Sabtu, 11 November 2017

Pembukaan Muskerwil NU Jatim Bertabur Tokoh

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Suasana halaman Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang Jawa Timur ramai oleh banyak tokoh. Tenda berukuran besar menutup pintu halaman depan kantor pesantren. Sejumlah tokoh penting di Jawa Timur berkenan hadir memadati area Muskerwil.

Tokoh yang tampak hadir pada pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pertama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur masa khidmat 2013-2018 di kursi depan, Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar, Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah (Ketua), Gubernur Jatim H Soekarwo beserta wakilnya, Saifullah Yusuf.

Pembukaan Muskerwil NU Jatim Bertabur Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembukaan Muskerwil NU Jatim Bertabur Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembukaan Muskerwil NU Jatim Bertabur Tokoh

Sementara jajaran pimpinan PPBU yang tampak hadir Ketua Majlis Pegasuh KH Hasib Wahab Chasbullah, KH Ketua Umum Yayasan M Irfan Sholeh,? Bupati Jombang Ec Nyono Suharli Wihandoko bersama wakilnya, Hj Mundjidah Wahab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kecuali itu, sejumah pejabat di tingkat provinsi berkenan datang memenuhi undangan Muskerwil di samping sejumlah kiai dan tokoh cabang NU di tingkatan kota dan kabupaten se-Jawa Timur.

Sebenarnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dijadwalkan hadir. “Namun ia tengah menyiapkan acara penyambutan tamu dari Jordania yang akan berkunjung ke PBNU,” tandas Ketua PBNU Saifullah Yusuf, Selasa (25/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembukaan Muskerwil berlangsung di tengah hujan cukup lebat sejak menjelang Magrib. Bahkan sejumlah pintu masuk sempat tergenang air. Rombongan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur juga harus disambut dengan payung menuju dalem kasepuhan.

“Hujan diluar perkiraan,” kata Ketua PC Fatayat NU Jombang Ema Ummiyyatul Chusnah. Ning Ema rela menunggu undangan sembari membawa payung. Pakaian sejumlah kiai dan gus di PPBU juga terlihat basah lantaran harus terlibat dalam mengatur jalan menuju dalem kasepuhan.

“Semua pimpinan daerah dan kiai diterima di sini,” tandas dr H Edy Labib Patriadin.

Namun saat pembukaan jam 19.30 WIB dimulai, hujan reda. Para undangan dan peserta Muskerwil memasuki ruangan utama. Sejumlah kiai dan tokoh memberikan sambutan dan pengarahan pada acara yang akan berlangsung hingga Kamis (27/2).

“Hadirnya para tokoh, kiai dan ulama serta pejabat merupakan kebanggan bagi pesantren kami,” tandas KH Hasib Wahab Chasbullah. (Syaifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemuda Probolinggo Gelar Aksi Peduli Intan Olivia

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Nasional, pemuda Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam “Aliansi Pemuda Tolerasi Peduli“ menggelar aksi peduli Intan Olivia, seorang anak kecil yang meninggal karena terkena bom di Kota Samarinda.

Pemuda Probolinggo Gelar Aksi Peduli Intan Olivia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemuda Probolinggo Gelar Aksi Peduli Intan Olivia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemuda Probolinggo Gelar Aksi Peduli Intan Olivia

Para pemuda ini terdiri dari Gusdurian Probolinggo, Pimpinan Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inzah Genggong, Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Inzah Genggong dan Bosan (Bocah Skuteris Kraksaan).

Aksi peduli ini diisi dengan acara musikalisasi puisi, pembacaan Surat Yaasin dan tahlil bersama serta ditutup dengan mengheningkan cipta di Alun-alun Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Rabu (16/11) malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Korlap Aksi Peduli Novan Fawaid mengungkapkan kegiatan ini bertujuan menanamkan jiwa toleran terhadap pemuda mengingat hari ini kita sebagai warga Negara lupa akan hakikat toleransi itu sendiri.

“Untuk solidaritas Intan Olivia, kami mengutuk keras atas kelompok yang mengatasnamakan agama yang mengakibatkan anak kecil yang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa menjadi korbannya, bahkan sampai ia meninggal pun tidak ada dari mereka tahu dan bertanggungjawab,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui aksi ini Novan mengharapkan para pemuda, ormas dan kelompok apapun untuk selalu meningkatkan dan menanamkan jiwa toleransi. “Hal ini penting agar setiap pemuda bisa saling menghargai dan menghormati demi terwujudkan daerah yang aman dan konsusif,” harapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Chalwani Ingatkan Nahdliyin tentang Amalan Bulan Rajab

Purworejo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rajab adalah bulan ketujuh pada kalender Hijriyah. Selain ada momentum peringatan Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW, di bulan ini juga memiliki banyak keutamaan.

Kiai Chalwani Ingatkan Nahdliyin tentang Amalan Bulan Rajab (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Chalwani Ingatkan Nahdliyin tentang Amalan Bulan Rajab (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Chalwani Ingatkan Nahdliyin tentang Amalan Bulan Rajab

Pengasuh Pesantren An-Nawawi Purworejo KH Achmad Chalwani mengingatkan kembali keutamaan bulan Rajab kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (27/3).

"Besok malam, (malam Rabu Pon) tanggal 1 Rajab/28 Maret 2017, jangan lupa untuk memperbanyak dzikir dan baqiyatus sholihat," (amalan-amalan yang kekal lagi salih, seperti membaca tahlil, tashbih, hauqalah, dll. - red) tulis Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah.

Ia juga mengungkapkan keutamaan puasa sunah di bulan Rajab jika dilaksanakan kaum muslimin.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pertama, puasa tanggal 1 Rajab, melebur dosa selama tiga tahun; kedua, puasa tanggal 2 Rajab, melebur dosa dua tahun; ketiga, puasa tanggal 3 Rajab, melebur dosa selama satu tahun, dan; keempat, puasa satu hari di bulan Rajab selain tgl 1,2,3, melebur dosa selama satu bulan," tulis Mursyid Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, Berjan, Purworejo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Chalwani berharap, kepada segenap alumni khususnya dan kaum muslimin umumnya, untuk saling mengingatkan dan menyebarkan kebaikan, khususnya ? amalan-amalan dalam Islam. (Ahmad Naufa/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 November 2017

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Grup Qasidah “Band Kepret” dari Pesantren Al-Karimiyyah turut berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan Pembukaan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan sekaligus Pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecatamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, di gedung Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al-Huda, Ahad (10/3) kemarin.

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta

Salah satu keunikan dari Grup Qasidah yang digawangi oleh Nashori, Cecep, Ino, Epul, Wisnu, Gofur, Irfan, Radi, Yadi dan Sopyan tersebut ketika tampil di hadapan sedikitnya 78 orang peserta dan 30 orang panitia adalah berhasil membawakan beberapa lagu shalawat dengan beberapa arransemen dan para penabuh yang mengiringinya pun dapat menyesuaikan dengan arransemen yang dibawakan oleh Nashori, sang vokalis.

Selain itu, keunikan lainnya adalah dalam Grup Qasidah ini pun terdapat beberapa alat musik yang tidak biasanya hadir dalam Grup Qasidah “Band Kepret”, karena selain alat musik konvensional dari “band kepret”, juga dilengkapi dengan tam-tam, kotek, symbal dan drum tenor.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Nashori, kolaborasi alat musik tersebut merupakan hasil karyanya sendiri, naluri dan imajinasi musiknya berhasil membuat inovasi suara dalam “band kepret” apalagi kemampuan musiknya selalu dilatih dalam seminggu paling tidak 2 kali.

“Jadwal latihan kita seminggu dua kali, hari jum`at sore dan minggu sore,” ujarnya

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut mahasiswa STAI Riyadlul Jannah ini, dibandingkan dengan marawis dan hadroh, qasidah dihitung lebih mudah dalam melakukan inovasi.

“Menurut saya, untuk membuat kreasi dan inovasi musik lebih gampang qasidah daripada marawis dan hadrah,” ungkapnya

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Pengurus MWCNU Patokbeusi, PC IPNU Subang, Sekretaris Kecamatan dan beberapa tokoh masyarakat tersebut grup qasidah Al-karimiyyah cukup menghibur hadirin dan hadirin pun terlihat khusu dalam mendengarkan beberapa lantunan shalawat yang dibawakan oleh mereka.

Redaktur? ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Aiz Luthfi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketika Syntia Berjilbab

Oleh A. Khoirul Anam

Guru besar kita ini mengaku terkejut ketika Syntia, karyawati bank swasta bersuara cantik yang menghubunginya lewat telepon itu ternyata berjilbab. Syntia bekerja di bank internasional swasta yang beraliran liberal, bukan bank syariah. Yang membuat sang guru besar terkejut sebenarnya bukan karena Syntia berjilbab, tapi karena nama "Syntia" itu. "Kalau nama Anda Nur Hasanah atau sejenisnya mungkin saya maklum," katanya.

Ketika Syntia Berjilbab (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Syntia Berjilbab (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Syntia Berjilbab

Sang guru besar melanjutkan cerita, masih soal perempuan yang menghubunginya lewat telepon. Namanya Tiara. Ia bekerja sebagai guest booker di salah satu media nasional. Ketika sang guru besar hadir memenuhi undangan sebagai narasumber, Tiara menyambutnya di loby gedung. Ternyata Tiara juga berjilbab.

Tiara bekerja di media nasional yang oleh sebagaian orang diidentikkan dengan medianya orang Katholik. Tahun 1980-an beberapa karyawan media ini mengundurkan diri karena tuntutan mereka untuk disediakan musholla di kantor tidak dikabulkan. Sekarang, bukan hanya setiap lantai kantor menyediakan tempat shalat, tapi banyak sekali wartawan dan karyawan kantornya yang lalu lalang mengenakan jilbab.

Masih soal jilbab. Orang Barat mengidentikkan jilbab sebagai urusan domestifikasi. Dengan jilbab itu perempuan dikungkung di rumah. Mungkin orang Barat melihat Saudi Arabia atau sebagian negara muslim di Timur Tengah. Tapi di Indonesia, perempuan-perempuan berjilbab mengambil banyak peran di ranah publik.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Banyak sekali perempuan Arab yang segera melepas jilbab dan berbagai penutup tubuh mereka yang membuat gerah ketika mereka berada di mobil, di pesawat, di tempat wisata, bepergian keluar daerah atau tempat lain yang sudah tidak menerapkan peraturan wajib jilbab. Di Indonesia, perempuan tetap memakai jilbab dimana pun, bahkan ketika pergi ke pasar, mall, ke Hongkong atau ke New York. Jilbab dikenakan kapan pun selama berada di tempat umum. Jilbab adalah ekspresi keislaman perempuan Indonesia, itu saja.

Tentu saja sang guru besar tidak sedang ingin membicarakan jilbab saja, tapi lebih luas soal gaya hidup Islami yang sekarang ini dipertontokan para profesional muslim di Indonesia. Bukan saja soal busana, kata "assalamualaikum" atau "alhamdulillah" dan istilah-istilah Islami lainnya juga beredar di tempat-tempat umum dan di media sosial.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para pakar kependudukan saat ini sedang ramai membicarakan soal bonus demografi, yakni besarnya penduduk Indonesia yang berusia produktif. Ini berbeda dengan Jepang misalnya yang penduduk berusia lanjutnya besar sekali. Nah sang guru besar kita ini lebih fokus membicarakan bonus demografi muslim. Keberhasilan dakwah para penyebar Islam di Indonesia telah menyebabkan mayoritas penduduk beragama Islam, bahkan terbesar dibandingkan dengan jumlah warga muslim di berbagai negara.?

Setelah Indonesia mengalami bonus demografi, umat Islamlah sebenarnya yang mengalami bonus itu. 85 persen warga Indonesia beragama Islam dan sebagian besar sudah mengalami mobilitas sosial yang luar biasa terutama melalui jalur pendidikan, baik lewat jalur Kemendikbud atau Kemenag. Kata sang guru besar, persebaran para profesional muslim di berbagai pos penting dan berbagai bidang keahlian itu tidak bisa dihalangi oleh siapapun.

Jadi, apakah yang membuat Anda risau jadi warga muslim Indonesia, lalu membuat ribut-ribut?

Penulis adalah Dosen UNU Indonesia (Unusia) Jakarta, Kandidat Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berkunjung ke PBNU, Dubes Korea Ingin Tahu Islam Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selain Duta Besar India Gurjit Singh, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Selasa (4/6) kemarin juga menerima kunjungan Duta Besar Korea Selatan Kim Young-sun di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. 

Berkunjung ke PBNU, Dubes Korea Ingin Tahu Islam Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Berkunjung ke PBNU, Dubes Korea Ingin Tahu Islam Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Berkunjung ke PBNU, Dubes Korea Ingin Tahu Islam Indonesia

Kim Young-sun bersama rombongan disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Bendahara Umum PBNU H Bina Suhendra dan beberapa staf PBNU urusan kerjasama luar negeri.

“Dubes Korea baru pertama kali berkunjung ke PBNU. Mereka ingin tahu tentang NU khususnya, dan tentang Islam Indonesia secara umum. Ia menanyakan, kenapa Islam di Indonesia yang mayoritas bisa hidup berdampingan dengan non muslim dengan baik,” kata KH Said Aqil Siroj kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai pertemuan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada Kim Young-sun, ia menjelaskan, karakter bangsa Indonesia semenjak awal memang saling menghargai berbagai keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Karakter ini dikembangkan oleh NU dengan prinsip tasamuh, atau toleransi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya jelaskan semua, kenapa Islam Indonesia bisa berdampingan dengan non muslim. Ya walaupun di sana-sini masih ada beberapa kasus, tapi jika dibandingkan dengan Timur Tengah, Indonesia masih lebih baik,” kata Kang Said.

Suasana kunjungan itu berlangsung akrab dan penuh canda tawa, terutama ketika Kim Young-sun dicecar banyak pertanyaan oleh PBNU tentang Ginseng Korea.

Dalam kunjungan itu Dubes Korea menawarkan kerjasama dengan PBNU dalam pendirian rumah sakit di Indonesia. Dubes juga mengundang secara khusus PBNU untuk datang ke kantor kedutaan dan berkunjung ke negeri ginseng.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 3000 warga memadati pekarangan pesantren Al-Hasaniyah, Rawalini, Teluknaga, Tangerang, Ahad (28/12) malam. Mereka yang terdiri dari warga, santri, dan alumni santri ini membacakan tahlil malam ke-7 untuk pengasuh pesantren Al-Hasaniyah, Abah Haji Arim.

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga

Salah seorang menantu Abah Arim, KH M Noer menyebutkan hadirin diperkirakan berjumlah di atas 3000 jamaah. Pasalnya keluarga mengeluarkan lebih dari 3000 paket bingkisan fidyah dan shadaqah. Itu pun masih banyak yang tidak memperoleh.

“Sebab itu, kami atas nama keluarga memohon maaf atas kurangnya persiapan kami,” kata Kiai Noer.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara KH A Sujai dalam sambutanya, memohon doa dari para jamaah, “Agar kami dan keluarga bisa meneruskan sejarah perjuangan Abah Arim mengingat ia sebagai sosok yang istiqomah mengurus dan mendidik santri.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abah Arim, kata Kiai Suja’i, adalah sosok yang konsisten dengan ajaran ulama salafis shalih Aswaja NU.

Setelah itu, tahlilan ditutup dengan taushiyah agama yang disampaikan KH Ahya Ansori. Tampak hadir dalam tahlilan ini Mustasyar NU Kota Tangerang KH A Basyir Nasuhi, Rais Syuriyah PCNU Kota Tangerang KH A Syahru Wardi, Ketua STISNU Nusantara KH A Baijuri Khotib, dan para kiai di Pantura Tangerang Banten. (HM Qustulani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah