyampaikan aspirasi turun ke jalan. Sebanyak ratusan mahasiswa aktivis PMII Jepara melakukan long march dari Gedung NU Jepara jalan Pemuda 51 menuju kantor Bupati Jepara dan ke Kantor DPRD Jepara, Kamis (21/5) pagi.

Dari rilis yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, PMII menuntut kepada Pemkab Jepara agar melakukan penertiban perizinan pasar modern yang menjamur di kabupaten Jepara. Sebab hal ini mengakibatkan keresahan pelaku pasar tradisional.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihak PMII dari rilisnya juga mendorong Pemkab Jepara untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pedagang kecil dan memberikan pembinaan serta pemberdayaan terhadap pasar tradisional untuk meningkatkan kenyamanan konsumen berbelanja di pasar tradisional.

Saat melewati depan Disperindag ternyata kantor terkait tutup. Beberapa pendemo mencoba merangsek ke dalam tetapi nihil.

Mereka kemudian ditemui oleh Setda Sholih, Kepala Satpol PP Tresno Santoso dan Kabid Perdagangan Disperindag Jepara Florentina Budi K.

Dalam kesempatan itu Sholih menyampaikan akan segera memperketat izin toko modern. Tetapi pihak Pemkab harus mempelajari ulang terkait adanya penggelembungan jumlah toko modern yang tidak sesuai dengan jumlah yang ada di data Disperindag.

Hal lain Florentina menambahkan bahwa pihak Disperindag Jepara ini tidak bisa semena-mena menutup toko modern yang dimaksud. Bisa saja toko modern yang beroperasi berdiri sebelum perda ini ada. Tresno Santoso, Kepala Satpol PP Jepara menjanjikan akan menutup toko yang tidak sesuai perda No. 03 tahun 2010, Senin (25/5) depan.

Di tempat lain, di depan kantor wakil rakyat, Ketua DPRD Jepara Dian Kristiandi meminta kepada PMII agar selalu mengingatkan jika DPRD tidak sesuai dengan koridornya.

Pihaknya berjanji akan segera melakukan revisi perda pasar modern tersebut. “Dalam dengar pendapat insya Allah akan melibatkan elemen masyarakat yakni PMII maupun pedagang pasar,” janjinya.

Sementara itu, Ainul Mahfudz Ketua PMII Cabang Jepara saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan pihaknya menanti janji-janji pejabat itu. “Jika janji-janji itu tidak ditetapi kami akan melakukan aksi yang besar lagi,” pungkasnya. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Mei 2008

Rawan Penyelewengan, Pengamat Sarankan Lobi Anggaran di DPR Dihapus

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peneliti Lanskap Indonesia Agung Wasono menjelaskan administrasi merupakan hal penting yang harus dijadikan panduan dalam melaksankan tugas dan fungsi suatu badan atau pemerintahan karena dengan administrasi, akan terlaksana program-program atau kerja yang sesuai dengan tupoksi tugas dan wewenangnya. Pemerintah tidak akan bisa berjalan dengan teratur untuk itu pemerintah harus wajib mentaati hukum administrasi yang sudah ditetapkan.

Rawan Penyelewengan, Pengamat Sarankan Lobi Anggaran di DPR Dihapus (Sumber Gambar : Nu Online)
Rawan Penyelewengan, Pengamat Sarankan Lobi Anggaran di DPR Dihapus (Sumber Gambar : Nu Online)

Rawan Penyelewengan, Pengamat Sarankan Lobi Anggaran di DPR Dihapus

“Penyelewengan anggaran yang tidak sesuai dengan kebijakan yang sudah ditentukan bukanlah hal yang aneh karena sejak perencanaannya memang sudah banyak masalah, apalagi dalam proses penentuannya yang banyak menggunakan model lobi di gedung DPR, oleh karena itu sejak awal perencanaan harus dimaksimalkan dan model lobi harus dihapus,” ungkap Agung Wasono.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi yang berlangsung di Kampus Unusia Jakarta, Rabu (8/3).

Kepatuhan penyelenggara negara terhadap peraturan dan administrasi masih dipertanyakan komitmennya karena masih banyak temuan-temuan terhadap ketidakpatuhan aparat penyelenggara negara terhadap kode administrasi yang berlaku.

Peneliti Pusat Pendidikan dan Kajian Anti Korupsi (Pusdak) Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (FH Unusia), Muhtar Said mengatakan pada tahun 2016 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan ada 451 (empat ratus lima puluh satu) penyimpangan administrasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, 2.402 (dua ribu empat ratus dua) penyimpangan adminitrasi di Pemerintah Daerah & Badan Usaha Milik Daerah, sedangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan badan lainnya bersih tidak ada temuan.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota Ombudsmen RI Ahmad Suaedy menjelaskan tata kelola pemerintahan yang baik tidak mungkin tercapai ketika hanya mengandalkan tata aturan yang ketat namun juga harus dibarengi dengan perencanaan yang matang dari hulu sehingga ada sinkronisasi antara perencanaan, peraturan dan pelaksanaannya.

“Daerah yang banyak eksploitasi sumber daya seharusnya menjadi daerah yang sejahtera, Papua, NTB, dan Aceh adalah daerah yang wilayah eksploitasinya banyak namun masih tetap saja menjadi wilayah miskin. Ini membuktikan prinsip good governance belum berjalan dengan baik” terang Ahmad Suaedy. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Sejarah, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 01 Maret 2008

’Ayat-Ayat Cinta’ Digandrungi karena Menyodorkan Budaya Konsumtif

Canberra, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

’Ayat-Ayat Cinta’ (AAC) baik film maupun novelnya digandrungi karena berhasil memenuhi kebutuhan kalangan Muslim di Indonesia untuk mengkonsumsi budaya-budaya yang dianggap bernilai islami.



’Ayat-Ayat Cinta’ Digandrungi karena Menyodorkan Budaya Konsumtif (Sumber Gambar : Nu Online)
’Ayat-Ayat Cinta’ Digandrungi karena Menyodorkan Budaya Konsumtif (Sumber Gambar : Nu Online)

’Ayat-Ayat Cinta’ Digandrungi karena Menyodorkan Budaya Konsumtif

Menjadi Muslim ternyata tidak cukup hanya dengan bersyahadat, shalat, zakat, tirakat dan berhaji di tanah Arab. Seseorang merasa lebih mantap menjadi Muslim dalam tatanan dunia pasar bebas ini dengan mengkonsumsi barang-barang dan budaya-budaya islami itu.

Demikian dikemukakan Amrih Widodo, antropolog dan pakar pop-culture dari Australian National University (ANU) dalam diskusi Fenomena Ayat-Ayat Cinta yang diselenggarakan Pengurus Cabang istimewa Nahdatul Ulama (PCINU) Canberra bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) ANU dan Minaret—sebuah kelompok studi sosial keagamaan di Canberra, Kamis (17/4) lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para panelis, demikian dilaporkan kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Canberra Yasir Alimi, menilai, AAC lahir karena tuntutan mapannya Muslim kelas menengah ke atas, yang terbentuk sejak Haji Suharto menampilkan identitas Islam.

Kemapanan kelas menengah atas ini, menurut Amrih, melahirkan kebutuhan dan sirkulasi barang yang bernilai Islam. Kesuksesan AAC karena ‘ideologi estetik popular’ yang mengondisikannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Amrih, AAC dianggap memberikan teladan nilai-nilai Islam serta juklak untuk hidup secara Islami. "Ia memberikan ‘manual for living in Islamic ways’,” katanya.

Namun Islam yang disajikan di sana ternyata Islam model Ikhwan. Demikian tegas Nabiela, dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya yang menjadi pembicara setelah Amrih. Hal ini tampak di antaranya dalam penolakan Fahri untuk bersalaman dengan perempuan yang bukan muhrimnya, walaupun dengan penolakan itu Fahri masih sering ber-khalwat (mojok) dengan Maria.

Meski ada elemen-elemen yang menarik seperti pembelaan Fahri terhadap seorang Amerika diatas bus kota, namun secara umum Islam yang ditampilkan AAC, menurut Nabiela, adalah Islam yang bernuansa Timur Tengah dari pada Islam Indonesia.

Hal itu disepakati Amrih dengan mengutip tulisan Hanung--sang sutradara film, yang menganggap dirinya mengamati Islam dari dekat sekali ketika ia sedang mempersiapkan film tersebut di Kairo.

Dalam kesempatan yang sama, Aris Mundayat—Dosen senior Anthropologi UGM—menegaskan bahwa AAC adalah bentuk moral panics kelas menengah atas serbuan budaya pop barat yang luar biasa deras. Saking derasnya pemerintah pun tak kuasa menahan lajunya.

Disamping kepanikan simbolik ini, kelas menengah juga menghadapi kepanikan yang sangat riil, yaitu drug. "Oleh karena itu, kalau tahun 80-an di kelas saya hanya 1 atau 2 orang yang pakai jilbab sekarang banyak sekali. Pembengkakan jumlah jilbaber ini tidak hanya terjadi di dalam kelas tapi juga di luar kelas," tandasnya.

Yang mencengangkan, menurut Aris, AAC hamper sama dengan film 30/S/PKI dalam penggalangan penonton. Kalau film PKI yang menggerakkan adalah pemerintah, film AAC yang menggerakkan adalah lembaga kerohanian yang menguasai SMA-SMA. Lembaga kerohanian ini adalah perluasan setelah dikuasainya kampus-kampus umum.

Salah satu contoh penguasaan yang nyaris sempurna adalah di sebuah SMAN favorit di Yogyakarta. Disana siswa saling mengawasi (surveillance). Kalau ada siswa yang berpacaran dengan tidak secara Islami, maka akan dilaporkan.

“Penguasaan itu berkembang menjadi diskriminasi sehingga para alumni yang beragama non-Muslim pun sekarang juga takut menyekolahkan anaknya disekolahan tersebut,” katanya. (yas)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah