Selasa, 01 November 2016

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah

Way Kanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PC GP Ansor Way Kanan, Lampung mengajak kader di 14 kecamatan menyelenggarakan donor darah setiap tiga bulan sekali secara bergiliran. Upaya tersebut diharapkan membantu terpenuhinya kebutuhan darah, baik secara kualitas maupun kuantitas bagi masyarakat setempat yang membutuhkan.

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah

"Donor darah saat ini belum jadi tren karena kurangnya pemahaman masyarakat bagi kesehatan diri sendiri. Padahal pengandaian donor darah sederhana sekali, seperti membersihkan sumur kotor berlumpur. Seketika juga akan keluar mata air baru yang jernih, seperti itu," ujar dia di Blambangan Umpu, Selasa (9/1).

Upaya-upaya penyembuhan alternatif dengan mengeluarkan darah kotor dari tubuh ialah hijamah atau bekam hingga pashod  dengan metode memecah pembuluh darah vena.

"Kenapa ada penyembuhan alternatif semacam itu jika tidak bermanfaat bagi kesehatan? Donor darah memiliki sejumlah manfaat, seperti mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh, meningkatkan produksi sel darah merah, menurunkan resiko penyakit jantung dan dampak eksternal ialah membantu jiwa seseorang," kata dia lagi.

Ia menambahkan, Donor Darah Sukarela (DDS) adalah orang yang dengan sukarela mendonorkan darahnya. Mereka tidak tahu siapa yang akan menerima darahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jangan takut pula akan langsung diambil darahnya. Jika tidak bisa juga tidak diambil. Keuntungan lain dari donor darah ialah mengetahui kita sehat atau sebaliknya," kata penggiat Gusdurian Lampung itu menjelaskan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Data Palang Merah Indonesia (PMI) Way Kanan menyebut jumlah DDS tersebut masih belum banyak, baru sekitar 2-3 persen saja secara keseluruhan.

Padahal idealnya jumlah DDS minimal 4 persen dari jumlah penduduk suatu daerah. Kebutuhan darah di Kabupaten Lampung Utara yang juga sebagai penyangga kebutuhan darah masyarakat Way Kanan pada bulan November 2017 sejumlah 474 kolf. Kebutuhan darah tersebut dipenuhi oleh pendonor sukarela dan pendonor pengganti.

Banyaknya relawan yang rutin donor darah dapat membantu memenuhi kebutuhan darah setiap hari. Hal ini tentu sangat menguntungkan pasien yang pada saat itu membutuhkan transfusi darah sehubungan selalu tersedia darah sehat sudah diolah dan siap digunakan kapan saja.

"Pasien yang membutuhkan transfusi darah tidak perlu menunggu waktu lama untuk mendapatkan darah yang cocok dengannya atau menunggu proses pengolahan darah selesai. Itu satu harapan Gerakan Bank Darah Hidup yang akan kami luncurkan pekan depan di Kampung Bumi Baru dengan difasilitasi PMI setempat," tegas praktisi Neo Neuro Lingusitic Programing itu.

GP Ansor Way Kanan berharap, gerakan tersebut menginspirasi kader dan masyarakat yang ada di setiap kampung, termasuk pemerintah setempat untuk mendukungnya dengan kebijakan daerah.

"Butuh darah golongan A, B, AB atau O minta dicarikan masyarakat lain kampung, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi melalui pesan berantai perlu disederhanakan dengan gerakan Bank Darah Hidup di setiap kampung. Tidak saja cepat tapi lebih masuk akal sekaligus penegasan kita punya saudara dekat, yakni tetangga," tandas Gatot Arifianto. (Nun Rizqia/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 26 Oktober 2016

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima undangan dari Komunitas Muslim Tiongkok. Ketua Umum PBNU KH Saiq Aqil Siroj bersama rombongan akan berkunjung ke beberapa wilayah di Tiongkok dan bertemu dengan komunitas Muslim di sana.

Sekretaris pribadi Ketum PBNU, Muhammad Sofwan menjelaskan bahwa tujuan dari agenda ini adalah untuk bertukar pandangan terkait dengan perkembangan Islam di Tiongkok dan Indonesia. “Dan juga untuk mempererat kembali hubungan Islam Tiongkok dan Islam Indonesia,” katanya.

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok

Selain itu, lanjut Sofwan, kunjungan tersebut juga akan membahas tentang kerja sama antara NU dan Muslim Tiongkok. “Terutama (bekerja sama dalam) bidang pendidikan, berupa beasiswa bagi pelajar Indonesia yang akan menuntut ilmu di China, ataupun sebaliknya,” jelas lulusan UIN Jakarta tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sofwan menerangkan bahwa ada beberapa rangkaian agenda yang rencananya akan dilaksanakan oleh rombongan pengurus NU tersebut, yaitu bertemu dengan direktori urusan agama pemerintah Tiongkok (Wung Zuoan), ketua Asosiasi Muslim Tiongkok (Mustafa Zang Yang Zhibo), ketua Asosiasi Muslim Xinjiang (Jume Tahir), dan imam masjid agung Xinjiang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Di sela-sela kunjungan juga akan berziarah di beberapa makam pejuang Islam Tiongkok,” ungkap laki-laki asal Pati ini.

Pada hari pertama rombongan yang terdiri dari KH Saiq Aqil Siroj, H Bina Suhendra (Bendahara Umum PBNU), Eman Suryaman (Ketua PBNU), Muhammad Said Aqil (Wasekjen PBNU), Muhammad Sofwan (Sekretaris Pribadi Kiai Said), dan Nyai Hj Nurhayati Said (istri Kiai Said),? tiba di Provinsi Beijing dan disambut oleh Wung Zuoan (direktori urusan agama pemerintah Tiongkok). Adapun di hari kedua, rombongan tiba di Provinsi Xinjiang. (Muchlishon Rochmat/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 25 Oktober 2016

Karya Monumental Misbach Diabaikan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU DKI Jakarta Misbach Yusa Biran, sangat berjasa bagi bangsa ini, kata sejarawan senior Taufik Abdullah selepas tahlilan ke-40 hari wafatnya Misbach di Taman Ismail Marzuki, beberapa hari lalu.Tahlilan ala NU itu diselenggarakan Akademi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Institut Kesenian Jakarta dan BP. Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, dan Pusat Dokumentasi HB Jassin. 

“Yang konkret saja, setidaknya ada tiga hal jasa Pak Misbach. Pertama, itu Sinematek. Itu luar biasa, yang pertama di Asia. Sinematek itu ibarat sebuah candi Borobudur. Itu jasa yang monumental!” tegasnya.  

Karya Monumental Misbach Diabaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya Monumental Misbach Diabaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya Monumental Misbach Diabaikan

Kedua, sambung mantan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, Misbach turut memperkaya cerpen-cerpen Indonesia. Ia salah seorang cerpenis terbaik dengan humor yang tinggi. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketiga, Misbach adalah sutradara dan penulis skenario yang baik, yang punya komitmen apa itu paling baik,” tambah Ketua Akademi Jakarta ini.   

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada dengan Taufik, pengamat politik dan kritikus film Salim Said yang juga hadir pada tahlilan itu menyatakan hal yang sama tentang Misbach. 

“Kalau tidak ada Pak Misbah, belum tentu Sinematek itu ada. Luar biasa, dari nol saya lihat. Saya saksikan sendiri. Saya orang pertama yang memanfaatkan Sinematek itu untuk menulis skripsi, tesis, tahun 76. Misbach juga termasuk orang yang memelopori penulisan sejarah film Indonesia,” jelasnya. 

Salim Said menyesalkan, pemerintah sekarang tidak memperhatikan jasa Misbach tersebut. Seperti diketahui, Sinematek yang menyimpan ribuan koleksi film Indonesia nyaris hancur karena kekurangan dana.

Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri juga hadir pada kesempatan itu. Ia berpendapat, bahwa rusaknya Sinematek mengisyaratkan bahwa pemerintah dan masyarakat masih menganggap bahawa kesenian masih dianggap nomor dua. 

Memang, sambung Sutardji, bangsa ini sering lupa terhadap warisan yang telah diberi warga negaranya, misalnya Chairil Anwar, Amir Hamzah, Sutan Takdir Ali Syahbana, Rendra.

“Mungkin prioritas kita sekarang ini terlalu ke sosial politik dan ekonomi. Sibuk ngomongin korupsi-korupsi. Itu benar, itu bagus. Tapi janga dilupakan prioritas untuk mengolah secara kreatif yang diberikan warga negara terhadap bangsanya. Memberantas korupsi oke. Menegakkan kultur juga harus! Jadi, seimbang.” 

Kalau tidak memperhatikan kebudayaan, sambung penulis syair O, Amuk Kapak ini, kita akan menjadi bangsa yang kosong. Akan tetapi, kita juga harus tepat dalam memperlakukan warisan budaya. 

“Bukan hanya mengelap-elap warisannya, tapi memelihara dalam arti kreatif, memperbanyak lagi, mencari inspirasi,” ujarnya. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 22 Oktober 2016

MWCNU Pagelaran Pringsewu Ajak Warga Benahi Sanitasi lewat 5 Pilar

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kebersihan sebagian dari Iman. Demikian kalimat pertama Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pagelaran H Bahrodin saat mengisi Jihad Pagi (Ngaji Ahad Pagi) disusul dengan ajakan kepada jamaah untuk menerapkan pola hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari.

“Pola hidup bersih dapat ditempuh melalui 5 hal yang merupakan pilar Program Pemerintah STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )," jelasnya di Kecamatan Pagelaran, Pringsewu, Lampung, Ahad (3/1),

MWCNU Pagelaran Pringsewu Ajak Warga Benahi Sanitasi lewat 5 Pilar (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Pagelaran Pringsewu Ajak Warga Benahi Sanitasi lewat 5 Pilar (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Pagelaran Pringsewu Ajak Warga Benahi Sanitasi lewat 5 Pilar

Kelima pilar tersebut, menurutnya, meliputi setop buang air besar sembarangan, cuci tangan memakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan dengan sehat, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan benar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengaku prihatin terhadap kondisi banyaknya warga Indonesia yang masih buang air tidak pada tempatnya. "Budaya ini mengakibatkan Indonesia termasuk negara nomor 2 terjorok di dunia di bawah Negara Laos yang berada di posisi pertama," terang duta STBM di Kecamatan Pagelaran ini.

Bahrodin mengingatkan fakta bahwa masyarakat Indonesia adalah mayoritas beragama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang Islam yang belum mempraktikkan hidup bersih dan sehat seperti anjuran Rasulullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banyak sekali hadits Rasul yang menjadi dasar tentang kebersihan khususnya masalah sanitasi. Hal ini menunjukkan bahwa Rasul sangat perduli dengan masalah kebersihan," tambah Bahrodin yang pada November 2015 diundang untuk mempresentasikan konsep “Jihad Sanitasi" yang dirintisnya pada Konfrensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) di Jakarta.

Salah satu contoh hadits Nabi, lanjutnya, adalah larangan Nabi kepada umatnya untuk buang air baik kecil maupun besar di air tergenang, air mengalir, di jalanan dan juga di tempat bernaung seperti pohon dan tempat-tempat umum.

"Inilah yang mendasari saya untuk terus menyosialisasikan pola hidup sehat melalui Konsep Jihad Sanitasi. Karena Jihad adalah mengajak ke arah yang lebih baik maka mengajak orang lain untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan lingkungan ke arah yang lebih sehat dan bersih termasuk dalam jihad," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 Oktober 2016

Putri Muslimah Indonesia, Tak Boleh Sekedar Cantik Fisik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa kecantikan seorang perempuan tidak hanya dinilai dari penampilan fisik semata. Lebih dari itu, menurut putera mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) ini, kecantikan tidak terlepas dari soal pengetahuan, bakat, dan wawasan.

“Kecantikan tidak semata dinilai dari penampilan fisik belaka, tapi juga pengetahuan, wawasan, bakatnya dan kemampuan membaca Al-Quran,” demikian dikatakan Menag saat menghadiri malam pemilihan Puteri Muslimah Indonesia tahun 2015 yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi swasta nasional, Rabu (13/05) malam seperti dilansir oleh situs kemenag.go.id. ? Ikut hadir mendampingi Menag dalam kesempatan ini, Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Rudi Subiyantoro.

Putri Muslimah Indonesia, Tak Boleh Sekedar Cantik Fisik (Sumber Gambar : Nu Online)
Putri Muslimah Indonesia, Tak Boleh Sekedar Cantik Fisik (Sumber Gambar : Nu Online)

Putri Muslimah Indonesia, Tak Boleh Sekedar Cantik Fisik

“Jadi hal positif yang lebih bermutu, dari pada kontes yang hanya menilai fisik saja,” tambah Menag sembari mengapresiasi terobosan yang dilakukan dalam pemilihan ini dalam menilai wanita Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada para finalis, Menag mengingatkan bahwa para finalis yang tampil sesungguhnya tidak lagi menjadi objek, tapi subjek. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Finalis ini sekarang adalah subjek yang dituntut menunjukan potensi dirinya sehingga mampu memotivasi dan menginspirasi kita semua,” jelas Menag.?

Dalam ajang kali ini, juara Putri Muslimah Indonesia 2015 diraih oleh Nesa Aqila Herryanto Putri dari Medan, Sumatera Utara. Ia berhak membawa pulang uang hadiah sebesar 50 juta rupiah.

Sementara juara dua diraih oleh Inka Noor Aulia, kontestan asal Indramayu, Jawa Barat. Ia berhak memboyong hadiah uang sebesar 30 juta rupiah. Selanjutnya, juara ketiga diraih Bunga Ade Tama dari Jakarta yang berhak mendapat hadiah uang sebesar 20 juta rupiah. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Ubudiyah, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 10 Oktober 2016

Pergunu DKI Jakarta Rayakan Hari Santri dengan Sarasehan Aswaja

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) DKI Jakarta turut gembira dan bangga dengan diperingatinya hari santri l, setelah ditetapkan oleh Presiden RI pada tahun 2015. Dalam rangka turut merayakan Hari Santri Nasional 2017, Pergunu DKI Jakarta menggelar kegiatan Sarasehan Ahlussunah wal Jamaah untuk Islam rahmatan lil alamin.

Kegiatan dilaksanakan di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta Barat, 21 Oktober 2017. Dengan tema Meneguhkan Komitmen Islam Ahlussunah wal Jamaah untuk Islam Rahmatan lil Alamin kegiatan diikuti oleh Guru Pergunu, berjumlah sekitar 200 orang.

Pergunu DKI Jakarta Rayakan Hari Santri dengan Sarasehan Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu DKI Jakarta Rayakan Hari Santri dengan Sarasehan Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu DKI Jakarta Rayakan Hari Santri dengan Sarasehan Aswaja

Kegiatan juga dirangkai dengan Pelantikan PAC Pergunu se-Jakarta Barat. Ketua Panitia Pelaksana, H. Matali mengungkapkan pentingnya bagi guru memahami Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah. Karena menurutnya, Guru adalah garda terdepan untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa. 

Semangat hari santri harus dapat diambil teladan yang baik. Sarasehan ini bertepatan hari santri nasional, kita berharap para guru Pergunu mampu meneladani para santri dan para kiai di masa lampau, terutama dalam prinsip keagamaan yang rahmatan lil alamin".

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, di antaranya KH Mujib Qulyubi. Dalam wajangannya, Kiai Mujib menekankan kepada para guru agar memberikan pemahaman pada murid tentang pentingnya mencintai agama dan negara. 

Karena itu adalah salah satu ajaran para alim ulama salafunassholikh. Selain itu, Katib Syuriyah PBNU itu juga berpesan agar para Guru NU waspada dan ikut menolak aliran-aliran Islam fundamental dan ekstrim yang masuk ke sekolah atau madrasah dengan menghadirkan nilai-nilai dan amaliyah Islam Ahlussunah wal Jamaah yang rahmatan lil alamin.

Pada kesempatan yang sama, H Marsudi Syuhud, Ketua PBNU menekankan kepada peserta sarasehan untuk memegang teguh prinsip-prinsip ke-NU-an dan perilaku sosial yang selalu mengedepankan kemanfaatan bagi orang lain. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pergunu sebagai badan otonom NU harus begerak secara organisatoris, sistematis, dan visibel. Bawa dan sebarkan pada murid prinsip Islam yang dikembangkan NU. Berikan manfaat kepada orang lain, karena dengan itu orang lain juga akan lebih banyak lagi memberikan manfaat kepada kita," kata Marsudi.

Sarasehan Aswaja Pergunu DKI Jakarta, juga dihadiri oleh Jajaran Pengurus PWNU DKI Jakarta, PCNU Jakarta, Takmir Masjid JIC, Takmir Masjid Raya KH Hasyim Asyari, dan tokoh masyarakat lainnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 09 Oktober 2016

Kisah Perdebatan Dua Ulama Top NU soal Hakim Perempuan

KH A Wahid Hasyim saat menjadi Menteri Agama telah membuka pintu secara administratif perempuan untuk bisa menjadi hakim, namun landasan fiqh-nya belum sempat dirumuskan. Di sana-sini masih banyak penolakan para alim ulama akan status dan kedudukan perempuan sebagai hakim di Pengadilan Agama.

Jumhur ulama dari mazhab Syafii, Hanbali dan Maliki tidak membolehkan. Imam Abu Hanifah membolehkan dalam kasus di luar hudud dan qisas. Ibn Jarir al-Thabari membolehkan secara mutlak. Pendapat mana yang mau dipilih?

Kisah Perdebatan Dua Ulama Top NU soal Hakim Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Perdebatan Dua Ulama Top NU soal Hakim Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Perdebatan Dua Ulama Top NU soal Hakim Perempuan

Maka terjadilah Bahtsul Masail para ulama top di lingkungan Nahdlatul Ulama. Pandangan para ulama NU mengerucut pada dua blok besar: mereka yang mengikuti pandangan KH Marus Ali dari Pesantren Lirboyo, dan mereka yang mengikuti pandangan Prof KH Ibrahim Hosen (Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat dan Rektor Institut Ilmu Al-Quran Jakarta). Kiai Mahrus tidak membolehkan dengan mengikuti jumhur sedangkan Abahku membolehkan dengan mengikuti pendapat Hanafi dan Thabari. Sebagai catatan, pendapat Hanafi dan Thabari bisa digabungkan karena yurisdiksi Peradilan Agama di Indonesia terbatas pada masalah akhwalus syakhsiyah dan tidak masuk wilayah jinayah.

Perdebatan kedua kubu sangat panas dengan masing-masing mengeluarkan argumentasi dan rujukannya. Akhirnya diskusi diskors untuk makan siang dan shalat zuhur. Di saat itulah Abah mendekati Kiai Mahrus Ali dan melancarkan jurus diplomasinya. Abah berkata: "Pak Kiai, sebelum saya berangkat sekolah ke al-Azhar Kairo, saya belajar khusus kepada Kiai Abbas di Buntet". Kiai Mahrus langsung bangun dari kursinya dan memeluk Abah, "Kiai Abbas itu Waliyullah, beliau paman saya!"

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah dialog tersebut sesi diskusi segera dibuka kembali. Kiai Mahrus mengangkat tangannya: "Diskusi tidak perlu dilanjutkan, sudah selesai, saya setuju perempuan boleh menjadi hakim", maka terdengarlah surat al-Fatihah dibacakan bersama. Para kiai yang lain keheranan apa yang terjadi mengapa perdebatan panas sebelumnya langsung hilang?

Abah saya belakangan menjelaskan kepada saya saat mengenang Kiai Mahrus Ali. Sambil berkaca-kaca Abah berkata: "Kiai Mahrus Ali itu ulama besar. Beliau paham perbedaan mazhab. Beliau hanya ingin diyakinkan bahwa Abah sudah menghitung dampak dari memilih mazhab Hanafi dan Thabari untuk masalah ini. Ketika disampaikan bahwa Abah santri kesayangan dari Kiai Abbas Buntet, Kiai Mahrus Ali seketika menjadi yakin bahwa seorang santri Buntet dibawah bimbingan langsung Kiai Abbas akan tahu bahwa fatwa itu tidak boleh sembarangan dikeluarkan. Kiai Abbas memang waliyullah."

Abah kemudian bercerita hubungan eratnya dengan Kiai Mahrus. Kiai Mahrus menanyakan perkembangan Institut Ilmu al-Quran (IIQ) bahkan meng-ijazahi shalawat untuk kelangsungannya. Belakangan saat Muktamar NU di Pesantren Lirboyo 1999 saya sowan ke rumah Kiai Kafabihi Mahrus, putra Kiai Mahrus. Beliau memeluk saya dan berkata, "Abah saya (Kiai Mahrus) pesan: Kiai yang alim soal ushul al-fiqh itu Prof KH Ibrahim Hosen".

Begitulah para Kiai NU. Mereka tahu argumen masing-masing. Mereka saling mencintai dan memghormati. Tinggal kita saja generasi berikutnya yang harus melanjutkan nilai-nilai yang para masyayikh sudah ajarkan kepada kita. Kalau sekarang anda melihat banyak perempuan yang menjadi hakim di Pengadilan Agama, ingatlah dengan kisah ini: semuanya dimulai dari diskusi para ulama kami.

Lahumul fatihah ....

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah