Senin, 05 Februari 2018

Ketua PCINU Belanda Tegaskan 3 Pilar Esensi Kurban

Amsterdam, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Sedikitnya 1200 orang jamaah Persatuan Pemuda Muslim se-eropa (PPME) Al-Ikhlash Amsterdam mengikuti shalat hari raya Idul Adha 1438 H di Basisschool El-Amin, Saaftingetsraat 312, 1069 BW Amsterdam Jumat (1/9).?

Ketua PCINU Belanda  Tegaskan 3 Pilar Esensi Kurban (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PCINU Belanda Tegaskan 3 Pilar Esensi Kurban (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PCINU Belanda Tegaskan 3 Pilar Esensi Kurban

Pada kesempatan itu, Ketua PCINU Belanda Ust. Ibnu Fikri bertindak sebagai khotib. Pada khutbahnya, ia mengajak para jamaah merenungi tiga aspek penting yang merupakan esensi dari pelaksanaan ibadah kurban, yaitu aspek historis, filosofis, dan sosiologis.

Menurutnya, esensi historis dari pensyariatan kurban dalam Islam adalah untuk meluruskan nilai historis peradaban manusia yang keliru, yaitu kebiasaan mengorbankan manusia sebagai tumbal para dewa.?

Ia contohkan, di Mesir, jauh sebelum Islam datang, masyarakatnya secara rutin mengorbankan gadis yang masih perawan sebagai persembahkan Dewa sungai Nil. Juga, sebuah suku di wilayah Irak sebelum Islam, masyarakatnya mempersembahkan bayi yang baru lahir untuk Dewa mereka.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Oleh karenanya kurban dengan seekor hewan, sebagaimana disyariatkan dalam ajaran Islam datang sekaligus meluruskan ajaran-ajaran menyimpang tersebut yang sejatinya telah merusak nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Sementara nilai filosofis ibadah kurban berkaitan dengan‘simbolisasi dari penyembelihan atas nafsu-nafsu hayawaniyah (hewani) yang ada pada diri manusia.?

Ia menegaskan, melalui ibadah kurban, nafsu-nafsu hewani dalam diri harus kita sembelih seiring dengan disembelihnya binatang kurban, sambil terus berharap agar kita terbebas dari belenggu sifat-sifat hewani.?

Pilar esensial yang ketiga dari ibadah kurban berkaitan dengan nilai sosiologis. Proses pelaksanaan ibadah kurban yang baik harus tetap memperhatikan dimensi sosial dan budaya masyarakat setempat dengan baik dan proporsional.?

“Kaitanya dengan ini, kita bisa belajar dari semangat dakwah Sunan Kudus dalam mensinergikan nilai-nilai keislaman dengan nilai budaya masyarakat setempat,” ungkapnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di akhir khutbah, kandidat doktor bidang antropologi dari Vrije universiteit Amsterdam ini juga mengajak para jamaah untuk mendoakan saudara muslim kita di Rohingya, Myanmar.?

“Bagaimanapun kejahataan kemanusiaan di Myanmar merupakan bentuk genosida yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan, juga sesungguhnya bertentangan dengan esensi ibadah kurban. Semoga Allah berikan kekuatan lahir batin bagi umat Islam di Rohingya,” katanya. (Dito Alif Pratama/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berharap pada Sidang Itsbat

Sidang itsbat atau penetapan awal Ramadhan 1433 H tahun ini di kantor Kementerian Agama Jakarta mungkin terasa agak berbeda jika benar Muhammadiyah tidak ikut. Namun kalau pun Muhammadiyah ikut, apa perlunya? Mereka sudah lebih dulu menetapkan awal bulan jauh sebelum sidang itsbat digelar.

Benar keluhan Muhammadiyah bahwa kedatangan mereka tidak akan dihiraukan oleh Menteri Agama yang memimpin sidang itsbat. Muhammadiyah dipersilahkan berbicara, tetapi aspirasi mereka tidak akan dipertimbangkan dalam keputusan sidang itbat.?

Berharap pada Sidang Itsbat (Sumber Gambar : Nu Online)
Berharap pada Sidang Itsbat (Sumber Gambar : Nu Online)

Berharap pada Sidang Itsbat

Muhammadiyah pernah menetapkan awal bulan berdasarkan rukyatul hilal. Namun kemudian mereka berubah drastis. Saat ini Muhammadiyah menetapkan bawa awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ditentukan berdasarkan pada hasil hisab saja, tepatnya berdasar pada kriteria wujudul hilal. Secara awam kriteria ini barangkali bisa dijelaskan bahwa asal hilal sudah berada di atas ufuk atau di atas ketinggian nol derajat pada saat matahari terbenam pada tanggal 29, maka keesokan harinya berarti sudah masuk awal bulan, tanpa perlu mempertimbangkan apakah hilal bisa dilihat atau tidak.

Sementara sidang itsbat Kementerian Agama menetapkan awal bulan berdasar pada dua kriteria; hisab dan rukyat. Jika dua kriteria ini dipakai sekaligus, maka otomatis rukyatlah yang dimenangkan, dan hisab hanya menjadi pemandu pelaksanaan rukyat. Wajar jika keinginan Muhammadiyah yang hanya berpedoman pada hisab tidak akan dihiraukan dalam sidang ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Standar keputusan sidang itsbat dengan dua kriteria, hisab dan rukyat, telah dikukuhkan dalam keputusan Ijtima’ Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 16 Desember 2003 lalu yang sebenarnya juga dihadiri oleh perwakilan Muhammadiyah. Pada pertemuan dengan Kementerian Agama di Cisarua Jawa Barat 2011 yang juga dihadiri perwakilan Muhammdiyah bahkan telah dibahas mengenai kriteria imkanur rukyat atau visibilitas pengamatan atau batas minimal posisi hilal yang bisa diamati. Namun Muhammadiyah tetap bersikeras pada keputusan organisasi. Mereka hanya memakai hisab saja.

Persoalannya barangkali terletak pada cara memahami dalil syariat mengenai rukyat dan hilal. Muhammadiyah menyatakan tetap memakai rukyat, tapi ruyat bil ilmi, atau rukyat dengan ilmu hisab dan tidak harus menggunakan penglihatan secara langsung. Sementara bagi NU rukyat harus menggunakan penglihatan. Ada penjelasan yang agak rumit dari NU bahwa kata “ra’a” dalam bahasa arab mempunyai dua bentuk masdar: “ra’yun” artinya berpikir atau berpendapat dan “ruyah” artinya melihat dengan mata. Rukyat bil ilmi yang dimaksud oleh Muhammdiyah mendekati apa yang disebut ra’yun, sementara dalam semua redaksi hadits yang menjelaskan penetapan awal bulan semua memakai kata ruyah.?

Lalu soal hilal, bagi NU, hilal dibedakan dengan qamar (bulan). Hilal adalah cahaya dari bulan yang bisa dilihat dari bumi, dalam bahasa astronomi disebut dengan crescent atau bulan sabit. Syarat dinamakan hilal haruslah bisa dilihat, tidak hanya bisa diperkirakan dengan ilmu hisab. Maka kemudian NU menerima kriteria imkanur rukyat atau visibilitas pengamatan. Bahwa hilal hanya bisa dilihat jika sudah memenuhi kriteria imkanur rukyat ini.

Sebenarnya dengan menerima kriteria imkanur rukyat ini, NU telah menurunkan standar, tidak hanya berdasar pada rukyat, tapi rukyat yang didukung oleh imkanur rukyat. Negara-negara yang tergabung dalam MABIM (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) menetapkan 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. Itu pun oleh pakar astronomi Indonesia masih mau dinaikkan menjadi 4 atau 5 derajat, karena hilal dalam ketinggian dua derajat itu belum pernah ada. Namun dengan menerima kriteria imkanurrukyat itu berarti NU menyatakan bahwa jika ada warga NU yang melaporkan telah berhasil melihat hilal pada saat belum imkanur rukyat, maka laporan dapat ditolak, karena secara astronomi hilal tidak akan bisa di lihat dari bumi. Ini persis seperti Ramadhan tahun ini dimana posisi ketinggian hilal dinyatakan tidak imkanur rukyat. Maka dengan ini NU juga lebih ketat dalam menerapkan hisab. Namun Muhammadiyah masih keras hati.

Jalan penyatuan awal bulan Islam di Indonesia masih panjang. Jika pun kemudian Muhammadiyah menerima hisab dengan kriteria imkanur rukyat atau wujudul hilal plus 2 derajat, seperti dipakai oleh Persis saat ini, persoalan belum akan selesai. Bagi NU dan beberapa ormas lain dan juga Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), penetapan awal bulan harus berdasar pada hisab dan rukyat. Dan sekali lagi, ketika hisab dan rukyat dipakai sekaligus maka rukyat akan menang, dan hisab dengan kriteria imkanur rukyat pun tidak akan menjadi pertimbangan penting dalam penetapan awal bulan.

Konferensi Alim Ulama NU di Cipanas, Jawa Barat pada ? 1954 silam yang membahas persoalan waliyyul amri atau pemerintahan yang sah secara Islam, telah menegaskan bahwa salah satu kewenangan? dari pemerintah yang sah adalah menetapkan (itsbat) awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama merealisasikan kewenangan? ini dengan sangat bijaksana, yakni dengan menggelar sidang itsbat yang menghadirkan perwakilan organisasi Islam yang ada di Indonesia.

Maka sebenarnya sidang itsbat adalah pintu harapan untuk menyamakan persepsi mengenai kriteria penetapan awal bulan. Pemerintah tidak jumawa dalam memegang kewenangan.

Sayang, sidang itsbat tidak lagi dipercaya. Muhammadiyah menyatakan tidak akan mengikuti sidang itsbat. Bahkan secara berseloroh Ketua Umum PP Muhammadiyah tidak akan mengikuti sidang itsbat, selamanya.

Atau jika sidang itsbat dinilai tidak terlalu kondusif, terlalu terburu-buru karena harus memutuskan awal bulan pada saat itu juga, maka Kementerian Agama, MUI dan ormas-ormas Islam harus bertemu di luar sidang itsbat itu. Pertemuan antar ormas Islam untuk membahas soal ini memang sudah sering dilakukan, dan belum menemukan titik temu. Namun titik temu itu harus terus dicari, dan harus ditemukan. Kehadiran para pakar astronomi dari berbagai ormas Islam maupun dari lembaga formal seperti LAPAN, Observatorium Bosca dan Bakosurtanal dalam sidang itsbat atau apapun namanya bisa mempercepat penemuan titik temu itu.

A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Buka Rakornas LAZISNU, Ini Harapan Kiai Sulton

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua PBNU H Sulton Fathoni mengharapkan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU yang digelar di Sragen, para peserta mendapatkan barokah, ilmu dan pengalaman dari para kiai di Kabupaten Sragen.

Buka Rakornas LAZISNU, Ini Harapan Kiai Sulton (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Rakornas LAZISNU, Ini Harapan Kiai Sulton (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Rakornas LAZISNU, Ini Harapan Kiai Sulton

Ia mengatakan pada pelantikan pengurus PBNU (masa khidmah 2015-2020), Rais Aam Kiai Ma’ruf Islamuddin menyampaikan kiprah NU sudah luar biasa menghoidupkan amaliyah nahdliyah.

“Enam triliun disedekahan untuk amaliyah NU melalui lailatul ijtima’, tahlilan, yasinan.  Maka pada raker PBNU coba dicari cara yang sekiranya dari amaliyah NU dapat menular ke kegiatan sosial,” kata Kiai Sulthon pada pembukaan Rakornas NU Care-LAZISNU di Pondok Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah (29/1) petang.

Ia mengilas balik tujuan NU didirikan sesuai cita-cita KH Hasyim Asy’ari yaitu melindungi orang banyak, meningkatkan kualitas hidup dan kemakmuran masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Maka pada Raker PBNU itu diungkap dengan jumlah warga NU yang mencapai 92 juta orang bagaimana caranya mengumpulkan aktivitas sosial,” sambung Kiai Sulthon.

Pemikiran serupa lalu dituangkan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-2016 tahun 2016.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ada 80 LAZISNU sama-sama memikirkan caranya seperti apa? Lalu dipututuskan dengan memaksimalkan potensi yang ada di daerah masing-maisng,” tandas Kiai Sulthon.

Pemaksimalan potensi tersebut diawali dengan belajar zakat di Sukabumi yang diikuti pengurus NU Care-LAZISNU seluruh Indonesia.

“Pembelajaran pemaksimalan potensi daerah juga dilakukan Rakornas di Sragen kali ini,” kata Kiai Sulthon.

Dikatakan hasil Rakornas ini akan disampaikan ke PBNU sebagai rekomendasi yang akan dilakukan bersama-sama. 

“Apa yang perlu dikerjakan PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU hingga Ranting NU,” pungkas Kiai Sulthon. 

Pada kesempatan tersebut Kiai Sulthon membuka secara resmi Rakornas ditandai dengan pemukulan beduk.

Rakornas NU Care-LAZISNU berlangsung hingga Rabu (31/1). Rakornas ini diikuti sedikitnya 300 orang pengurus LAZISNU dari ringkat Wilayah, Cabang, beberapa Kecamatan dan beberapa desa. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif

Mekkah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Jamaah haji diimbau untuk selalu membawa air minum dan bergerak dalam kelompoknya selama menjalani kegiatan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) sebagai bentuk antisipasi suhu tinggi yang dapat mencapai di atas 40 derajat Celcius.

Imbauan itu disampaikan oleh Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid di Kantor Daerah Kerja Mekkah, Jumat.

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif

"Dari Mekkah menuju Arafah, bawa minuman, dari Arafah ke Mudzalifah bawa minuman, dan dari Mudzalifah ke Mina juga membawa minuman. Meski satu botol, itu untuk menghilangkan haus dan panas," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamaah haji Indonesia juga diimbau untuk tertib dan menaati jadwal yang sudah disepakati karena kepatuhan akan jadwal sangat penting untuk membantu kelancaran angkutan.

Pada saat yang sama, seluruh jamaah haji dari berbagai dunia yang jumlahnya jutaan orang juga bergerak menuju tempat yang sama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau saling berebut dan tidak taat jadwal, angkutan justru tidak lancar dan tidak sampai ke tujuan," katanya selaku penanggung jawab perpindahan jamaah.

Ia juga meminta jamaah tetap berada di regu dan rombongan, tidak mengambil inisiatif sendiri.

"Jadi (bergerak) sesuai yang disepakati bersama sesuai dengan regu dan rombongan," ujarnya.

Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah dari pemondokan masing-masing mulai Jumat (9/9) pagi menggunakan bus.

Setiap maktab disiapkan 21 bus yang akan mengangkut jamaah ke Arafah dalam tiga tahapan. Tahap pertama, jamaah diberangkatkan pada pukul 07.00- 11.30 waktu Arab Saudi.

Karena hari Jumat, tahap kedua baru akan dimulai setelah shalat Jumat, kira-kira pukul 13.00 sampai 16.00 waktu Arab Saudi.

Kemudian, tahap terakhir, dari jam 16.00 sampai 24.00 atau sampai selesainya jamaah terangkut semua ke Arafah. (Antara/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan

Jenewa, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pembicaraan antara sejumlah negara besar dunia dengan Iran menyoal program nuklirnya kembali berakhir tanpa hasil pasti.

Menurut Menteri Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton sudah muncul "banyak kemajuan tetapi beberapa beda pandang masih tetap ada", seperti dilansir BBC Indonesia.

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan

Baroness Ashton yang memimpin jalannya perundingan dengan Teheran mengatakan negosiasi akan digelar lagi nanti pada 20 November.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javaz Zarif mengatakan Klik tak kecewa dengan hasil akhir perundingan ini karena ujung negosiasi tersebut "masih bisa dikembangkan".

Ia mengatakan semuanya pihak "sudah ada di gelombang yang sama" dan "ada kesetujuan untuk menuju kesepakatan".

Di sisi lain Menlu AS John Kerry menyatakan perundingan ini "lebih mendekati (hasil) dari yang pernah digelar sebelumnya".

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Negara-negara berkuasa di dunia mencurigai Iran tengah membangun kekuatan nuklir, tetapi Teheran berkeras kekuatan itu untuk tujuan damai.

Dalam sebuah proposal yang muncul sebagai syarat dicapainya kesepakatan terdapat klasul yang mewajibkan Iran untuk membekukan seluruh pengembangan nuklirnya sebagai imbalan agar tekanan ekonomi dilonggarkan dan sebagian sanksi yang dijatuhkan terhadap negara itu dicabut.

Sejumlah utusan yang datang dalam perundingan ini mengatakan muncul "kemajuan berarti" selama perundingan namun menurut sejumlah sumber diplomatik, Prancis menghendaki sanksi lebih keras diberlakukan terhadap Iran.

Adalah Menlu Prancis Laurent Fabius yang sebelum konferensi pers pasca perundingan digelar mengatakan pada wartawan bahwa negosiasi dengan Iran Klik selama tiga hari ini tak membuahkan hasil.

Sebaliknya Menlu Kerry mengatakan "Kami berhasil mempersempit jurang perbedaan dan memperjelas hal yang masih bertentangan."

"Selain itu kami juga membuat kemajuan signifikan dalam upaya menjelaskan pendekatan apa yang tepat untuk memberi jawaban atas pertanyaan tentang langkah guna memastikan program ini dilakukan hanya untuk tujuan damai." (mukafi niam)

foto: BBC

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Ahlussunnah, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan

"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong seberat dzarroh (atom yang paling kecil)." Lantas ada seseorang yang berkata: Sesungguhnya ada laki-laki yang suka berpakaian indah dan bersandal bagus. Nabi saw bersabda: “sesungguhnya Allah itu Indah dan suka keindahan. Sombong adalah menentang kebenaran dan memandang rendah orang lain (al-Hadits).

? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ?, . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. sungguh hanya dengan taqwalah kita dapat mengisi kehidupan ini dengan segala sifat-sifat kebaikan dan menghindar dari sifat tercela. Diantara sifat tercela yang tidak terampuni dan merupakan waisan iblis adalah kesombongan. Apakah sombong itu? Rasulullah saw bersabda ? ? ? ? ? sombong adalah menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meskipun jelas bahwa mausia adalah tempatnya kesalahan dan kealpaan sebagaimana ucapan ‘al-Insan mahallul khatha’ wan nisyan’ tetapi menjadi kewajiban manusia itu sendiri berusaha menghindarkan diri dari kesalahan. Terkadang manusia merasa amat berat dalam mengekang diri dari kemaksiatan karena bisikan nafsu yang tiada henti berhembus seperti angin yang terus mengelilingi kehidupan ini. Ketika itu hendaklah manusia meminta pertolongan kepada Allah swt untuk menundukkan kebiadaban nafsu yang ada dalam diri manusia sendiri. Karena hanya Allahlah yang dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan nafsu ini. Namun demikian, jikalau kemaksiatan sudah tidak terhindar lagi maka bersegeralah memohon pengampuanan kepada-Nya yang disertai dengan penyesalan setulus hati.? ?

Akan tetapi jikalau kemaksiatan yang tidak terhindar itu hadir tanpa ada penyesalan karena memandang remeh suatu kemaksiatan atau rasa sombong atas tindakan kemaksiatan itu, maka sesungguhnya orang itu telah terperosok ke lubang kesalahan dua kali. Lubang pertama adalah kesalahan itu sendiri dan lubang kedua adalah kesalahan atas keberaniannya menyengaja mengerjakan sebuah kesalahan. Inilah maksiat kepada Allah yang paling besar. Inilah kedurhakaan yang pernah dilakukan oleh Iblis kepada Allah, yaitu dengan sengaja membangkang apa yang diperintahkan-Nya, padahal iblis mengerti sepenuhnya bahwa melawan perintah-Nya berarti melakukan kemakaran kepada-Nya. Inilah jenis maksiat yang tidak bisa diharapkan ampuanan dari Allah swt. na’udzubillah min dzalik

Hadirin Jama’ah Jum’at yang Dimuliakan Allah.

Itulah dua macam kemaksiatan sebagaimana diterangkan oleh Sufyan as-Tsauri bahwa:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Setiap maksiat yang terlahir karena dorongan nafsu, sesungguhnya masih ada harapan ampunan dari-Nya. Namun setiap maksiat yang lahir karena dorongan rasa sombong, sungguh tidak ada harapan pengampuanan dari-Nya. Karena demikianlah kedurhakaan yang dilakukan iblis berawal dari rasa sombong dan kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Adam (dengan memakan buah huldi) berawal dari dorongan syahwat.

Dari mutiara Sufyan as-Tsauri ini hendaknya diambil pelajaran bahwa kesombongan merupakan sumber kemaksiatan yang tidak dapat diampuni. Karena kesombongan itu pada hakikatnya hanyalah milik-Nya.

? ? ? ? ? : ? ? ? - ? ? ? ? - :? ( ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? )? ? ? ? ? ?)

Sifat sombong itu selendang-Ku, keagungan adalah busana-Ku. Barang siapa yang merebut salah satu dari-Ku, akan Ku lempar ia ke neraka. Dan Aku tidak peduli.

Oleh karenanya Allah dalam surat luqman ayat 18 dengan jelas-jelas menyatakan ketidak suakaan-Nya kepada orang yang sombong:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Jelas sekali ayat di atas bahwa Allah tidak menyukai orang yang sombong. Jika demikian dapat dibayangkan bagaimana posisi orang-orang yang tidak disukai Allah di akhirat kelak, sedangkan alam ini (dunia dan akhirat) adalah milik-Nya? pastilah Allah swt memberinya tempat yang buruk.

Sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud menjelaskannya

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ?.

Demikianlah khutbah kali ini bahwasannya kemaksiatan lahir melalui dua sumber kemungkinan. Pertama melalui nafsu syahwat dan kedua melalui perasaan sombong. Sesungguhnya kemaksiatan yang lahir dari kesombongan tidak dapat lagi diharapkan ampunan dari-Nya.Dari Abdullah bin Mas’ud dari Rasulillah Saw berkata: tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong seberat dzarroh (atom yang paling kecil). Lantas ada seseorang yang berkata: sesungguhnya ada laki-laki yang suka berpakaian indah dan bersandal bagus. Nabi saw bersabda “sesungguhnya Allah itu Indah dan suka keindahan. Sombong adalah menentang kebenaran dan memandang rendah orang lain.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. (Red. Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Nasional, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah