Jumat, 30 Oktober 2009

Mahasiswa NU Berkembang di UPI Bandung

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mahasiswa NU  yang menamakan diri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) berkembang dengan baik di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Perkembangan itu mencakup kualitas dan kuantitas; anggota bertambah pesat, istikomah melakukan kegiatan.

Mahasiswa NU Berkembang di UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa NU Berkembang di UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa NU Berkembang di UPI Bandung

Pernyataan itu muncul pada laporan pertanggunggjawaban Ketua KMNU UPI periode 2012/2013, Faisal Ramdan Saepulloh, pada Musyawarah Anggota ke-4 di Madrasah Diniyyah Al Falah, Panorama, Bandung pada Sabtu-Ahad, (9 -10/3).

“KMNU UPI terus berkembang baik dari segi kuantitas dan kualitas sumber daya anggota karena perekrutan dan  pengkaderan anggota dilakukan secara berkesinambungan sepanjang periode kepengurusan” kata Faiasal melalui pers rilis yang dikirim Mohammad Arief Rizqillah ke redaksi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahad, (10/3).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan-kegiatan yang menunjang kualitas dan kuantitas itu bersifat kultur ubudiyyah yang rutin diadakan seperti pengajian kitab kuning, pengajian bulanan yang diisi dengan pembacaan sholawat dan maulid, serta ceramah umum. Peringatan hari-hari besar Islam juga istiqomah diselenggarakan baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus.

KMNU UPI juga terus menjaga silaturahim dengan organisasi-organisasi serupa seperti KMNU IPB, KMNU UNY, KMNU UNILA, Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU UNNES, dan Ikatan Mahasiswa Nahdliyyin STAN. Selain itu KMNU UPI juga konsisten untuk turut terlibat aktif dalam forum-forum organisasi mahasiswa NU (FORMANU) yang menghimpun organisasi-organisasi Mahasiswa NU dari Perguruan-perguruan Tinggi Umum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Faisal juga berpesan kepada para anggota untuk terus bersama-sama berjuang di KMNU UPI sebagai wujud kepedulian kita dengan NU sekaligus sebagai wujud khidmat dan ittiba’ kita kepada para masyayikh kita, para ulama. Di akhir sambutannya, Faisal berharap KMNU ke depan tetap tetap eksis dan mewarnai keagaaman di UPI.

“KMNU UPI terus mengalami perkembangan walaupun banyak kendala atau yang menghambat perjuangan KMNU UPI baik dari depan, samping, kanan, dan belakang,” tambahnya.

Di penghujung acara, terpilih Topikin Abdullah sebagai ketua pengawas menggantikan Mohammad Arief Rizqillah dan Rifa Anggyana sebagai penerus estafet kepemimpinan KMNU UPI.

Rifa Anggyana, berkomitmen untuk membawa KMNU UPI. Masa kepengurusannya akan terus menjaga idealisme untuk konsisten menghimpun mahasiswa Nahdliyyin serta melakukan syi’ar Aswaja di Bumi Siliwangi (UPI).

“Selama semua komponen KMNU UPI bergerak bersama, saling mendukung sesuai peran masing-masing, layaknya sebuah keluarga,” katanya.

Hadir pada kesempatan itu para anggota KMNU UPI termasuk para alumni. Mereka membahas landasan-landasan organisasi. Ada 3 landasan dari organisasi KMNU UPI, yaitu landasan idiil: Islam dengan faham Ahlu Sunah wal-Jamaah dalam pandangan Nahdlatul Ulama. Landasan konstitusional: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Landasan operasional: Garis-garis Besar Haluan Organisasi dan Tata Kelola Organisasi.

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Pesantren, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 28 Oktober 2009

Spirit Hari Santri untuk Pendidikan Madrasah yang Lebih Baik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Momen Hari Santri Nasional akan dijadikan sebagai momentum langkah awal untuk menata pendidikan madrasah menjadi lebih baik lagi. Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI, Prof Dr Nurkholis Setiawan di depan Para Guru Madrasah Aliyah Negeri di Pusdiklat Kemenag Jakarta, Jumat (23/10).

Spirit Hari Santri untuk Pendidikan Madrasah yang Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)
Spirit Hari Santri untuk Pendidikan Madrasah yang Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)

Spirit Hari Santri untuk Pendidikan Madrasah yang Lebih Baik

Prof Nurkholis mengatakan, bahwa dalam pengelolaan pendidikan Islam khususnya madrasah, bukan persoalan mengenai budget anggaran semata, namun yang lebih penting menurutnya adalah komitmen dari semua pihak untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Salah satu komitmen dalam penataan Madrasah adalah peningkatan kualitas guru dalam mencetak generasi yang percaya diri dan berkualitas. "Guru harus menciptakan generasi yang percaya diri. Dan semua itu harus diawali dari kepercayaan diri Gurunya," tegas pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, berbagai macam terobosan lain dalam pengembangan Madrasah adalah program diversifikasi madrasah yang telah digulirkan Kementerian Agama. "Salah satu contoh program ini adalah mendirikan Madrasah Aliyah Kejuruan diberbagai Provinsi," terang Guru Besar UIN Yogyakarta ini.

Dalam hal pendirian Madrasah ini, menurutnya berbagai negara sudah mengajukan permintaan untuk dapat medirikan Madrasah di Indonesia. Namun menurut Guru Besar Tafsir kelahiran 1971 ini, diperlukan kehati-hatian dan pendalaman secara komprehensif dalam menjawab permintaan tersebut terkhusus dalam hal pemahaman.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita sudah sepakat dengan konsep Islam Nusantara. Madrasah yang diusulkan harus jelas, dan tidak membawa serta menyebarkan paham-paham radikal di Indonesia," tegasnya. Oleh karena itu, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan madrasah secara kolektif. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 Oktober 2009

Pemulangan TKI dari Suriah Tanggung Jawab Pemerintah, harus Dipercepat

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendesak Pemerintah untuk secepatnya mengevakuasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), yang hingga kini masih tertahan di wilayah konflik di Suriah. NU dengan tegas menyebut tindakan tersebut tanggung jawab Pemerintah, dan prosesnya tak lagi bisa ditunda.

"Kabar yang saya terima kondisi di Suriah semakin genting. Jika kondisinya seperti itu pemulangan TKI harus dipercepat, tak bisa ditunda-tunda," tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (19/6).

Pemulangan TKI dari Suriah Tanggung Jawab Pemerintah, harus Dipercepat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemulangan TKI dari Suriah Tanggung Jawab Pemerintah, harus Dipercepat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemulangan TKI dari Suriah Tanggung Jawab Pemerintah, harus Dipercepat

"Pemulangan TKI sepenuhnya tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini KBRI," sambung Kang Said, demikian Kiai Said disapa dalam kesehariannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait konflik di Suriah yang belakangan semakin genting, Kang Said menegaskan penilaiannya, itu terjadi karena adanya campur tangan Barat. Salah satu penyebab Suriah menjadi sasaran kemarahan adalah sikapnya yang tak memberikan dukungan terhadap Israel. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Suriah adalah salah satu negara di Timur Tengah yang belum sependapat dengan berdirinya negara Israel. Suriah menilai masih ada hak-hak Palestina yang dirampas oleh Israel," tandas Kang Said.

Meski demikian Kang Said tidak menampik adanya faktor di internal Suriah yang menjadikan konflik masih terus berlangsung hingga saat ini. Untuk pemecahannya jalan dialog disarankan agar didahulukan. "Tidak harus dengan perang yang   justru memicu campur tangan dari luar. Memang ada permasalahan di dalam negeri Suriah sendiri, dan itu bisa diselesaikan dengan jalan dialog," urainya tegas.

Data yang berhasil dihimpun menyebutkan, hingga saat ini ada sekitar 1000 TKI/PLRT  yang tertahan di wilayah konflik Suriah. Di wilayah Homs tercatat ada 405 orang TKI/PLRT, Hama tercatat ada 86 TKI/PLRT, Idleb sebanyak 17 TKI/PLRT, Dar’a sebanyak 11 orang TKI/PLRT, dan Rif Dimasq sebanyak 426 orang TKI.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, menyatakan dalam situasi perang yang tidak menentu, pengecekan dan proses evakuasi memerlukan penanganan khusus dengan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak. Namun, lanjutnya, pemerintah tidak akan membiarkan TKI/WNI yang menjadi korban di wilayah konflik atau perang, seperti di Suriah.

"Pemerintah akan sekuat tenaga memulangkan TKI dari Suriah," ujar Muhaimin akhir pekan lalu.

Redaktur   : Emha Nabil Haroen

Kontributor: Samsul Hadi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Ahlussunnah, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah