Jumat, 12 Juni 2009

Ayo Ikuti Lomba Peringatan Hari Lahir Gus Dur

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Dalam rangka syukuran peringatan hari lahir KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang jatuh pada 4 Agustus mendatang, jaringan Gusdurian mengadakan serangkaian lomba. Lomba-lomba tersebut mengangkat tema "Gus Dur dan Perdamaian". 

Ayo Ikuti Lomba Peringatan Hari Lahir Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ayo Ikuti Lomba Peringatan Hari Lahir Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ayo Ikuti Lomba Peringatan Hari Lahir Gus Dur

Jenis lomba yang diselenggarakan meliputi: 

1.       Lomba esai

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

2.       Lomba desain kaos

3.       Lomba desain quote Gus Dur

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

4.       Lomba komik strip

Pemenang karya terbaik untuk masing-masing lomba akan mendapatkan hadiah berupa:

Juara I = Rp. 1.000.000

Juara II = Rp 750.000

Juara III = Rp 500.000

Koordinator SekNas Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid mengatakan, selain berhadiah, karya terbaik akan menjadi produk merchandise Gusdurian sekaligus media kampanye perdamaian. 

Karya yang kami terima, kata dia, paling lambat tanggal 3 Agustus 2013 pukul 23.59 WIB. Tim Juri akan memilih 10 finalis dengan karya terbaik untuk kemudian kami tampilkan di situs Kampung Gusdurian, www.gusdurian.net. 

Tiga pemenang terbaik untuk maisng-masing kategori lomba, dipilih berdasarkan vote terbanyak melalui situs Kampung Gusdurian. 

“Ayo segera kumpulkan karya terbaikmu. Syarat & ketentuan lomba silahkan berkunjung ke http://gusdurian.net/rangkaian-lomba-harlah-gus-dur/,” katanya, melalui pers rilis yang dikirim ke PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahad (21/7).

Penulis: Abdullah Alawi 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 26 Mei 2009

Ajaklah kepada Jalan Tuhan melalui Medsos dan NU Online

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Untuk berbicara tentang dakwah, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memulai dengan penjelasan khatir (hal yang terlintas). Menurutnya, khatir ada beberapa macam, yaitu khatir rabbani, malaki, syatani, hawai. Khatir rabbani berasal dari Allah. Khatir inilah yang membuka kepada kebenaran.?

“Kedua, khatir malakuti, datang dari malaikat, kadang khatir ini masih memiliki keraguan. Khatir syaithani, mengajak kita kepada yang salah. Sementara khatir hawa’i atau nafsani, berada dalam diri kita sendiri atau hawa nafsu, hedonistik, birahi,” katanya.?

Ajaklah kepada Jalan Tuhan melalui Medsos dan NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)
Ajaklah kepada Jalan Tuhan melalui Medsos dan NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)

Ajaklah kepada Jalan Tuhan melalui Medsos dan NU Online

Semua khatir itu akan jadi khawatir dan akan meningkat menjadi kebenaran yang dilewati melalui dzauq atau intuisi. Sementara dzauq itu lebih tinggi daripada aqal.

“Aqal sebagai kata benda di Al-Qur’an tidak ada, adanya kata kerja, ya’qilun. Artinya aqal merupakan operasional dari dzauk itu tadi,” katanya pada Halal Bihalal dan Sarasehan Netizen NU di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Rabu (12/7) sore. ?

Maka, lanjut kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak dan 13 studi di Ummul Qurra, Arab Saudi itu, kebenaran dzauq itu lebih tinggi daripada aqal atau logika, dengan syarat perilaku orangnya juga bagus. Ketika orangnya tidak bagus, akan menjadi hawa nafsu, dari syetan.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kebenaran melalui dzauq, jelasnya, ada yang berupa ilham, naik menjadi ilmu laduni, naik lagi menjadi al-quwwatul mutakhayalah atau kekuatan yang mampu mengimajanasi tentang kebenaran. Inilah yang dimiliki para nabi atau aqal yang diterima dari aqal fa’al atau aqal aktif. Aqal fa’al diterima dari aqal kulli atau universal. Aqal kulli dari wujud yang mutlaq. ?

“Saya ingin mengatakan, intuisi lebih universal, lebih membawa kebenaran daripada aqal, daripada logika. Puncaknya dari intuisi itu adalah wahyu. Wahyu itu dari dzauq, bukan dari aqal. Ilham, ilmu laduni, al-quwwatul mutakhayalah, wahyu puncaknya. Sebuah kebenaran diambil dengan perangkat yang halus. Aqal itu masih kasar karena menggunakan logika. Jika menggunakan dzauq, ini sudah menggunakan perangkat halus, atau software,” jelasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, dzauq pasti akan membawa kita kepada kebenaran universal dan di situlah kita bisa berbuat banyak untuk dakwah.?

“Ud’u ila sabili rabbika bilhikmah, ay bil medsos, tafsirnya saya”; wal mauidhatil hasanah, dengan redaksi menarik atau PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” katanya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 02 April 2009

Silaturahim Kebudayaan, Lesbumi Pamerkan 99 Keris

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama menggelar Silaturahim Kebudayaan bertema “Meneguhkan Kebudayaan, Memperkuat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu” di gedung PBNU, Jumat (28/7). Pada kesempatan itu, Lesbumi memamerkan 99 keris yang diletakkan berjejer di atas meja lengkap dengan warangkanya.?

Menurut salah seorang panitia, Donny Satryowibowo, Lesbumi ingin memulangkan kembali kesadaran masyarakat tentang cinta tanah air. Hal tersebut sangat berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang tidak dapat lepas dari tosan aji termasuk keris. ?

Silaturahim Kebudayaan, Lesbumi Pamerkan 99 Keris (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahim Kebudayaan, Lesbumi Pamerkan 99 Keris (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahim Kebudayaan, Lesbumi Pamerkan 99 Keris

"Jadi, kali ini kita bicara budaya, dan kami hendak memulangkan kembali kesadaran tentang keindonesiaan, kenusantaraan. Ibaratnya akar sebagai budaya, sedangkan pohon sebagai bangsa. Bagaimana kita bisa mengharapkan pohon bangsa ini besar jika akarnyatidak subur?" terang Donny.?

Ia menambahkan, sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak lepas dari tosan aji, perkerisan. Dari zaman sebelum Wali Songo, Pangeran Diponegoro, bahkan sampai zaman modern pada era Panglima Sudirman, berkaitan dengan keris.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Koordinator Divisi Sastra, Folklor, Permainan Dedaktik Lesbumi itu lebih lanjut menjelaskan tosan aji merupakan istilah bahasa Jawa untuk semua jenis pusaka yang melalui proses penempaan. Dapat pula diartikan sebagai besi yang dimuliakan.?

Semua keris yang dipamerkan adalah koleksi pribadi Donny dan rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitas Jayakarta. Yakni komunitas yang aktif melakukan kegiatan dalam rangka melestarikan kebudayaan Indonesia melalui tosan aji.?

Ada seratus lebih keris yang dibawa Donny ke lokasi pameran. Namun, hanya 99 yang ditampilkan. "Biar sama dengan jumlah Asmaul Husna yang 99," ujar pria yang mengajar kesenian di Institut Kesenian Jakarta tersebut. (Alika Rukhan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perjuangan Gus Dur Diteladani Semua Kalangan

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada masa hidupnya, sikap kontroversial guru bangsa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang mengundang rasa sinis beberapa kalangan. Namun sekarang, semuanya mengakui dan meneladani perjuangan Gus Dur.?

Perjuangan Gus Dur Diteladani Semua Kalangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangan Gus Dur Diteladani Semua Kalangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangan Gus Dur Diteladani Semua Kalangan

Demikian yang dirasakan seniman lawak asal Kota Kudus Hidayat Marhaban dalam mengenang sosok presiden keempat Gus Dur.

Ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai acara Haul Gus Dur di Kudus, Ahad (13/12) lalu, Marhaban sangat mengagumi sosok presiden keempat ini. Menurutnya, meski memiliki sikap Kontroversial tetapi Gus Dur sangat dihormati dan disegani.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita sangat mengakui Gus Dur adalah tokoh yang tidak ada bandingannya. Banyak yang merasa gelo? (menyesal) tidak sejalan dengan perjuangannya,” kata Marhaban.

Ia mengakui ? dirinya selalu meneladani perjuangan Gus Dur terutama pluralisme. Dalam setiap kesempatan melawak, lanjut Marhaban, selalu mengedepankan nilai-nilai pluralism yang dikembangkan Gus Dur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ajaran pluralism beliau tidak main-main,karena sangat berarti bagi bangsa ini. Saya sering meniru dengan manggung melawak di kegiatan-kegiatan agama non Islam,” tandas Marhaban.

Pelawak yang kondang lewat kelompok “Kretek Group” ini membenarkan pernyataan Gus Dur tentang islam tidak perlu dibela tetapi dihayati dan diamalkan. Menurut Marhaban, Islam sudah menjadi agama yang benar jadi tidak perlu dibela.

“Kalau dibela berarti Islam itu seakan memiliki kesalahan.Padahal telah menjadi agama yang benar dan rohmatal lil alamin," tambahnya.

Saat ditanya kapan mengenal cucu KH Hasyim Asy’ari ini, Marhaban ? mengaku pada waktu Gus Dur menjadi ketua dewan kesenian Jakarta. (DKJ).

“Ketika saya di Jakarta , Saya pernah manggung satu paket dengan Gus dur yang masih sebagai ketua DKJ,” tuturnya.

Terkait pandangan Gus Dur terhadap kesenian, Marhaban menegaskan Gus dur memiliki prinsip kesenian adalah kedamaian. Barang siapa ? yang melakukan aktifitas kesenian harus membawa kedamaian.

“Semangat kesenian dan kebudayaan belaiau sangat tinggi. Pokoknya tidak ada duanya tokoh sehebat Gus Dur,” kata Marhaban berapi-api.

Di akhir perbincangan, Marhaban berpesan generasi yang memiliki kebenaran ? harus merapatkan barisan untuk merubah kesalahan yang terjadi dinegeri ini.?

“Pandangan dan perjuangan Gus Dur harus ditularkan pada generasi sekarang. Karena kita sangat krisis kepemimpinan seperti sosok Gus Dur,” pungkas Marhaban.

Redaktur ? ? : A.Khoirul Anam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 11 Januari 2009

Ridwal Kamil Paparkan Kiat Memimpin Bandung di Pesantren Tebuireng

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Banyak cara yang harus dilakukan para pemimpin agar bisa sukses membawa perubahan. Namun yang lebih utama adalah keteladanan, menjaga ucapan, serta memperbanyak silaturahim.

Sejumlah pesan ini disampaikan H Ridwan Kamil saat memberikan kuliah umum di Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (8/3). Menurut Wali Kota Bandung tersebut, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan orang kebanyakan. "Masing-masing memiliki waktu 24 jam," jelas Kang Emil, sapaan akrabnya.

Ridwal Kamil Paparkan Kiat Memimpin Bandung di Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)
Ridwal Kamil Paparkan Kiat Memimpin Bandung di Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)

Ridwal Kamil Paparkan Kiat Memimpin Bandung di Pesantren Tebuireng

Akan tetapi, bagaimana mengatur waktu yang sudah dimiliki tersebut untuk kegiatan yang lebih terukur. "Ada waktu untuk diri sendiri, ibadah, keluarga serta masyarakat," ungkapnya. Dan semakin banyak waktu yang diberikan untuk khalayak, tentu akan lebih baik, lanjutnya sembari mengutip sebuah hadits.

Pada acara yang juga diikuti sejumlah ustadz, guru dan pimpinan pesantren tersebut, Kang Emil memaparkan sejumlah terobosan ketika memimpin Bandung. "Memang butuh waktu agar ide kita bisa diterima dengan baik oleh masyarakat," katanya. Termasuk memindahkan mereka yang menempati kawasan kumuh ke lokasi pemukiman yang lebih layak. "Untuk sosialisasi, saya butuh waktu selama setahun," kisahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itu, Kang Emil memanfaatkan betul silaturahim dengan warga, sekaligus menjaga ucapannya. "Saat itu saya harus duduk bersama mereka sembari memberikan pemahaman terkait ide relokasi tersebut," jelasnya. Dan lewat komunikasi yang kian intensif tersebut, akhirnya warga dapat menerima pemindahan dengan tanpa ada perlawanan berarti, lanjutnya.

Yang tidak kalah penting dari silaturahim tersebut adalah bagaimana menjaga ucapan agar jangan ada yang menyakiti masyarakat. "Apa senjata yang lebih tajam?" katanya sembari mengisahkan dialog Imam al-Ghazali dengan muridnya. "Bukan pedang, pisau dan sejenisnya, akan tetapi lisan atau ucapan," ungkapnya.

Terkait ide gerakan ngaji usai waktu Magrib dan shalat Shubuh berjamaah, Kang Emil menandaskan bahwa hal tersebut sebagai kewajiban pemimpin. "Kami tidak hanya mengejar kemajuan fisik, juga mental," katanya.

Dia beralasan bahwa banyak warga negara yang penduduknya ternyata merasa tidak nyaman kendati pembangunan infrastruktur dan kemajuan ekonomi berkembang pesat. "Minimal saya bisa mempertanggungjawabkan di akhirat bahwa yang saya bangun selama ini tidak semata kemajuan fisik," jelasnya.

Di akhir paparannya, Kang Emil berharap para santri kelak dapat menjadi kalangan yang mandiri serta peduli dengan keadaan. "Menjadi orang yang turun tangan, bukan lepas tangan," katanya. Juga bukan mereka yang tangannya di bawah, justru di atas, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Usai memberikan kuliah umum, Kang Emil melanjutkan ziarah ke makam keluarga Tebuireng serta bertemu KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di dalem kasepuhan. ? (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 06 November 2008

KH Said Aqil : Tahlilan Itu Sakti

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tahlilan, siapa Nahdliyin yang tidak pernah mendengar kata itu? Pasti semuanya pernah mendengar bahkan rutin melaksanakan kegiatan tahlilan ini. Meskipun akhir-akhir ini berbagai ormas islam di luar NU teriak-teriak bahwa tahlilan itu bid’ah, kaum Nahdliyin ini tetap rutin dilaksanakan.

KH Said Aqil : Tahlilan Itu Sakti (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Said Aqil : Tahlilan Itu Sakti (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Said Aqil : Tahlilan Itu Sakti

Ada satu hal yang cukup menarik mengenai tahlil yang disampaikan oleh KH Said Aqil Siroj dalam seminarnya di acara Munas ? ke-2 KMNU di Auditorium FPMIPA UPI. Ia menjelaskan bahwa Indonesia bisa tetap berdaulat sampai saat ini salah satunya adalah karena adanya tahlilan.?

Ketua Umum PBNU itu mengisahkan bahwa zaman revolusi kemerdekaan dulu salah seorang tentara menghianati Jendral Sudirman dengan memberi tahu tempat persembunyian sang Jenderal. Dikarenakan ? insting sang Jenderal tajam, akhirnya beliau memilih berdoa dengan cara tahlilan bersama prajuritnya. Begitu para tentara musuh menyergap persembunyian Jenderal Sudirman, mereka tidak percaya bahwa yang sedang tahlilan itu adalah Jenderal Sudirman.

Mosok Jenderal panglima perang tahlilan,” pikir tentara sekutu, hingga selamatlah panglima perang yang berkonstribusi besar untuk kemerdekaan NKRI ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari situ bisa diambil dua ? kesimpulan. Yang pertama, tahlilan itu sakti, bisa menyelamatkan kemerdekaan republik ini dan yang kedua, Jendral Sudirman itu orang NU karena ia ikut tahlilan. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Tegal, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 02 November 2008

Muslimat NU Jombang Segera Bentuk Desa Aswaja

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rencana Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU untuk mendirikan Desa Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di Indonesia akan segara ditindaklanjuti oleh Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.?

Muslimat NU Jombang Segera Bentuk Desa Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Jombang Segera Bentuk Desa Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Jombang Segera Bentuk Desa Aswaja

Hal ini disampaikan Ketua PC Muslimat NU Jombang Hj Munjidah Wahab saat menghadiri kegiatan bedah buku Khazanah Aswaja di aula Kantor Muslimat NU setempat, Ahad (15/1).?

Ia menjelaskan Desa Aswaja yang direncanakan PP Muslimat itu memang membutuhkan waktu yang cukup panjang, hingga Ketua PP Muslimat NU, Khafifah Indar Parawansah beserta para timnya, kata putri Mbah Wahab ini mentargetkan sampai tahun 2026 mendatang.

Secara umum, gambaran Desa Aswaja adalah menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan yang diselenggarakan. "Jadi Aswaja tidak hanya dipelajari dan dibedah saja, namun kita aplikasikan pada kehidupan sehari-hari, baik dalam berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Bu Munjidah menambahkan, hal itu juga akan digagas olehnya dengan para Pengurus Muslimat NU yang lain. Digagasnya Desa Aswaja di Jombang sebagai percontohan untuk daerah-daerah yang lain.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Nah ini merupakan suatu harapan dan keinginan dari PP Muslimat untuk menjadikan Desa Aswaja, kayak apa bentuknya, itu masih direncanakan, di Kabupaten Jombang untuk menjadi percontohan, nanti akan kita siapkan juga yang bekerja sama dengan berbagai pihak di elemen NU," tuturnya.

Namun demikian, terkait kapan didirikannya dan bagaimana konsepnya, serta siapa saja pihak yang terlibat, Bu Munjidah belum bisa memastikan, pihaknya masih akan terus berkoordinasi dengan sejumlah Pengurus Muslimat NU di Kota Santri ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Bupati Jombang itu juga mengingatkan kepada seluruh warga nahdhiyin Jombang bahwa Konferensi Cabang (Konfercab) NU Jombang semakin hari semakin dekat. Ia berharap Konfercab yang akan berlangsung 22-23 April 2017 mendatang di Pondok Pesantren Tebuireng bisa berjalan sesuai rencana dan muncul sosok pemimpin yang dapat membawa perubahan yang lebih baik lagi.

"NU di Jombang itu besar, semoga nantinya mendapatkan pemimpin yang bisa mengayomi, dan yang bisa mengarahkan kita semua," tutupnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah