Kamis, 24 November 2016

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI dalam laporan penelitiannya pada 2015 menyebutkan bahwa besaran kasus gugat cerai yang diajukan perempuan mencapai angka 70% dibandingkan cerai talak sepanjang 2010-2014.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif di tujuh daerah, Aceh, Padang, Cilegon, Indramayu, Pekalongan, Banyuwangi, dan Ambon.

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren (Sumber Gambar : Nu Online)
Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren (Sumber Gambar : Nu Online)

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren

Temuan penelitian di lapangan ini tidak berbeda dengan data dari Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) dalam rentang empat tahun (2010-2014) yang menyebutkan bahwa dari sekitar 2 juta pasangan yang mencatatkan perkawinannya, rata-ratanya hampir 300.000 atau sekitar 15% menyudahi ikatan perkawinannya di pengadilan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khusus untuk beberapa daerah seperti Indramayu dan Banyuwangi, angka gugat cerai melebihi rerata nasional tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Badilag MA menyebut setidaknya lima faktor teratas yang menyebabkan perceraian secara umum. Ketidakharmonisan rumah tangga menempati posisi tertinggi dengan angka 97.615 kasus. Sementara ketiadaan tanggung jawab dari salah satu atau kedua pasangan menjadi sebab kedua perceraian dengan angka 81.266 kasus sepanjang 2010-2014.

Faktor ekonomi menjadi masalah ketiga yang menyebabkan perceraian. Badilag MA menyebut 74.559 kasus perceraian karena masalah ekonomi. Sementara perceraian karena gangguan pihak ketiga tercatat 25.310 kasus. Sedangkan perceraian karena dilatari rasa cemburu tercatat sebanyak 9.338 kasus.

Faktor tingginya angka gugat cerai untuk dugaan sementara cenderung mengarah pada meningkatnya kesadaran perempuan untuk mengambil keputusan, pengaruh media dan gaya hidup, kesetaraan dalam penguasaan modal ekonomi, dan lemahnya pemahaman agama.

Sejumlah faktor spekulatif itu yang kemudian dikaji lebih lanjut lewat penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2015 dengan tema Tren Cerai Gugat di Kalangan Muslim Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 22 November 2016

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa!

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menilai pemahaman tentang Islam Nusantara sangat efektif dalam menanamkan pemahaman Pancasila bagi masyarakat di desa-desa.

"Inilah sebabnya, kita harus menggaungkan cinta NKRI baik secara fisik maupun idiologi ke desa-desa. Jangan sampai globalisasi membuat kecintaan pada tanah air tergerus," ujar Menteri Marwan saat menghadiri Haul NU ke-90 di Jakarta, Sabtu (30/1) malam.

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa! (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa! (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa!

Menteri Marwan menambahkan, Nahdliyin yang mayoritas berada di kampung-kampung harus kembali merefleksikan makna Pancasila dan NKRI yang harus terus dihidupkan. Apalagi NU juga memiliki Pagar Nusa yang mampu bergerak tangkas mengawal Pancasila dan menangkal radikalisme.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pagar Nusa sebagai pendekar NU harus segera dimunculkan di seluruh Provinsi Indonesia hingga ke desa-desa," imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pria asal Pati Jateng ini yakin bahwa Pagar Nusa mampu menggaungkan gerakan cinta NKRI baik secara fisik maupun ideologis. "Saran saya, gerakan ideologis cinta NKRI dimulai dari desa-desa. Saya sangat yakin ini bisa," jelasnya.

Menteri Marwan mengingatkan bahwa saat ini bangsa Indoneaia tengah menghadapi tantangan serius, ditandai dengan munculnya berbagai ideologi yang melenceng dari semangat NKRI dan pancasila.

"Gerakan ideologi? diluar pancasila tsb muncul dari kesalahan persepsi memaknai," tuntas Menteri Marwan. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Makam, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 20 November 2016

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus tanggap dengan tugas dan kewajibannya baik intra maupun ekstra kampus.

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya

Demikian diutarakan Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII Yaqub Husein STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang, Hj Chumaidah. Ia mengajak aktivis PMII dapat membagi waktu sebaik mungkin antar dunia akademik dan dunia aktivisnya.?

"Mengingatkan mahasiswa identik dengan kampus, jika tidak belajar di kampus bukan mahasiswa," jelasnya dihadapan calon anggota baru, pada acara Mapaba di MA Ar-Rahman Sumoyono, Diwek, Jombang.

Karib seperjuangan Khofifah Indar Parawansa itu, juga menekankan aktivis PMII jangan sampai alergi dengan dunia kampus, sebab melalui kampuslah para aktivis dapat berproses di sebuah organisai ekstra kampus.?

"Jangan alergi dengan kampus, apalah artinya besar di luar kampus, tapi kecil di dalam kampus sendiri, saya khawatir, ketika sudah menyibukkan di PMII, mengorbankam kewajiban nya di kampus," ujar Wakil Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun demikian, di samping Chumaidah menekankan keaktifan para aktivis di kampus, ia juga berharap aktivis PMII dapat mengembangkan ilmunya di berbagai aspek, lebih - lebih dalam sisi kemanusiaan atau kemasyarakatan.?

"Ilmu sosial tidak cukup dengan teori, putihnya beras bukan karena selepan, tapi karena gesekan satu gabah dengan gabah yang lain," jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam situasi sosial secara umum yang serba dinamis, aktivis PMII hendaknya dapat memembacanya dengan baik. "Kader PMII diharapkan peka, dan wajib pintar membaca situasi, bagaimana memanaj emosional, mental, dan gerakan, untuk menjadi penegak Islam Ahlussunnah Wal Jamaah," tandasnya.

Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Komisariat Yaqub Husein Jombang berlangsung selama tiga hari, dimulai Jumat-Ahad (18-20/11). (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2016

Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah?

Assalamualaikum, Pak Kiai, mohon panjelasannya, amal apa saja yang bisa digolongkan sebagai amal jariyah (perbuatan/sedekah yang pahalanya tidak putus-putus)? Apakah hanya wakaf masjid saja? Sukron. (Muhammad Khotami)

Wa’alaikumsalam wa rahamatullah wa barakatuh.



Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah?

Saudara Muhammad Khotami yang selalu dimuliakan oleh Allah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertanyaan yang anda sampaikan juga sering kali dibicarakan oleh masyarakat muslim secara luas. Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya diantara mereka banyak yang menginginkan bonus masa depan atas amal yang mereka lakukan (pensiunan pahala), meskipun mereka telah tidak aktif lagi (meninggalkan) kehidupan ini.

Istilah “amal jariyah” mungkin hanya dapat dijumpai di Indonesia, mengigat dalam bahasa induknya (Bahasa Arab), susunan kata ini tidak lazim bahkan dapat dikatakan tidak tepat penggunaannya. Oleh karena itu, untuk menyamakan pemahaman kita dalam menanggapi pertanyaan yang anda sampaikan, kami menggunakan istilah shadaqah jariyah/ sedekah jariyah dengan arti sedekah (berderma) yang masih mengalir pahalanya kepada si pelaku meskipun ia telah tiada.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa waktu yang lalu kami pernah membahas permasalahan seputar sedekah jariyah dengan mengutip sebuah sabda Nabi yang cukup populer, yakni hadis yang menjelaskan bahwasannya diantara amal yang tidak terputus (pahalanya) meskipun si pelaku telah meninggal dunia adalah sedekah jariyah. Hadis Rasulullah saw ini selain diriwayatkan oleh imam Muslim, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi dan tidak menutup kemungkinan para perawi hadis yang lain.

Kebanyakan para ulama menjelaskan bahwa sedekah jariyah yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah waqaf, namun Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri (w.1353 H) dalam kitab Tuhfat al-Ahwadzi (syarh sunan at-Tirmidzi), mengatakan bahwa arti dari hadis tentang sedekah jariyah tidak hanya berlaku pada wakaf semata. Hal itu berlaku pada tiap aktifitas yang masih berkelanjutan manfaatnya.

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Pendapat ini tentunya tidak mengherankan mengingat sebagian ulama sebelumnya telah ada yang berpikiran demikian seperti pendapat Ibnu al-‘Arabi sebagaimana dikutip dalam kitab Dalil al-Falihin syarh Riyadh as-Shalihin karya Muhammad Ali bin Muhammad bin ‘Allan bin Ibrahim al-Bakri (W 1057 H):

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya; Ibnu al-‘Arabi berkata: “Sebagaian dari luasnya kedermawanan Allah swt adalah bahwa Dia akan memberi pahala kepada orang yang telah meninggal sebagaimana pemberian yang diberikan kepadanya ketika masih hidup. Hal itu berlaku dalam enam hal: sedekah jariyah, ilmu yang masih dimanfaatkan oleh orang lain, anak shaleh yang bersedia mendo’akannya, menanam pohon (mengadakan penghijauan), menanam benih di ladang/kebun, serta menyediakan tempat untuk kaum dhuafa’.”

Saudara penanya yang kami hormati.

Dengan penjelasan dari beberapa ulama tersebut dapat kita fahami bahwa medan atau cakupan sedekah jariyah dapat diperluas ke berbagai bidang selama masih bermanfaat bagi generasi mendatang. Standar kemanfaatan tentunya mengacu kepada hal-hal yang telah dibenarkan oleh syari’at.

Dalam hal ini bidang keagaamaan, bidang sosial, serta bidang pendidikan masih membuka peluang yang sangat besar untuk bersedekah. Mendirikan, membangun serta merawat berbagai fasilitas yang sering dipergunakan seperti lembaga pendidikan, pendirian rumah sakit, panti asuhan untuk anak yatim dan anak-anak terlantar serta hal-hal lain yang masih membutuhkan uluran tangan dari kaum dermawan, kesemuanya itu dapat dimasukkan dalam kategori sedekah jariyah. Jadi cakupan sedekah jariyah sebagaimana pertanyaan yang anda sampaikan tentunya tidak hanya berlaku pada waqaf untuk sarana peribadatan (masjid) saja.

Umat Islam perlu mengembangkan dan memerapkan arti sedekah jariyah dalam lingkup yang lebih luas. Jika ini yang terjadi maka cita-cita untuk mewujudkan ‘Izz al-Islam wa al-Muslimin (kemuliaan Islam dan pemeluknya) sebagaimana harapan Nabi kita akan terwujud.

Mudah-mudahan penjelasan ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian dan kepekaan kita terhadap masalah-masalah keagamaan, sosial dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sehingga keterbelakangan yang selama ini melekat kepada bangsa kita akan segera terkikis. Amin… (Maftukhan)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 November 2016

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah

Subang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala Cabang Bank Mandiri Subang, Dindin Dimasnara mengapresiasi kebijakan ekonomi Nahdlatul Ulama yang bekerjasama dengan mereka melalui penerbitan Kartu Tanda Anggota NU

(Kartanu).

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah

“Ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang dibangun antara Bank Mandiri dengan Nahdlatul Ulama. Mudah-mudahan buah dari kerja sama ini ada barokahnya,” ujarnya usai refleksi Hari Santri Nasional di Wisma Karya Subang, Jawa Barat pada Sabtu (22/10).

Dikatakan, pihaknya akan terus memberikan kontribusi positif kepada Nahdlatul Ulama yang memiliki basis massa dan memiliki historis yang panjang di negara ini. “Selain bersifat sebagai kartu pengenal, Kartanu ini akan bisa bermanfaat untuk berbagai transaksi,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga NU di Subang yang telah memiliki Kartanu baru berkisar kurang lebih 200 orang. Periode nanti pihaknya optimis akan semakin bertambah. “Beberapa waktu lalu kita koordinasi dengan pengurus NU di Subang, bahwa saat ini masih dalam proses entry data Kartanu di berbagai

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

kecamatan di Kabupaten Subang. Mudah-mudahan ke depan akan semakin bertambah,” katanya.

Pihaknya yakin, Nahdlatul Ulama yang memiliki basis massa di tingkat grashroot ini akan menjadi motor penggerak perekonomian di masyarakat. “Sehingga kami (Bank Mandiri) siap menjadi partner dalam pengembangan perekonomian di masyarakat ini,” tuturnya.

Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Subang KH Musyfiq Amrullah menegaskan, Hari Santri menjadi wahana untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. “Jangan lupa, awal mula pendirian NU itu dilakukan dengan bagaimana membangkitkan taraf perekonomian masyarakat (Nahdlatut Tujar). Tentu ke depan Nahdliyin siap dalam prospek peningkatan ekonomi masyarakat ini,” pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata

Kupang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur KH Abdulkadir Makarim mengatakan ideologi Islam yang tampil dengan gaya wahabisme dan radikalisme harus dibendung dengan tindakan nyata dan teladan para pemimpin.

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata

"Selaku tokoh agama, saya menyampaikan bahwa membendung gerakan wahabisme dan radikalisme dengan segala macam cara mulai dari bentuk fatwa-fatwa hingga tindakan nyata," kata ulama yang juga Ketua MUI NTT itu pada Konferensi Wilayah (Konferwil) IX Nahdlatul Ulama NTT di Kupang, Sabtu.

Pada acara yang dibuka Gubernur NTT Frans Lebu Raya itu, dia mengatakan situasi dan kondisi serta realitas masa depan Indonesia harus kembali kepada Ke-Indonesiaan yang sebenarnya yaitu Pancasila yang intinya menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama tetapi negara yang bangsanya menganut nilai-nilai agama dalam kehidupannya.

Oleh karena itu, katanya, agitasi-agitasi melalui konsep HAM yang sering bias itu tidak sesuai dengan Ke-Indonesiaan bangsa ini, sehingga harus tegas ditolak seperti gerakan LGBT yang akhir-akhir ini semakin aktual diperdebatkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Inilah bentuk dari gerakan ideologi liberal-kapitalis yang ingin memperlemah bangsa Indonesia di kemudian hari, maka sebagai orang Indonesia yang kaffah (seutuhnya/sejati) tidak boleh menerimanya karena semua ajaran samawi dan kitab Suci telah mengutuk kaum LGBT itu," katanya.?

Artinya, tidak boleh mendiskriminasikan mereka tetapi tidak kemudian dilegalkan-formalkan dalam hukum di NKRI ini.

"Satu lagi, perlakuan terhadap oknum/majelis bahkan memberi stigma Pesantren sebagai sarang teroris adalah bagian dari sebuah agitasi massal untuk membenci negaranya sendiri, karena apapun alasannya, doktrin agama amatlah mudah untuk diterima oleh semua kalangan," katanya.

Karena itu, katanya, stigma dan penanganan pelaku teroris harus lebih bijak agar tidak berimbas pada pembuahan partikel-partikel baru..

Oleh karena itu, dirinya sepakat dengan advokasi yang dilakukan Muhammadiyah dan merekomendasikan kepada PBNU untuk senantiasa kritis terhadap proses penanganan terorisme di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam forum itu, PWNU NTT mendeklarasikan "Resolusi Jihad Nadlatul Ulama NTT tentang Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Kebhinnekaan", sebagai proteksi guna memperkuat imunitas NU dari gerakan yang merongrong baik warga Nahdliyin maupun seluruh warga bangsa. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 November 2016

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah

Ciamis, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - GP Ansor Kabupaten Ciamis memfasilitasi masyarakat untuk menyukseskan program Pendataan Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang saat ini menjadi salah satu program strategis Jokowi di Sukaresik dan Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.

Aksi ini berangkat dari keprihatinan atas banyak bidang tanah milik masyarakat yang belum memiliki tanda kepemilikan yang sah atau sertifikat serta kondisi Desa Sukaresik dan Desa Sukasenang yang berada di kaki Gunung Syawal dan terhitung relatif tertinggal, sehingga program-program pemerintah yang semestinya landing membutuhkan proses fasilitasi dari pihak-pihak yang memiliki concern dalam pendampingan terhadap masyarakat, termasuk dalam hal ini GP Ansor.

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah

Sosialisasi dan fasilitasi seperti yang dilaksanakan pada Sabtu (14/10) siang di Balai Desa Sukasenang telah membesarkan hati masyarakat untuk menyambut program PTSL ini dengan memenuhi target minimal 1000 bidang tanah per desa. Menghadirkan tiga fasilitator, GP Ansor Ciamis memberikan penjelasan seputar pelaksanaan dan kiat-kiat sukses serifikasi massal ini.

Dalam sambutannya di forum sosialisasi dan fasilitasi, Kepala Desa Sukasenang Darus Salim menyatakan akan segera melakukan pendataan dan pendaftaran warganya untuk penyertifikatan lahannya dan akan mengajukan permohonan pada Kepala BPN setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Program ini sesungguhnya sangat ditunggu masyarakat. Apalagi dengan jaminan tanpa biaya dan hanya dipungut pembiayaan yang sudah ditentukan dalam peraturan sebesar Rp. 150.000,-. Untuk itu kami, seluruh aparat desa akan bekerja dengan keras untuk memenuhi target minimal 1000 bidang ini,” kata Darus Salim.

Anggota GP Ansor Ciamis Fathan Arionaldo yang ikut menjadi fasilitator kegiatan ini mengatakan, kegiatan sosialisasi ini merupakan lanjutan dari kegiatan sosialisasi sebelumnya di Desa Sukaresik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendamping Desa yang sekaligus santri dari Pesantren Qoshrul Arifin Atas Angin pimpinan Hazrat Syaikh M Irfa’I Nahrowi An-Naqsyabandi ini menyebutkan bahwa pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan kepala Badan Pertanahan Nasioanal Ciamis untuk menyukseskan program PTSL di dua desa ini.

“Target kami tidak hanya dua desa ini karena desa-desa di sekitaran kaki gunung Syawal ini banyak dan kondisinya (administrasi asetnya-red) hampir sama.” Kata Fathan.

Selain karena program ini juga memang merupakan bagian dari kebijakan Kemendesa yang dituangkan dalam SKB tiga menteri, ia juga menekankan akan pentingnya penataan aset masyarakat, lebih-lebih aset milik desa.

Atabik Janka Dausat yang merupakan salah satu pengurus GP Ansor Ciamis mengatakan bahwa advokasi ini dilakukan dengan spontanitas dan secara sukarela saja.

“Kita mendampingi masyarakat untuk menyertifikasi lahannya agar memiliki surat yang berkekuatan hukum dan sah secara hukum,” katanya.

Menurutnya, gerakan advokasi ini dilakukan bersama-sama dengan santri yang tergabung dalam Ansor. Selain sebagai media silaturrahmi dengan masyarakat, katanya, juga sebagai bentuk sumbangsih kami, Pesantren Atas Angin untuk kemajuan masyarakat. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah