Sabtu, 02 Juni 2012

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Asisten Deputi Keanggotaan Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM RI Salekan mengatakan, pengembangan ekonomi masyarakat melalui koperasi sangat tepat diterapkan di Indonesia, karena koperasi berbasis kerakyatan.

“Pengembangan ekonomi melalui koperasi sangat tepat karena keuntungannya dibagi rata kepada semua anggota. Jadi semuanya mendapatkan manfaat,” kata Salekan saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku 2016 Induk Koperasi An-Nisa (Inkopan) Muslimat NU di Hotel Bintang Jakarta Pusat, Jumat (5/5).

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi

Alasan lainnya, menurut Salekan, melalui koperasi juga ada rentetan bisnis yang pengelolaannya memaksimalkan potensi semua anggota.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait dengan koperasi berbasis perkumpulan sosial seperti Inkopan, ia menilai ada beberapa potensi dan peluang yang sangat mungkin untuk dikembangkan asalkan dengan pengelolaan yang baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengatakan, Inkopan menjadi bagian dari Muslimat, dan Muslimat sebagai bagian dari ormas NU bila digarap dengan baik, merupakan kekuatan besar.

“Dari sisi organisasi Inkopan ada tokoh atau kiai yang bila mampu mengakomodir anggota menjadi kekuatan yang bukan main,” urainya.

Ia mencontohkan adanya salah satu koperasi yang awalnya berbasis perkumpulan keagamaan, dan saat ini semakin maju sehingga orang atau masyarakat dari luar perkumpulan tersebut juga tertarik bergabung dan turut menerima manfaatnya.

Dalam hal permodalan, koperasi berbasis perkumpulan sosial sangat mungkin dikembangkan. Memanfaatkan modal yang dikumpulkan dari anggota, permodalan tidak harus mengandalkan pinjaman bank atau bantuan pemerintah.

“Sehingga keuntungan usaha koperasi juga lebih banyak kembali kepada anggota,” kata Salekan.

Beberapa persoalan yang mungkin menjadi kendala adalah kurangnya kreativitas. Padahal banyak usaha yang bisa digarap dan dikelola. “Kreativitas sangat penting karena bagaimanapun ada kompetisi di bidang usaha,” tegasnya.

Ia mengapresiasi Inkopan dengan penyelenggaraan RAT. Menurutnya, denyut nadi koperasi bisa diraba dengan adanya RAT. Ia mendorong Inkopan terus berkembang dan meningkatkan diri untuk kemajuan umat karena kekufuran sangat dekat dengan kemiskinan. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Mei 2012

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Bondowoso,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur akan memperingati Hari Toleransi. Sallah satunya dengan nonton bareng (nobar) film "Cahaya Timur, Kota Teror”. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Akademi Komunitas Negeri pada Rabu 16 November 2016.

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Kordinator Jaringan Gusdurian Bondowoso Daris Wibisono Setiawan mengatakan film tersebut berdurasi kurang lebih satu setengah jam.

Ia menambahkan, nobar tersebut akan melibatkan penonton lintas agama, ormas, organisasi kepemudaan (OKP) delegasi dari OSIS, dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Bondowoso.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nanti akan ada hiburannya dari penampilan-penampilan di antaranya ada tari, akustik, dan singo ulung," imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap dari kegiatan tersebut? menumbuhkan semangat menghargai perbedaan, memperluas jaringan semangat GusDurian dan membumikan 9 nilai-nilai Gus Dur. (Ade Nurwahyudi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Kyai, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 Mei 2012

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana

Medan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara (Sumut) melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) meluncurkan program Gerakan Amal Sumbang Sampah (GASS) di Sekretariat PWNU Sumut Jalan Sei Batang Hari, Medan, Kamis (25/8). Peluncuran program ini ditandai dengan penyerahan amal koran bekas secara simbolis oleh Ketua PWNU Sumut H Afifuddin Lubis kepada Ketua LPBI NU Sumut Marwan Ashari Harahap.

"Ini merupakan gerakan sosial kemanusiaan dengan mengajak umat untuk memanfaatkan barang bekas menjadi berharga dan bernilai ibadah," ujar H Afifuddin Lubis saat peluncuran program ini.

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana

Afifuddin menyampaikan, LPBI merupakan lembaga di bawah struktur organisasi NU yang kini meluncurkan program Gerakan Amal Sumbang Sampah. Hasilnya akan diserahkan kepada korban bencana di Sumatera Utara.

"Selain bernilai sosial ibadah, program ini juga membantu pemerintah dalam menanggulangi sampah. Karenanya diimbau seluruh elemen dapat mendukung program ini," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Marwan Ashari Harahap didampingi Sekretaris Saiful Siagian, Wakil Ketua Ishak Juhar Syah, T Amri Sonny, dan Indra Buana Tanjung menjelaskan, tujuan gerakan amal ini adalah menghimpun serta menggerakkan potensi umat, untuk beramal dengan menyumbangkan sampah, atau barang bekas yang masih bernilai ekonomi. Selanjutnya sampah tersebut dikonversi menjadi aneka kebutuhan pokok maupun uang untuk membantu para korban bencana, dan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Jenis sampah yang dapat disumbangkan adalah sampah anorganik, yakni sampah yang tidak bisa terurai atau tidak membusuk seperti sampah plastik, karton, atau kertas, dan sampah logam.

"Program ini terbuka untuk masyarakat umum. Bagi yang akan menyumbangkan sampahnya dapat menyalurkannya ke posko-posko yang telah dibentuk. Yakni, Posko Induk di Kantor PWNU Sumut Jalan Sei Batang Hari Nomor 52 Medan (061-4536120), Kantor PCNU Kota Medan Jalan Palang Merah 160 Medan, Bank Sampah ‘Bermarwah’ Jalan Lintas Negara Tamora Lubuk Pakam Nomor 265, Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang (dekat simpang Penara), dan posko Kantor PCNU Deliserdang Jalan Lintas Negara Lubuk Pakam," kata Marwan. (Hamdani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 Mei 2012

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan saat ini toleransi yang ada di dunia sedang menghadapi cobaan. Karena itu, NU terus berjuang untuk menumbuhkan toleransi baik antar agama maupun diantara aliran dalam satu agama.

Hal ini disampaikannya ketika memberikan sambutan pada puncak acara Global Peace Festival yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Ahad (17/10).

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Toleransi sedang Menghadapi Cobaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan

“Toleransi harus ditumbuhkan antara muslim dengan non muslim maupun antara muslim dengan muslim lainnya,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengisahkan KH Wahid Hasyim, ayah Gus Dur merupakan salah satu dari tim sembilan yang merumuskan pembentukan negara ini. Mereka sepakat untuk membentuk negara bangsa yang tidak didasarkan atas agama, meskipun umat Islam mayoritas di Indonesia.

Sementara itu Menakertrans Muhaimin Iskandar menyatakan pemerintah sangat mendukung kampanye perdamaian, baik antara sesama manusia maupun perdamaian antar negara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan rakyat Indonesia sepakat membentuk sebuah negara karena ingin hidup dalam damai, lepas dari penjajahan bangsa lain.

“Para pendiri negara ini, sebagaimana tercermin dalam UUD 1945 sepakat ikut melaksanakanketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi,” katanya.

Karena itu, UUD memberi jaminan kepada warga negara untuk melaksanakan keyakinannya, serta memiliki berbagai macam hak lainnya yang dilindungi UU. “Tak ada tempat yang tak toleran dalam konstitusi kita,” tegasnya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 08 Mei 2012

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal

Banyuwangi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Jawa Timur ke-26 yang dipusatkan di Banyuwangi digelar 23-30 Mei 2015. Festival membaca kitab suci Al-Quran yang diselenggarakan Pememerintah Provinsi Jatim ini diikuti 1.671 kafilah (peserta) dan sekitar 400 pendamping dari seluruh daerah yang ada di Jatim.

Secara resmi festival dua tahunan tersebut dibuka Gubernur Jatim Soekarwo di Taman Blambangan, Sabtu malam (23/5). Pembukaan juga diisi dengan ceramah dari KH Muzakki Syah, pengasuh Ponpes Al-Qodiri Jember; serta dihibur oleh penyanyi religi Opick. Sejumlah kepala daerah di Jatim juga hadir dalam pembukaan.

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal

Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, MTQ menjadi sarana syiar Islam untuk mengajak pada kebaikan dan kedamaian. MTQ juga menjadi perekat harmoni dalam mewujudkan kesejahteraan. ”Dengan akhlak yang terjaga, kesejahteraan bisa semakin dekat,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, sebagaimana siaran pers yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia berharap, MTQ tidak hanya sebuah kegiatan rutin saja, namun menjadi sarana bagi warga Jawa Timur menjadi pribadi yang lebih baik. ”Melalui kegiatan ini, Pemprov Jawa Timur berharap ajaran serta prinsip-prinsip yang ada di Al-Quran bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bingkai kebangsaan yang teduh, saling mengasihi,? dan saling membantu menuju kebaikan bersama,” ujar Pakde Karwo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

MTQ tahun ini melombakan 12 cabang lomba, antara lain lomba baca Quran golongan remaja dan tuna netra, lomba karya tulis ilmiah Al Quran, tafsir bahasa Indonesia dan Inggris, dan lomba kaligrafi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada Pemprov Jawa Timur yang telah memberikan kepercayaan kepada Banyuwangi untuk menjadi tuan rumah. ”Terima kasih kepada Pakde Karwo atas kepercayaannya. Semoga kegiatan ini juga bisa ikut mendorong gerak perekonomian masyarakat kami dengan kehadiran lebih dari 2.000 orang ke Banyuwangi,” kata Anas.

Anas optimistis, kegiatan MTQ bisa ikut menggerakkan perekonomian lokal. Selama sepekan berlangsungnya MTQ, juga digelar pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari seluruh Jatim. Total ada 76 stan UMKM dari 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Selain itu, ada tambahan 70 stan UMKM lokal Banyuwangi yang menampilkan berbagai jenis produk khas Banyuwangi, termasuk kuliner lokal setempat seperti nasi tempong, rujak soto, bagiak, sale pisang, dan minuman herbal.

”Ribuan peserta dan pendamping dari seluruh Jatim tentu akan membeli oleh-oleh. Mereka juga bersantai, membeli makanan, dan mengunjungi tempat wisata di Banyuwangi. Terdapat 22 hotel di Banyuwangi yang disewa oleh para peserta/pendamping dari seluruh Jatim. Ini tentu menggerakkan perekonomian warga. Sekali lagi kami berterima kasih kepada Gubernur Jatim Pakde Karwo yang telah memberi kepercayaan kepada Banyuwangi,” kata Anas.

Sebelum pembukaan resmi, MTQ juga diramaikan oleh Pawai Taaruf yang diikuti 38 delegasi dari seluruh kabupaten/kota se-Jatim. Pawai taaruf tersebut mengenalkan budaya seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, terutama budaya dalam konteks perkembangan Islam di daerahnya. (Red: Mahbib)

Foto: Pawai Taaruf saat MTQ Jatim di Banyuwangi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 30 April 2012

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh

Banda Aceh, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengajian tauhid, tasawuf dan fiqih (Tastafi) yang digelar bulanan di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh berakhir, Sabtu (7/6), sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Pantia penyelenggara menandai pengajian pamungkas tersebut dengan menggelar Gema Selawat bersama Majelis Zikra Alhasani dari Dayah MUDI Mesra Samalanga.

Shalawatan yang dilaksanakan di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini diikuti dengan antusias warga Banda Aceh. Ketua penyelenggara, Tgk Marwan Yusuf, mengatakan, kegiatan seperti ini perlu digalakkan untuk menggugah kembali rasa cinta umat Islam kepada Rasulullah SAW.

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh

Selain jamaah pengajian Tastafi, hadir pula dalam majelis shalawatan ini Rabithah Alawiyyin Aceh dan tamu istimewa dari Perkumpulan Amal Mabrur Malaysia. Tamu dari Malaysia tersebut berjumlah 35 orang dari berbagai ormas termasuk dari pihak kerajaan Malaysia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gema Selawat ini dipandu oleh Majelis Zikra Alhasani yang dipimpin oleh Tgk. H. Sulaiman Hasan, Guru senior MUDI Mesra dan Alumni Ribath Al-Idrisy Baitul Ahdhal Yaman. Dalam acara itu, Majelis Zikra Alhasani menampilkan berbagai selawat baik Ad-Diba’i, Barzanji, Syimtuddurar, Dhiyaul lami’ dan juga syair kelebihan Ramadhan.

Acara ini diakhiri dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa  Tusop. Ia adalah ketua I Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya, acara serupa akan diadakan kembali pada pertengahan Ramadhan dalam rangka haflah Badar. Acara itu akan dikemas dengan membaca Selawat Badar, Qasidah Badar dan tausiyah tentang sejarah kejayaan umat islam dalam perang Badar yang terangkum dalam berbagai kitab hadits, seperti Shahih Bukhari Muslim. (M Iqbal Jalil/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 26 April 2012

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah

Ini adalah halaman sampul dan halaman pembuka dari kitab “I’ânatun Nâsik fî Bayânil Manâsik” karangan seorang ulama Nusantara dari Cibogo, Cibarusah (Bogor—Bekasi), yaitu Ajengan Raden Ma’mun Nawawi bin Anwar (dikenal dengan Mama Cibogo atau Mama Cibarusah, w. 1395 H/ 1975 M).

Sang pengarang, yaitu KH. Raden Ma’mun Nawawi, adalah murid langsung dari para ulama besar Ahlussunnah Nusantara generasi awal abad ke-20 M, yaitu Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari (Jombang), Syekh Manshur ibn Abdul Hamid (dikenal dengan Guru Mansur Betawi), Syekh Muhammad Bakri ibn Sayyida (dikenal dengan Ajengan Sempur, Purwakarta), dan Syekh Mukhtar ‘Athârid al-Bûghûrî tsumma al-Makkî (ulama besar Makkah asal Bogor).

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah

Kitab “I’ânatun Nâsik” berisi kajian tentang fiqih manasik ibadah haji dan umroh secara lengkap dan komprehensif, termasuk menyinggung sedikit perbedaan hukum-hukum manasik haji menurut empat madzhab. Kitab ini ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Arab (dikenal dengan remyak atau pegon).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kolofon, didapati keterangan jika kitab ini diselesaikan di Cibarusah, pada 27 Muharram tahun 1374 Hijri (bertepatan dengan 25 September 1954 Masehi). Kitab ini kemudian dicetak oleh penerbit “al-Barokah” Bogor (tanpa tahun cetak). Versi cetakan kitab ini bertebal 91 halaman. Saya mendapatkan naskah kitab ini dari penerbitnya langsung yang juga sebuah kedai kitab di kawasan Pasar Anyar, dekat Stasiun Bogor, pada bulan Oktober tahun lalu (2016).

Dalam kata pengantarnya, KH. Ma’mun Nawawi mengatakan bahwa penulisan karya ini dilakukan karena adanya desakan dari beberapa kolega untuk tersedianya sebuah buku (kitab) yang dapat dijadikan panduan umat Muslim Sunda dalam permasalahan tata cara manasik ibadah haji dan umrah secara detail. Pengarang pun memenuhi permintaan tersebut dengan menuliskan karya ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagaimana yang ditulis oleh pengarang;

? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?2? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Ammâ ba’du. Maka ngendika hamba anu kacida doipna Raden Haji Ma’mun Nawawi Cibogo, pamugi Allah ngahampura kana dosa-dosa manehna jeung kana kalepatana. Ku tina seringna sababaraha dulur-duluran anu keukeuh ka simkuring hayang dipangnuliskeun manasik sareng anu patali ka dinya kalayan Madzhab Syafi’i kalawan Bahasa Sunda// Maka berkatalah hamba yang sangat lemah, Raden haji Ma’mun Nawawi dari Cibogo, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan kesalahannya. Oleh karena seringnya beberapa saudara yang bersikeras meminta saya untuk dibuatkan sebuah risalah tentang manasik haji dan umrah dan hal-hal yang berkaitan dengannya dalam fiqih madzhab Syafi’i dalam bahasa Sunda …)

Dalam redaksi selanjutnya, dikatakan oleh KH. Ma’mun Nawawi bahwa dalam upaya penyusunan kitab manasik ini, beliau hanya mengutip dari beberapa kitab rujukan fiqih madzhab Syafi’i, tanpa melakukan penambahan di dalamnya. Sayangnya, kitab-kitab apa saja yang dijadikan rujukan di sini tidak disebutkan secara terperinci.

Pengarang kitab ini,yaitu KH. Raden Ma’mun Nawawi Cibarusah, sebagaimana telah disinggung di atas, adalah murid langsung dari para ulama besar Ahlussunnah Nusantara generasi awal abad ke-20 M. beliau dilahirkan di Cibogo, Cibarusah (perbatasan Bogor—Bekasi) pada tahun 1334 H/ 1915 M. ayahnya bernama KH. Raden Anwar, seorang ulama besar Pasundan dari Cibarusah.

Setelah mendapatkan tempaan pendidikan dari ayahnya sendiri, pada tahun 1930 (ketika berusia 15 tahun), Ma’mun Nawawi kemudian belajar kepada KH. Tubagus Bakri di Sempur, Plered, Purwakarta, yang kelak menjadi mertuanya. Di sana beliau belajar selama 7 tahun lamanya. Beliau kemudian pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji sekaligus bermujawarah di sana selama dua tahun (1937-1939). Di Tanah Suci, KH. Ma’mun Nawawi belajar kepada ulama-ulama besar Makkah.

Di antara guru-guru beliau di Makkah adalah Syekh Mukhtâr ‘Athârid al-Bûghûrî al-Jâwî tsumma al-Makkî, seorang ulama besar hadits di Masjidil Haram asal Bogor, juga kepada Syekh Bâqir ibn Nûr al-Jukjâwî tsumma al-Makkî, , seorang ulama besar di Masjidil Haram asal Yogyakarta. Selain kepada keduanya, KH. Ma’mun Nawawi juga belajar kepada Sayyid ‘Alawî ibn ‘Abd al-‘Azîz al-Mâlikî al-Makkî, Syekh ‘Umar Hamdan al-Mahrasî, dan lain-lain.

Pada tahun 1939, KH. Ma’mun Nawawi pulang ke Cibarusah. Sang ayah, KH. Raden Anwar, menyuruh Ma’mun Nawawi untuk pergi ke Jawa Timur dan belajar kepada beberapa ulama di sana. Beliau pun belajar kepada Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng (Jombang) dan Syekh Muhammad Ihsan Dahlan (Jampes, Kediri). KH. Ma’mun Nawawi juga belajar lagi kepada KH. Manshur Abdul Hamid di Batavia (Guru Mansur Betawi).

Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1940, KH. Ma’mun Nawawi mendirikan pesantren “al-Baqiyatus Solihat” di kampung halamannya di Cibogo, Cibarusah. Pesantren tersebut pun segera berkembang menjadi salah satu pusat keilmuan Islam yang besar. Jumlah pelajarnya mencapai ribuan.

Ketika terjadi revolusi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, KH. Ma’mun Nawawi Cibarusah, bersama-sama dengan KH. Noer Ali Bekasi (pendiri Pesantren At-Taqwa Bekasi) dan KH. Raden Abdullah bin Nuh Cianjur (pendiri pesantren al-Ihya Bogor), atas perintah guru mereka Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, keduanya pun membentuk dan memimpin Laskar Hizbullah (tentara perjuangan kemerdekaan RI berbasis pesantren) region Krawang-Bekasi-Bogor dan sekitarnya. Pesantren Cibarusah pun menjadi markas utama pelatihan militer bagi ribuan Laskar Hizbullah.

Selain dikenal sebagai ulama pejuang, KH. Ma’mun Nawawi juga dikenal sebagai ulama yang produktif melahirkan karya tulis. Upaya ini meneruskan ikhtiar yang telah dilakukan oleh mertua beliau, yaitu KH. Tubagus Bakri Sempur Purwakarta, yang juga produktif menulis kitab. Kebanyakan karya KH. Ma’mun Nawawi ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Arab, dalam pelbagai bidang keilmuan Islam.

Di antara karya-karya beliau adalah; (1) I’ânatun Nâsik fî Bayânil Manâsik, (2) al-Taisîr fî ‘Ilmil Falak, (3) Bahjatul Wudlûh, (4) Hikâyatul Mutaqaddimîn, (5) Îdlâtul Mubhamât, (6) Risâlatuz Zakâh, (7) Kasyful Humûm wa al-Ghumûm, dan lain-lain.

KH Ma’mun Nawawi wafat di Cibarusah pada bulan Muharram 1395 Hijri (bertepatan dengan Februari 1975 M). Pesantren Cibarusah kini diampu oleh putra beliau, yaitu KH Raden Jamaluddin Ma’mun. Ilâ rûh KH Ma’mun Nawawi, al-Fâtihah. (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah