Rabu, 13 Februari 2013

Cegah Pengaruh Buruk Narkoba, MA Futuhiyyah Kunjungi BNN

Bogor, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk mengantisipasi terjadinya bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, MA Futuhiyyah 2 (MAF2) Mranggen Demak, Jawa Tengah melakukan rihlah (perjalanan) ilmiah ke Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido Kabupaten Bogor.

Cegah Pengaruh Buruk Narkoba, MA Futuhiyyah Kunjungi BNN (Sumber Gambar : Nu Online)
Cegah Pengaruh Buruk Narkoba, MA Futuhiyyah Kunjungi BNN (Sumber Gambar : Nu Online)

Cegah Pengaruh Buruk Narkoba, MA Futuhiyyah Kunjungi BNN

Kegiatan ini, dilaksanakan untuk memberi pemahaman akan bahayanya penyalahgunaan narkoba bagi para remaja terutama pelajar agar senantiasa terhindar dari pengaruh negatif narkoba dan dampak buruknya yang akhir-akhir ini marak terjadi di kalangan remaja.

Rombongan disambut oleh staf Balai Besar Rehabilitasi BNN Agrippina Decila Putri Siregar. Menurutnya sesuai data dari BNN bahwa 2,2% atau 4,2 juta rakyat Indonesia menyalahgunakan narkoba. Kurang lebih 40 sampai 50 orang perhari meninggal dunia karena overdosis dan 22% dari mereka adalah pelajar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena sangat berbahayanya narkoba saat disalahgunakan, maka saya berpesan pada adik-adik jangan pernah sekali-kali mencoba narkoba,” tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pertemuan ini juga didatangkan residen (pecandu) yang sedang mengikuti rehabilitasi dari berbagai daerah di Indonesia dan bertukar pengalaman dari saat mereka mengenal narkoba, menjadi pecandu sampai direhabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN ini. “Sekali kalian mencoba narkoba, maka narkoba akan menghancurkan masa depan dan hidup kalian,” ungkap salah satu residen dari luar jawa.

Rihlah Ilmiah MAF2 diikuti oleh seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 213 dan didampingi oleh 18 guru, berlangsung dari Senin sampai Kamis (16 – 19/11).

Ketua panitia, Mukromin Birry, SPd mengungkapkan bahwa Rihlah Ilmiah ini dilakukan rutin tiap tahun oleh Madrasah. Menurutnya kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya sekedar menghibur diri atau bersenang-senang semata, namun dengan melakukan kunjungan dan mengamati berbagai destinasi yang sudah direncanakan oleh panitia, dimana nantinya akan dijadikan sebagai materi dalam penyusunan karya tulis.

“Kegiatan Rihlah Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran outdoor ? dan meningkatkan kompetensi para siswa, karena dari kegiatan ini nantinya siswa dituntut untuk menulis laporan dan membuat karya tulis ilmiah,” jelasnya.

Ia pun melanjutkan, kegiatan ini sesuai visi misi madrasah yakni membekali pengetahuan dan kemampuan siswa melanjutkan pendidikan tinggi, mengembangkan diri di masyarakat dan berakhlak karimah serta menciptakan kehidupan religius di lingkungan madrasah, diekspresikan dengan perilaku disiplin, ikhlas dan bebas berkreasi. ?

Sebelum berkunjung ke Balai Besar Rehablitasi BNN, siswa diajak untuk berziarah dan bertawassul di makam Al Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Atthas Pekalongan, Makam Syeikh Maulana Syamsuddin Pemalang. Juga melakukan kunjungan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Bandung, serta berwisata ke wahana eduwisata trans studio Bandung.

“Saya berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif dalam pengembangan pengetahuan siswa dalam menangkal adanya berbagai pengaruh buruk tentang narkoba, sehingga mereka dapat membentengi diri di lingkungan masing-masing nantinya,” harap kepala madrasah, H. Helmi Wafa, SE.

Salah satu siswa, Afrida Dwi Rahmwati mengungkapkan rasa syukur dan gembira sekali dapat mengikuti dalam Rihlah Ilmiah ini, banyak pengalaman baru yang didapatkan dalam kegiatan ini, sehingga antar teman semakin tambah akrab karena harus bekerja sama dalam melaksanakan berbagai tugas dari guru.

“Walaupun lelah dan menguras tenaga, kegiatan ini sungguh menyenangkan. Pengalaman pun semakin bertambah terutama tentang bahaya dan dampak buruk penyalahgunaan narkoba,” tuturnya. (Ben Zabidy/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Februari 2013

Lingkar Muda NU Kaji Isu NU dan Politik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sediitnya 17 anak muda NU menghadiri kajian rutin yang digelar lingkar muda NU di Gedung PBNU lantai lima, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (8/5) sore. Dalam kesempatan ini, mereka mengkaji isu NU dan politik.

Menurut koordinator kajian lingkar muda NU Syaiful Arif, kajian rutin ini memasuki diskusi keempat. Kajian digelar dalam rangka membangkitkan kembali gairah pemikiran di kalangan muda NU.

Lingkar Muda NU Kaji Isu NU dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Lingkar Muda NU Kaji Isu NU dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Lingkar Muda NU Kaji Isu NU dan Politik

“Kajian rutin itu tidak menunjuk tempat dan hari tertentu. Keduanya ditentukan begitu saja sesuai dengan kesepakatan forum,” kata Syaiful Arif kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai kajian, di lokasi kajian.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diskusi lingkar muda NU kali ini menghadirkan Wakil Ketua Umum PBNU KH Asad Said Ali. Kajian berlangsung selama dua jam penuh. Diskusi kali ini berjalan seperti biasa; pemaparan oleh pembicara dan dialog.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam diskusi itu, KH Asad Said Ali mengatakan bahwa perjuangan politik NU bukan mengedepankan capaian-capaian kekuasaan atau perolehan suara sebanyak-banyaknya. “Perjuangan politik NU lebih didasarkan pada nilai-nilai ke-NUan sebagai esensi politik,” katanya.

Di hadapan peserta diskusi, KH Asad Said Ali mengungkapkan bahwa nilai-nilai dasar ke-NUan yang meliputi keislaman sekaligus kebangsaan Indonesia ini jadi ukuran keberhasilan perjuangan politik NU.

Secara konkret, KH Asad Said Ali menunjuk bahwa basis perjuangan NU berupa kemaslahatan baik materil berupa kesejahteraan rakyat; maupun moril berupa kesusilaan sesuai dengan etika ketimuran.

? Penulis: Alhafiz Kurniawan?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 27 Januari 2013

IPNU-IPPNU Probolinggo Galang Dana Bantuan Korban Kelud

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagai bentuk kepedulian sesama, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Probolinggo melakukan penggalangan dana untuk korban letusan gunung Kelud di perempatan desa Laweyan kecamatan Sumberasih, Probolinggo, Selasa (25/2).

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 13.00 WIB ini melibatkan sedikitnya 12 pengurus IPNU dan 13 pengurus IPPNU. Selain pengurus cabang, relawan juga berasal dari pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Probolinggo.

IPNU-IPPNU Probolinggo Galang Dana Bantuan Korban Kelud (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Probolinggo Galang Dana Bantuan Korban Kelud (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Probolinggo Galang Dana Bantuan Korban Kelud

Dari penggalangan dana ini, para relawan mencatat dana terkumpul sebesar Rp. 675.000. “Nantinya, dana ini langsung ditransfer ke rekening Sekretariat PWNU Jatim untuk selanjutnya disalurkan kepada para korban,” kata Ketua PC IPNU Probolinggo Eko Cahyono.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Eko, IPNU dan IPPNU memang harus mempunyai kepekaan sosial tinggi terhadap situasi dan kondisi lingkungan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Melalui kegiatan ini diharapkan rasa kepedulian kader IPNU-IPPNU lebih semakin tajam terhadap lingkungan. Masyarakat terutama pemerintah bisa lebih konsisten dalam mengatasi korban bencana alam,” ujar Eko.

Sementara Ketua PC IPPNU Probolinggo Shofia menambahkan, “Walaupun jumlahnya tidak seberapa, semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kita di sana. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Januari 2013

Ansor Jabar Ajak Kadernya Doakan Muslim Rohingya

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar mengajak kader-kadernya di Jawa Barat agar mendoakan Muslim Rohingya, Myanmar yang menjadi korban pembantaian.

"Terutama, kami minta kepada Majelis Dzikir Rijalul Ansor (Badan Otonom GP Ansor, red) untuk secara serentak berdoa memohon pertolongan dan lindungan Allah SWT untuk keselamatan, khususnya kaum Muslim di Rohingya, umumnya kepada setiap manusia yang ditindas," ujar Deni saat dihubungi, Selasa (22/11/2016).

Ansor Jabar Ajak Kadernya Doakan Muslim Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Jabar Ajak Kadernya Doakan Muslim Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Jabar Ajak Kadernya Doakan Muslim Rohingya

Sebagai sesama Muslim, lanjut Deni, sudah menjadi keharusan untuk mendoakan saudara-saudara sesama Muslim yang saat ini sedang dilanda musibah kemanusiaan agar tercipta kedamaian di sana.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Untuk itu, kami meminta kepada pemerintah melakukan langkah-langkah konkret untuk terlibat menciptakan kedamaian di Rohingya," ujarnya.

Selain itu, Deni juga mengajak seluruh kader Ansor di Jawa Barat untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta kecakapan supaya hidup bisa lebih berguna.

"Kita senantiasa bisa mencerahkan dan menggerakkan masyarakat dengan kaidah dan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah bahwa Islam itu agama yang penuh dengan kedamaian," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan pemahaman keagamaan tersebut, mantan Ketua GP Ansor Kabupaten Purwakarta ini mengajak kepada seluruh kader Ansor untuk senantiasa merujuk kepada para kiai untuk meningkatkan pemahaman keilmuan dan ketakwaan.

"Apa pun untuk meningkatkan kecakapan, maka harus ‘ngaji’ kepada para ilmuwan dan praktisi supaya hidup bisa lebih berguna dengan senantiasa berdoa meminta pertolongan dan petunjuk Allah SWT," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII Ingin Kader Kaffah, Cetak Penggerak Dakwah

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendidik mahasiswa mahasiswi pada pemahaman organisasi yang “kaffah”. Juga mampu jadi penggerak dakwah dalam membumikan Islam Indonesia dengan nilai-nilai Ahlusunnah wal Jama’ah.

PMII Ingin Kader Kaffah, Cetak Penggerak Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Ingin Kader Kaffah, Cetak Penggerak Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Ingin Kader Kaffah, Cetak Penggerak Dakwah

Aktivis PMII Rayon Dakwah dan Komunikasi Komisariat UIN Sunan Gunung Djati Bandung,? Fajri Idatul Akbar,? mengatakan hal itu dalam rangka Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba.) kegiatan tersebut adalah fase rekruitmen mahasiswa untuk menjadi anggota PMII.

“Kaffah di sini adalah sempurna pemikiran dan ketakwaannya. Jangan hanya kritis, tapi juga transformatif kepada nilai-nilai nasionalis serta berpegang teguh pada ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah,” terang Fajri kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketika ditemui di sekretariat PMII di Jalan Manisi, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/9).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain kaffah, lanjut Fajri, kegiatan Mapaba pun bertujuan membentuk kader yang ulil albab. Menurut dia, setidaknya ada tiga ciri, pertama manusia yang peka terhadap kenyataan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, tambah dia, manusia yang mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah, dan ketiga manusia yang giat membaca tanda-tanda alam yang kesemuanya dilakukan dalam rangka berzikir kepada Allah SWT.?

“Mapaba ini adalah gerbang awal dalam pengkaderan di PMII sebab masih ada gerbang selanjutnya,” kata fajri, yang juga ketua komisariat PMII Cabang Kabupaten Bandung.

Mapaba tersebut sudah digelar pada tanggal 13 sampai dengan 15 September lalu, di Gedung Local Education Center (LEC) Cicalengka bandung. Ratusan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari berbagai jurusan dan fakultas mengikuti kegiatan tersebut. (Bakti Habibie/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 Januari 2013

IPNU IPPNU Kadur Siap Cetak Kader Andal

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus IPNU-IPPNU Kadur Pamekasan sudah memantapkan niat untuk mencetak kader-kader andal Nahdlatul Ulama (NU). ?

Rabu (25/4) kemarin, mereka melangsungkan rapat di kantor MWCNU Kadur guna menggelar diklat manajemen organisasi. Pada Ahad (6/4) mendatang, mereka bakal mengadakan pembinaan terhadap 60 pengurus harian Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU sekecamatan Kadur.

IPNU IPPNU Kadur Siap Cetak Kader Andal (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU IPPNU Kadur Siap Cetak Kader Andal (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU IPPNU Kadur Siap Cetak Kader Andal

“Pembinaan terhadap kader-kader NU yang bergabung di IPNU maupun IPPNU penting kita seriusi,” ujar ketua umum IPNU Kadur Faisol Ansori. “Sebab, adakalanya kita jumpai kader IPNU-IPPNU yang hanya sekadar bergabung dalam organisasi tetapi minim wawasan tentang manajemen organisasi.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika itu yang terjadi, lanjut Faisol, maka bisa dipastikan perjalanan IPNU-IPPNU ke depan terbilang memprihatinkan. Kelangsungan hidup sebuah organisasi sangat bergantung pada sistem kaderisasi yang baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sistem kaderisasi yang baik dapat dilihat dari keseriusan para pengurusnya,” tegas Faisol.

Pada kesempatan itu, para pengurus organisasi pelajar NU tersebut mengangkat tema yang cukup bagus. Tema tersebut dikemas dengan redaksi bahasa “Optimalisasi manajemen organisasi untuk mencetak kader IPNU-IPPNU yang ideal”.

“Dari tema ini diharapkan nantinya lahir kader-kader yang betul-betul sesuai dengan harapan para pendiri NU,” ujar ketua panitia Abdul Kifli menguatkan tema di atas yang bersumber dari usulan sekretaris umum IPPNU Kadur, Baitiyah.

Karena peserta dipastikan terdiri dari putra dan putri, maka pengurus IPNU-IPPNU memeras otak untuk menyiasati agar tidak muncul hal-hal yang tidak diinginkan.

“Karena diklat ini akan dilangsungkan sehari, maka tempat shalat dan mandi harus kita perhatikan secara saksama,” usul Abdul Kifli yang diamini para pengurus lainnya.

Akhirnya, mereka sepakat untuk memanfaatkan kamar mandi dan mushalla salah satu pengasuh pesantren Sumber Gayam yang juga ketua MWCNU Kadur KH Ach Baidawi Abshom.

“Khusus peserta putri, bisa mandi dan sholat di gedung MWCNU Kadur lantai bawah,” tambah sekretaris panitia Anis Sulalah. Forum pun menyepakatinya.

Diklat tersebut akan difokuskan pada materi keorganisasian, kepemimpinan, dan keadministrasian. Pematerinya adalah Masyhuri Thoha dan Minhadji Ahmad. Keduanya dikenal sebagai tokoh IPNU Pamekasan yang ahli dalam ketiga bidang tersebut.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 Januari 2013

Batik Besurek, Kolaborasi Budaya Lokal dan Agama

Oleh Muhammad Afiq Zahara

Pada bulan Oktober 2009, Batik Indonesia diakui sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia) oleh UNESCO. Salah satu pertimbangan Dewan Komite kenapa Batik Indonesia layak diakui sebagai warisan budaya adalah kekayaan simbolisnya yang berhubungan dengan status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah dan warisan budaya yang memberikan sense of identity untuk orang Indonesia dan keberlanjutannya sebagai komponen penting dari mulai kelahiran sampai kematian, serta terus berkembang tanpa kehilangan makna

Batik Besurek, Kolaborasi Budaya Lokal dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Batik Besurek, Kolaborasi Budaya Lokal dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Batik Besurek, Kolaborasi Budaya Lokal dan Agama

Dari sekian banyak macam batik di Indonesia, salah satunya adalah Batik Besurekasal Bengkulu. Pak Muhardi dari Koleksi Konservasi dan Preparasi, UPTD Museum Negeri Bengkulu mengatakan bahwa Kain Besurek sudah ada sejak abad ke-16, bertepatan dengan masuknya Islam di Bengkulu, diperkenalkan oleh sudagar dan seniman batik dari Demak. Sebelum berkembang menjadi pakaian, kain Besurek dulunya hanya digunakan untuk menutup al-Qur’an.

Motif Batik Besurek terbilang unik. Berbeda dengan motif batik-batik Jawa yang sering menggambarkan tumbuhan, alam, hewan dan lainnya. Batik Besurek, sesuai dengan namanya, berasal dari bahasa Bengkulu yang artinya bersurat (bertulis). Motifnya dipenuhi dengan tulisan kaligrafi Arab atau tulisan Kaganga (aksara asli Bengkulu). Meskipun ada motif lainnya semacam motif rafflesia dan rembulan, fokus kita hanya pada motif kaligrafi Arab.

Motif kaligrafi Arab di Batik Besurek yang digunakan untuk pakaian bersifat abstrak, yaitu tulisan Arab yang diambil secara acak dan tidak memiliki makna. Sedangkan motif kaligrafi Arab non-abstrak (bermakna) biasanya digunakan untuk pajangan, tidak untuk dijadikan pakaian. Mungkin, karena bahasa Arab dianggap bahasa sakral, sebagaimana kebanyakan pandangan orang Indonesia. Akan tidak sopan memakainya ke kamar mandi.

Keberadaan Batik Besurek merupakan bukti bahwa proses kolaborasi Islam dan budaya lokal tidak hanya terjadi di wilayah ritus, tapi juga pakaian. Artinya, Islam secara dinamis mampu berbaur dengan kebudayaan apapun tanpa kehilangan ajaran intinya. Kita perlu ingat, Islam adalah way of life (cara hidup). Ajarannya berdasarkan pada adab atau akhlak, seperti tujuan utama Nabi Muhammad diutus, yaitu makârim al-akhlâq atau mashâlih al-akhlâq (memuliakan dan menyempurnakan akhlak manusia).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam hal pakaian, Islam tidak menentukan modelnya secara detail, tetapi memberikan etika umum yang harus dipatuhi dan diamalkan. Standaritasnya adalah kepantasan yang diatur oleh agama. Karena itu, pakaian bisa dikatakan sebagai produk budaya. Setiap daerah memiliki model pakaiannya sendiri-sendiri. 

Ada kalanya proses pembentukan budaya berpakaian itu menyesuaikan dengan alam, seperti orang-orang yang tinggal di sekitar kutub. Ada kalanya pula karena akulturasi antar kebudayaan. Intinya, selama pakaian tersebut tidak menabrak norma-norma agama, Islam tidak melarangnya.

Oleh karena itu, banyak ulama yang berbeda pendapat tentang batas kepantasan berpakaian, khususnya pakaian wanita. Sebagian mewajibkan bercadar, sebagian yang lain tidak. Bahkan pada tahun 2009, Grand Syeikh al-Azhar, Muhammad Sayyid Thanthawi (1928-2010 M) memandang niqâb adalah produk budaya, bukan agama. Pandangannya ini menjadi perdebatan panjang di kalangan ulama. Ia mengatakan (BBC Arab, 8 Oktober 2009): al-niqâb mujarrad ‘âdah wa lâ ‘alâqah lahu bi al-dîn al-islâmiy—niqab itu murni produk budaya, tidak ada kaitannya dengan agama Islam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Apa yang dikemukakan di atas sekedar salah satu contoh pandangan ulama. Kita tidak akan masuk pada wilayah ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Semua orang berhak mengambil pendapat yang menurut mereka benar. Hanya saja, jangan sampai menyalahkan pendapat lainnya. Toh, mereka juga sama-sama ulama yang memiliki dasar atas pendapatnya masing-masing.

Intinya, agama dan budaya saling melengkapi, tidak perlu dipertentangkan. Jika pun dipandang bid’ah dan tidak mempunyai dasar agamanya, biarlah. Tidak perlu repot mengurusinya. Telah banyak kajian tentang bid’ah di PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, silakan mencarinya sendiri. Selamat hari batik. Semoga Batik Besurek pada khususnya, dan Batik Indonesia pada umumnya, semakin berkembang dan diminati oleh dunia. Amin.

Penulis adalah Alumnus Pondok Pesantren al-Islah, Kaliketing, Doro, Pekalongan dan Pondok Pesantren Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah