Kamis, 21 Mei 2015

Semarak Seni Tradisi dalam 50 Tahun LESBUMI

Jogjakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Siang yang terik tidak menghalangi orang-orang Dusun Klenggotan Bantul untuk berkumpul di Pesantren Kaliopak, Bantul Rabu (2/5). Tua, muda, dan anak-anak sibuk sendiri-sendiri, bermain, ngobrol, membeli jajanan dan sebagainya.



Semarak Seni Tradisi dalam 50 Tahun LESBUMI (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarak Seni Tradisi dalam 50 Tahun LESBUMI (Sumber Gambar : Nu Online)

Semarak Seni Tradisi dalam 50 Tahun LESBUMI

Namun, keramaian itu mendadak terhenti, ketika seorang perempuan paruh baya menembangkan lagu-lagu Jawa. Alunan musik gamelan mengiringinya. Makin lama makin rancak terdengar. Lagu-lagu Jawa tersebut menjadi penanda acara tasakuran 50 Tahun Lesbumi yang dilesenggarakan Pengurus Wilayah Lesbumi Jogjakarta.

Tak lama para pasukan berkuda masuk ke tengah-tengah arena. Dengan formasi lengkap, seni Jathilan bergerak, menari, mengikuti musik dengan gerakan harmonis. Geraka kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu memancing hadirin untuk tepuk tangan. Suasana ramau, meriah, dan guyub.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tapi sesaat setelah itu, penontot sontak, tergaket-kaget, padangan mereka tertuju salah seroang penonton. “Wonten sing kerasukan, (ada yang kerasukan, red.),” kata salah seorang penonton.

Semua orang penonton berhamburan menjauhi yang kerasukan, tapi seorang anggota Jathilan langsung mendekat memberi pertolongan. Tidak lama setelah itu, penonton yang diketahui bernama Aris kembali tersadar. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jathilan adalah salah satu dari seni budaya yang menjadi tradisi di Jawa. Tiap kali akan mengadakan acara, orang Jawa dahulu pada umumnya akan menanggap Jathilan sebagai hiburan. Kini, Ditengah derasnya arus globalisme yang kian mengikis seni tradisi nusantara, kesenian Jathilan mulai tersisihkan. 

Acara yang mengetengahkan tema “Menggali Kearifan Hidup Berbangsa dalam Khazanah Seni Nusantara” ini, selain Jathilan, juga menampilakan Tari Saman Jolosutro, Emprak, Ibu-ibu PKK, Pentas Musik Ki Ageng Ganjur pimpin Sastro Ngatawi serta pidato kebudayaan Budaya oleh Agus Sunyoto.Malam harinya, halaman Pesantren Kaliopak juga dipenuhi oleh masyarakat sekitar, mahasiswa dan pemerhati budaya. Mereka sengaja datang untuk menyaksikan satu-satunya seni Saman asli Yogyakarta. 

Menurut M. Jadul Maula, Pengasuh Pesantren Kaliopak, “Tari Saman adalah seni yang sangat tua. Meski selama ini tari Saman diindentikkan dengan Aceh, tapi ternyata sejak abad ke-XVI sudah ada di Yogyakarta. Tentu ada ciri-ciri yang sama, tapi tentu juga banyak variasi-variasi lokal yang berbeda.”

Setelah Tari Saman, ibu-ibu pemenang Lomba Kartini Rukun Tetangga setempat turut menunjukkan kebolehan menampilkan paduan suara. Kemudian tampil grup musik Ki Ageng Ganjur berkolaborasi dengan Seni Emprak yang merupakan asuhan Pesantren Kaliopak.

“Acara ini sangat bagus untuk generasi bangsa, biar mereka sadar bahwa bangsa ini mempunyai identitas. Seni merupakan media yang bagus untuk kita pertahankan,” komentar Muhyidin, mahasiswa Aqidah Filsafat UIN Sunan Kalijaga. 

Sementara itu, Agus Sunyoto dalam pidatonya menegaskan bahwa seni tradisi nusantara penting untuk dipertahankan, karena di dalamnya terkandung ajaran-ajaran atau nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan jati diri bangsa. “Hilangnya jati diri bangsa bukan tidak mungkin dalam era globalisasi ini. Sebab saat ini, gejala-gejala ancaman globalisasi sudah tampak. Kita tak lagi menjadi subyek, melainkan telah terjajah untuk selalu menjadi obyek,” jelas Sunyoto.

Menurutnya, sebagai salah satu tulang punggung khittah Nahdatul Ulama, Lesbumi memiliki arti tersendiri bagi NU. 

“Salah satu makna keberadaan Lesbumi di dalam NU adalah meneguhkan kecintaan NU pada tanah air dengan cara memelihara dan mengembangkan budaya bangsa dalam keragaman bentuknya,” terangnya.

Bulan Budaya

Tasyakuran 50 tahun Lesbumi tersebut juga menjadiacara pembukaan bulan budaya yang diselenggarakan Lesbumi Jogjakarta. 

Ketua Lesbumi Jogjakarta M. Jadul Maula menjelaskan bulan budaya akan diisi Lomba Cipta Film, Penulisan Esai, Pekan Film dan Launching Bioskop Lesbumi yang akan diadakan pada 20-24 Mei 2012 di Ngeban Resto, Pagelaran Seni Nusantara yang akan dilaksanakan pada 1-3 Juni 2012 di Pesantren Kaliopak. 

“Semua rangkaian Harlah 50 Tahun Lesbumi akan ditutup dengan acara Lesbumi Award yang insya allah akan dilaksanakan 29 Juni 2012 di Gedung PBNU,”kata Jadul. 

 

Kontributor: Khanif Rosidin dan Windha Larasati

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Mei 2015

Wayang, Karya Para Wali yang Menyimpan Berkah

Bantul, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Ketua PWNU DI Yogyakarta M. Jadul Maula meyakini bahwa wayang adalah karangan para wali yang pasti ada berkahnya. Menurutnya, pesan para wali tidak semata-mata terdapat pada dialognya, tapi juga pada tokoh yang terinternalisasi dalam diri kita.

Wayang, Karya Para Wali yang Menyimpan Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Wayang, Karya Para Wali yang Menyimpan Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Wayang, Karya Para Wali yang Menyimpan Berkah

Hal itu dikatakannya saat mengisi acara Seminar Nasional bertajuk Wayang dan Krisis Manusia Nusantara, Senin (17/11) siang, di Aula Pesantren Kaliopak Piyungan Bantul. Hadir pula sebagai pembicara Wakil Katib Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf, yang juga Pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin Rembang; dan Guru Besar Antropologi UGM Prof Dr Heddy Shri Ahimsaputra.

Menurut Kang Jadul, panggilan akrabnya, meski saat ini banyak yang tidak bisa memahami bahasa yang digunakan dalam pagelaran wayang, ia memandang bahwa alasan itu adalah alasan yang manja. Hal itu terbukti dengan Al-Qur’an yang walaupun tidak semua dapat memahami tapi tidak ada yang menghindari. “Kenapa? Karena ada aspek lain di luar kognitif, yaitu aspek spiritual” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan bahwa dengan alasan seperti itu berarti kita sudah mulai tidak adil dalam pikiran kita sendiri terhadap tradisi kita. “Inilah yang menjadikan krisis jati diri pada manusia nusantara. Orientasi jati diri bangsa kita saat ini adalah orang Islam pengen jadi Arab, ABG pengen jadi Korea, dan Politisi orientasinya ke Amerika,” ungkapnya dengan nada prihatin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karenanya, sosok yang juga Pengasuh Pesantren Kaliopak itu yakin bahwa wayang dapat menjawab krisis manusia yang selama ini tidak lahir dari diri sendiri dan hanya mencerna dari luar.

Sementara itu menurut Prof Dr Heddy Shri Ahimsaputra, jika dikaji secara antropologi wayang merupakan model of kehidupan atau cermin kehidupan manusia. Karena di sana terdapat pergulatan yang terus menerus antara kebaikan melawan keburukan, sehingga wayang menjadi alat penjelas yang dapat memberikan makna tentang kehidupan.

Selain itu, lanjutnya, wayang juga merupakan model for, model untuk kehidupan manusia. Dengan kata lain, orang Jawa dapat menggunakan wayang sebagai blueprint kehidupan sehingga mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. (Dwi Khoirotun Nisa’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Mei 2015

Salim Ajukan Saksi yang Meringankan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sidang lanjutan kasus penggelapan aset tanah milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan terdakwa Salim Muhammad (75) diisi dengan kesaksian oleh 2 orang saksi yang diajukan terdakwa. Salim mengajukan saksi yang meringankan dalam sidang yang dipimpin Heru Pramono SH di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu.

Saksi pertama, H. Luwandi, salah seorang guru, menjelaskan, sekolah di bawah Yayasan Waqfiyah yang dimiliki PBNU itu telah dipindah. Ia mengaku telah menerima uang sebesar Rp 2 Milyar untuk pendirian bangunan dan sewa tanah selama 30 tahun.

Salim Ajukan Saksi yang Meringankan (Sumber Gambar : Nu Online)
Salim Ajukan Saksi yang Meringankan (Sumber Gambar : Nu Online)

Salim Ajukan Saksi yang Meringankan



Dalam negosiasi awal, ia meminta dana sebesar Rp 9 Milyar untuk merenovasi bangunan dan pembelian tanah. Namun, akhirnya tercapai kesepakatan sebesar Rp 2 Milyar. Sebenarnya ia masih membutuhkan dana untuk membangun tiga kelas, namun permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh Salim.

Saksi kedua, Liacun menjelaskan bahwa ia telah menerima uang sebesar Rp 1.25 Milyar dari Salim untuk pembelian tanah yang dimilikinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesaksian-kesaksian tersebut menguatkan bukti yang memang sudah ada sebelumnya. Namun, perihal penarikan deposito sebesar Rp 10 Milyar, pembelian rumah di Jalan KS Tubun senilai lebih dari Rp 1.2 M, pembelian rumah di Jalan MT Haryono dan Kedoya yang semuanya tidak ada kaitannya dengan kepentingan Yayasan Waqfiyah NU tidak dijelaskan.

Kasus ini bermula dari surat dari Pemerintah DKI Jakarta agar Yayasan Waqfiyah NU yang berlokasi di Kuningan Selatan meminta agar lembaga pendidikan ini dipindah karena lokasi tersebut ditetapkan bukan untuk daerah pendidikan. Dalam prosesnya, terdapat dana yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga PBNU, selaku pemilik yayasan mengajukan tuntutan. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 07 Mei 2015

Produsen Film Fitna Akhirnya Temukan Kebenaran Islam

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seorang produsen film anti Islam yang menggambarkan Nabi Muhammad secara tidak benar akhirnya menjadi pemeluk Islam dan menunaikan ibadah haji tahun ini. 

Produsen Film Fitna Akhirnya Temukan Kebenaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Produsen Film Fitna Akhirnya Temukan Kebenaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Produsen Film Fitna Akhirnya Temukan Kebenaran Islam

Arnoud Van Doorn mengaku mendapat ketenangan dan kedamaian setelah menunaikan ibadah haji.

“Hati saya sekarang diantara para pengikut yang setia,” kata Arnoud Van Doorn, mantan anggota Partai Kebebasan yang dipimpin oleh Wilder, seperti dikutip oleh Saudi Gazette, Jum’at.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya berharap air mata penyesalah akan menghapus seluruh dosa-dosa saya setelah pertobatan,” tambahnya.

 Dia memaluk Islam awal tahun ini setelah melakukan penelitian secara ekstensif terhadap agama ini.

Dia diantara para pemimpin partai yang membantu memproduksi film ofensif berjudul “Fitna” yang menghubungkan Islam dan Qur’an dengan kekerasan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tetapi setelah terjadi protes keras terhadap film ini, Doorn mulai membaca lebih banyak tentang Islam dan Nabi Muhammad, yang mengarahkannya untuk memeluk Islam.

Doorn mengatakan bahwa sejak dia tiba di tanah suci, dia menjalani hari-hari terbaik dalam hidupnya.

Dia berharap dapat menghabiskan lebih banyak waktu di Madinah setelah dia menyelesaikan rangkaian haji.

Jumlah Muslim mencapai satu juta di Belanda dari populasi 16 juta, sebagian besar berasal dari Turki dan Marokko.

Jumlah muallaf asli Belanda telah meningkat mencapai 15 ribu dari 12 ribu dalam beberapa tahun terakhir.

Penebusan dosa

Van Doorn sangat menyesal telah ikut ambil bagian dari film Fitna yang sangat dibenci dan mengatakan dia pergi ke tanah suci untuk melakukan penebusan dosa.

“Saya merasa malu berdiri di depan makan Rasulullah. Saya telah membuat kesalahan besar dengan ikut membuat film asusila ini,” katanya.

“Saya berharap Allah memberi maaf dan menerima pertobatan saya.”

Kunjungannya ke tanah suci Makkah dan Madinah bukan untuk pertama kalinya.

Setelah ia masuk Islam, politisi Belanda ini melakukan umrah setelah menemui dua imam dari masjid Nabawi Sheikh Ali Al-Hudaifi dan Sheikh Salah Al-Badar.

Dia diberi wejangan oleh dua orang imam tersebut bagaimana menjalani hidup sebagai Muslim yang baik dan menghadapi tantangan Islam di Barat.

Ia menunjukkan kegembiraannya di Madinah dalam akun twitter, yang merefleksikan perasaannya.

“Berdoa di Raudhah yang sakral #Madinah,” kata Doorn dalam sebuah tweetnya.

“Pertemuan penuh inspirasi dengan imam masjid Ali Al-Hudayfee,” katanya dalam tweet lainnya. (onislam.net/mukafi niam)

Foto: Onislam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Pahlawan, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Mei 2015

Puluhan Ribu Umat Islam Hadiri Konser Habib Syech

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Puluhan ribu ummat Islam di Pekalongan dan sekitarnya hadiri pagelaran konser sholawat Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaff yang berlangsung di Jalan Hasanuddin Senin (14/1).

Puluhan Ribu Umat Islam Hadiri Konser Habib Syech (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Ribu Umat Islam Hadiri Konser Habib Syech (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Ribu Umat Islam Hadiri Konser Habib Syech

Acara konser sholawat dalam rangka peringatan Haul Habib Mohammad bin Yahya dan peringatan Maulidur Rasul SAW 1434 H. serta pelantikan masal 12 ranting NU yang digelar oleh Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Pekalongan Timur.

Meski sebelum konser dimulai Pekalongan sempat diguyur hujan sejak sore, tak menyurutkan langkah pencinta lagu lagu Habib Syech untuk hadir menyaksikan dan mendengarkan secara langsung penampilan sang idola yang cukup fenomenal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diawali dengan lagu sholawat NU, Habib Syech langsung menggebrak dengan lagu lagunya yang hits dilantunkan secara bersambung diiringi gerakan tangan puluhan ribu pengunjung dan berbagai atribut bendera dan spanduk yang tiada henti. Bahkan di tengah tengah ribuan pengunjung terdapat bendera NU dan Badan Otonomnya untuk ikut dikibarkan selama konser berlangsung.

Sebelum konser dimulai, Habib Syech mengingatkan peda pengunjung untuk lebih hati-hati dan waspada terhadap barang bawaannya seperti handphon, perhiasan dan uang. Pasalnya, hampir disetiap dirinya menggelar konser selalu terdapat banyak korban para copet yang mengambil kesempatan padatnya pengunjung.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan gayanya yang khas, Habib Syech mampu menghipnotis puluhan ribu pengunjung mulai dari anak anak, remaja hingga orang tua yang duduk secara rapi meski harus berdesakan untuk terus mengikuti lantunan lagu demi lagu yang tidak asing di telinga ummat Islam.

Ketua Pengurus MWC NU Pekalongan Timur RM Firdaus mengatakan, kegiatan konser sholawat Habib Syech dilakukan dalam rangka memperingati haul Habib Mohammad bin Yahya sekaligus memperingati Maulidurrasul Muhammad SAW 1434 Hijriyah serta pelantikan bersama 12 ranting NU di Pekalongan Timur yang telah mendapatkan SK dari PCNU Kota Pekalongan.

Dikatakan, untuk menyemarakkan acara, pihaknya bersama Muslimat dan Fatayat NU juga menggelar kegiatan penunjang antara lain yakni jalan sehat warga NU, bazar dan fashion show serta khitanan masal yang diikuti 24 anak. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Muiz P

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Mei 2015

PBNU Harus Turun Tangan Bimbing UNU di Wilayah Minus

Jombang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pendirian dan pengembangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di berbagai daerah patut diapresiasi oleh warga nahdiyin. Program tersebut harus diteruskan PBNU periode 2015-2020 mendatang. Siapa pun pemimpinnya, UNU ini harus lebih ditingkatkan.

?

Hal itu? diungkapkan Ketua Badan Pelaksana UNU Sumatera Barat KH Zainal MS menjawab pertanyaan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di sela-sela rehat sidang pleno pembahasan tata tertib Muktamar ke 33 NU, di Alun-Alun, Jombang, Ahad (2/8) malam. Menurut Zainal,? kehadiran UNU disamping sebagai lembaga ilmiah, yang lebih penting adalah sebagai lembaga kajian keislaman yang berpahamkan Ahlussunnah wal-Jamaah.

PBNU Harus Turun Tangan Bimbing UNU di Wilayah Minus (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Harus Turun Tangan Bimbing UNU di Wilayah Minus (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Harus Turun Tangan Bimbing UNU di Wilayah Minus

?

Dikatakan, apa yang dirintis PBNU 2010-2015 mendirikan UNU di sejumlah wilayah di Indonesia, adalah langkah strategis dan amat penting. Ini kebangkitan NU pascareformasi yang patut diajung jempol.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"UNU tampil sebagai lembaga kajian keislaman untuk menciptakan dan memahami? Islam secara komprehensif, Islam yang rahmatan lilalamin. Saat ini banyak yang mengaku Islam, Islam dari kulit saja, tapi tidak tahu isi Islam yang sesungguhnya. Sering umat Islam berbeda antara di dalam dengan di luarnya. Di luarnya Islam, ternyata di dalamnya jauh dari nilai-nilai? ? Islam yang rahmatan lilalamin sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw dulunya," kata Zainal yang juga Rais Syuriah PW Nahdlatul Ulama Sumatera Barat ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Dikatakan, kehadiran UNU di berbagai daerah di Indonesia akan mempercepat pengembangan NU di daerah-daerah yang minus NU-nya. Jika PBNU serius mengembangkan NU di luar pulau Jawa, harus lebih memberikan prioritas program terhadap pengembangan UNU. "Wilayah NU yang memang minus, PBNU harus turun tangan membimbing langsung mendirikan dan mengembangkan UNU-nya. Jika dibiarkan sendiri, dapat dipastikan akan sulit berkembang," ujar Zainal.

?

Di Sumatera Barat sendiri, kata Zainal, UNU sudah mendapatkan izin. Walaupun hingga kini masih mengalami kesulitan merealisasikannya, tapi tetap optimis UNU bisa eksis. Hanya perlu waktu dan pendekatan kepada pihak terkait. "Masyarakat dan pemerintah daerah sendiri menyambut positif? kehadiran UNU ini," tuturnya. (armaidi tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 April 2015

Mahasiswa Pascasarjana NU di UGM Bahas Pangan Fungsional untuk Masyarakat

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah  

Dalam rangka memperingati hari pangan dunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, Forum Silaturrahmi Mahasiswa Pascasarjana Nahdlatul Ulama UGM bekerjasama dengan Pusat Studi Energi UGM menyelenggarakan diskusi bulanan ke-3 pada Rabu, (18/10). Diskusi ini mengusung tema “Peran Pangan Fungsional untuk Kesejahteraan Masyarakat.” 

Hadir sebagai pembicara Satyaguna Rakhmatullah, alumni S2 Fakultas Peternakan UGM yang sekarang menjadi  peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM. Selain itu ia juga aktif sebagai pengurus Lembaga Pengembangan Pertanian PWNU DIY. 

Mahasiswa Pascasarjana NU di UGM Bahas Pangan Fungsional untuk Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa Pascasarjana NU di UGM Bahas Pangan Fungsional untuk Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa Pascasarjana NU di UGM Bahas Pangan Fungsional untuk Masyarakat

Satyaguna menyampaikan bahwa pangan fungsional itu erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pangan fungsional ini adalah pangan yang tidak hanya memberikan nutrient atau nilai gizi, tetapi juga memberikan nilai kesehatan lebih bagi tubuh kita. 

Lebih lanjut, Satyaguna mengatakan bahwa pangan fungsional yang jumlahnya sangat banyak itu dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita baik dalam bentuk umbi, sayur, maupun buah-buahan lokal. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemerintah diharapkan dapat mendorong kampanye pangan fungsional ini dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarkat baik dalam sisi kesehatan maupun dalam konteks ekonomi. Setiap desa diharapkan dapat mengembangkan pangan fungsional yang berasal dari hasil alam yang organik sebagi ciri khas daerah tersebut dan sekaligus untuk menguatkan ketahanan pangan masyarakat.

Sementara Ahmad Rahma Wardhana, perwakilan Pusat Studi Energi menyampaikan bahwa yang terpenting dalam menyelenggarakan diskusi seperti ini adalah keistiqomahan. 

Selain itu ia juga menyampaikan, sebagai forum yang berisi mahasiswa dari litas disiplin, forum ini memungkinkan kita untuk mengembangkan sudut pandang multi perspektif, untuk keluasan dan kedewasaan dalam mengambil keputusan. 

Diskusi ini diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa S2 dan S3 yang berasal dari bebagai jurusan di kampus UGM, UIN Sunan Kalijaga dan UNY.  Forum ini merupakan wadah diskusi untuk mengembangkan intelektualitas mahasiswa Pascasarjana dari berbagai disiplin ilmu yang terikat oleh satu rasa emosi yang sama, yakni sebagai keluarga besar Nahdhlatul Ulama. (Irsyadul Ibad/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah