Rabu, 29 Juni 2011

Pertemuan di Tengah Hujan

Oleh Ribut Achwandi



bagaimana jika datang padamu

Pertemuan di Tengah Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pertemuan di Tengah Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pertemuan di Tengah Hujan

lelaki penuh kelembutan cinta

memeluk dan mendekapmu erat

di tengah hawa dingin yang gigil

tubuhmu basah oleh tempias air hujan

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

di emperan pertokoan dini hari

lalu, berkata ia padamu

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

wahai, engkau yang kedinginan

di telanjangi oleh hujan,

akan sampai berapa lama lagi

waktu kau butuhkan berkelana

tiada arah tujuan pasti,

sementara telah dititipkan kepadaku

risalah-Nya sebagai cahaya penuntun

yang memberimu kehangatan kala kedinginan

memberimu kesejukan kala panas mendera

juga membuatmu tiada kesepian

dan memberimu kelegaan di setiap tempat?

akankah kau biarkan dirimu terluka

sekalipun tiada engkau sadari

derita yang menggores luka batinmu

adalah buah perbuatanmu,

gelap pandangmu tiada lain

tersebab oleh cahaya batinmu

yang terus engkau padamkan,

pun sesalmu adalah penghambaanmu

kepada segala macam keinginan.

padahal, keinginan tiada bisa menjawab

bahkan dirinya sendiri.

akankah kau biarkan airmataku ini

menderas menganak sungai hanya untukmu?

tidak wahai lelaki malang berjubah kelam,

jangan sampai Tuhan sendiri yang melakukan

menghukummu tiada ampunan.

sungguh, tiada tega aku menyaksikan

penyiksaan yang teramat menimpamu.

kembalilah, wahai lelaki berwajah murung.

kembali. janganlah tanya lagi,

jalan itu lapang dan benderang.

mengapa masih engkau pilihkan

untuk dirimu sendiri, jalan gelap berduri?

lelaki yang diterangi cahaya cinta itu

sejenak terdiam, menyaksikan hujan.

lalu, kembali dalam-dalam menatapmu,

dengan lirih ia berucap:

bersediakah engkau mengusap airmataku ini?

Pekalongan 12 Desember 2016



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Cerita, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah