Sabtu, 30 Agustus 2014

ISNU Sijunjung Peringati Maulid dengan Berbagai Lomba

Sijunjung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sinjunjung Provinsi Sumatera Barat turut untuk membangun nagari secara totalitas melalui kegiatan penguatan moral spiritual umat. Momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H dimanfaatkan untuk pergerakan muammalah dalam bermasyarakat. Ibarat pepatah Minang yang mengatakan, tigo tunggu sajarangan yang artinya adanya keterpaduan unsur ulama, adat dan pemerintah bersatu padu membangun peradaban rahmatan lil alamain.

Ketua ISNU ? Kabupaten Sijunjung, Fadhlur Rahman Ahsas, mengungkapkan hal itu pada peringati Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan ISNU Sijunjung bersama masyarakat Nagari Bukit Bual Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Jumat-Sabtu (15-16/12) di Masjid Nurul Islam Nagari Bukit Bual. Rangkaian kegiatan yang dilakukan ISNU Kabupaten Sijunjung bekerja sama dengan ? Asosiasi TPQ/TPSQ Nagari Bukit Bual dan pemerintahan nagari Bukit Bual diantaranya lomba antarsuku atau kaum se-Nagari Bukit Bual. Acara ditutup Sabtu (16/12) dengan taushiyah agama dari ustadz Kementrian Agama Kabupaten Sijunjung dan penyerahan hadiah yang dilaksanakan.?

ISNU Sijunjung Peringati Maulid dengan Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Sijunjung Peringati Maulid dengan Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Sijunjung Peringati Maulid dengan Berbagai Lomba

"Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat. Tiadalah apa yang dibawa oleh sang Nabi Muhammad SAW terkecuali kasih sayang dan akhlaq mulia. Makanya ISNU dan Asosiasi TPQ/TPSQ Nagari Bukit Bual menemakan kesolehan keluarga menjadi penentu bagi tegaknya suatu bangsa yang aman, makmur dan sejahtera, sebab rasullah selalu menjaga umatnya terutama keluarganya dari aklakul karimah atau kesolehan umatnya, itulah kunci kesatuan dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas Fadhlur.

Dari kepedulian yang kuat dari Walinagari, pemangku adat dan tokoh masyarakat, pemenang lomba selain mendapatkan medali, sertifikat juga tabanas. Apresiasi ? kepada peserta lomba tersebut, bonus bagi juara 1 mendapatkan 1 ekor kambing betina.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Walinagari Bulit Bual Otriwandi menjelaskan bentuk apresiasi itu guna memberikan daya dorong semangat berjuang dalam peningkatan moral spritual masyarakat tentang amalan pentingya adzan dan imam bagi kaum Adam. “Kami bersyukur yang tidak terhingga dengan bantuan semua pihak, khususnya kepada ? ISNU Sijunjung yang ? mensukseskan kegiatan hari besar Islam ini,” kata Otriwandi didampingi Ketua Asosiasi TPQ/TPSQ Nagari Bukit Bual, Bujang.

Perlombaan yang diselenggarakan ? diantaranya azan tingkat anak- anak, dan azan tingkat ? remaja, dengan jumlah peserta 14 orang. Lomba imam untuk umum 14 orang dari perwakilan suku atau kaum Nagari Bukit Bual.? (armaidi tanjung/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelajar MA Raudlatusy Syuban Donorkan Darah

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelajar Madrasah Aliyah Raudlatus Syuban Desa Sekarjalak, Margoyoso, Pati, mengadakan safari dakwah di desa Sumber, Rembang, Ahad, (15/2). Dalam safarai dakwah ini, mereka mengadakan bakti sosial mulai dari donor darah, pengobatan gratis, santunan yatim, hingga kerja bakti di masyarakat setempat.

Pelajar MA Raudlatusy Syuban Donorkan Darah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar MA Raudlatusy Syuban Donorkan Darah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar MA Raudlatusy Syuban Donorkan Darah

Menurut Waka Kesiswaan Maslahul Fuad, kegiatan ini merupakan rutinitas MA Raudlatus Syuban dalam mengembangkan khazanah keilmuan siswa di bidang keagamaan serta menjalin ukhuwah islamiyah.

Dalam kesempatan ini siswa benar-benar aktif berinteraksi dengan masyarakat seperti pengajian, Barzanjian, baca-tulis Al-Qur’an, ceramah agama serta kegiatan keagamaan lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hanya saja Safari Dakwah kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada kegiatan kali ini sasarannya tidak hanya lembaga sekolah, tetapi juga masyarakat sekitar desa Sumber,” kata M Fuad.

Kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan kepedulian sosial siswa serta melatih peserta didik dengan berbagai keterampilan baik keagamaan maupun kepekaan sosial, tandas M Fuad. (Siswanto/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 23 Agustus 2014

LP Ma’arif Babat Wajibkan Seluruh Madrasah Dirikan Komisariat IPNU-IPPNU

Lamongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kecamatan Babat, Lamongan, Jawa Timur, mewajibkan semua madrasah NU untuk mendirikan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) sebagai pengganti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

"Jangan takut untuk para kepala madrasah. Sebagai awal kaderisasi di NU harus ada komisariat IPNU IPPNU di madrasah sebagai pengganti OSIS,” ucap Ketua PC LP Ma’arif NU Babat H. Sufa’at di hadapan ratusan kepala sekolah di bawah naungan LP Ma’arif NU setempat, dalam acara pelantikan PC IPNU-IPPNU Babat, Ahad (24/1).

LP Ma’arif Babat Wajibkan Seluruh Madrasah Dirikan Komisariat IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
LP Ma’arif Babat Wajibkan Seluruh Madrasah Dirikan Komisariat IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

LP Ma’arif Babat Wajibkan Seluruh Madrasah Dirikan Komisariat IPNU-IPPNU

Ia menegaskan akan menjamin dan mengawal penuh perjalanan PC IPNU IPPNU Babat dalam proses pendirian PK IPNU-IPPNU. Dalam acara itu juga ditandatangani surat kesepakatan (MoU) tentang wajibnya mendirikan komisariat IPNU-IPPNU sebagai ganti OSIS, memasang badge IPNU di seragam siswa dan badge IPPNU di seragam siswi, mengganti istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) menjadi MOP (Masa Orientasi Pelajar), serta mengadakan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) sebagai jenjang kaderisasi formal setiap tahun.

Pelantikan PC. IPNU-IPPNU Babat yang berlangsung di GOR Madrasah Aliyah Negeri Babat dihadiri sekitar 1250 pelajar dari 14 kecamatan dan melibatkan semua sekolah di bawah naungan LP Maarif NU Babat dan bebrapa sekolah negeri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir pula 189 kepala madrasah di bawah naungan LP Maarif NU Babat dan sekitar 400 utusan dari Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU, juga OSIS dari berbagai sekolah. Staf khusus Kemenpora dan sejumlah pengurus Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU Jatim tak ketinggalan dalam forum itu.

Ketua PC IPNU-IPPNU Babat 2013-2015 Muhammad juga berjanji akan turut mendampingi ketua baru PC IPNU Babat Muwasshola dan pengurus lainnya untuk fokus mendirikan pimpinan komisariat di SMP dan SMA di bawah naungan LP Ma’arif NU.

Ia mengatakan, hal ini sebagai proses kaderisasi NU tingkat pelajar dalam rangka pengembangan ilmu dan ketakwaan. “Dawuh Imam Syafii bahwa ‘Hidupnya seorang pemuda demi Allah tergantung ilmu dan ketakwaanya’. Maka, kader IPNU-IPPNU diupayakan berkembang di bidang tersebut sesuai dengan moto ‘Belajar, Berjuang, Bertakwa’,” ujar Muhammad. (Muad/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 Juli 2014

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan

Perkembangan pendidikan formal melaju pesat di tengah tuntutan administratif masyarakat modern. Orang-orang mulai sukar memasuki pos-pos strategis dunia industri atau jabatan di pemerintahan tanpa bukti ijazah resmi yang diakui. Zaman sudah berubah, meski masyarakat belum tentu sepenuhnya turut berubah.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan formal tetap saja ditemukan di sejumlah sudut daerah di Tanah Air. Desa Tambakrejo, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, adalah salah satu contohnya. Para remaja di kampung dekat Gunung Bromo ini cukup banyak yang tak melanjutkan pendidikan formal tingkat menengah, hingga berdirilah Madrasah Tsanawiyah Abu Amr di tengah-tengah mereka.

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan

Nama madrasah itu diambil dari nama mendiang kiai terpandang di Pasuruan, KH Abu Amar Chotib, pendiri Pondok Pesantren Ar-Raudloh yang teguh selama puluhan tahun dengan sistem pembelajaran salafiyah. Awal berdiri pada tahun 2012, MTs Abu Amr mesti bekerja keras merayu masyarakat setempat agar mau bersekolah di madrasah baru ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ahmad Suadi Abu Amar, sang pendiri MTs tersebut, mengaku berat menarik minat warga Tambakrejo pada masa-masa rintisan itu kendati sudah mengerahkan santri-santrinya di Pesantren Ar-Raudloh untuk mencari murid baru. Tapi ia amat sadar, ini hanya bagian dari proses, yang kelak pasti membuahkan hasil.

Jika mau, warga di Tambakrejo sebetulnya bisa menyekolahkan anaknya di MTs atau SMP di Kecamatan Pasrepan. Jaraknya bervariasi, dari dua kilometer hingga empat kilometer. Tapi hal itu tak terjadi memuaskan. Mereka butuh sentuhan personal untuk membangkitkan kesadaran berpendidikan. Dan itulah yang dilakukan MTs Abu Amr dengan mendatangi rumah door to door, membujuk warga untuk bersama menghidupkan MTs.

Jerih payah pun berbuah. MTs gratis yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Ar-Raudloh ini sukses merekrut murid, menjalankan proses belajar-mengajar, hingga mewisuda 33 anak untuk angkatan pertama pada tahun 2015.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soal kurikulum, MTs Abu Amr Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran agama dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk mata pelajaran umum. Pola rencana belajar semacam ini mengikuti anjuran dari Kementerian Agama, sebagaimana lazim dilakukan madrasah-madrasah lainnya.

Selain pembelajaran di kelas, para siswa MTs Abu Amr juga dilibatkan dalam berbagai ajang kompetisi di tingkat kabupaten maupun provinsi. Lomba-lomba yang pernah diikuti madrasah rintisan ini antara lain lomba kaligrafi (pernah juara II tingkat kabupaten), lomba catur (pernah juara II tingkat kabupaten), lomba mata pelajaran agama, dan lomba mata pelajaran sains.

Berbasis Pesantren

Selain warga Tambakrejo dan sekitarnya, peserta didik di MTs Abu Amr berasal dari dari para santri Pesantren Ar-Raudloh yang sehari-hari tinggal di gothaan (kamar asrama). Semula untuk bisa sekolah formal, mereka mesti keluar desa. Tapi sejak MTs Abu Amr berdiri, para santri remaja ini beralih ke MTs baru yang letaknya tak jauh dari Pesantren. Mereka berasal dari dalam dan luar kota Pasuruan.

Pesantren Ar-Raudloh memang mewajibkan para santri usia produktif berpendidikan formal. Tapi santri tetap menjalani aktivitas pesantren seperti umumnya santri. Ada sorogan kitab kuning, wirid rutin, dan kewajiban sembahyang berjamaah. Pada pagi hari, santri (remaja) wajib belajar di sekolah formal, dilanjutkan di madrasah diniyah ula dan wustha di siang hari, lalu sorogan mengaji berbagai kitab pada sore dan selepas maghrib. Bakda isya’ adalah saat santri belajar santri membaca ulang pelajaran yang seharian diterima.

Nuansa pesantren juga menjiwai MTs Abu Amr. Sejumlah kebijakan penting di madrasah ini tak boleh melenceng dari prinsip Pesantren Ar-Raudloh yang menaunginya. Pendidikan karakter menjadi tujuan yang dikedepankan bagi para peserta didik. Pesantren yang semula hanya diisi santri lelaki ini, sejak tahun 2013 lalu mendirikan Pondok Pesantren Putri Ar-Raudloh di lokasi terpisah yang tidak terlalu jauh.

Sang pendiri tak ingin MTs sebagai ujung dari pendidikan formal para siswa. Untuk kepentingan ini, Madrasah Aliyah Abu Amr segera dibangun begitu MTs Abu Amr meluluskan siswa untuk pertama kalinya. Hampir seluruh alumni menyambung pendidikan aliyah mereka di sini. Hanya satu dua melanjutkan ke sekolah menengah atas di luar. Selain itu, MA Abu Amr juga menerima murid keluaran dari MTs lain.

Ahmad Suadi, pengasuh Pesantren Ar-Raudloh itu, merasa senang hingga kini lembaga pendidikannya berkembang sehat. Menurut Kepala Tata Usaha MTs Abu Amr, Abdul Azis, saat ini MTs Abu Amr memiliki 117 murid, sementara MA Abu Amr 37 murid. Acara kirab dan perayaan pada momen-momen tertentu terus digelar untuk kian mengembangkan syiar madrasah.

Madrasah ini didirikan atas semangat gotong royong. Guru-gurunya tak digaji dengan nominal pasti. Ahmad Suadi, pengasuh Pesantren Ar-Raudloh itu, percaya, jalur pendidikan adalah strategi efektif untuk memperbaiki perilaku dan kondisi masyarakat. Ketika lulusan madrasah setempat memiliki ijazah formal, mereka juga diharapkan dapat memperluas bidang perjuangan, tak hanya di mushala atau pesantren tapi juga di perusahaan atau di posisi-posisi strategis pemerintahan. (Mahbib)







Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Juli 2014

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menyebutkan sejumlah rangkaian persiapan yang perlu dilakukan ketika pasangan suami-istri hendak berhubungan seksual. Etika ini dirangkumnya dari akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW (naqli) dan pendekatan akal (aqli).

Ulama yang bergelar Hujjatul Islam ini memandang bahwa aktivitas hubungan seksual bukan hanya sekadar kegiatan rutin pelepasan syahwat belaka. Baginya, hubungan seksual merupakan sebuah aktivitas fisik sekaligus psikis dengan cukup kompleksitas yang melibatkan perasaan, bahasa tubuh, bahasa verbal, dan berdimensi ibadah serta medis.

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali

Karenanya hubungan seksual perlu dipersiapkan dari segala macamnya. Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karyanya Al-Adab fid Din.

? ?- ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, “Etika berhubungan badan dengan istri antara lain mengenakan wangi-wangian, menggunakan kata-kata yang lembut, mengekspresikan kasih-mesra, memberikan kecupan menggelora, menunjukkan sayang senantiasa, baca bismillah, tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan tidak menghadap kiblat,” (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya‘biyyah, halaman 175).

Suasana ruangan harus dipersiapkan senyaman mungkin. Untuk itu aroma ruangan perlu diciptakan agar sedap dan harum. Selain ruangan tubuh dengan segala organ di dalamnya sedapat mungkin jauh dari aroma busuk.

Kondisi psikis perlu diperhatikan. Bahasa tubuh harus menunjukkan kasih-mesra. Sementara bahasa verbal juga menempati posisi agak penting dengan intonasi yang lembut dan pilihan kata-kata yang santun.

Berikutnya Imam Al-Ghazali mengingatkan umat Islam untuk memperhatikan rambu-rambu agama Islam seperti membaca bismillah, bertutup selimut atau kain saat berhubungan, tidak menghadap kiblat, dan tidak memandang kemaluan pasangan. Semua rangkaian adab ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual dan menambah keharmonisan pasutri. Wallahu alam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Quote, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 Juli 2014

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi memahami keresahan warga Muhammadiyah dengan maraknya dakwah berlabel partai politik. Masdar mengakui fenomena gerakan dakwah yang menggunakan label parpol memang terjadi.

Menurutnya, partai politik yang menggunakan dakwah umat untuk tujuan politik tidaklah ‘jantan’. ”Kalau dakwah, ya dakwah saja, jangan diarahkan dengan parpol. Sebab keduanya memiliki tujuan berbeda,” ujarnya menanggapi hasil Tanwir Muhammadiyah.

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan

Pendiri Perhimpunan Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat (P3M) itu menambahkan, tujuan dakwah adalah memberikan pengetahuan tentang pemahaman keagamaan.

Dalam aktivitasnya, dakwah tidak mengharapkan imbalan tertentu. Hal itu berbeda dengan parpol yang bertujuan meraih kekuasaan. Karena itu, keduanya tidak bisa dicampuradukkan. Ia mengakui pula adanya gerakan dakwah tertentu yang telah mempergunakan sarana peribadatan umat untuk perekrutan dan sarana mencapai tujuan parpol. Munculnya fenomena ini sangat memprihatinkan.

Selama bertahun-tahun, lanjutnya, sarana ibadah merupakan infrastruktur kemaslahatan bersama. ”Masjid, ya milik umat, bukan kelompok atau partai tertentu,” ungkapnya.

Meski demikian, dia tidak bersedia menyebutkan parpol yang dimaksud. Dia hanya berharap sebaiknya dakwah ditujukan untuk dakwah, bukan untuk politik. ”Ini lebih tegas dan masyarakat juga bisa menilainya,” terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan keresahan organisasinya itu dialami pula oleh ormas lain, seperti NU dan kelompok-kelompok takmir dan pengajian masjid di berbagai daerah. Menurutnya, bukan masalah dakwahnya, yang menjadi persoalan bagi warga Muhammadiyah dan umat Islam lain, melainkan kekhawatiran terseretnya mereka ke dalam wilayah politik. (gpa/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja

Siak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebanyak 105 peserta Diklatsar I Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dinyatakan lulus dan diberi tugas mengawal Kabupaten Siak, Riau sebagai bumi Aswaja (Ahlusunnah wal Jamaah) sebagaimana ketika masih berada dibawah kekuasaan Kesultanan Melayu Siak Sri Indrapura.

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja

Tugas itu secara khusus disampaikan Ketua PW Ansor Riau, Purwaji yang menjadi instruktur Diklatsar bersama Dansatkornas Banser, Alfa Isnaini, Satkorwil Banser Riau, Ibadullah SE, Slamet Riyadi, Ketua PC Ansor Siak, Agus Mudhofar, dan para kiai NU Riau.

Menurut Purwaji, dalam praktik keagamaannya, Kesultananan Siak Sri Indrapura adalah penganut paham Ahlusunnah wal Jamaah yang dibuktikan dengan masih digelarnya Haul Sultan Sultan Siak sampai sekarang ini oleh keluarga kerajaan. Ditambah lagi dengan masih eksisnya tradisi ziarah ke makam para Raja dan ulama penyebar Islam di kabupaten itu seperti Makam Raja Kecik, Makam Syech Abdurrahman, Makam Sultan Syarif Kasim, dan lainnya.

"Kabupaten Siak ini tanah Aswaja yang harus kita jaga dengan sekuat tenaga. Bentengi agama kita dan amaliyah-amaliyahnya dari serangan paham radikal yang tidak toleran dan suka mengafirkan orang lain," kata Purwaji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pantauan PW Ansor Riau, paham Islam radikal sudah masuk ke Siak dan semakin berani menunjukkan aksi melarang amaliyah-amaliyah orang NU dan orang Siak seperti yasinan, tahlilan dan maulidan.?

"Padahal Kerajaan Siak dulu Aswaja tulen, dan banyak keturunan Baginda Nabi Muhammad SAW yang berdakwah dan menjadi keluarga Kerajaan Siak. Amaliyah mereka adalah Aswaja yang sama dengan apa yang diamalkan warga NU. Karena itu Ansor dan Banser harus ikut menjaganya," kata Purwaji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diklatsar Banser Siak pertama ini digelar di Pondok ? Pesantren Al-Muttaqin Desa Jati Baru, Kecamatan Bunga Raya selama tiga hari dari Jumat sampai Ahad (5-7/2/2016). Selama Diklat peserta diberi materi ke-NU-an, ke-Ansor-an, ke-Banser-an, Aswaja dan materi lapangan seperti baris-berbaris, tata upacara Banser, bela diri, serta latihan ketahanan fisik. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah