Selasa, 26 September 2017

Pelajar NU Jatilawang Berbagi Sembako dan Bershalawat

Banyumas, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas menyelenggarakan serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Lahir Ke-62 IPNU dan Ke-61 IPPNU. Mereka mengawalinya berbagi sembako kepada masyarakat yang kurang mampu di Desa Karanglewas Kecamatan Jatilawang pada Ahad (06/3). Sementara pada Rabu (9/3) mereka menggelar shalawatan dan istighotsah untuk kelulusan UN SD/MI sederajat, SMP/MTS sederajat, dan SMA/SMA/MA sederajat.

Shalwatan dan istighotsah dipimpin olehKatib Syuriyah MWCNU Jatilawang Kiai Karimul Wafa. Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua IPNU Banyumas Sulistyo yang kemudian diberikan kepada Ketua IPNU Jatilawang Imam Edi Saputra.

Pelajar NU Jatilawang Berbagi Sembako dan Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Jatilawang Berbagi Sembako dan Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Jatilawang Berbagi Sembako dan Bershalawat

Imam Edi menjelaskan, Harlah Pelajar NU ini diharapkan dapat menjadikan tolok ukur untuk kader IPNU dan IPPNU ke depan untuk lebih sinergi mendukung serta mengembangkan ajaran-ajaran NU serta pengabdian kepada NKRI.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Disadari atau tidak, kaderisasi IPNU-IPPNU adalah pengkaderan paling awal bagi NU sebagai generasi penerus di masa mendatang.

"Tujuan dilaksanakannya baksos dan istighotsah akbar ini adalah sebagai upaya memperkenalkan IPNU-IPPNU kepada masyarakat serta kader-kader baru untuk melatih pengurus betapa indahnya berbagi, juga doa bersama untuk menghadapi Ujian Nasional tingkat SD/MI sederajat, SMP/MTS sederajat, dan SMA/SMA/MA sederajat," katanya. (Imam Hidayat/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 25 September 2017

Apple Store Sediakan Aplikasi Gratis Baca Qur’an dengan Benar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebuah aplikasi Al-Qur’an terbaru untuk membantu orang membaca Qur’an dengan benar sekarang tersedia di Apple App Store.

Aplikasi yang dinamakan “Membaca dengan Benar” dikembangkan oleh the Qur’an Recital and Memorization Society di Jeddah dan dilaunching baru-baru ini oleh Menteri Urusan Pembinaan Islam dan Wakaf Saudi Arabia Sheikh Saleh bin Abdulaziz bin Mohammed Al Al-Sheikh.

Apple Store Sediakan Aplikasi Gratis Baca Qur’an dengan Benar (Sumber Gambar : Nu Online)
Apple Store Sediakan Aplikasi Gratis Baca Qur’an dengan Benar (Sumber Gambar : Nu Online)

Apple Store Sediakan Aplikasi Gratis Baca Qur’an dengan Benar

Abdul Aziz Hanafi, kepala organisasi tersebut di Jeddah, mengatakan Apple bersedia bekerjasama dan menyambut software tersebut. “Aplikasi ini tersedia secara bebas di app store, bagi mereka yang menggunakan iPad, iPhone and iMac computer. Siapapun dapat menggunakan software ini,” jelasnya. 

Dia mengatakan, software ini akan merekam bacaan Qur’an ayat tertentu, yang kemudian dikirim ke website milik milik organisasi tersebut, dimana seorang guru akan mereview bacaan tersebut, lalu memberikan panduan. Pengguna akan menerima umpan balik dalam 30 menit.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk sementara software ini hanya tersedia dalam versi Arab “Kami bermaksud memperluas aplikasi ini dalam banyak bahasa dalam berbagai platform dalam waktu singkat. Akan tersedia versi Inggris, Urdu, Tagaloc, Mynmar, dan Turki.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Juga akan tersedia dalam platform Adroid, sehingga dapat didownload di smartphone Samsung, Nokia dan Sony,” katanya.

Dalam wawancaranya dengan Arab News, dia mengatakan, 1000 orang telah lulus dalam kursus ini. “Komunitas kita adalah sebuah organisasi payung yang terdiri dari 170 organisasi lain dari berbagai bagian di Arab Saudi dan dengan beberapa universitas,” katanya.

Komunias ini dikenal sebagai “khayrukum,” atau “mereka yang terbaik.” Frasa ini diambil dari perkataan Rasulullah “Yang terbaik diantara kamu adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkan kepada yang lain.” 

Dia mengatakan bahwa organisasinya mengajar 53.000 dalam tingkatan nasional, termasuk 15-20 ribu anak-anak ekspatriat yang tidak  dapat berbahaya Arab. (islam.ru/mukafi niam)

Foto: Islam.ru

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 23 September 2017

Kebijakan Orba Rangsang Bangkitnya Ideologi Negara Islam

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengatakan pemerintah Orde Baru merangsang bangkitnya ideologi negara Islam yang sempat ditumpas sebelumnya.

"Pemerintah Orde Baru melalui operasi intelijen yang dipimpin Ali Murtopo merangsang dan mendorong munculnya kembali ideologi negara Islam. Itu merupakan strategi politik pemerintah saat itu," kata Slamet Effendy Yusuf dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Kebijakan Orba Rangsang Bangkitnya Ideologi Negara Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kebijakan Orba Rangsang Bangkitnya Ideologi Negara Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kebijakan Orba Rangsang Bangkitnya Ideologi Negara Islam

Karena itu, menurut Slamet, ideologi negara Islam di Indonesia yang kembali mengemuka dengan adanya video dukungan terhadap Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) bukanlah hal baru.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Di Indonesia ini masih banyak pihak yang berpikir aneh-aneh. Seperti kelompok kanan yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia atau NII. Itu sebenarnya bukan ideologi baru," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Slamet mengatakan ideologi negara Islam di Indonesia bermula dari gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dicetuskan SM Kartosuwiryo di Jawa Tengah, Daud Beureuh di Aceh dan Kahar Muzakar di Makassar.

Karena dirangsang oleh pemerintah Orde Baru, beberapa anak buah Kartosuwiryo yang masih tersisa kemudian menghidupkan kembali cita-cita mendirikan negara Islam.

"Dari situlah kemudian muncul semakin banyak, seperti di Solo ada Abu Bakar Baasyir. Gerakannya sempat dibubarkan pemerintah sehingga dia kemudian dia pindah ke Malaysia. Saat ini, ideologi tersebut diperparah dengan adanya semangat salafi-wahabi yang tidak toleran dengan perbedaan," katanya.

Karena itu, Slamet menilai larangan Pemerintah terkait perkembangan ideologi ISIS di Indonesia adalah sebuah hal yang tepat.

"Sangat tepat bila yang dilarang adalah ideologinya. NKRI berdasarkan ideologi Pancasila, sedangkan ISIS berdasarkan ideologi yang mengaku Islam tetapi tindakannya sangat tidak islami," tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Menko Polhukam Djoko Suyanto menyatakan menolak paham ISIS berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan kebhinekatunggalikaan yang menaung dalam NKRI.

"Pemerintah dan negara menolak dan tidak mengizinkan paham ISIS yang akhir-akhir ini menjadi IS (Islamic State) berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan kebhinekaan kita di bawah NKRI," kata Djoko Suyanto dalam jumpa pers setelah rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/8).

Djoko mengatakan setiap pengembangbiakan paham tersebut harus dicegah dan Indonesia tidak boleh menjadi tempat bersemayam paham ISIS/IS.

Menkopolhukam menegaskan bahwa warga Indonesia harus menghormati negaranya sendiri yang menganut asas kebhinekaan yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan golongan.

Ia juga mengemukakan, salah satu tindakan yang bakal dilakukan pemerintah adalah mencegah berdirinya perwakilan formal dari ISIS/IS.

Ia mengutarakan harapannya agar seluruh komponen masyarakat dapat mencegah penyebaran paham ISIS/IS di Indonesia. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, PonPes, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LPBI NU Dirikan Posko Peduli Banjir

Bojonegoro, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Bojonegoro, mendirikan posko peduli banjir di depan kantor PCNU, jalan A. Yani Bojonegoro sejak Rabu (10/4) lalu.

LPBI NU Dirikan Posko Peduli Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBI NU Dirikan Posko Peduli Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBI NU Dirikan Posko Peduli Banjir

"Rencananya posko akan didirikan selama seminggu ke depan," ujar sekretaris LPBI NU Bojonegoro, Alexander Mubarrok, Kamis (11/4).

Alex sapaan akrabnya mengaku, posko tersebut didirikan LPBI NU berkerja sama dengan pagar nusa (PN) dan juga Banser NU. Hingga saat ini sudah terkumpul uang sekitar Rp 7 juta dan paket obat-obatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, segala bantuan dari donatur yang dibutuhkan korban banjir akan diterima dan didistribukan kepada yang membutuhkan. Karena melihat banjir yang sangat besar terjadi beberapa hari di Bojonegoro kemarin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pasca banjir nanti, juga akan membantu korban banjir dengan melakukan renovasi fasilitas umum seperti masjid dan sekolah. "Mengecat bangunan masjid dan sekolah, serta memberikan paket bantuan kepada siswa," terangnya.

Mantan ketua PC PMII Bojonegoro itu menambahkan, cat, peralatan dan juga tenaga kerja akan di terjunkan langsung usai banjir nanti untuk proses pengecatan. Selain itu, akan melakukan pembagian 100 paket alat tulis, di lima sekolah yang sudah ditentukan.

Saat ini sudah didistibusikan paket sembako ke Kecamatan Kanor, yakni Desa Piyak 30 paket dan Desa Cangaan 50 paket. Serta rencananya ratusan paket akan didistribusikan ke korban banjir lainnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: M. Yazid

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soal ‘Pembegalan’ Madrasah di OSN, Ini Sikap PP LP Ma’arif NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pasal 17 ayat (2) UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20/2003 menyatakan, Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

“Atas dasar itu, kami yang menaungi seluruh pendidikan tingkat dasar dan menengah di lingkungan NU menyampaikan protes keras terhadap perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh Disdik Kabupaten Semarang terhadap tiga MI yang telah menjuarai Olimpiade Sains Nasional (OSN),” tegas Ketua PP LP Ma’arif NU, KH Z Arifin Junaidi melalui rilis yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (11/3) yang juga mengutip Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 (1) UU yang sama.

Soal ‘Pembegalan’ Madrasah di OSN, Ini Sikap PP LP Ma’arif NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal ‘Pembegalan’ Madrasah di OSN, Ini Sikap PP LP Ma’arif NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal ‘Pembegalan’ Madrasah di OSN, Ini Sikap PP LP Ma’arif NU

Sebagai pengelola pendidikan tingkat dasar dan menengah di lingkungan NU dengan jumlah satuan pendidikan sebanyak 13 ribu unit yang terdiri dari MI, SD, MTs, SMP, MA, SMA, dan SMK, pihaknya meminta kepada:?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(1) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar untuk menyertakan 3 (tiga) madrasah, yaitu MI Al-Bidayah di Desa Candi (Juara Pertama Mata Pelajaran Matematika), MI Wonokasihan Jambu (Juara Pertama Mapel IPA), dan MI Kalirejo (Juara Ketiga Mapel IPA) mengikuti seleksi OSN berikutnya di tingkat Provinsi Jawa Tengah sebagaimana mestinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(2) Direktur Pendidikan Dasar kedepannya harus menyertakan madrasah sebagai bagian dari pseserta kegiatan OSN, sebagaimana nomenklatur kegiatan tersebut yang tidak membedakan antara madrasah dan sekolah.

Sementara itu, Sekretaris PP LP Ma’arif NU, Zamzami, S.Ag.,M.Si., menjelaskan, menurut angka partisipasi kasar (APK), madrasah juga dijadikan tolak ukur untuk mengevalusi mutu pendidikan nasional.

“Jika keberadaan dan prestasi mereka terdiskriminasi seperti ini, jangan jadikan ajang OSN sebagai tolak ukur mutu sains di tingkat pendidikan dasar,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Dia juga menerangkan, madrasah itu satuan pendidikan formal menurut UU, kata ‘nasional’ dalam singkatan OSN secara otomatis kegiatan tersebut merupakan wadah kompetisi untuk seluruh anak bangsa di setiap satuan pendidikan.

“Jadi jelas, pernyataan Disdik Kabupaten Semarang yang menjelaskan bahwa keikutsertaan madrasah di OSN hanya sampai tingkat kabupaten sangat diskriminatif dan tidak mendidik sama sekali,” tandasnya.

Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, OSN dilaksanakan pada 24 Februari lalu di UPTD Tuntang. Peserta juara tersebut bersaing dengan seluruh SD/MI se-Kabupaten Semarang. Setelah pengumuman juara, semua peserta dikumpulkan. Saat itu disampaikan bahwa, dari MI hanya sampai di tingkat kabupaten. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jalan Sekitar Stadion Gajayana Steril untuk Kegiatan Harlah Muslimat NU

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Dinas Perhubungan (Dishub) Malang, Jawa Timur menutup Jalan Ijen dan simpang balapan selama sehari, hal itu disampaikan oleh Kepala Dishub Hendi Priyanto. Hendi menjelaskan, jalan tersebut diperuntukkan bagi sekitar 250 mini bus yang mengantar para kader Muslimat NU.

Jalan Sekitar Stadion Gajayana Steril untuk Kegiatan Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Jalan Sekitar Stadion Gajayana Steril untuk Kegiatan Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Jalan Sekitar Stadion Gajayana Steril untuk Kegiatan Harlah Muslimat NU

"Seperti car free day, untuk sementara jalan sekitar stadion Gajayana ditutup untuk kelancaran acara, karena mobil akan memadati lokasi kegiatan Harlah ini," jelas Hendi.

Berbagai rombongan tampak diturunkan di depan perpustakaan kota dan beberapa bus diparkir di Jalan Jakarta. Antusiasme ibu-ibu Muslimat tampak terlihat ketika berjalan beriringan dan berbaris dua-dua sesuai asal kota masing-masing.?

Munawaroh (56) contohnya, ibu yang sudah memiliki dua cucu ini berjalan dengan penuh semangat bergandengan dengan rombongan lainnya dari perak Jombang.

Kegiatan Harlah Ke-70 Muslimat NU, Sabtu (26/3) di Malang mendatangkan para Muslimat dari berbagai kota di seluruh Indonesia. Hal ini telah diprediksi oleh para panitia penyelenggara. Beberapa stand air minum dan toilet portable disediakan secara gratis untuk para ibu-ibu yang hadir untuk mengantisipasi berbagai hal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak luput mobil kesehatan siap dengan obat dan alat bantu pertolongan pertama disediakan di depan pintu masuk. Hal ini mengantisipasi berbagai peserta yang antusias dan berdesak-desakan masuk namun kesehatan tak mendukung.

Peringatan Harlah ini semakin memberi kesan tersendiri karena dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Selain itu, hadir pula mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Diana Manzila/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 September 2017

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus IPNU Banyuwangi menyayangkan stigmatisasi masyarakat terhadap remaja atas kasus seks bebas sejumlah oknum di kalangan pelajar. Mereka menilai stigma ini merupakan bentuk ketidakadilan masyarakat terhadap kalangan remaja.

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja

Menurut Direktur Student Crisis Center IPNU Banyuwangi Barur Rohim (Ayung), faktor penyebab seks bebas tidak semata kesalahan pelajar. Ia menengarai pihak lain yang berkontribusi atas kesalahan ini.

“Pihak orang tua, pendidik (guru), pemerintah, mesti bertanggung jawab atas kejadian seks bebas di kalangan pelajar,” kata Ayung saat kampanye pelajar anti free sex di aula SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Senin (16/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ayung menolak pihak mana saja yang menuding pelajar sebagai biang keladi dari kasus seks bebas. “Parahnya, hanya pelajar yang dipersalahkan,” kata Ayung dalam rilisnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan deklarasi itu, kami ingin mengusung wacana baru di tengah masyarakat. Kami ingin menggugah segenap elemen masyarakat agar lebih peduli dan membimbing sebaik mungkin dalam rangka melindungi pelajar dari seks bebas.

Sebelum deklarasi, para pelajar terlibat dialog interaktif dengan berbagai elemen masyarakat. Hadir pada dialog itu perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi, MUI, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB), dan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS), sebagai perwakilan dari lembaga resmi pemerintah.

Ada pula beberapa komunitas yang memiliki kepedulian terhadap advokasi remaja. Dalam dialog itu, para pelajar mengungkapkan problem yang melatarbelakangi kasus seks bebas. Sedangkan para pemangku kebijakan yang hadir menanggapi permasalahan yang diajukan pelajar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah