![]() |
| RMI Jombang: 22 Oktober Sejarah Perjuangan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online) |
RMI Jombang: 22 Oktober Sejarah Perjuangan Pesantren
Ketua RMI NU Jombang Shobih mengatakan, Hari Santri Nasional itu diperlukan sebagai kesadaran sejarah perjuangan pesantren pada zamannya. Dulu mereka berperang fisik melawan penjajah, mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih.Sekarang, kata dia, santri tetap harus berjuang, yaitu mengisi kemerdekaan dengan penguatan pemahaman keislamannya. “Perlu adanya penguatan pemahaman para santri melalui setiap lembaga pondok pesantrennya, khususnya yang beraliran dengan ahlussunnah wal jamaah (Aswaja),” ungkapnya di kediamannya Jumat (9/10).
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Target peringatan Hari Santri Nasional, kata dia, adalah menguatkan ukhwah islamiyah antar-lembaga pesantren. Ia menilai kontribusi Pondok Pesantren sangat menentukan perkembangan NU ke depan.“Sekarang kan ada istilah NU itu sebagai pondok pesantren besar, sementara pondok pesantren itu adalah NU kecil,” ujarnya sambil tersenyum dan mempersilahkan hidangan yang sudah disediakan.
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dari silaturahim itu RMI NU dapat membedakan pondok pesantren Aswaja NU dan bukan. Karena, sekarang banyak pesantren mengaku Aswaja yang bukan NU. Makanya pada pertemuan itu, akan dilakukan pendataan pesantren se-Jombang.Masih dalam merayakan Hari Santri, akan diluncurkan website RMI NU yang berisi profil-profil pesantren se-Jombang. “Pondok Pesantren yang sudah didata sebelumnya kami masukkan ke sana,” tutupnya. (Syamsul/Abdullah Alawi)
Dari Nu Online: nu.or.id
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
