Kamis, 22 Maret 2018

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Wali Songo Sragen meraih Juara Liga Santri Nusantara (LSN) Region II Jateng setelah di laga final menundukkan Darul Muttaqien dari Temanggung dengan skor telak 5-0 di Stadion Taruna Sragen, Sabtu (7/10).

Hasil ini membuat Songo FC berhasil menjadi yang terkuat untuk ketiga kalinya secara berturut, di Wilayah Region Karesidenan Surakarta dan Kedu.

Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)
Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Striker Faishal menjadi bintang kemenangan Wali Songo dengan tiga gol yang diciptakannya. Disaksikan ribuan suporternya sendiri yang memadati Stadion Taruna, Wali Songo tampil perkasa.

Laga baru berjalan lima menit, Triyono mampu membawa Wali Songo unggul 1-0 atas wakil Temanggung. Faishal mampu menggandakan keunggulan Wali Songo pada menit ke-28. Dua menit berselang, Faishal mencetak gol keduanya yang membawa timnya menang 3-0 di babak pertama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada babak kedua, Wali Songo tidak mengendorkan serangan. Namun, lini belakang Darul Muttaqien tampil disiplin sehingga mampu menggagalkan sejumlah peluang dari Wali Songo di awal babak kedua. Terus menerus digempur, gawang Darul Muttaqien akhirnya bobol juga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Faishal mencetak gol ketiganya pada menit 59 yang membawa Wali Songo unggul 4-0. Di pengujung babak kedua, Wali Solo kembali menambah gol melalui kaki Muarif. Skor 5-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

“Wali Songo berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp5 juta. Sementara Darul Muttaqien berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp4 juta. Wali Songo berhak melaju ke putaran nasional pada akhir Oktober 2017 di Bandung,” papar Koordinator LSN Region II Jateng Ali Sutopo. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian Sunnah, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 19 Maret 2018

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan Bazar (pasar murah) yang digelar Yayasan Puan Amal Hayati di halaman rumah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad (5/7), berlangsung sukses. Hasil penjualannya menembus angka 150 juta rupiah.

Hal tersebut dikatakan Ketua Panitia Bazar David Chaerul kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai memberikan hasil donasi bazar kepada Ketua Yayasan Puan Amal Hayati Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ahad sore. Puan Amal Hayati adalah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan perempuan. Penyelenggaraan pasar murah ini bekerja sama dengan Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia (Perduki).

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

“Hasil 150 juta tadi itu kami serahkan semua kepada ibu. Sebenarnya, dari harga asli barangnya itu sekitar 346 juta. Karena kita jual dengan diskon lebih dari 50 persen, jadinya 150 aja yang kita hasilkan. Memang itu semua untuk Yayasan yang dipimpin Ibu Sinta,” ungkap David.

Karena kesibukan Sinta Nuriyah yang luar biasa saat Ramadhan, lanjut David, bazar murah bertema “Tiada Syukur Tanpa Perduli” tersebut sengaja dilakukan pada saat yang tepat. “Jadwalnya memang kami sesuaikan dengan waktunya Ibu Sinta,” ujar David.

Menurut David, timnya dikerahkan memang untuk kerja sosial. Ia melihat Yayasan Puan juga konsen dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Bagi kami, KDRT itu kekerasan yang paling bahaya. Kami nggak suka itu. Cikal bakalnya kan dari situ. Lalu berkembang hingga ke masyarakat,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Atas nama timnya dari PERDUKI, David Chaerul sangat menaruh hormat kepada timnya Ibu Sinta Nuriyah lantaran gaya bicara dan pembawaannya sungguh membuat mereka terpana.

“Saya angkat topi sama para pengurus Yayasan Puan. Mereka bicaranya sama seperti ibu yaa, pakai hati. Hati kan nggak ada yang berdusta. Allah kan melihatnya hati. Itu yang saya suka. Terpenting, apa yang diberi dengan hati, pasti akan menyentuh hati,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski baru pertama kali bekerjasama dengan Yayasan Puan, David menilai, tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua telah ditakdirkan oleh Allah. “Buat Allah nggak ada yang kebetulan. Sudah ada skenario dari-Nya. Semua tercatat arahnya ke sini ke situ. Saya hanya percaya itu. Saya amini. Allah kita satu, nggak ada yang dua,” ujarnya mantap.

Ke depan, kata David, kegiatan sosial ini lebih diarahkan ke yatim piatu. “Untuk masa yang akan datang, mustinya lebih baik. Dan saya berharap, saya nggak jadi ketua panitia. Capek. Hahaha,” pungkasnya seraya tertawa lepas. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Maret 2018

Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum

Banjarmasin, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karya-karya ulama Nusantara seharusnya menjadi referensi kurikulum pokok dalam dunia pendidikan nasional. Selama ini, karya-karya ulama Nusantara hanya dikaji di lingkungan pesantren. Di perguruan tinggi Islam hanya ada di program pasca sarjana, itupun baru sebatas penelitian-penelitian. Padahal, karya-karya ulama Nusantara bukan saja terkait dengan dunia keislaman, tapi juga meliputi sastra hingga hukum tatanegara, dan banyak aspek kehidupan yang lain.



Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum

Demikian dikatakan Prof. Dr. KH. Muhammad Machasin dalam sambutan penutupan Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-10 di hotel Arum Banjarmasin Rabu malam (3/11).

“Dewasa ini karya Nusantara sebetulnya relatif lebih diapresiasi, tapi belum cukup karena belum masuk kurikulum. Kita baru sadar ada karya ulama kita ketika memasuki S2. Ini terlambat, semestinya kita tahu sejak dini, ketika masih muda. Untuk pesantren mengkaji karya-karya ulama kita dengan baik, meski ada kekurangan,” papar Kiai Machasin yang menjabat sebagai Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, Kementerian Agama RI.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu, Kiai Machasin juga mengungkapkan bahwa obyektifitas dalam penelitian itu bagus dan diperlukan, tapi semestinya tidak hanya berhenti di situ. Sebab, obyektifitas itu hanya alat, bukan tujuan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dari sekian metodelogi, sekian pemikiran, yang telah kita pelajari, harus dipilih dengan tepat untuk sebuah sikap dan pertanggungjawaban ilmiah. Biar kita tidak terombang-ambing, terbawa arus, sehingga tidak jelas. Penelitian harus jadi patokan, untuk itu kita harus memilih,” tegasnya.

Kiai Machasin yang juga Rais Syuriyah PBNU mengkritik bahwa pembicaraan dalam ACIS ke-10 tentang Islam Nusantara baru sampai pada hal-hal yang baik.

“Kita belum membincangkan sisi negatifnya. Pasti ada sisi negatifnya. Yang negatif harus diteliti juga, biar kita tidak terjerembab ke dalam kubangan. Yang positif diteliti, dikembangkan, masuk dalam pendidikan, disebarkan secara luas pada masyarakat,” jelasnya. (hh)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Maret 2018

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama(IPNU) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sistem penanaman Organik (Simpatik) melatih para kader IPNU setempat untuk bisa bertani secara organik.

Pelatihan yang digelar di Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya,? ini diikuti kader dari setiap Pimpinan Anak Cabang PAC IPNU. Mereka dilatih dalam jangka panjang mengikuti alur petani dalam menggarap sawah? sampai masa panen sehingga para pelajar NU ini mengerti secara detail cara mengolah alam secara organik. Diharapkan, mereka menjadi pemuda pelopor pertanian organik kemudian bisa menggarap daerah masing-masing dan menjadi penyuluh kelompok petani di daerah.

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik

Selain dibekali materi materi tentang pertanian organic, para kader IPNU tersebut juga melakukan praktik lapangan dengan turun langsung ke sawah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ketua PC IPNU Kabupaten Tasikmalaya Fikri Nursamsi, saat ditemui di Sekretariat IPNU Kabupaten Tasikamalaya Jalan Raya Timur Nomor 505 Badakpaeh Singaparna, Senin (29/02), mengatakan, pihaknya menamakan program kali ini dengan “Pelajar Mandiri”.

Pelajar mandiri, katanya, adalah pelajar yang bisa mengolah daerahnya di ancaman Tasikmalaya ditinggalkan generasi mudanya karena urbanisasi. Urbanisasi dinilai menimbulkan dampak negatif bagi warga desa lantaran tercemarinya budaya desa yang masih baik oleh budaya kota yang belum tentu cocok.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fikri melanjutkan, oleh karena itu IPNU berusaha menyadarkan anak muda Tasikmalaya untuk menghilangkan rasa gengsi dan bisa mengolah alam serta memajukan daerahnya. Bertani baginya adalah salah satu cara strategis, mengingat basis NU adalah desa dan warga desa mayoritas adalah petani. Ia lantas mengingatkan pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari bahwa “Pak tani itulah penolong negeri”.

“Kami juga lebih memilih untuk bisa bertani secara organik karena organik ramah lingkungan dan bisa meringankan biaya subsidi pupuk kimia yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu juga pertanian yang digarap dengan cara organik hasilnya lebih melimpah,” ujar Fikri. (Husni Mubarok/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Maret 2018

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kota Solo kembali ditetapkan menjadi salah satu tuan rumah Liga Santri Nasional (LSN) 2017,? Regional II Jawa Tengah. Ini berarti untuk ketiga kalinya secara berturut, Kota Bengawan menjadi tuan rumah LSN. Selain Solo, Magelang juga rencananya menjadi tuan rumah pelaksanaan liga santri.

Hal ini disampaikan Koordinator LSN 2017 Regional Jateng II Anis Mudzakir saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (10/7).

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Menurut Anis, proses pelaksanaan LSN di Jateng II sudah dimulai dengan proses pendaftaran pesantren yang akan menjadi calon peserta.

“Ini sudah kita mulai, rencana dalam pekan ini kita sowan ke beberapa pesantren di wilayah Soloraya,” terang Anis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada pelaksanaan LSN kali ini, akan ada penambahan peserta, yang sebelumnya 16 tim, kini menjadi 32 tim. “Rincianya untuk Wilayah Soloraya ada 16 tim, dan Wilayah Kedu juga 16 tim.

Sedangkan untuk stadion yang menjadi tempat pelaksanaan pertandingan di Wilayah Soloraya, ia menargetkan Stadion Sriwedari di Kota Solo. Stadion yang bersejarah ini pernah menjadi tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana pada tahun 1948.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, pihaknya dapat mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya, yakni menjadikan salah satu tim dari wilayahnya melaju ke babak Final LSN.

Seperti yang telah diketahui pada LSN 2016, tim dari Sragen, Pesantren Walisongo, berhasil melaju ke babak final sebelum akhirnya ditundukkan Tim Nur Iman pada pertandingan yang diakhiri dengan drama adu penalti. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Maret 2018

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya kembali menggelar konferensi cabang, Ahad (8/11) kali ini ditempatkan di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur Nomor 9 Surabaya, Jatim. Konfercab ulang ini dilaksanakan oleh tim karteker yang dibentuk oleh PWNU Jatim atas mandat dari Pengurus Besar NU.

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Ketua Karteker NU Surabaya Prof Dr H Sonhaji Sholeh mengatakan, konfercab ulang Surabaya ini menerapkan Sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-33 NU di Jombang Agustus lalu. "Dengan Sistem AHWA saya berharap akan terpilih Rais Syuriyah melalui musyawarah untuk mufakat," jelasnya.

Saat registrasi para Rais Syuriyah MWC NU dan Ranting NU se-Surabaya menyetorkan nama-nama anggota AHWA. Selanjutnya karteker kemudian menabulasi secara terbuka. Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pendataan yang dimulai sejak siang hari itu, selesai hingga sore hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pendataan itu muncul sembilan nama teratas, kemudian ditetapkan sebagai anggota AHWA. KH Mas Sulaiman Nur berada di urutan pertama, disusul KH Sholeh Sahal, KH Ahmad Dzul Hilmi, KH Qodli S, KH Abdul Bari, KH Hasyim Rowie, KH Ali Maghfur, KH Ghozali Said dan yang kesembilan adalah KH Farochi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari Sembilan nama ini akan melakukan rapat dengan waktu satu jam, untuk memilih ketua dan sekretaris Ahwa lalu memilih Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas Ir Muhammad Qoderi, pimpinan sidang.

Para anggota AHWA yang didampingi oleh Prof Shonhaji (Ketua Karteker) dan Prof M Nuh (Ketua PBNU) melaksanakan rapat tertutup di ruang VVIP PWNU Jatim. "Sidang AHWA berjalan sangat alot hingga memakan waktu dua jam lebih dan akhirnya KH Mas Sulaiman Nur terpilih sebagai Ketua AHWA dan sekaligus Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas KH Ghozali Said, sekretaris sidang AHWA kepada para pengurus MWC dan Ranting NU se Surabaya. (Rof Maulana/Mahbib)

?

Foto: (Dari kiri) KH Mas Sulaiman Nur dan Prof M Nuh

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Pendidikan, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (mantan Presiden RI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dalam menangani para korban lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang hingga kini nasibnya masih terkatung-katung.

“Kalau dikatakan tidak tegas, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Red) ya memang tidak tegas. Termasuk juga Aburizal Bakrie (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat),” kata Shinta kepada wartawan saat menemui warga korban lumpur Lapindo, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/4).

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Mantan Ibu Negara itu mendesak kepada pemerintah agar segera mengembalikan hak-hak warga korban lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc itu. Ia meminta pemerintah agar segera memenuhi tuntutan warga atas pembayaran ganti rugi tunai langsung (cash and carry).

Warga, ujar Shinta, telah begitu lama menderita karena kehilangan segalanya, termasuk rumah dan pekerjaan. Sementara, pihak-pihak terkait termasuk PT Lapindo Brantas Inc sendiri seakan tidak mau bertanggung jawab.

Meski mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu, Shinta meminta kepada para korban yang menemuinya untuk memohon pertolongan kepada Allah. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena saya tidak punya kekuasaan. Tapi, mari kita berdoa kepada Allah agar keadaan ini segera berakhir,” tuturnya.

Sebelumnya, Subandi—anggota Tim Perunding Korban Lapindo—kepada Shinta mengungkapkan, perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya kembali tidak mudah. Juga langkah mereka berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden mengalami banyak hambatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita ini diuber-uber (dikejar-kejar, Red) seperti maling. Keberangkatan kita dari Porong (Sidoarjo) ke Jakarta selalu dihalang-halangi oleh polisi. Di-sweeping (diperiksa) di setiap stasiun,” terang Subandi.

Karenanya, imbuh Subandi, warga meminta bantuan dan dukungan moral kepada Shinta agar perjuangannya untuk mendapatkan haknya kembali segera terpenuhi. “Permintaan kami cuma satu, rumah kami cepat diganti, cash and carry seratus persen,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga korban lumpur Lapindo yang menggelar unjuk rasa dan tinggal sementara di Tugu Proklamasi, Jakarta, menemui Gus Dur di Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (18/4) kemarin. Mereka meminta dukungan atas tuntutan pembayaran ganti rugi tunai langsung yang mereka ajukan ke pemerintah dan Lapindo.

Salah seorang anggota rombongan, KH Abdul Fatah, mengatakan bahwa Gus Dur mendukung tuntutan warga. "Saya bilang pada Gus Dur bahwa kita menuntut pembayaran cash and carry, dan Gus Dur bilang `ya`," katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah