Rencana kedatangannya, telah tersiar jauh hari sebelumnya oleh warga di pulau Lombok itu, termasuk oleh Tuan Guru Haji (TGH) Saleh Hambali. Jika kejadian itu tahun 198, saat itu berarti ia adalah Rais Syuriyah PWNU NTB. Saat itu NU masih berstatus partai. ?
![]() |
| Kunjungan Aneh Bung Karno kepada TGH Saleh Hambali (Sumber Gambar : Nu Online) |
Kunjungan Aneh Bung Karno kepada TGH Saleh Hambali
Tuan Guru itu sebetulnya dikenal masyarakat sebagai orang yang rendah hati dan jarang berkomunikasi dengan pihak luar, apalagi dengan seorang presiden. Namun, entah kenapa, dengan percaya diri ia menegaskan, bahwa Bung Karno akan berkunjung ke pesantrennya, Darul Qur’an di desa Bengkel. Sebuah desa yang akan dilalui Bung Karno jika melalui Ampenan. ?PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Akan mampirnya Bung Karno, dikemukakan Tuan Guru kepada para santrinya. Salah seorang saksi hidup peristiwa itu adalah Ustadz Asmaun dari desa Bonder, Lombok Tengah yang diceritakan anaknya, Syaifullah. Ketua PWNU NTB saat ini, TGH Taqiudin Mansur juga membenarkan kisah itu.? Dia mendngar cerita itu dari ayahnya, TGH Mansur, santri Darul Qur’an saat itu. ?Para santri merasa heran kenapa Tuan Guru Soleh Hambali bisa seyakin itu karena tidak ada pemberitahuan dari pihak mana pun tentang berkunjungnya Bung Karno ke pesantren Darul Qur’an.
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Beberapa hari menjelang kedatangan, di agenda protokoler kepresidenan tetap tidak ada jadwal Presiden Soekarno ke pondok. Namun, TGH Saleh Hambali malah meminta para santri menyiapkan podium penyambutan.Di hari kedatangan Bung Karno, dari bandara Selaparang Ampenan menuju kota Mataram, semua santri disuruh keluar oleh TGH Saleh Hambali.
Menurut Syaifullah, TGH Saleh berkata kepada santri-santrinya, jika Bung Karno adalah pemimpin yang benar, dia akan mampir ke pesantren Darul Qur’an.
Menurut Syaifullah, TGH Saleh waktu itu menulis ayat Al-Quran di dinding pesantren, yaitu “Fawaillul lil mushallin.” Namun, dalam pada catatan Yusuf Tantowi, ayat yang ditulis TGH Saleh adalah “Fa ammal yatima fala taqhar, wa amma sya ila fala tanhar” dan dia tidak menuliskannya di tembok, melainkan dibentangkan di atas spanduk.
Ternyata, ketika Bung Karno melewati pondok pesantren Darul Qur’an, ia benar-benar mampir. Hal itu di luar dugaan pasukan pengawal yang berada di paling depan. Mereka tidak mengetahui orang yang dikawalnya telah mampir pada tempat yang tidak dijadwalkan. (Abdullah Alawi)
Dari Nu Online: nu.or.id
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
