Minggu, 04 Februari 2018

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tewasnya Cliff Muntu, Praja Madya Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), menurut mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) disebabkan kampus tersebut masih memelihara praktik-praktik kekerasan. Ia meminta agar para pelaku penganiayaan tersebut dihukum seberat-beratnya.

"Kalau kekerasan dibiarkan, jadinya seperti ini. Mereka yang saling membunuh adalah sesama praja dan harus dikenakan hukuman yang berat," ujar Gus Dur usai membuka Halaqah Kebangsaan dan Temu Wicara Hukum Acara Mahkamah Konstitusi RI, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (6/4).

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menegaskan, pihak kampus yang dulu bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) itu juga mempunyai tugas yang harus diselesaikan dalam mencari siapa pelakunya. "Pimpinan IPDN harus segera mencari siapa otak penganiayaan," imbuhnya.

Namun demikian, Gus Dur yang juga Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu menolak usulan banyak pihak yang meminta agar IPDN dibubarkan. "Bukan dibubarkan, tetapi diperbaiki," tukasnya.

Cliff Muntu, praja madya, ditemukan tewas di kampus IPDN tepatnya di Barak DKI atas, Senin (2/4) malam. Awalnya pihak IPDN membantah Cliff meninggal akibat tindak kekerasan. Namun belakangan ada informasi yang menyatakan Cliff tewas akibat dianiaya para seniornya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tewasnya Cliff bukan kejadian satu-satunya. Sejak 1990-an hingga 2005 tercatat 35 praja tewas. Namun dari total praja yang tewas, hanya 10 kasus saja yang terungkap di media massa. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jatman Sukoharjo Gelar Pengajian Keliling

Sukoharjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selama ini teori-teori dalam beragama, baik di sekolah maupun di majelis pengajian telah banyak dipelajari, tetapi kadang masih bingung dalam prakteknya. 

Hal tersebut disampaikan KH Khoirul Anwar dalam pengajian selapan Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Senin malam (11/2) di Masjid Al-Akbar Jetis Tawangsari Sukoharjo.

Jatman Sukoharjo Gelar Pengajian Keliling (Sumber Gambar : Nu Online)
Jatman Sukoharjo Gelar Pengajian Keliling (Sumber Gambar : Nu Online)

Jatman Sukoharjo Gelar Pengajian Keliling

“Kita sudah mengetahui teori-teorinya, lalu prakteknya seperti apa?” tanya Kiai Anwar kepada jamaah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian ia membacakan hadist tentang pertemuan Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabat. Jibril kemudian menanyakan tentang iman, Islam dan ihsan. Sampai pada keterangan ihsan yang bermakna ketika tengah beribadah seolah-olah melihat Allah.

“Disinilah pentingnya bertariqah, berguru kepada salah seorang mursyid. Agar kita bisa merasakan kehadiran Allah,“ terang Mudir Jatman Sukoharjo tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara pembacaan ratibul hadad dan maulid simtudurar itu dihadiri beberapa unsur dari Aswaja di Sukoharjo diantaranya dari Majelis Al-Hidayah, Muslimat Thariqah, Jamuniro dan lain sebagainya.

“Ini menunjukkan persatuan unsur Aswaja,” kata Sekretaris Jatman Sukoharjo, Mukhlis Suranto.

Di akhir acara diumumkan agenda-agenda penting yang akan diselenggarakan diantaranya kegiatan Maulid Nabi di tempat Habib Luthfy Pekalongan dan Khatmil Quran di pesantren Almuayyad Solo. Kegiatan pengajian malam Selasa Pahing ini rutin diselenggarakan setiap 40 hari sekali, berkeliling ke desa-desa di daerah Sukoharjo.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hujan Gol di Hari Ketiga LSN Region Kalimantan III

Pontianak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hari ketiga berlangsungnya Liga Santri Nusantara (LSN) Region Kalimantan III mempertemukan antara Pondok Pesantren Matlaul Anwar dan Pondok Pesantren Nahdlatul Atfal di Lapangan Sepakbola Keboen Sajoek, Pontianak, Rabu (24/8).

Pada pertandingan partai pertama di hari ketiga ini, Matlaul Anwar menggunakan kostum biru kuning, sedangkan Nahdlatul Atfal menggunakan kostum merah-merah.

Hujan Gol di Hari Ketiga LSN Region Kalimantan III (Sumber Gambar : Nu Online)
Hujan Gol di Hari Ketiga LSN Region Kalimantan III (Sumber Gambar : Nu Online)

Hujan Gol di Hari Ketiga LSN Region Kalimantan III

Sejak kick off dimulai, Nahdlatul Atfal lansung mengancam. Tapi kiper dari Matlaul Anwar bisa menghalaunya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akibat serangan bertubi-tubi dilakukan oleh Nahdlatul Atfal, di menit ke-6 gawang Matlaul Anwar bisa dibobol melalui aksi individu sang penyerang Abdul Hadi yang bernomor punggung 10.

Setelah kebobolan di menit ke-6, Matlaul Anwar seakan kehilangan semangat bermain. Pada menit ke-8, pemain lawan kembali berhasil mencetak gol melalui playmaker, Amin Muhaimin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gol berikutnya tercipta menit ke-19 melalui penyerang Abdul Hadi yang mencetak gol keduanya.

Berselang lima menit kemudian gelandang bertahan, Ahmad Zubad menutup kemenangan di babak pertama dengan akor 4-0.

Babak kedua tempo permainan kedua tim lebih meburun dan setelah 12 menit berjalan pertandingan babak kedua, Nahdlatul Atfal berhasil mengubah papan akor menjadi 5-0 berkat golpemain pengganti, Satiji.

Berikutnya Abdul mencetakan hat-trick di menit 52 dan menggenapkan kemenangan timnya menjadi 6-0. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Belakangan, di media sosial seperti Facebook dan Twitter kerap muncul tuduhan atau fitnah satu orang atau kalangan kepada orang atau golongan yang lain. Tak jarang tuduhan itu mengandung penyesatan menyangkut keimanan seseorang yang belum terbukti kesesatannya.

Menurut Seknas Gusdurian, Alissa Wahid, hal itu menunjukkan gejala banyak hal. Misalnya karena betapa trust (sikap saling percaya) dalam masyarakat kita terkikis habis sehingga mudah saling menuduh dan menghasud sesamanya.

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Kedua, kata dia, gejala kesombongan yangg merajalela. “Kesombongan ini muncul dalam bentuk tak cukup ilmu, merasa berilmu, lalu sembarangan mengeluarkan fatwa agama. Ini bahaya,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (17/7).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga, tambah putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) gejala klaim kebenaran. Menurut Alissa, kalangan tersebut seakan-akan kebenaran hanya milik mereka, sehingga semua yang berbeda boleh dinistakan.

“Semua itu jauh sekali dari semangat prinsip-prinsip ajaran Ahlussunah wal-Jamaah (Aswaja) NU yang biasa menghormati pendapat yang berbeda dilandasi prinsip-prinsip tawasuth, tasamuh tawazzun, dan ta’adul,” tegas lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 1999 ini. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Sejarah, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Februari 2018

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim

Way Kanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebanyak 36 area pohon seluas 36 lapangan sepak bola rusak setiap menitnya di seluruh hutan di dunia. Lalu apa yang harus dilakukan manusia terhadap pohon-pohon yang memberi udara untuk dihirup? Haruskah manusia diam pada deforestasi dan degradasi hutan yang menjadi suatu ancaman bagi kualitas udara dan berkontribusi hingga 15 persen dari emisi gas rumah kaca global?

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)
Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim

Ketua Alumni Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2016 Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan, Riky Ryan Saputra selaku koordinator gerakan, di Blambangan Umpu, Ahad (26/6), menerangkan, "Sedekah Oksigen" merupakan gerakan menanam pohon 50 buah di setiap pesantren, targetnya 14 pesantren di 14 kecamatan di Way Kanan.

"Perubahan iklim meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem. Contoh peristiwa cuaca ekstrem telah memakan ribuan nyawa, dari gelombang panas yang mematikan di India dan Pakistan hingga banjir parah di Malawi, Mozambik, dan Madagaskar. Melindungi hutan dari deforestasi dapat membantu membatasi dampak dan tingkat keparahan bencana alam. Menyelematkan pohon berarti menyelamatkan nyawa," kata Riky.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia melanjutkan, pohon membantu mengatur perubahan iklim. Mereka berperan melakukan isolasi untuk planet ini dan membantu untuk menjaga suhu bumi agar senantiasa konsisten. Hutan tropis adalah penyerap karbon terbesar di bumi. Setiap tahunnya, hutan tropis menyimpan sekitar 2.8 miliar ton karbon—setara dengan dua kali emisi CO2 dari Amerika Serikat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ketika pohon habis, tidak hanya CO2 yang terlepas ke atmosfer, namun hanya ada sedikit pohon yang menyerap gas rumah kaca," ujar dia lagi.

Selain bertujuan untuk mendorong kemandirian pesantren, penanaman pohon melalui gerakan "Sedekah Oksigen" juga diperlukan. Manusia membutuhkan pohon untuk bernafas.

"Pohon juga merupakan komponen yang sangat penting dalam siklus air. 75 persen air dunia berasal dari hutan, yang melembabkan udara melalui suatu proses yang dikenal dengan evapotranspirasi," paparnya.

Dengan demikian, imbuhnya, manusia dan hewan memiliki ketergantungan pada hutan, pada pohon, kehidupan sehari-hari mahkluk hidup harus ditopang dengan keberadaan pohon.

"Untuk menyatakan perlawanan terhadap perubahan iklim, kita harus menjaga hutan, menjaga keberadaan pohon guna memastikan kemungkinan masa depan yang cerah, manusia dan seluruh organisasi harus bersama-sama mengambil tindakan melawan perubahan iklim," paparnya.

"Sedekah Oksigen" diinisiasi Gusdurian Lampung, didukung Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Wilayah Lampung.

"Sedekah Oksigen" berupa satu pohon buah seperti alpukat mentega, mangga Thailand, nangka dak (persilangan nangka dan cempedak), dan kelengkeng aroma durian senilai Rp50 ribu. Diambil dari pembudidaya teruji di Pekalongan, Kota Metro. Bagi yang berminat "Sedekah Oksigen" bisa menghubungi nomor 081540890056, 085367282712, atau 082279005826. Sedekah bisa disalurkan ke rekening BRI: 035701112732504 a.n Disisi Saidi Fatah. (Anisa Yuliani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Halaqoh, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 Februari 2018

Wapres Jusuf Kalla Tutup Munas-Konbes NU 2017

Lombok Barat, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 berujung di Pondok Pesantren Darul Quran Kecamatan Bengkel, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (25/11).

Usai sidang pleno dan pengesahan hasil Munas-Konbes NU 2017, forum tertinggi kedua setelah Muktamar NU ini ditutup secara resmi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia mengingatkan tentang pentingnya tindak lanjut dari forum Akbar ini melalui tindakan nyata.

Wapres Jusuf Kalla Tutup Munas-Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Wapres Jusuf Kalla Tutup Munas-Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Wapres Jusuf Kalla Tutup Munas-Konbes NU 2017

"Musyawarah saja tidak cukup tanpa diiringi dengan kerja keras," pinta Kalla yang sebelum pidato melakukan prosesi serah terima naskah rekomendasi dari Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj menyerahkan Naskah Rekomendasi Hasil Keputusan Munas-Konbes NU 2017 kepada Wapres.

Kalla mengapresiasi hasil Munas-Konbes NU dan berterima kasih atas sejumlah masukan kepada Pemerintah yang ia nilai positif bagi perbaikan bangsa dan negara.

Dalam kesempatan itu, Kalla memaparkan gejala kian menguatnya Islam di Indonesia dibandingkan 10-20 tahun  silam. Ia juga mengungkap beberapa tantangan kaum Muslimin seperti radikalisme, modernisasi, dan ekonomi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sidang pleno forum yang mengusung tema “Mengokohkan Nilai-nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga” ini diisi laporan dari sidang-sidang komisi, antara lain Bahtsul Masail Maudluiyah (pembahasan isu-isu tematik-konseptual), Bahtsul Masail Waqiiyah (pembahasan isu-isu aktual), Bahtsul Masail Qanuniyah (pembahasan soal perundang-undangan), Program, Organisasi, dan Rekomendasi. Sebelumnya diskusi intensif  dilaksanakan masing-masing komisi di forum terpisah, Jumat (24/11).

Forum yang dihelat selama tiga hari ini menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah di bidang ekonomi dan kesejahteraan, pencegahaan dan penanggulangan radikalisme, kesehatan, pendidikan, serta politik dalam negeri dan internasional.



PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



(Baca: Hasil Lengkap Rekomendasi Munas dan Konbes NU 2017)  





Selain di Islamic Center NTB sebagai lokasi pembukaan, perhelatan akbar tersebut juga melibatkan lima pesantren sebagai lokasi utama, antara lain di Pesantren Nurul Islam (Mataram), Pesantren Darul Fallah, Pesantren Darul Hikmah, Pesantren Darul Quran, dan Pesantren al-Halimy (Lombok Barat).

Upacara penutupan Munas-Konbes NU dihadiri peserta resmi forum ini yang terdiri dari jajaran pengurus PBNU, ratusan delegasi dari 34 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), serta 31 badan otonom dan lembaga NU. Acara dipungkasi dengan doa oleh Mustasyar PBNU TGH Lalu Muhammad Turmudzi Badrudin. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

3000 Warga Cilongok Ramaikan Karnaval NU

Banyumas, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Memperingati puncak harlah IPNU-IPPNU, sebanyak 3000 warga Cilongok kabupaten Banyumas mengikuti Karnaval NU, Ahad (2/3). Mereka adalah pengurus lembaga dan dan banom NU Cilongok. Arak-arakan bergerak dari lapangan desa Pernasidi dan berakhir di lapangan kecamatan.

Selain karnaval, jajaran IPNU dan IPPNU juga mengadakan berbagai macam kegiatan seperti lomba fotografi, lomba membuat opini tentang IPNU dan IPPNU, dan potong tumpeng.

3000 Warga Cilongok Ramaikan Karnaval NU (Sumber Gambar : Nu Online)
3000 Warga Cilongok Ramaikan Karnaval NU (Sumber Gambar : Nu Online)

3000 Warga Cilongok Ramaikan Karnaval NU

Ketua PAC IPNU Cilongok Yanuar Reza Ghufroni mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap agama dan organisasi di samping bentuk pengabdian terhadap masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tujuannya mengembangkan kemampuan diri dalam berorganisasi dan bersosialisasi dalam masyarakat serta menjalin silaturahmi antarbanom NU sehingga akan tercipta kesatuan warga NU,” terang Yanuar.

Sebagai penutup peringatan harlah tahun ini, kita mengadakan diskusi terbuka yang diikuti seluruh pengurus PAC IPNU-IPPNU dari masa ke masa, tandas Yanuar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua MWCNU Cilongok Arif Mufti mengatakan, kaderisasi merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap banom NU terutama kalangan pelajar.

“IPNU-IPPNU merupakan kader NU di masa datang. Karenanya, kaderisasi bisa dibilang wajib,” tandas Arif. (Sudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah