Selasa, 18 Juli 2017

Ada Semar dan Jokowi dalam Lukisan tentang Gus Dur

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa kalangan, termasuk para pegiat seni lukis.  Dalam peringatan Haul ke-5 Gus Dur, Komunitas Pelukis (Kopi) Jombang, Ahad  (4/1), mengekspresikan kecintaan teradap ketua PBNU ini dengan coretan di kanvas.

Sedikitnya 10 gambar dihasilkan komunitas pelukis Jombang, mulai dari Gus Dur dengan tubuh ala tokoh pewayangan Semar, Gus Dur ngontel bersama KH Hasyim Asyari kakeknya,  hingga Gus Dur dengan Jokowi sebagai penerusnya. "Jokowi itu penerus Gus Dur, beliau sama sama merakyatnya dalam memimpin," ujar Soleh pelukis asal Perak Jombang yang kini masih nyantri di pesantren Gontor Ponorogo ini menuturkan.

Ada Semar dan Jokowi dalam Lukisan tentang Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Semar dan Jokowi dalam Lukisan tentang Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Semar dan Jokowi dalam Lukisan tentang Gus Dur

Berbeda dengan Soleh, Sugeng Hartobi melukis sosok Gus Dur dengan tubuh ala tokoh pewayangan yakni Semar. Alasannya presiden ke-4 RI ini merupakan sosok yang sangat mengayomi semua golongan." Kepribadian luhur Gus Dur seperti cerita pewayangan yang diperankan Semar, yang selalu mengayomi semua golongan,"ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Kopi Jombang, Eko Utomo mengaku kegiatan melukis on the spot digelar salah satunya dalam rangka peringatan Haul ke-5 Gus Dur. Dengan melibatkan sebanyak 17 pelukis dan pelajar SMA, Tema yang diambil dalam kegiatan adalah Indonesiaku Kini Haul Gus Dur." Karenanya banyak lukisan tentang sosok Gus Dur yang dihasilkan," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Eko sendiri melukis wajah Gus Dur mengenakan peci di atas kanvas. Setelah itu, para pengunjung dipersilahkan menambahi sendiri. Baik itu berupa tulisan maupun lukisan lanjutan.

Praktis, sejumlah coretan mampir di atas kanvas tersebut. Diantaranya, turunkan harga cabe, K-13 kurikulum galau, pendidikan kok dicoba, serta menuju Indonesia sejahtera.

Eko berpandangan, apa yang ia lakukan itu untuk menggambarkan bahwa Gus Dur merupakan sosok demokratis.

"Semua uneg-uneg kita tampung. Semua pengunjung bisa menuliskannya di atas kanvas tersebut. Lukisan ini demokratis seperti sosok Gus Dur itu sendiri," ujar Eko yang juga seorang guru salas satu SMPN di Jombang menuturkan. (Muslim Abdurrahman/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 17 Juli 2017

Negara Lemah Jika Tanpa Akar Tradisi

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Setiap negara yang kuat pasti memiliki akar tradisi yang kuat. Apabila akar tradisi itu hilang, pasti negara menjadi lemah dan  mudah dijajah. Di antara tradisi yang harus dijaga itu adalah pencak silat, sebagai warisan budaya asli Nusantara. 

Demikian disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Semarang H Anasom ketika diwawancarai menjelang Pembukaan Pelantikan Pengurus, Raker dan Pelatihan Pelatih Tahap I Pencak Silat NU Pagar Nusa Kota Semarang, di Gedung Balaikota Semarang, Ahad (6/8).

Negara Lemah Jika Tanpa Akar Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Negara Lemah Jika Tanpa Akar Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Negara Lemah Jika Tanpa Akar Tradisi

H Anasom yang mengepalai Pusat Studi Islam dan Budaya Jawa (PBIJ) UIN Walisongo Semarang menegaskan, pencak silat tidak sekadar olahraga maupun bela diri pribadi, namun telah terbukti menjadi pondasi perjuangan merebut kemerdekaan.

Ia jelaskan, perlawanan rakyat terhadap penjajah kolonial adalah berbasis tradisi. Senjata yang digunakan juga tradisional. Itu yang dipakai untuk melawan penjajah, kalau bukan pencak silat lantas apa? Tanya dia mengajak evaluasi. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Para pahlawan kita itu adalah para jawara pencak silat. Pencak silat menjadi modal utama melawan penjajah sehingga behasil merebut kemerdekaan," terangnya melalui siaran pers. 

Dosen Fakultas Dakwah UIN Walisongo ini menambahkan, di alam kemerdekaan yang memasuki abad modern kini, akar tradisi semakin diperlukan untuk diperkuat. Negara semakin perlu disokong oleh kekuatan tradisi rakyatnya. 

Lanjut dia, rakyat sebagai pemilih sah negara, yang lahir, hidup dan mendirikan negara, perlu terus mempertahankan tradisinya agar jangan sampai tercerabut dari sanubari. 

"Kita keluarga besar Nahdliyin harus mempertahkan akar tradisi rakyat. Dengan nilai Islam yang kita punya, tradisi bangsa kita menjadi semakin kuat dan menopang negara ini agar tidak goyah atau bahkan hancur," tandasnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khusus untuk internal NU dia berpesan, semua sekolah berbasis NU dan pondok pesantren harus membuka latihan pencak silat, dan  Pagar Nusa sebagai badan otonom NU yang membidangi, diminta menyiapkan pelatih. Menurutnya, lebih bagus lagi apabila diangkat jadi guru olahraga, sehingga menjadi pelatih permanen.

"Dulu di setiap pesantren ada pelatihan pencak silat, itu jadi basis perjuangan para pahlawan bangsa. Tradisi ini jangan sampai hilang. Maka saya minta semua pesantren dan sekolah berbasis NU harus ada latihan Pagar Nusa," pungkasnya. (Red: Abdullah Alawi) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

500 Anggota Banser Bantu Amankan Konferensi Ulama Internasional

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 500 personil Baser gabungan dari Kota dan Kabupaten Pekalongan, Batang dan Pemalang selam tiga hari 27-29 Juli 2016 membantu kepolisian dan TNI amankan lokasi penyelenggaraan Konferensi ulama Internasional bela negara di Kota Pekalongan.

500 Anggota Banser Bantu Amankan Konferensi Ulama Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
500 Anggota Banser Bantu Amankan Konferensi Ulama Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

500 Anggota Banser Bantu Amankan Konferensi Ulama Internasional

Pengerahan personil yang cukup besar ini dilakukan mengingat pelaksanaan kegiatan dibagi di tiga tempat, yakni Hotel Santika, Kanzus Sholawat dan Gedung Djunaid, apalagi ada delegasi peserta dari 39 negara yang hadir secara khusus pada event yang dihelat Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (JATMAN).

Komandan Banser Kota Pekalongan Maftuchin kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, untuk membantu pengamanan tiga lokasi yang dibackup penuh dari kepolisian dan TNI, pihaknya bekerjasama dengan Banser Kabupaten Pekalongan, Batang dan Pemalang.

"Dari 500 personil Banser bertugas secara bergiliran di tiga titik lokasi yang dibagi dalam 3 shift selama tiga hari," ujar Maftuchin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, khusus untuk pengamanan di Hotel Santika, dari pihak kepolisian dan TNI dibantu alat khusus berupa security door di pintu masuk hotel. Pengetatan pengamanan, selain dengan penempatan personel berseragam dan berpakaian preman di sekitar lokasi, juga dengan langkah sterilisasi menggunakan ‘mirror detector’ dan ‘metal detector’. Pengamanan ketat ini dilakukan selama 24 jam, hingga perhelatan konferensi selesai, dan seluruh tamu undangan meninggalkan hotel.

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enriko Sugiharto Silalahi, melalui Kasat Sabhara AKP Ariakta Gagah Nugraha menjelaskan, sedikitnya ada 15 personel yang ditempatkan di hotel tersebut, mereka berpakaian seragam maupun preman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Petugas juga melakukan sterilisasi bagi para pengunjung hotel, baik itu tamu, panitia, maupun umum. Para pengunjung dan barang bawaannya sebelum masuk terlebih dulu diperiksa menggunakan metal detector.

Ariakta menambahkan, pihaknya juga meminta bantuan Polda Jawa Tengah untuk mendatangkan dua unit ‘security door’ yang ditempatkan di depan pintu masuk baik di Hotel Santika maupun Gedung Djunaid. “Ini kita lakukan untuk menjamin keamanan pelaksanaan konferensi. Sterilisasi dilakukan terhadap panitia, tamu, maupun umum,” imbuh dia.

Penyelenggaraan even tingkat internasional membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Kota Pekalongan. Pasalnya, tamu yang ribuan jumlahnya sebagian besar ditempatkan di rumah rumah penduduk di wilayah Pekalongan Selatan. Bagi warga yang rumahnya ditempati tamu selama acara berlangsung merupakan kebanggaan yang tidak bisa dihitung secara materi.?

"Ini suatu kebanggaan bagi kami dan masyarakat warga Buaran dan masyarakat Kota maupun Kabupaten Pekalongan, karena di samping bisa membantu menyediakan penginapan bagi tamu Habib Luthfi, juga mereka bisa beli oleh-oleh khas Pekalongan berupa batik untuk dibawa pulang usai acara," ujar Muhtarom. (Abdul Muiz/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Nahdlatul Ulama, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fajrul Falaakh, Mantan Ketua PBNU Meninggal Dunia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Inna lillahi wa inna ilaihi ro’jiun. Mantan Ketua PBNU, ahli hukum tata negara HM. Fajrul Falaakh meninggal dunia di RS Harapan Kita, Jakarta, Rabu (12/2) hari ini, sekitar pukul 13.10 WIB. Jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Dato Tonggara No 8, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Fajrul Falaakh, Mantan Ketua PBNU Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Fajrul Falaakh, Mantan Ketua PBNU Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Fajrul Falaakh, Mantan Ketua PBNU Meninggal Dunia

Informasi disampaikan adik Fajrul Falaakh, M Romahurmuzi melalui pesan singkat yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Almarhum meninggal karena sakit dan sempat dirawat karena mengalami gagal ginjal.

Anggota Komisi Hukum Nasional itu lahir di Gresik Jawa Timur, tanggal 2 April 1959 silam. Ia bergelut di bidang ilmu hukum sejak menempuh pendidikan di? Fakultas Hukum UGM Yogyakarta. Ia juga sempat memperdalam ilmu hukum di Inggris dan Amerika Serikat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fajrul Falaakh menjadi anggota majelis Dewan Kehormatan Pusat Perhimpunan Advokat Indonesia (sejak 2008), dan anggota Komisi Hukum Nasional RI (sejak 2000). Ia juga memperoleh Satya Lencana Pengabdian 17 tahun dari Presiden RI tahun 2004.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Putra pendiri IPNU KH Tholchah Mansyur, kakak kandung Mantan Ketua Umum IPPNU Safira Rosa Machrusah itu masuk dalam kepengurusan NU di tingkat pusat pada periode kepengurusan KH Hasyim Muzadi, sebagai salah satu Ketua PBNU yang membidangi persoalan hukum.

Fajrul Falaakh dikenal anak-anak muda NU sebagai sosok senior yang mumpuni di bidang ilmu hukum dan tata negara. Menurut mantan Ketua Umum IPNU H Asrorun Niam, meski aktif di bidang akademis, Fajrul tetap selalu mendampingi anak muda NU dan para aktivis. Ia memberikan banyak informasi dalam persoalan hukum dan tata negara.

“Pada saat anak muda NU larut di dunia aktivis, beliau malah berkecimpung di dunia akademis. Beliau merupakan inspirasi zamannya. Kita tentunya merasa sangat kehilangan sosok yang mengayomi dan aktif mendampingi anak-anak muda,” kata Niam. (Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 16 Juli 2017

GP Ansor Waykanan Keluarkan 9 Sikap Politik

Waykanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada diklatsar dan PKD di Blambangan Umpu, Selasa (25/4), Gerakan Pemuda Ansor Waykanan menandatangani sembilan sikapnya menghadapi pemilu April mendatang. Sembilan poin ini menjadi pedoman politik kader GP Ansor dan Banser Waykanan.

GP Ansor Waykanan Keluarkan 9 Sikap Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Waykanan Keluarkan 9 Sikap Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Waykanan Keluarkan 9 Sikap Politik

Dalam Sembilan poin itu, GP Ansor Waykanan menyatakan, memegang teguh Khittah NU 1926, mengajak warga menciptakan perdamaian, mengawal dan mewujudkan Pemilu damai 2014, ? menjamin kebebasan hak asasi setiap anggota untuk menggunakan hak pilih sesuai kehendak hati, tidak memihak calon atau partai peserta Pemilu 2014.

Kecuali itu, GP Ansor Waykanan mengimbau kader dan warga menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2014, mengharapkan kadernya untuk menjadi pemilih cerdas, memilih caleg berdasarkan rekam jejak dan kapasitasnya, mengimbau warga menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI, dan mengimbau kader dan warga menolak politik uang demi menciptakan Pemilu 2014 yang bersih.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PC GP Ansor Waykanan mengatakan, “GP Ansor sebagai elemen kepemudaan perlu terlibat konkret dalam Pemilu ini, sebagai bagian pengawalan jalannya demokrasi di NKRI.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sembilan sikap ini merupakan nota kesepahaman antara GP Ansor dan KPU Waykanan di pesantren Roudhotul Mutaqin. (Gatot Arifianto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 14 Juli 2017

Yang Bertempur Lawan Tentara Inggris itu Berkopiah dan Bersarung

Trenggalek, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok Pesantren Qomarul Hidayah (PPQH) —salah satu pesantren tertua di Trenggalek— menggelar Bincang Santai Nasionalisme Kaum Santri, Ahad (19/11). Kegiatan bertempat di aula PPQH II Tugu, Trenggalek, Bincang Santai mengambil tajuk Nasionalisme Religius Kaum Santri, Meneguhkan Kecintaan Kepada NKRI.



Yang Bertempur Lawan Tentara Inggris itu Berkopiah dan Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)
Yang Bertempur Lawan Tentara Inggris itu Berkopiah dan Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)

Yang Bertempur Lawan Tentara Inggris itu Berkopiah dan Bersarung

Bincang Santai yang diikuti seratusan santri dan banom NU Trenggalek menghadirkan Rijal Mumazziq Z, Ketua Lembaga Talif wan Nasyr (LTN) PCNU Surabaya, dan Dosen UIN Maliki Malang Misbahus Surur.

Dengan selingan humor khas santri, Gus Rijal bercerita panjang lebar mengenai perjuangan para santri dan kiai dalam pertempuran November di Surabaya, karena adanya fatwa Resolusi Jihad dari Hadratussyaikh Hasyim Asyari.

"Jadi, jangan dikira yang bertempur melawan tentara Inggris itu berpakaian doreng bersenjata lengkap, gagah, seperti di film Rambo. Tapi (yang bertempur itu) mereka yang memakai sarung dan kopiah, dengan senjata seadanya," tutur Gus Rijal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Surur memaparkan tentang kebhinekaan dan sifat toleran yang menjadi karakter masyarakat nusantara sejak sebelum Islam datang.

Selepas acara, Ketua Panitia, Gus Mahbub Cholil (Gus Abub) mengatakan kegiatan Bincang Santai tersebut merupakan agenda awal sebelum diadakan pelatihan jurnalistik santri.

"Santri Trenggalek harus menguasai jurnalistik untuk menghadapi propaganda dari media-media radikal dan intoleran yang merongrong NKRI," tutur Gus Abub. (Androw Dzulfikar/Kendi Setiawan)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 Juli 2017

Kang Said Ngaji Tasawuf di PBNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pengajian tasawuf di kantor lantai lima, samping beranda PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (7/1) malam. Pengajian Tasawuf ini diasuh langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan selanjutnya direncanakan rutin setiap Senin pukul 16.00 WIB di tempat yang sama.

Kang Said Ngaji Tasawuf di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Ngaji Tasawuf di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Ngaji Tasawuf di PBNU

Pembukaan pengajian tasawuf berlangsung mulai ba’da Magrib hingga pukul 20.30. Pengajian diikuti oleh sedikitnya lima puluh dua orang. Mereka terdiri dari pengurus pusat seluruh lembaga, lajnah,dan badan otonom NU.

Sementara pengajian Tasawuf ini mengambil Disertasi Doktoral KH. Said Aqil Siroj sebagai materinya. Disertasi tersebut berbahasa Arab. Layalaknya di pesantren yang mengaji kitab kuning, Kang Said membacakan disertasinya kalimat perkalimat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pengajian perdana, Kang Said membahas pertama kali asal usul kata ‘sufi’. Perdebatan para ulama terkait asal kata ‘sufi’, mengambil banyak halaman dalam disertasinya. Sedikitnya, Kang Said memasukkan sejumlah pendapat ulama salaf, khalaf, maupun karya orientalis terjemahan Arab terkait akar kata ‘sufi’ dalam disertasinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat pengajian berlangsung, Kang Said pun membutuhkan spidol dan papan tulis yang terbuat dari kertas. Kang Said berulang kali bangun dari kursinya untuk menulis kata dasar ‘sufi’. Tidak jarang, dia melafalkan akar kata ‘sufi’ dengan metode ilmu Shorof yang dahulu pernah dipelajarinya di pesantren.

Meskipun pembahasan materi kajian cukup mendalam, Kang Said membawakan pengajiannya dengan gaya yang santai. Dia kerap kali membuat kejutan-kejutan yang membuat tertawa para hadirin. Sesekali sindiran tajam untuk seseorang yang berperilaku sombong dan keakuan yang tinggi, dihadirkan dalam bentuk humor keseharian masyarakat Indonesia. Meskipun dengan cara humor, peserta pengajian dapat menangkap substansi penyampaian Kang Said.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah