Senin, 31 Desember 2012

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Mahasiswa Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Falah, Besongo, Semarang dalam rangka studi banding dan halaqah, Ahad (23/10). Bertempat di Mushala Raudlatul Jannah, silaturahim dihadiri 25 mahasiswa dari semester VII. ? Kunjungan ini menjadi bagian dari usaha mengenal lebih jauh salah satu lembaga Islam yang menerapkan budaya Nusantara.

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren

"Santri memiliki kontribusi yang sangat besar dalam negeri ini dan kerangka besar dalam rahmatan lil alimin," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Umi H. Arikhah.?

Sementara itu, salah satu pengajar Pondok Pesantren, Ustadz Luthfi Rahman menjelaskan, Pondok Pesantren Darul Falah Besongo menerapkan kurikulum karakter yang sesuai dengan aktivitas harian di lingkungan pesantren. Selain itu juga dijelaskan tentang tokoh kiai yang berperan di Indonesia dan kontribusinya.?

“Di antaranya pertama KH Wahid Hasyim, KH Salah Mahmud, dan KH Ahmad Basyir. Ketiga ulama tersebut memiliki peran penting dalam pembentukan pesantren-pesantren di Indonesia,” jelasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, mahasiswa USIM juga berbagi ilmu tentang ulama-ulama yang berada di tanah Melayu. Menurut mereka, tuan guru besar (ulama) memiliki peran yang sangat penting dalam penyiaran dakwah Islam di Malaysia.

Pembahasan berikutnya yakni mengenai surat al-Alaq oleh salah satu perwakilan dari mahasiswa USIM, ? Khairi. Ia menyampaikan bahwa betapa penting membaca ulasan makna wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW itu.

Setelah penyampaian materi para narasumber, acara beralih dengan penampilan shalawat oleh salah satu mahasiswa asal Malaysia, Adil bin Rahman, yang diiringi grup rebana Al-Falah untuk sekadar menghibur audien. Perpaduan antara Nusantara dan Melayu pun mulai terjalin hangat.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ada momen yang tidak dapat kita ungkapkan yaitu Busyhrollana Nilnal Muna. Semoga tetap terjaga tali silaturrahim dan segalanya membawa keberkahan," ungkap ustadz Misbah mewakili Abah Imam Taufiq dan Umi Arikhah selaku pengasuh serta keluarga besar Pesantren Darul Falah Besongo. (Hilvi/Zulfa/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 18 Desember 2012

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan

Bengkulu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Wakil Presiden RI, H. Hamzah Haz menyatakan bila bangsa Indonesia sudah melaksanakan shalat dan membaca Al Qur’an dengan baik, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa teladan di dunia.

"Bila umat 85 persen Islam di Indonesia melaksanakan hablum minallah dan hablum minannas yang diujudkan dengan shalat dan baca qur’an, Insya Allah bangsa Indonesia akan jadi bangsa teladan," kata Hamzah Haz, dalam sambutannya ketika menutup STQN ke XVII di Kota Bengkulu, Minggu malam.

Untuk bisa menjadi bangsa teladan itu, umat Islam haruslah mampu membangun ahlakul qorimah yang diimplementasikan dengan shalat lima waktu tepat waktu begitu azan dikumandangkan.

Begitu juga dengan kegiatan membaca al qur’an jangan hanya dilaksanakan pada saat akan seleksi dan musabaqah saja, tapi harus dilakukan dirumah, dimajelis taklim serta dikhatamkan.

Hamzah menekankan yang diperlukan sekarang adalah akhlak yang mulia. Masjid lebih cepat dalam membentuk ahlakul qarimah dan untuk mengatasi keadaan sekarang tidak cukup dengan tertib hukum.

Wapres yang akan mengakhiri jabatannya Oktober 2004 mendatang itu meminta pihak terkait agar menempatkan Depertemen Agama dan Departemen Pendidikan sebagai pilar pembangunan guna memperbaiki akhlak kepribadian Bangsa Indonesia.

"Krisis kepribadian bangsa Indonesia saat ini dinilai oleh bangsa lain sangat merosot seperti Amerika mengangap negara kita sebagai jaringan terorisme dan juga negara nomor enam korupsi terbesar di dunia," ujar mantan Menko Kesra itu.

Kini kondisi bangsa Indonesia makin memprihatinkan dengan maraknya perjudian, penyalahgunaan narkoba yang sudah merusak generasi muda serta pornografi. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar didunia seharusnya Indonesia mampu memberikan teladan kepada negara lain dengan memiliki pribadi yang akhlaqul karimah.

Dalam kaitan STQN yang merupakan bagian penting dalam membangun akhlak, sudah seharusnya pendidian agama diberikan biaya lebih besar dari sekolah umum. Hal itu didasari dari dua manfaat sekaligus yang dihasilkan dari sekolah agama yaitu mencetak manusia yang memiliki otak/intelektual dan kedua berhati mulia.

"Kalau sekolah umum hanya otak saja, tapi jiwa dan hati masih kosong hingga akhlak jadi runtuh karena anak tak dididik dengan pendidkan agama memadai," ujarnya.

Tugas guru dan ustadz jauh lebih berat daripada guru dipendidikan umum. Oleh karena itu ia mengharapkan gubernur, walikota dan bupati untuk mengalokasikan dana pendidikan besar dibidang agama.(mkf/an)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan