Senin, 17 Juni 2013

Propaganda NU Lewat Jam’iyyatun Nashihin

Keberadaan Jam’iyyatun Nashihin dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU) masih jarang disinggung. Padahal lewat lembaga ini, NU yang semula hanya berpusat di Surabaya bisa menyebar ke seluruh penjuru Nusantara. KH Maimun Zubair seringkali dalam ceramah-ceramahnya menyinggung keberadaan Jam’iyyatun Nashihin yang menjadi cikal bakal berkembangnya NU.

Mbah Maimun menjelaskan: “Jam’iyyah Nashihin ini adalah sebuah organisasi yang ada kaitannya dengan masalah pengajian. Dahulu namanya nasehat. Kalau sekarang namanya diganti menjadi pengajian”. Embrio Jam’iyyatun Nashihin itu sudah ada sebelum NU berdiri. Amirul Ulum (2014) menyebutkan, di Jawa Tengah, sesepuh Jam’iyyatun Nashihin adalah KHR Asnawi Kudus, KH Ma’shum Ahmad dan KH Khalil Masyhuri dibantu dengan ulama muda, KH Zubair Dahlan (ayah KH Maimun Zubair).

Propaganda NU Lewat Jam’iyyatun Nashihin (Sumber Gambar : Nu Online)
Propaganda NU Lewat Jam’iyyatun Nashihin (Sumber Gambar : Nu Online)

Propaganda NU Lewat Jam’iyyatun Nashihin

Setelah NU dideklarasikan 1926, keberadaannya sudah mulai dikenal oleh masyarakat. Para kiai menginisiasi pengembangan organisasi ulama pesantren ini. Maka dalam Muktamar ketiga di Surabaya tahun 1928, Majelis Khamis (Komisi Lima) memutuskan pembentukan Lajnatun Nashihin. Sidang Majelis Khamis saat itu dipimpin oleh KH Sholeh Banyuwangi dengan anggota: KH M Hasyim Asy’ari Jombang, KH Bisyri Syansuri Jombang, KHR Asnawi Kudus dan KH Muharram Kediri.

Salah satu tujuan utama dibentuknya Jam’iyyatun Nashihin ini adalah melakukan pengembangan organisasi NU dengan mendirikan Cabang NU di seluruh Indonesia. Posisi Jam’iyyatun Nashihin sebagai komisi propaganda yang meyakinkan kepada masyarakat agar membentuk organisasi NU, mengamalkan akidah Ahlussunnah wal jama’ah dan mencintai bangsa Indonesia yang saat itu sedang mempersiapkan proses kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota Jam’iyyatun Nashihin terdiri sembilan orang, yaitu: KH M Hasyim Asy’ari, KH Bisyri Syansuri, KHR Asnawi, KH Ma’shum, KH Mas Alwi, KH Musta’in, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Abdul Halim dan KH Abdullah Ubaid. Tugas para Kiai itu adalah hadir ke daerah-daerah untuk meyakinkan tokoh masyarakat bersama masyarakat mendirikan NU dengan menjelaskan visi-misi dan tujuan NU. Dalam tahap pertama, tugas pembentukan Cabang NU fokus di Jawa dan Madura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembagian tugas propaganda ini antara lain: KH Bisyri Syansuri, KHR Asnawi, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Abdul Halimbertugas untuk pengembangan NU di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan KH M Hasyim Asy’ari, KH Ma’shum, KH Mas Alwi, KH Musta’in, dan KH Abdullah Ubaid mempropagandakan NU di Jawa Timur dan Madura.

Kerja tim Jam’iyyatun Nashihin disebutkan oleh Choirul Anam (2015) sangat ampuh dan efektif. Terbukti dalam waktu tidak terlalu lama, NU Cabang sudah mulai bermunculan di Jawa dan Madura. Tugas itu kemudian dikembangkan lagi dengan menguatkan basis NU di luar Jawa dan Madura. Karena NU sudah tidak fokus di Surabaya saja, maka mulai Muktamar keempat, NU sudah melaksanakan rapat besar di luar Surabaya.

Periode perintisan dan pengenalan model propaganda NU selama delapan tahun (1926-1933) ini memang mengambil para tokoh orator yang handal dan sangat dekat masyarakat. Sukses mendirikan NU di Jawa dan Madura kala itu juga sudah mulai disambut baik oleh ulama Kalimantan (Banjar Martapura). Dan itulah yang membuat para Kiai semakin kuat tekadnya untuk mengembangkan NU di seluruh Nusantara.

Masa perintisan ini bukan hanya dihabiskan untuk propaganda saja, tetapi lebih dari itu bahwa kiai NU tetap menunjukkan komitmen kebangsaannya dalam bidang pendidikan, dakwah dan ekonomi. Jalan yang dipakai adalah dengan memperkuat akidah NU dengan pola mengikuti Statuen Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama (AD-ART). Isi dari aturan organisasi NU adalah melakukan hubungan para ulama dengan model mengikuti empat madzhab dengan mengerjakan apa saja untuk kemaslahatan agama dan bangsa.

Melihat pola pengembangannya dengan model dakwah atau pengajian oleh para Kiai orator ini, maka banyak sekali NU menyebar ke pedesaan. Jam’iyyatun Nashihin ini menjadi inspirasi sekaligus refleksi keberadaan NU di masa sekarang. Sebab kekuatan basis pesantren dan Kiai selalu menjadi modal kuat dalam menjadikan NU sebagai organisasi yang dimiliki oleh banyak umat Islam di Indonesia.

Perlu sekali mengembalikan potensi kiai orator dalam pengembangan NU di basis-basis yang belum tersentuh oleh NU. Termasuk mencari intelektual orator yang mempropagandakan NU di luar basis pesantren. Dengan demikian, pengembangan-pengembangan NU yang pernah dilakukan di masa perintisan masih tetap abadi di masa sekarang.

Maka sekarang sudah mulai bangkit semangat berorganisasi NU, baik di dalam negeri hingga luar negeri. Termasuk NU yang hanya berkembang di pedesaan, sekarang sudah mulai muncul di Kota besar. NU yang semula hanya di pesantren, sudah mulai bangkit di perguruan tinggi dan perkantoran. Wallahu a’lam.

M. Rikza Chamami, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang dan Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Warta, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 09 Juni 2013

LAZISNU Dirikan Posko Banjir

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Banjir besar yang melanda Jakarta telah menimbulkan penderitaan bagi banyak orang. Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)  telah mendirikan posko banjir di gedung PBNU jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Posko buka selama 24 jam.

“Kami menerima bantuan apa saja yang bisa dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi korban banjir. Bantuan bisa berupa barang atau uang dan bisa ditransfer ke sejumlah rekening Lazis NU,” kata Direktur Lazis NU Amir Makruf.

LAZISNU Dirikan Posko Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Dirikan Posko Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Dirikan Posko Banjir

Informasi lebih lanjut dalam langsung menghubungi call center Lazis NU di 0813 9800 9800.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hari ini Lazis NU telah memberikan bantuan dan pengobatan massal kepada korban banjir di Pandeglang Banten.

“Bantuan yang diberikan akan kami distribusikan secepatnya kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Amir.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menjelaskan, untuk proses evakuasi, Lazis NU percaya pemerintah bersama aparat TNI dan Polri akan mampu mengatasi. Lazis NU akan konsentrasi pada proses recovery baik di pengungsian atau pemberian bantuan pasca banjir.

 

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 08 Juni 2013

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen terus mengawasi dan memberi masukan kepada DPR dan pemerintah dalam proses menjelang pengesahan rancangan undang-undang (RUU) Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji.

Komitmen tersebut direalisasikan dalam bentuk pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) secara berkala yang dimulai Senin (14/9) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, dengan tema “Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Ideal dan Efisien”.

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji

Hasil diskusi akan dibukukan sebagai naskah akademik yang bisa dipertimbangkan para pemangku kebijakan atas RUU tersebut. “Saya sendiri yang akan mengawal naskah akademik ini nanti untuk dipasarkan kepada fraksi-fraksi mainstream,” kata Helmy Faisal Zaini, Sekjen PBNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam forum tersebut Achmad Djunaidi, mantan Kepala Biro Perencanaan Kemenag dan mantan Direktur Pengelola Dana Haji Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umroh (PHU); Ahmad Kartono, mantan Direktur Pembinaan Ibadah Haji dan Umrah di Direktorat Jenderal PHU Kemenag; serta para ketua PBNU antara lain H marsudi Syuhud, H Eman Suryaman, H Andy Najmi, dan H Abdul Manan A Ghani. Forum juga diikuti perwakilan dari lembaga di PBNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Helmy, diskusi akan diselenggarakan secara tematik. Selain soal efisiensi, PBNU akan menyoroti misalnya tentang relevansi haji dikelola swasta, dan lainnya. Ia meyakinkan, sumbangan pikiran PBNU ini memiliki nilai signifikan.

“Kita harus optimis bahwa apa yang kita lakukan ini akan membawa perbaikan tata kelola ibadah haji ke depan,” ujarnya. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 04 Juni 2013

Begini Cara Pelajar NU Probolinggo Bangun Soliditas

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Probolinggo memunyai cara tersendiri dalam meningkatkan kebersamaan di antara sesama pengurus. Mereka mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (9/1). Kegiatan yang digelar di aula Kantor PCNU Kota Probolinggo di Kelurahan Kedopok Kecamatan Kedopok ini diikuti oleh seluruh pengurus IPNU Kota Probolinggo.

Uniknya selesai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, para pengurus makan bersama-sama dengan menu seadanya. “Di sinilah letak kebersamaan kami. Walaupun menunya sederhana, kami tetap bersyukur karena bisa memakannya bersama-sama. Kebersamaan inilah salah satu kekuatan untuk membesarkan organisasi,” kata Ketua IPNU Kota Probolinggo Abdul Jalal.

Begini Cara Pelajar NU Probolinggo Bangun Soliditas (Sumber Gambar : Nu Online)
Begini Cara Pelajar NU Probolinggo Bangun Soliditas (Sumber Gambar : Nu Online)

Begini Cara Pelajar NU Probolinggo Bangun Soliditas

Kegiatan ini diawali dengan tawasul yang dilanjutkan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membaca Diba’iyah secara bersama-sama. Peringatan ini diakhiri dengan makan bersama-sama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dimaksudkan untuk selalu menanamkan rasa cinta kepada sang revolusioner dunia. Tujuannya untuk melestarikan tradisi ? NU yang harus selalu dan tetap lestari,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesan moral yang ingin disampaikan melalui kegiatan ini, jelas Jalal, tawasul. Semoga ke depan pengurus bisa lebih baik lagi dan solid. Pasalnya saat ini sudah banyak paham-paham baru yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) dan mengancam masa depan generasi muda NU.

“Menyikapi banyaknya paham-paham baru yang bertentangan dengan Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), kita harus mengawal pengurus dari komisariat sampai cabang. Hal ini penting karena maraknya hiburan malam di Kota Probolinggo dan purel yang merajalela. Kita harus membentengi diri dulu dari pengurus sendiri, baru setelah itu pada pelajar dan pemuda yang ada di Kota Probolinggo,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini Jalal mengharapkan pengurus IPNU Kota Probolinggo ke depan semakin solid dengan terus meningkatkan kebersamaan. “Karena dengan kita selalu kompak, kesulitan dan seberat apapun dalam proses perjuangan ini akan terasa lebih ringan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah