Selasa, 27 Juli 2010

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diperingati oleh banyak elemen di berbagai daerah, tak terkecuali Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten.

Sabtu (14/1), STISNU Nusantara menggelar acara tahunan ini di kampus setempat, Tangerang, dengan menghadirkan istri almarhum Gus Dur, Nyai Sinta Nuriyah Rahman Wahid.

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta (Sumber Gambar : Nu Online)
STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta (Sumber Gambar : Nu Online)

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta

H. Muhamad Qustulani, ketua panitia yang juga wakil ketua bidang akademik di STISNU Nusantara Tangerang, menjeleaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif Gusdurian Kota Tangerang bersama para mahasiswa STISNU Nusantara yang kangen terhadap Gus Dur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Iyah, jadi tema haulan Gus Dur di Tangerang (adalah) “Kangen Gus Dur”, kangen sosoknya yang mukhlis beragama, ajarannya yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, pemikiran dan keilmuan yang tabahhur, luas dan penuh kemanfaatan, celotehannya penuh canda dan makna, sehingga kita semua kangen Gus Dur," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebab itu, di tengah kondisi negeri yang sedang sakit, penuh fitnah, dan saling menghujat, apalagi di dunia maya (media sosial), maka pemikiran Gus Dur untuk Indonesia pantas kita gunakan dan aplikasikan, dengan mengedepankan persatuan dan penuh kasih sayang,” tambahnya.

Bu Sinta, sapaan akrab Nyai Sinta Nuriyah, mengaku tiap kali menghadiri haul Gus Dur ia merasa sedih dan haru. Sedih karena kangen dengan sosoknya, haru karena banyak orang masih cinta Gus Dur, termasuk orang-orang yang dahulu menghina dan mencaci Gus Dur.

Ia juga mengaku perihatin atas kondisi bangsa saat ini yang mudah disulut isu serta informasi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan. Rakyat saeakan sulit melakukan tabayun dan mencari informasi berimbang.

“Maka yang bisa dilakukan yaitu dengan cara kembali mengulang memori tentang ajaran-ajaran Gus Dur yang penuh kasih dan sayang, menunjukan Islam ramah bukan yang marah. NKRI harga mati," tegasnya.

KH Edi Junaedi Nawawi, Mustasyar PCNU Kota Tangerang dalam tausiyahnya menjelaskan tentang makna dari tahlilan, "la ilaha illallah", bahwa tidak ada Tuhan yang akan mengampuni kesalahan almagfurllah KH Abdurrahman Wahid bin KH Abdul Wahid Hasyim kecuali Allah. Sebab itu, insya Allah almarhum almagfurlah dalam kebahagiaan dan kesenangan di sisi Allah, dan ajaran-ajaranya pun dapat dirasakan untuk kita (rakyat), agama, bangsa, dan negara.

Acara ditutup? ? dengan doa oleh KH Edi Junaedi Nawawi. Hadir pada acara tersebut KH A. Syubakir Toyib (Pembina Gusdurian setempat), KH Aliyuddin Zen Pandawa (Murabbi Ruh STISNU Nusantara), KH Arif Hidayat (Katib Syuriah PCNU Kota Tangerang), KH A. Bunyamin (Ketua PCNU Kota Tangerang), KH Dedi Miftahudin (Ketua ISNU Kota Tangerang), Rudi (perwakilan Boen Tek Bio), Nur Asyik (Ketua Gusdurian Kota Tangerang), Khoirul Huda (Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang), dan para ulama lainnya bersama warga Nahdliyin serta mahasiswa STISNU Nusantara. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Juli 2010

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para pendekar yang tergabung di Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa juga membantu warga korban banjir di bantaran Ciliwung Kelurahan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta.

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir

Menurut Sekretaris Umum Pagar Nusa, M. Nabil Harun, timnya sudah dari hari Selasa mendirikan Posko banjir di kelurahan tersebut.

“Kami akan tetap di Posko sampai banjir benar-benar usai,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Posko Pagar Nusa, Ahad, (20/01).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nabil menambahkan, membantu korban banjir adalah bagian dari jiwa kependekaran yaitu sikap setia kawan dan tolong-menolong kepada sesama yang membutuhkan. “Dan tentunya tanpa melihat latar belakangnya,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejak didirikan, Posko tersebut jadi tempat distribusi bantuna bahan makanan, minuman untuk warga. Hari ini Pagar Nusa kembali akan menyalurkan bantuan yang disumbang Kemenakertrans.

Salah satu kesaksian warga kepada pandekar Pagar Nusa disampaikan salah seorang anggota Forum Pemuda Bidaracina, Andi Candra. “Selasa malam, Pagar Nusa datang dengan dua perahu karet untuk membantu evakuasi warga,” terangnya.

Lebih jauh, pria berusia 38 tahun menjelaskan, Kelurahan Bidaracina dilanda banjir setidaknya 5 tahun sekali. “Yang terparah tahun 2002 dan 2007,” katanya.

Seperti diketahui, sejak hari Senin lalu, 3 RW yaitu RW 2, 3, dan 15, dilanda banjir. Sekitar 500 warga mengungsi di kantor-kantor RW, di sekolah dan rumah-rumah sekitar yang tidak terkena banjir.

Dalam pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, siang ini Ciliwung sudah surut. Sementara warga sibuk membersihkan lumpur yang memenuhi rumah mereka. “Membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk membersihkannya,” pungkas Andi.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Juli 2010

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memberi perhatian terhadap proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik di Indonesia. Namun, ia juga tidak memungkiri, demokrasi saat ini telah tercoreng dengan penggunaan isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA

Setidaknya menurut Kiai Said, isu SARA ini terlihat ketika perhelatan Pilkada Provinsi DKI Jakarta untuk memilih gubernur dan wakil gubernur 2017 lalu. Demokrasi yang jujur dan fair harus dijaga mengingat 2018 juga dihelat pilkada di 171 daerah dan 2019 memasuki pemilihan presiden dan legislatif.

Dalam berdemokrasi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menyayangkan sejumlah kelompok masih kerap menggunakan SARA, agama jadi isu untuk kepentingan politik sesaat.

“Demokrasi silakan, misal ada dua calon, nggak seneng ini gak usah dipilih, nggak seneng si A gak usah dipilih, gak seneng si B gak usah dipilih, buat apa harus menggunakan isu agama dan SARA, jangan sampai memburu kekuasaan yang hanya lima tahun tetapi merusak tatanan kebangsaan yang sudah berjalan bertahun-tahun,” tegas Kiai Said, Rabu (3/1) di Jakarta.

“Jadikan bangsa Indonesia dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia sebagai kiblat perdamaian, budaya, peradaban bagi dunia internasional,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bercermin dari kasus Pilkada DKI, lanjutnya, kontestasi politik dapat mengganggu kohesi sosial akibat penggunaan sentimen SARA, penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian (hate speech).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dan ini semakin parah karena massifnya penggunaan internet dan media sosial,” ungkap guru besar ilmu tasawuf ini.

Maka, tandasnya, PBNU perlu mengimbau warganet (netizen) agar bijak dan arif menggunakan teknologi internet sebagai sarana menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan perdamaian, bukan fasilitas untuk menjalankan kejahatan dan merancang permusuhan. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Habib, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Juli 2010

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana

Kubu Raya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 50 pemuda mengikuti Pelatihan Kader Dasar sebagai kaderisasi jenjang dasar di tubuh GP Ansor. Selama tiga hari, Jumat-Ahad (28-31/8), mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan kaderisasi di madrasah Miftahul Huda desa Sungai Malaye yang diadakan untuk pertama kali oleh GP Ansor Kubu Raya, Kalbar.

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana

Tampak hadir dalam pembukaan PKD ini ialah Pengurus NU Kubu Raya, Romawi Martien dari PP GP Ansor, Ketua GP Ansor Kalbar Nurdin, Ketua GP Ansor Mempawah Rajuini, Sekda Kubu Raya, Kepala Dinas Kemenag Kubu Raya, PMII Kubu Raya, serta para ulama Kubu Raya.

Selain dari Kubu Raya, peserta PKD juga berasal dari kabupaten Landak, Mempawah, Kota Pontianak, kata Ketua GP Ansor Kubu Raya Junaidi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Junaidi mengharapkan peserta PKD kali ini meneguhkan diri sebagai pelanjut perjuangan ulama terdahulu.

Sementara Nurdin mengingatkan warga NU di Kalbar agar tidak terlena dengan kebesaran warga NU di Indonesia. “Meskipun NU sangat besar dibandingkan organisasi lainnya, hanyak kaderisasi yang bisa dijadikan ukuran kebesaran NU. Karenanya, kaderisasi sangat penting untuk digerakan setiap pengurus daerah.” (Firman/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Doa, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah