Senin, 07 Agustus 2017

Ribuan Masyarakat Peringati Haul RM Syarief

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ribuan masyarakat desa Padurenan Gebog Kudus Jawa Tengah dan sekitarnya menghadiri puncak acara peringatan haul Raden Muhammad (RM)? Syarief di komplek makam umum dan Masjid Asy-syarief desa setempat, Ahad (23/11) kemarin. Mereka sangat antusias mengikuti rangkaian acara mulai membaca surat yasin, tahlil dan doa yang dipimpin para kiai sejak pukul 12.00 wib.

Ribuan Masyarakat Peringati Haul RM Syarief (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Masyarakat Peringati Haul RM Syarief (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Masyarakat Peringati Haul RM Syarief

Kegiatan puncak haul diawali ziarah di makam mbah Syarief dengan rangkaian acara baca suluk salam kepada wali yang dipimpin pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus KH Fathurrahman,? bacaan Surat Yasin dipimpin K Fahrudin, Tahlil oleh KH Aminuddin Mawardi dan doa dipimpin KH Syaiun.

Usai doa di komplek makam, acara dilanjutkan pergantian luwur batu nisan makam mbah RM Syarief, santrinya, KH Zaenal ,K Mawardi dan istrinya serta Mbah Singo dito (lurah pertama kali desa padurenan) yang berada satu gedongan makam tempatnya. Setelah itu, pantia membagikan kurang lebih 5.000 nasi berkah berbungkus daun jati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelum acara puncak yang diakhiri pengajian umum bersama KH Idham Khalid dari Demak ini diadakan tahtimul Quran oleh Gus Nuril Anwar Al Hafidz di masjid Asy Syarief Sabtu (22/11).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut sekretaris panitia Mustahal, kegiatan haul RM Syarief ini diadakan setiap legi akhir muharram. Dikatakan, Tujuan haul untuk memperingati dan mengenang jejak-jejak perjuangan RM Syarief yang berjasa mengembangkan Islam di desa padurenan.

"RM Syarief adalah ulama asal? madura yang mensyiarkan ajaran Islam di sini. Beliau itu sosok yang memanusiakan manusia dalam merubah kondisi masyarakat menjadi baik, beretika maupun beragama,"katanya.

Ia mengatakan peringatan haul ini mempunyai makna yang mendalam untuk kemaslahatan masyarakat. Dari acara haul ini, katanya, masyarakat memiliki semangat kebersamaan, gotong royong dan jiwa bersedekah.

"Intinya, kita semua seguyub mensukseskan acara dalam membantu dan menyumbang pikiran,? barang, uang dan tenaga. Semoga saja kita semua memperoleh percikan barokah dan karomah dari kewalian mbah RM Syarief," tandas Mustahal seraya mengucapkan terima kasih.

Hadir di tengah-tengah ribuan jamaah, Bupati Kudus yang diwakili H Soejatmiko, Camat Gebog Syaiful Bahri, kapolsek Gebog Noor Yanto dan sesepuh kiai desa padurenan sekitarnya. (Qomarul Adib/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 06 Agustus 2017

Bulan Syaban, Perbanyak Baca Shalawat

Purworejo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Barangsiapa yang ingin ditinggakan derajatnya, hendaknya memperbanyak membaca shalawat. Demikian pesan yang disampaikan KH Achmad Chalwani dalam acara "An-Nawawi Bershalawat" di komplek PP An-Nawawi Berjan, Purworejo, Ahad (13/5) malam.

Dalam kitab Madza Fi Syaban, kata Kiai Chalwani, disebutkan bahwa bulan Syaban adalah bulan shalawat. "Hal ini karena ayat Al-Quran yang berkaitan dengan shalawat diturunkan oleh Allah pada bulan Syaban, yaitu: innallaha wamalaikatahu yushalluna alan nabi ya ayyuhalladzina amanu shallu alahi wasallimu tasliema," terangnya.

"Ketika Allah perintah kita shalat, Allah sendiri tidak shalat. Ketika Allah perintah zakat, Allah tidak zakat, karena zakat untuk menyucikan, sedangkan Allah dzat yang paling suci. Ketika Allah perintah puasa, Allah tidak puasa, karena puasa itu benteng, sedangkan Allah lah benteng atau pelingdung itu sendiri. Ketika Allah perintah haji sowan baitullah, Allah tidak haji karena Allah lahtuan rumah. Akan tetapi ketika Allah perintah kita bershalawat, sebelum malaikat dan manusia bershalwatat, Allah sudah bershalwat, memberikan rahmat tadzim kepada Nabi Muhammad saw," terangnya di tengah ribuan hadirin.

Bulan Syaban, Perbanyak Baca Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Bulan Syaban, Perbanyak Baca Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Bulan Syaban, Perbanyak Baca Shalawat

Bahkan dalam berfirman terkait shalawat ini, lanjut Kiai Chalwani, Allah menggunakan "inna" dan dengan fiil mudzari, yushalluna. Dalam ilmu gramatika Arab, kata inna digunakan ketika orang belum percaya atau masih ragu. Ini artinya shalawat bukan hanya diwajibkan, tetapi sangat diwajibkan. Sedangkan fiil mudlari berupa yushalluna, berarti Allah senantiasa bershalawat, tak pernah berhenti bershalawat, hari ini, esok dan seterusnya.

"Adapun shalawat yang paling tua adalah Shalallah ala Muhammad. Maka, shalawat ini merupakan ummu shalawat, induk dari shalawat," terangnya.

Lebih lanjut mantan DPD RI Jateng ini menerangkan, ketika Nabi Adam hendak menikah dengan Hawa. "Allah meciptakan Hawa kemudian langsung memakaikan pakaian terturup, memakai jilbab. Meski Hawa telah memakai jilbab, Nabi Adam tetap mengamati. Mohon maaf untuk para ibu, ini memang naluri lelaki, meski sudah tertutup, lelaki tetap mengamati," terangnya, disambut riuh hadirin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian, lanjut Kiai Chalwani, Adam ingin memegang tangan Hawa dan ditegur oleh Allah, "Belum boleh memegang sebelum menikah. Kemudian Adam konsultasi kepada penasehat hukumnya, malaikat Jibril. Jibril melamarkan dan diterima Hawa dengan syarat, yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Nabi Adam belum bisa membaca shalawat, kemudian Jibril bilang: qul shalallah ala Muhammad. Menikahlan Nabi Adam dengan dewi Hawa dengan "mas kawin" shalawat."

Acara An-Nawawi Bershalawat merupakan salah satu rangkaian Akhirussanah Pondok Pesantren An-Nawawi. Disela-sela bershalawat, Kiai Chalwani menyisipkan ceramah dengan berbagai tema. Tampak hadir beberapa tokoh ulama dan dewan asatidz pesantren tersebut. (Ahmad Naufa/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Islam Itu Damai, dan Muslim Bukan Teroris

Tangsel, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agama Islam itu damai dan bukan teroris, Islam di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup luar biasa, bukan hanya kuantitas namun juga kualitas.?

Islam Itu Damai, dan Muslim Bukan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Itu Damai, dan Muslim Bukan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Itu Damai, dan Muslim Bukan Teroris

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Farouk Muhammad pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di pesantren Al Husainy Serpong-Tangerang Selatan, Ahad (31/1)

Farouk menyampaikan perkembangan Islam yang semakin baik di Indonesia, "Hal ini bisa tergambar dari banyaknya kegiatan-kegiatan keislaman yang diselenggarakan di berbagai daerah, baik dalam bentuk pengajian maupun tausiyah" ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Farouk di negara non-Muslim pun berdasarkan data terbaru, menunjukan pertumbuhan pemeluk Islam semakin meningkat dari tahun ke tahun.

"Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika. Islam kini makin mendapat tempat di hati masyarakat Eropa dan Amerika. Bahkan menurut Pew Research Center, di Eropa Muslim akan mencapai 10 persen dari total populasi, yaitu 700 juta. Jika trend konversi terus berlanjut, Islam akan menjadi agama paling populer di dunia setelah tahun 2070," tandas Farouk di sela-sela perayaan Maulid Nabi tersebut.

Farouk juga merasa senang bahwa agama Islam yang hadir dengan kedamaian dan kemuliaan mencapai jumlah yang sangat luar biasa.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Islam menjadi agama yang damai dan mulia. Hal ini ? disebabkan oleh keteladanan seseorang yang sangat kita cintai hingga hari ini yaitu Nabi Muhammad SAW," tandasnya.

Farouk sangat tidak setuju dengan gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam. Menurutnya saat ini tantangan dan tekanan terhadap umat Islam semakin kuat baik di masyarakat, dalam negara bangsa bahkan oleh tokoh-tokoh dunia. Islam dipersepsikan dalam berbagai aksi kekerasan/terorisme, yang salah satu diasosikan dengan simbolnya saat ini yaitu Islamic State Iraq and Suriah (ISIS).?

“Padahal banyak sekali tindakan dan ajaran ISIS tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, bahkan seringkali merendahkan ajaran mulia ini dalam kenyatannya, menyakiti sesama Muslim, melakukan penghancuran mesjid dan lain sebagainya. Keanggotaan ISIS pun bahkan diragukan ketulenan Islamnya," tegas Farouk.

Menurut Farouk setidaknya ada dua kerangka besar dalam fenomena tindakan radikal yang mengatasnamakan Islam. Yang pertama secara internal, ada sebagian umat Islam yang salah tafsir serta pemahaman keliru terhadap Al-Quran dan Hadits maupun sumber referensi lainnya. Yang pada akhirnya mengambil kesimpulan sempit/pintas, bahwa jalan kekerasan adalah jalan terbaik dalam memperjuangkan Islam. Padahal dalam kenyataannya, jalan dakwah dengan mauijatun hasanah (keteladanan yang baik) sebagaimana diajarkan Rasulullah merupakan pondasi utama dalam melakukan amar maruf dan mencegah nahyi munkar. ?

Yang kedua secara eksternal, fenomena kemunculan ISIS digunakan tokoh-tokoh non-Muslim yang tidak senang menjadi sarana legitimasi bahwa Islam adalah teroris. Padahal ajaran ini mengajarkan dan memberikan keteladanan secara rinci bagaimana berinteraksi dengan sesama Muslim maupun non-Muslim dengan sangat baik, menghindari jalan-jalan kekerasan yang tidak sesuai perintah Allah SWT.?

Alhamdulillah, umat Islam Indonesia dapat menunjukan dan memberikan keteladanan kepada umat Islam di seluruh dunia bagaimana hidup berdampingan bersama umat lain, menjadi agen utama dalam proses pembangunan negara dan tumbuh menjadi umat yang terus produktif menciptakan amal kebaikan bagi sekitar," paparnya.

Acara tersebut diinisiasi oleh Senator Banten, Habib Ali Alwi sebagai tuan rumah yang sekaligus pemilik Pesantren Al-Husainy di Serpong- Tangerang.

Senada dengan Farouk, Habib juga mengecam keras tindakan kekerasan mengatasnamakan agama,?

"Kekerasan dengan mengatasnamakan agama tidak dapat dibenarkan apa pun alasannya karena Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin artinya ajaran Islam rahmat bagi seluruh alam," kata Habib.?

Dia menambahkan bahwa gerakan anti teror pun dijalankan olehnya dari Tangerang Selatan bekerja sama dengan para sahabat, para Habib dan ustadz.

Mengomentari Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Habib melihat permasalahan terjadi karena ada penyimpangan ajaran Islam. "Isi ajaran Gafatar ini bertentangan dengan Islam, karena kurangnya pengetahuan tentang Islam dan sumber informasi yang keliru maka hal ini terjadi," tutup Habib. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muktamirin: Program PBNU Prioritaskan juga ke Nahdliyin di Luar Jawa

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kawasan luar pulau Jawa diakui harus mendapat perhatian serius bagi PBNU dalam pengembangan eksistensi Nahdlatul Ulama ke depan. Berbagai program PBNU diberikan prioritas pada wilayah dan cabang yang berada di luar Pulau Jawa.

Muktamirin: Program PBNU Prioritaskan juga ke Nahdliyin di Luar Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Muktamirin: Program PBNU Prioritaskan juga ke Nahdliyin di Luar Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Muktamirin: Program PBNU Prioritaskan juga ke Nahdliyin di Luar Jawa

Sebagaimana terungkap pada ? sidang Komisi Program Muktamar Ke-33 NU yang berlangsung di Pondok Pesantaren Darul Ulum, Rejoso, Jombang, Selasa (4/8) siang. Sidang Komisi dipimpin Ketua Sidang Komisi Program Arifin Junaidi yang juga ? Ketua PP LP Maarif, ? dihadiri lebih kurang 450 peserta utusan dari PW, PC dan PCINU.

Arifin Junaidi menjelang sidang Komisi Program ditutup menyampaikan, ada 38 pembicara yang memberikan usulan, masukan dan tanggapan secara langsung serta ? 50 usulan tertulis. Sidang sepakat membentuk Tim Perumus Komisi Program dengan Ketua ? Arifin Junaidi, anggota Yahya Maksum (unsur pimpinan sidang) dan 3 orang dari peserta. Masing-masing dari Riau (mewakili ? wilayah barat), ? Jombang sebagai tuan rumah Muktamar (wilayah tengah), dan Papua (wilayah timur).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ahmad Abid dari PCNU Kota Cirebon mengungkapkan, Indonesia timur kurang disentuh oleh PBNU. Padahal memiliki potensi untuk pengembangan NU. Untuk itu, harus ada skala prioritas program. Periode lalu PBNU sudah fokus mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU). Maka pada periode sekarang (2015-2020) ini kalau bisa fokus kesehatan. Karena sektor kesehatan menyentuh kepentingan banyak orang. Jika sektor kesehatan ini digarap, maka masyarakat (warga NU) akan merasakan manfaat ber-NU.

"Walaupun fokus sektor kesehatan ini, tetap utamakan dulu program untuk kawasan Indonesia Timur. Di sana masalah pelayanan kesehatan ini sangat dibutuhkan," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abdurrahim dari Kalimantan Utara PC Tarakan menyebutkan, daerahnya berada pada daerah bagian utara yang merupakan propinsi baru. Memiliki sumber daya manusia yang ? kurang maksimal. ? Sekalipun punya aset tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan NU ke depan, namun SDM yang mampu belum punya.

"Harapan kami di Kalimantan Utara ini bisa pula memiliki sekolah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat lainnya yang dinaungi oleh Nahdlatul Ulama. Diakui, aset yang bisa dikembangkan ada, hanya kurang memahami program yang direncanakan PBNU," tambahnya.

Kendala mengembangkan organisasi Nahdlatul Ulama di pulau Kalimantan itu memang berat. Seperti diakui ? Abdul Sani Kalimantan Tengah, luas daerahnya saja mencapai 2 kali pulau jawa. Ketika PWNU melakukan konsolidasi ke cabang-cabang, terasa sulitnya. Bayangkan, konsolidasi ke satu cabang saja bisa butuh 1 hari perjalanan. Di Palangkara terkenal lembaga pendidikan yang dikelola oleh non-muslim. ? Walaupun NU punya ? MIS, tapi masih perlu dikembangkan.

Abdul Sani merasa beruntung Muktamar ke-33 NU ini diselenggarakan pada empat pesantren di Jombang. Ada pula hikmah. Dari empat pesantren tersebut, kami bisa menjadikan perbandingan dalam pengembangan lembaga pendidikan NU di daerah. "Selama ini pendistribuan anggaran pendidikan terfokus di Jawa, sehingga di luar Jawa masih tertinggal. Untuk itu, kami berharap PBNU mengalokasikan anggaran mempercepat pengembangan lembaga pendidikan NU di luar Jawa," kata Abdul Sani.

Fatayat NU: Pengkaderan Penting

Ketua I Pimpinan Pusat Fatayat NU bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup Muzaenah Zain mengungkapkan, kaderisasi dilingkungan Nahdlatul Ulama harus jadi program penting. Pengkaderan yang sudah dilakukan PBNU harus dilanjutkan secara terstruktur dan sistematik. Meski badan otonom (banom) di lingkungan PBNU ada yang ? berbeda, tetapi payungnya tetap PBNU.

"Pengkaderan ini semakin penting dengan adanya penyimpangan paham keagamaan yang terjadi di tengah masyarakat. Namun perlu diwaspadai, program ke depan tidak hanya ucapan saja. Perlu koordinasi yang dibangun PBNU dengan banom. Koordinasi yang baik tidak hanya terjadi ditingkat pusat, tapi juga di tingkat wilayah dan cabang," tutur Muzaenah Zain.

PBNU punya jaringan yang luas, baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu perlu mapping, bagaimana melihat program. Kerjasama internal penting ketika PBNU melakukan ? MoU. “Misalnya MoU Fatayat NU kerjasama dengan Kemendikbud, tapi harus dinaungi oleh PBNU. Artinya MoU PBNU dengan lembaga lain yang terkait dengan perempuan, ya melibatkan Fatayat,” katanya. (Armaidi Tanjung/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LKKNU Gelar Seminar Nasional Kependudukan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengadakan seminar nasional di Hotel Balairung, Jakarta, Sabtu (6/7).

LKKNU Gelar Seminar Nasional Kependudukan (Sumber Gambar : Nu Online)
LKKNU Gelar Seminar Nasional Kependudukan (Sumber Gambar : Nu Online)

LKKNU Gelar Seminar Nasional Kependudukan

Seminar sehari kali ini mengusung tema "Revitalisasi Pembangunan Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga Menuju Pencapaian MDGs 2015". Secara resmi acara dibuka Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Hadir dalam kesempatan ini Jose Ferraris dari UNFPA Representative untuk Indonesia, Ketua PP LKKNU Sultonul Huda, serta sejumlah pejabat dari Kementerian Kesehatan dan BKKBN.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sultonul Huda mengatakan, pembangunan kependudukan merupakan masalah penting yang harus ditangani secara sinergis antara BKKBN, pemerintahan daerah, dan masyarakat. Ormas seperti NU bisa terlibat di bidang keagamaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Masyarakat kita menerima pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai agama," ujarnya.

Menurut Sulton, isu kependudukan sangat jarang muncul di media. "Paling kalau ada di media online. Itu hanya bisa diakses orang menengah ke atas. Padahal BKKBN sasarannya adalah menengah ke bawah. Jadi harus ada yang menjembatani," katanya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Santunan Yatim Piatu Sertai PKD Ansor Genuk

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ada beragam cara untuk mengisi bulan Ramadhan. Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Genuk, Kota Semarang memilih kegiatan kaderisasi untuk mengisi bulan suci ini. Melalui Perkaderan Tingkat Dasar (PKD) diharapkan akan lahir para kader yang berkualitas.

PKD yang digelar Sabtu (19/7) malam di kecamatan setempat itu diikuti seluruh utusan dari Pimpinan Ranting GP Ansor se-Kecamatan Genuk. Selain PKD bertajuk “Militansi dalam Berorganisasi”, GP Ansor Genuk juga menyelenggarakan buka puasa bersama dan santunan yatim piatu dan dhuafa.

Santunan Yatim Piatu Sertai PKD Ansor Genuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Santunan Yatim Piatu Sertai PKD Ansor Genuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Santunan Yatim Piatu Sertai PKD Ansor Genuk

Ketua PAC GP Ansor Genuk Muslimin mengatakan, saat ini kita membutuhkan kader yang memiliki militansi tinggi, menyadari akan kediriannya dan perannya khususnya sebagai kader Nahdliyin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Apalah arti sebagai mayoritas warga NU namun jika tidak memiliki keberpihakan kepada NU. Maka saatnya membangun kedirian salah satunya dengan mengikuti Perkaderan Tingkat Dasar,” jelasnya

M. Afdlori, SH, MH salah satu mengatakan, pemimpin tidak ditemukan di sekolahan, kampus, universitas maupun yang memiliki gelar sarjana, tapi pemimpin lahir dari perjalanan. Ketika lahir ia memiliki kelebihan, mampu menggerakkan, kuat manajemennya dan mempu menjembatani.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pemimpin dalam organisasi di lingkungan NU lebih tepatnya disebut Khodimul Umat yakni sebagai pelayan,” tuturnya.

“Pemimpin adalah pelayan sehingga ia melayani terhadap umatnya sehingga mengandung makna luas kalau sudah ditunjuk sebagai pemimpin harus mendengar, mengerti, dan melangkah lalu berbuat terhadap keberadaan jamaahnya,” lanjutnya. (Lukni Maulana/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Nahdlatul Ulama, Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 Agustus 2017

IPNU Jatim Cetak Pelatih Andal Kaderisasi di Pulau Garam

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus PW IPNU Jawa Timur mengadakan Latihan Pelatih (Latpel) di pesantren Al-Abror, Larangan, Pamekasan, sejak Kamis-Ahad (13-16/11). Pelatihan pada tahap kelima ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan secara berkala dari beberapa koordinator di daerah di seluruh Jatim.

IPNU Jatim Cetak Pelatih Andal Kaderisasi di Pulau Garam (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Jatim Cetak Pelatih Andal Kaderisasi di Pulau Garam (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Jatim Cetak Pelatih Andal Kaderisasi di Pulau Garam

Pelatihan ini mengambil tempat tepat berada di tengah Pulau Garam sehingga memudahkan peserta pelatihan untuk turut hadir.

Kegiatan yang mengambil tema “Mengembalikan Ruh Pengkaderan, Sebagai Turbin Perubahan” ini, dihadiri peserta yang berasal dari seluruh kabupaten di Madura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelatihan ini difasilitasi Muhith Efendi. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan materi antara lain falsafah dan prinsip pelatihan, metode dan media pelatihan, psikologi pelatihan, metodologi pelatihan serta materi analisis sosial.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua IPNU Jatim Imam Fadlli mengungkapkan kegembiraannya saat di lokasi. Ia merasa bangga karena pelatihan yang menjadi ujung tombak kaderisasi di Jatim ini berjalan dengan lancar dan sukses.

“Syukur alhamdulillah, latpel ini sudah mencapai tahap ke-5, kaderisasi ini perlu kita laksanakan terus agar melahirkan pelatih-pelatih andal di seluruh Jawa Timur tak terkecuali pulau Madura” terangnya.

Sementara Ketua tim pelatih Jatim Haikal AZ menerangkan, pelatihan ini diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan tenaga pelatih dan fasilitator di Madura. Ia berharap setelah pelatihan ini, kaderisasi di daerah semakin menggeliat dan bergerak untuk eksistensi generasi IPNU di masa depan. (Eka/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah