Rabu, 10 Mei 2017

PBNU Bakal "Roadshow" untuk Redakan Konflik di Irak

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada akhir Januari hingga awal Februari mendatang bakal melakukan "roadshow" ke sejumlah negara guna menyosialisasikan gagasan untuk meredakan konflik antarsekte di Irak.

Usai menerima kunjungan Ketua Persatuan Ulama Internasional Syekh Yusuf Qardhawi di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (11/1), Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menjelaskan, sejumlah negara yang akan dikunjunginya antara lain Inggris, Iran, Syuriah, dan Libanon.

"Roadshow ini bagian dari upaya mewujudkan redanya konflik antara kelompok Sunni dan Syiah di Irak dan di negara Timur Tengah lainnya," kata Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut.

PBNU Bakal Roadshow untuk Redakan Konflik di Irak (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Bakal Roadshow untuk Redakan Konflik di Irak (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Bakal "Roadshow" untuk Redakan Konflik di Irak

Setelah roadshow, kata Hasyim, juga akan digelar konferensi internasional terkait isu peredaan konflik antarsekte Islam tersebut. Konferensi kemungkinan digelar di Teheran, Iran atau di Jakarta.

Gagasan penyelenggaraan konferensi internasional diusulkan Hasyim ketika menerima kunjungan Duta Besar Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi di PBNU, Rabu (3/1) lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim yang juga Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) itu menyatakan, konferensi penting juga dilakukan untuk meluruskan fakta karena media massa Barat saat ini getol menyiarkan terjadinya konflik antaraliran Islam di Irak.

Persoalannya, kata Hasyim, dalam pemberitaannya tersebut sama sekali tak disinggung akar masalahnya sehingga kesan yang mencuat adalah konflik terjadi akibat perbedaan keyakinan atau umat Islam senang berkelahi satu sama lain.   

"Padahal faktor yang melatarbelakangi pertikaian itu bukan soal Kurdi, Syiah dan Sunni. Tetapi adalah masalah kekuasaan Saddam, intervensi asing dan masalah pemecahbelahan. Nah ini harus dikembalikan duduk masalahnya," katanya.

Menurut Hasyim, Iran merupakan pihak yang cukup tepat untuk menyelenggarakan konferensi internasional tersebut karena selain merupakan negara berpenduduk Syiah terbesar di dunia, Iran juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Irak, yakni perang selama delapan tahun sejak tahun 1980.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu Hasyim juga menawarkan, jika pemerintah Iran tidak bersedia menjadi tuan rumah, maka NU siap memfasilitasi penggelaran konferensi internasional itu di Jakarta.

"Apabila NU diminta memfasilitasi konferensi itu, sepanjang NU mampu, insyaallah akan dilaksanakan. Karena ini untuk keselamatan umat Islam dan juga dalam rangka perdamaian dan keadilan dunia," katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Warta, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 Mei 2017

Kitab Rais Aam Dikaji di Luar Negeri

Tanpa mesti buka kamus bahasa Indonesia, semua orang mengerti kitab. Kitab merupakan buku bacaan. Sementara kuning adalah salah satu warna yang serupa dengan warna emas murni atau warna kunyit. Setidaknnya begitu dikatakan oleh kamus besar bahasa Indonesia.

Sedangkan kitab kuning lain lagi persoalannya. Kitab kuning boleh juga dipahami sebagai buku bacaan yang dipelajari kalangan pesantren atau masyarakat khususnya di Indonesia. Kitab kuning ditulis dengan bahasa Arab atau Arab pegon baik Melayu, Jawa, Sunda, dan lainnya.

Kitab Rais Aam Dikaji di Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Rais Aam Dikaji di Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Rais Aam Dikaji di Luar Negeri

Selain ulama Timur Tengah, para kiai di Indonesia juga produktif dalam menulis. Mereka menulis dengan standar keilmuan yang tidak diragukan. Mereka menulis dengan aneka tema, mulai dari fiqih, tafsir, hadis, doa, ushul fiqih, tasawuf, aqidah, falak, dan bidang ilmu lainnya.

Satu contohnya kitab Thariqathul Hushul ala Ghayatil Wushul. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab oleh Rais Am PBNU KHM Ahmad Sahal Mahfudz. Kitab ini dicetak pertama oleh penerbit Dianatama Surabaya pada tahun 2000/1421 H.

Kitab berisi 460 halaman ini berbicara ilmu Ushul Fiqih. Ia menguraikan kitab Ghayatul Wushul karya Syekh Abu Zakaria Al-Anshari.

“Kitab ini dipelajari di Pesantren Benda Brebes,” kata Syatiri Ahmad Ketua Pengelola Perpustakaan PBNU kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Perpustakaan PBNU, Kantor PBNU lantai dua, Jakarta Pusat, Jumat (15/3) siang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pengakuanya, Syatiri mengatakan kitab itu menjadi sumber referensi utama di salah satu universitas di Timur Tengah. Perihal ini diungkapkan oleh seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di universitas itu saat mengunjungi Perpustakaan PBNU.

“Selain patut diapresiasi, perihal ini juga dapat mendorong para kiai Indonesia untuk lebih produktif dalam menulis kitab,” tambah Syatiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Universitas itu adalah Jamiatul Quranul Karim di Sudan,” kata Biro Kerja Sama Beasiswa Timur Tengah PBNU Ahmad Ridho kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PBNU lantai tiga, Senin (18/3) petang.

Syatiri menyayangkan bahwa kitab itu belum dikaji di pondok-pondok pesantren di Indonesia. Sejumlah alasan dapat dikemukakan. Pertama, keterbatasan jumlah cetak kitab  itu. Kedua, kurangnya sosialisasi dari pihak penerbit. Ketiga, ketertutupan pesantren di Indonesia dalam menerima karya-karya ulama Nusantara. 

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pendidikan, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 08 Mei 2017

Sukseskan Pilbup, PMII Subang Serukan Antigolput

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Subang melakukan aksi gerakan antigolput di Wisama Karya Subang, Jl. Ade Irma, Subang, Jawa Barat, Kamis (5/9/2013).

Aksi ini merupakan bentuk seruan moral menjelang pelaksanaan pemilihan bupati (pilbup) dan wakil bupati Subang, 8 September mendatang. Gerakan antigolput dimaksudkan untuk meningkatkan angka partisipasi warga demi kesukseskan pemilihan pemimpin baru itu.

Sukseskan Pilbup, PMII Subang Serukan Antigolput (Sumber Gambar : Nu Online)
Sukseskan Pilbup, PMII Subang Serukan Antigolput (Sumber Gambar : Nu Online)

Sukseskan Pilbup, PMII Subang Serukan Antigolput

"Masyarakat Subang harus ikut mensukseskan pilbup dengan menggunakan hak seuaranya dan katakan tidak pada golput," kata Korlap Aksi, Asep Fahmi Ihsam dalam orasinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Asep juga meminta kepada pihak-pihak terkait lainnya untuk mengawal penyelenggaraan pilbup, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecurangan dan anarkisme yang akan mengganggu jalannya pilbup tersebut.?

"Katakan tidak pada golput. Sukseskan pilbup Subang dengan tidak golput dan menolak money politic (politik uang)," ucapnya. (Ade Mahmudin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Mei 2017

IPNU Lawan Persema

Gresik, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Ranting IPNU desa Banyutengah, Panceng Gresik punya cara berbeda rayakan Harlah NU ke 87, yakni adakan pertandingan sepakbola antara IPNU dengan Persema Malang U-17 di stadion Gajayana, Malang, Ahad (3/2).

IPNU Lawan Persema (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Lawan Persema (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Lawan Persema

Hasil akhir pertandigan 9-0 untuk kemenangan tim Persema Malang. Meski terjungkal, kesebelasan IPNU desa Banyutengah mengaku bangga bisa bermain di stadion Gajayana Malang dan melawan tim sekelas Persema Malang junior, tim yang berlaga di kasta tertinggi Liga Primer Indonesia.

"Kami bangga bisa melawan tim sekelas Persema Malang," tutur Misbahul Anwar, ketua panitia yang juga sekretaris PR IPNU desa Banyutengah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menjelaskan, tujuan diadakannya latih tanding dalam rangka Harlah NU tersebut selain untuk meningkatkan kemampuan dan mental bertanding para pemain, juga sebagai apresiasi 87 tahun NU berdiri.

Dia berharap, para pemain tidak hanya mengambil banyak pelajaran dari pertandingan penting itu, melainkan juga mengingat kembali sejarah berdirinya NU. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Selain kami latih bermain bola, rekan-rekan juga kami tanamkan akhlak Aswaja,"lanjutnya.

Sejak tahun 1996, PR IPNU desa Banyutengah mendirikan tim sepakbola PS Putra Buana yang aktif sampai sekarang. Ps Putra Buana sendiri memiliki beberapa kelompok usia, mulai U-12 sampai U-21. Tim tersebut beberapa kali mengikuti kompetisi sepakbola lokal dan pernah menjuarai Pantura Cup U-17.

"Tim ini didirikan untuk mengakomodasi bakat anak-anak muda NU dalam urusan gocek bola dan tentunya bagian dari dakwah melalui sepakbola," tutur M. Syaifuddin, ketua PR IPNU desa Banyutengah.

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Ahmad Fais M.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 30 April 2017

Tasawuf Semakin Relevan dalam Dunia Modern

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Masyarakat modern dengan segala prestasi yang dicapainya, ternyata mengalami degradasi tata nilai, moral, sosial, politik dan segala hal yang menjurus pada penurunan martabat manusia sehingga menyebabkan pengaburan terhadap nilai-nilai hakiki kehidupan. Banyak orang kemudian merasakan adanya kegersangan dan kekeringan hidup akibat pendangkalan nilai yang terus menerus terjadi disebabkan arogansi rasionalitas dan glorifikasi empirisisme yang didukung dengan kekuatan tekhnologi dan diakselerasi oleh terpaan angin kencang globalisasi. 

Tasawuf Semakin Relevan dalam Dunia Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Tasawuf Semakin Relevan dalam Dunia Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Tasawuf Semakin Relevan dalam Dunia Modern

Prof Dr KH Said Aqil Siroj dalam pidato pengukuhan gelar guru besar ilmu tasawuf di Universitas Negeri Islam Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (29/11) mengemukakan, munculnya berbagai krisis manusia modern sesungguhnya bersumber pada masalah makna. Modernisme dengan kemajuan tekhnologi dan pesatnya industrialisasi dapat menciptakan manusia meraih kehidupan dengan perubahan yang luar biasa. Namun, seiring dengan logika dan orientasi modern, kerja dan materi lantas menjadi aktualisasi kehidupan masyarakat dan gagasan tentang makna hidup terhancurkan. 

“Implikasinya, manusia kemudian menjadi bagian mesin yang mati. Masyarakat lantas tergiring pada proses penyamaan diri dengan segala materi serta pendalaman keterbelakangan mentalitas. Manusia semakin terbawa arus deras desakralisasi, dehumanisasi, karena ia selalu disibukkan oleh pergulatan tentang subyek positif dan hal yang empiris.” 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menjelaskan, di satu sisi, modernitas menghadirkan dampak positif dalam hampir seluruh konstruk kehidupan manusia. Namun pada sisi lain, juga tidak dapat ditampik bahwa modernitas punya sisi gelap yang menimbulkan akses negatif yang sangat bias. Dampak paling krusial dari modernitas adalah terpinggirkannya manusia dari lingkar eksistensi. Manusia modern melihat segala sesuatu hanya berdasarkan pada sudut pandang pinggiran eksistensi. Sementara pandangan tentang spiritual atau pusat spritualitas dirinya terpinggirkan. 

“Maka, meskipun secara material manusia mengalami kemajuan yang spektakuler secara kuantitatif, namun secara kualitatif dan keseluruhan tujuan hidupnya, manusia mengalami krisis yang sangat menyedihkan.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Inilah yang kemudian pada sisi kenyataan lain, memunculkan bahwa spiritualitas semakin mendapat tempat tersendiri dalam masyarakat modern dewasa ini. Fenomena keagamaan ini sangat menarik untuk dicermati, karena akhir-akhir ini terdapat pula kecenderungan “rekonsiliasi” antara nilai sufistik dengan dunia modern. 

“Ada kecenderungan baru bahwa dimensi spiritualitas yang bersumber dari agama mulai dilirik kembali oleh masyarakat modern, karena kemajuan seperti dalam bidang iptek membuktikan bahwa problema yang muncul kemudian akibat kemajuan dunia global tetap saja belum terpecahkan. Kegagalan manusia modern, ternyata oleh banyak pengamat hampir sepakat mengatakan bahwa krisis besar melanda umat manusia tidak akan dapat diatasi dengan keunggulan iptek sendiri dan kebesaran ideologi yang dianut oleh negara-negara terkemuka.”

Ekses negatif dari modernisme telah menjadi salah satu pemicu bagi memekarnya hasrat pada spiritualitas termasuk pengkajian kembali terhadap tasawuf. Ketika seluruh kehidupan menjadi begitu melelahkan dan kebudayaan justru melahirkan kegersangan ruhaniah, terjadilah pendulum balik, spiritualitas menjadi sangat digemari oleh mereka yang dahulu menolak prinsip-prinsip rohani dalam hidup. 

“Manusia lantas menggandrungi kearifan tradisional yang menjanjikan pengembalian manusia pada fitrah dan mengembangkan hidup yang bermakna.”

“Dalam konteks ini, Saya ingin menegaskan bahwa persoalan besar yang muncul di tengah-tengah umat manusia sekarang ini berada pada satu titik yaitu krisis spiritualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern dimana sekularisme menjadi mentalitas zaman dan karena itu spiritualisme menjadi semacam antagonisme bagi kehidupan modern.”

Hadir dalam acara tersebut Menteri Riset M Nasir, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Menteri Desa Marwan Jakfar, Mantan Mendikbud M Nuh, Wakil Ketua Komisi Yudisial Imam Ansori Sholeh, dan lainnya. Hampir seluruh jajaran syuriyah dan tanfidziyah PBNU hadir Rais Aam KH Mustofa Bisri, Katib Aam KH Malik Madany, Waketum H Asad Said Ali dan lainnya. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hukum Puasa Syawwal dan Waktu Pelaksanaannya

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Pengasuh rubrik Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat, saya Prismaadi. Saya mau bertanya perihal waktu pelaksanaan puasa sunah Syawwal. Baiknya kapan puasa Syawwal dilakukan. Mohon keterangannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Prismaadi).

Hukum Puasa Syawwal dan Waktu Pelaksanaannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Puasa Syawwal dan Waktu Pelaksanaannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Puasa Syawwal dan Waktu Pelaksanaannya

Jawaban

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Bulan Ramadhan telah berlalu. Kini kita memasuki bulan Syawwal. Di bulan ini kita dianjurkan untuk tetap berpuasa enam hari di bulan Syawwal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Allah SWT menaruh keutamaan luar biasa bagi mereka yang melakukan puasa di bulan Syawwal. Ada baiknya kita lihat keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain berikut ini.

( ? ) ? ? ( ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, “Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawwal) berdasarkan hadits, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawwal, ia seakan puasa setahun penuh.’ Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawwal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh’. Keutamaan sunah puasa Syawwal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fithri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawwal luput seiring berakhirnya bulan Syawwal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya,”(Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, Al-Maarif, Bandung, Tanpa Tahun, Halaman 197).

Uraian di atas cukup jelas menerangkan kapan waktu pelaksanaan puasa sunah enam hari di bulan Syawwal. Idealnya puasa sunah Syawwal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idhul Fithri, yakni pada 2-7 Syawwal. Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawwal seakan puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawwal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawwal. Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut ini kami kira cukup membantu.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawwal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawwal),” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr,? Juz I, Halaman 214).

Sebagian ulama bahkan menerangkan bahwa orang yang melakukan puasa sunah seperti senin-kamis, puasa bîdh 12,13,15 yang disunahkan setiap bulan, atau puasa nabi Daud AS, tetap mendapat keutamaan puasa Syawwal.

? ? ? ? (? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawwal) sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menapikannya, atau melakukan puasa nadzar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadhan atau lainnya (di bulan Syawwal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadhan di bulan Syawwal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawwal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawwal sehingga ia berpuasa sunah Syawwal pada Dzul Qa‘dah,” (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Qutul Habibil Gharib, Tausyih alâ Ibni Qasim, Darul Fikr, Beirut, 1996 M/1417 H, Halaman 117).

Keterangan semua itu menunjukan betapa besarnya keutamaan puasa sunah Syawwal. Memang waktu pelaksanaannya yang ideal adalah enam hari berturut-turut setalah satu Syawwal. Tetapi keutamaannya tetap bisa didapat bagi mereka yang berpuasa sunah tanpa berurutan di bulan Syawwal.

Demikian jawaban singkat ini. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 28 April 2017

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (4 Habis)

Alasan kedelapan adalah alasan yang bersifat sosiologis. Peringatan maulid nabi merupakan wasilah untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan, apalagi tradisi masyarakat kita yang selalu melaksanakan bersama-sama.

Secara otomatis hal ini akan menambah syiar agama Islam itu sendiri sebagaimana dengan shalat Jum’ah. Dan lebih dari itu perkumpulan ini selalu menuntut berbagai macam kegiatan yang baik-baik. Sebut saja pengajian, majlis ta’lim, berdzikir, bersedekah dan yang pasti adalah membaca shalawat dan menutur cerita kehidupan Rasululllah saw. Seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً 

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (4 Habis) (Sumber Gambar : Nu Online)
10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (4 Habis) (Sumber Gambar : Nu Online)

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (4 Habis)

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al-Ahzab: 56) 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan makna ayat tersebut bahwa Allah swt menunjukkan kepada manusia derajat tingginya Rasulullah saw sehingga Allah swt membacakan shalawat kepadanya. Dan memerintahkan semua manusia dan juga para malaikat untuk bershalawat juga.

Perintah bershalawat kepada Rasulullah saw dan bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan Rasulullah saw memperbolehkannya. Demikian yang diceritakan oleh sebuah hadits sebagaimana disebut dalam shahih al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin al-Akwa’ “kami berperang bersama Rasulullah saw dalam perang Khaibar. Saat itu kami berangkat pada malam hari. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada Amir bin Akwa’ “maukah kamu memperdengarkan kepada kami bait-bait syairmu?” Amir adalah seorang penyair. Lalu dia tinggal beberapa waktu dan bersyair:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak kami maupun mereka akan mendapatkan petunjuk jika bukan karenamu

 Tidak juga kami akan bersedekah atau bersembahyang

Maka maafkanlah kami ketika membelamu

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dan tetapkanlah kaki kami ketika bertemu musuh

Berikanlah ketenangan atas kami

Sungguh jika kami diseur, kami akan datang

 

Alasan kesembilan adalah Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi

قل بفضل الله وبرحمته وبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون

Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang merek kumpulkan. (Yunus: 58)

Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menafsirkan kata rahmat dengan Surat al-Anbiya ayat 107:

وماأرسلناك إلا رحمة للعالمين. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (al-Anbiya: 107)

Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:

وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)   

Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107)

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita harus bergembira menyambut maulidurrasul?

Sedangkan alasan yang kesepuluh pentingnya memperingati maulidurrasul adalah tidak adanya hukum yang jelas-jelas melarangnya. Meskipun melaksanakan peringatan maulid juga bukanlah termasuk ibadah tauqifiyah. Namun peringatan ini seringkali menjadi wahana mendekatkan diri kepada Allah swt. yang sangat dianjurkan.

Oleh karena itu, jika kacamata syari’at mengategorikan berbagai macam praktek ibadah menjadi dua yaitu yang disenangi dan dibenci, maka memperingati hari maulid dapat dikategorikan sebagai ibadah yang disenangi syariat.

Demikianlah sepuluh alasan mengapa umat muslim perlu memperingati hari kelahiran Rasulullah saw yang dijabarkan oleh Omar Abdullah Kamel dalam kitabnya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun Hadi’atun fil Ihtifal bi Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah.

 

Redaktur: Ulil Hadrawy . Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Syariah, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah