Minggu, 26 September 2010

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Dua hari sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Ahmad Syahid wafat. Lalu pada Senin (7/8) warga NU kembali kehilangan ulamanya, KH Amin Siroj wafat pukul 04.45 WIB di Rumah Sakit Gunung Jati, Cirebon. Ia dimakamkan sekitar 14.00 siang ini. ? ?

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj (Sumber Gambar : Nu Online)
Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj (Sumber Gambar : Nu Online)

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj

KH kelahiran Cirebon pada tahun 1938 itu merupakan sesepuh Pondok Pesantren Gedongan. Hingga wafatnya, paman Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj itu merupakan salah seorang Mustasyar PWNU Jawa Barat, dan ayah dari Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani Amin.?

KH Amin Siroj adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Gedongan KH Muhammad Said. Masa mudanya ia pernah nyantri di Pondok Pesantren Sarang yang waktu itu diasuh KH Zubair, ayahanda KH Mimoen Zubair. Di pesantren itu, ia seangkatan dengan KH M.A. Sahal Mahfudh dan KH Syaerozie.?

Menurut Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon, Abdul Muiz Syaerozie Kehilangan Kiai Amin meninggalkan duka mendalam bagi warga Cirebon, terutama kalangan pesantren.?

“Beliau merupakan salah satu tokoh kharismatik Cirebon yang dengan istiqomah meneruskan pendidikan pesantren yang didirikan oleh kakeknya. Warga Cirebon, khusunya warga pesantren dan Nahdliyin, merasa kehilangan,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Abdullah Alawi) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Kajian, Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 September 2010

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Syuriyah NU Kabupaten Pati KH M Aniq Muhammadun memaparkan sejumlah karakter khusus pendidikan pesantren. Pesantren, menurutnya, lembaga pendidikan yang unik. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, pesantren juga mendidik perilaku santri.

Demikian disampaikan Kiai Aniq dalam bedah buku Peran Pesantren Dalam Kemerdekaan dan Membela NKRI karya Ketua Program Studi Zakat dan Wakaf IPMAFA Dr Jamal Mamur Asmani di Pesantren Darun Najah Ngemplak Kidul, Margoyoso, Pati, Jumat (15/4).

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren

Menurut Kiai Aniq, pesantren berbeda dengan pendidikan lain. Pesantren mendidik para santri, tidak hanya lewat teori dan ucapan, tapi dibuktikan dalam tindakan. Sehari-hari para santri hidup bersama kiai melihat dan merekam perilaku kiai sebagai teladan. Apa yang diajarkan kiai diamalkan kiai sehingga sinar ilmunya menembus hati dan jiwa santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Transformasi keilmuan di pesantren diikuti dengan transformasi moral dan semangat juang,” kata Kiai Aniq.

Dalam konteks perempuan misalnya, menurut Kiai Aniq, pesantren memunyai aturan yang jelas sehingga perempuan dijaga kehormatannya seperti menutup aurat dan adanya pelindung saat bepergian, apakah mahram atau sekelompok wanita yang tepercaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika ini dilakukan, kecil kemungkinan santri terjebak dalam trafficking yang sedang ramai sekarang ini. Santri-santri putri tetap aman dan terhindar dari kemaksiatan, kata Kiai Aniq.

Pengasuh Pesantren Darun Najah KH Muslich Abdurrahman berharap bedah buku ini bermanfaat untuk para santri sehingga mereka termotivasi untuk belajar dan berlatih menulis untuk meneruskan tradisi ulama-ulama zaman dulu.

Sementara Dr Jamal Mamur mengemukakan, pesantren mampu mengemban tugasnya, baik di bidang agama dengan membangun karakter, pendidikan dengan mengajari berbagai ilmu keagamaan dan kemasyarakatan, sosial-ekonomi dengan memberdayakan masyarakat, budaya dengan melakukan islamisasi budaya sehingga terjadi integrasi agama dan budaya, dan politik kebangsaan dengan peran-peran kebangsaan pra dan pascakemerdekaan.

Kemampuan pesantren mengemban tugas besar ini tidak lepas dari kemampuan para kiai memahami agama secara mendalam dan memahami psikologi-antropologi masyarakat sehingga strategi dakwahnya disesuaikan dengan kultur masyarakat.

Peran pesantren ini harus terus digalakkan ke depan. Semangat intelektualitas santri harus didinamisasi supaya lahir pemikir-aktivis santri dengan kapasitas dan mobilitas tinggi seperti para kiai NU.

Selain itu, visi sosial dan politik kebangsaan santri juga harus diasah dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan perlindungan kepada orang-orang yang membutuhkan, khususnya kaum miskin-papa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 September 2010

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah

Tapanuli Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekitar 200 pemuda NU mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Barisan Ansor Serbaguna (Diklatsar Banser) yang digelar GP Ansor di Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Rabu- Sabtu (26-29). Mereka berasal dari Pimpinan Anak Cabang NU se-Tapanuli Tengah.

Materi kegiatan, selain penguatan fisik peserta, ke-NU-an, juga diisi dengan materi kepemimpinan dan berbagai materi kepemudaan lainnya. Kegiatan tersebut dirangkai dengan pelantikan Satkorcab Banser GP Ansor NU Tapanuli Tengah.

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor NU Tapanuli Tengah Sahwi Sigalingging dalam kata sambutan mengingatkan, bahwa peranan generasi muda dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah menentukan wajah negeri ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jika generasi muda tidak dibekali ilmu dan taqwa, maka akan hancurlah tatanan masyarakat yang sudah terbina dengan baik,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua PC NU Tapanuli Tengah H. Syafwanudin Cane mengingatkan, GP Ansor NU harus bisa mewarisi nilai-nilai perjuangan pendiri Jamiyah NU Hadratussyaikh KH Hasyim Ashari yang tidak hanya menegakkan ajaran aswaja-NU, melainkan mengawal dan menjaga NKRI dari rongrongan penjajah.

“Generasi NU tidak boleh cengeng dan banyak mengeluh. Sebagai kader ulama harus mempersiapkan diri menjadi pemuda yang tangguh dan kuat,” imbaunya.

Ia menambahakan, pemuda NU, tidak hanya sebatas kuat fisik, tapi juga harus cerdas dalam menyikapi dinamika kehidupan dalam era modern saat ini. “Persiapkan diri kalian secara mapan dalam berorganisasi, agar tidak menjadi generasi yang peminta-minta dalam setiap kegiatan.”

Syafwanuddin menambahkan, marwah organisasi harus dijaga, jangan memanfaatkan organisasi menyimpang dari tujuan GP Ansor NU.

Diklatsar Banser dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati H. Syukran J. Tanjung. Dalam sambutannya, ia  menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada PC GP Ansor NU sebagai wadah generasi muda dalam mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, kata dia, sangat mendukung kegiatan kepemudaan dan mengajak anak-anak muda NU menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berbagai sektor kehidupan di Tapanuli Tengah.

Acara pembukaan Diklatsar Banser ditutup dengan doa oleh Al-Ustadz H. Kifli Al Mujahid Batubara. Turut hadir dalam undangan, uspida plus dan berbagai organisasi kepemudaan yang lainnya.

Pendidikan Latihan Dasar Bantuan Ansor Serbaguna (Diklatsar Banser) merupakan salah satu penguatan fisik bagi generasi muda NU (red: GP. Ansor NU). Sebagai pemuda NU, Banser merupakan benteng ulama dalam mensyiarkan ajaran islam ahlussunah wal jamaah-NU (aswaja-NU).

Redaktur      : Abdullah Alawi

Kontributor  : Syafwan Cane

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Tegal, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 September 2010

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang

Blitar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Blitar mengoptimalkan kunjungannya terhadap pengurus MWCNU di Blitar. untuk membahas persoalan organisasi dan keumatan, mereka berkunjung setiap akhir pekannya.

Kunjungan pekan ini jatuh pada giliran MWCNU kecamatan Sanankulon, Blitar, Jawa Timur, (18/1). "Kunjungan berlangsung sejak dhuhur hingga pukul 4 sore di kantor MWCNU Sanankulon desa Kalipucung," kata Ketua PC Lazisnu Blitar, Abdullah Muzakki.

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang

Ketua PCNU Blitar KH Masdain Rifai Ahyad mengingatkan pentingnya menjaga kontinuitas komunikasi antarpengurus NU. "Semakin sering melakukan koordinasi, maka kian banyak persoalan jamaah dan jamiyah yang dapat diselesaikan," terang Kiai Masdain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada kesempatan kunjungan ini, sejumlah prioritas program PCNU Blitar dibahas. "Termasuk di jajaran lembaga, badan otonom serta lajnah yang ada di kepengurusan NU Blitar," kata Kiai Masdain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kehadiran para pimpinan lembaga, lajnah, dan badan otonom ini, sambung Kiai Masdain, sangat membantu. Karena, seluruh program dan perkembangannya bisa didiskusikan dengan kepengurusan MWCNU.

"Kesulitan yang dihadapi kepengurusan di tingkat MWCNU dapat dicari formulanya dalam kegiatan ini," pungkasnya. (Saifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah