Jumat, 23 Agustus 2013

Tak Semua Nikmat Berasal dari Sesuatu yang Menyenangkan

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam kehidupan di dunia, manusia sudah dianugrahi berbagai macam kenikmatan dari Allah SWT. Dan sebuah keniscayaan bagi manusia jika nikmat-nikmat yang tidak bisa dihitung jumlahnya tersebut senantiasa disyukuri. Namun sering sekali pola pikir manusia menilai bahwa nikmat yang diberikan oleh Allah SWT tersebut berasal dari sesuatu yang menyenangkan saja.

Tak Semua Nikmat Berasal dari Sesuatu yang Menyenangkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tak Semua Nikmat Berasal dari Sesuatu yang Menyenangkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tak Semua Nikmat Berasal dari Sesuatu yang Menyenangkan

"Tidak semua nikmat berasal dari sesuatu yang menyenangkan. Banyak sesuatu yang menurut kita menyedihkan namun sebenarnya itu merupakan sebuah nikmat," demikian dikatakan Mustasyar PCNU Pringsewu KH Sobri Dinal Musthofa saat mengupas materi tentang syukur di depan Jamaah Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi, Ahad (19/2)

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Ambarawa ini, Allah tidak hanya meletakkan kenikmatan pada sesuatu yang dirasa dan dilihat nikmat saja. Namun Allah juga banyak meletakkan kenikmatan dalam ketidaknikmatan.

"Kita manusia, banyak gagal dalam mensyukuri nikmat yang manis. Kita sering lupa daratan jika mendapatkan nikmat yang menyenangkan. Namun terkadang kita lupa bahwa kita sering bisa melewati kenikmatan dalam bentuk ujian yang dirasa pahit oleh kita," kata Kiai Sobri seraya mengisahkan beberapa kisah inspiratif tentang sesuatu yang menyakitkan namun itu adalah merupakan kenikmatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karenanya Ia mengingatkan untuk terus berhusnuddzan kepada Allah SWT saat ketidaknikmatan yang sering disamakan dengan ujian, ditimpakan kepada kita. Hal ini bisa jadi Allah SWT tengah memberikan sebuah kenikmatan besar kepada kita.

Kiai Sobri juga berpesan agar ummat Islam menjauhi 10 hal yang dapat menghalangi dan menghilangkan rasa syukur kepada Allah SWT. "10 hal ini juga dapat menjadi penghalang dikabulkannya doa seseorang," katanya pada Jihad Pagi yang rutin dilaksanakan di Aula Kantor PCNU Pringsewu tersebut.

Sepuluh hal tersebut adalah mengenal Allah tapi tidak menyembahNya, Membaca Quran tapi tidak mengamalkannya, cinta Rasul tapi meninggalkan sunnahnya, Benci setan tapi melakukan prilakunya, rindu surga tapi tidak berusaha meraihnya, takut neraka tapi menyukai perbuatan ahlinya, tahu kematian tapi tidak mencari bekal menghadapinya, Sibuk kepada aib seseorang tapi aib sendiri dilupakannya, makan nikmat Allah tapi tidak mensyukurinya dan menguburkan mayyit tapi tidak mengambil hikmahnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Agustus 2013

Guru, Penentu Penting Mutu Pendidikan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Madrasah yang berkualitas harus memiliki pendidik yang unggul. Artinya, pendidik harus profesional dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Kompetensi guru yang memungkinkan untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan yang unggul menurut Trimantara yang dikutip Nur Azizah adalah kompetensi penguasaan mata pelajaran; kompetensi dalam pembelajaran; kompetensi dalam pembimbingan; kompetensi komunikasi dengan peserta didik; dan kompetensi dalam mengevaluasi.

Dalam upaya mengembangkan kompetensi tersebut, guru harus aktif belajar terus menerus dengan selalu membaca fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran bersifat faktual dan kontekstual. Guru juga harus mampu menilai hasil balajar ranah kognitif, psikomotorik dan afektif siswa, dan dapat mengetahui siapa dan ranah apa saja yang belum dikuasai oleh siswa. Dengan demikian guru tepat memberi pencerahan kembali kepada siswanya.

Guru, Penentu Penting Mutu Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru, Penentu Penting Mutu Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru, Penentu Penting Mutu Pendidikan

Menciptakan guru yang profesional dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan madrasah melalui beberapa tahapan. Tahapan awal adalah persiapan pembelajaran dalam arti guru harus banyak membaca, dan mengikuti kursus, pelatihan, seminar, workshop. Lebih khususnya guru mengikuti kegiatan pembuatan program kerja guru melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kegiatannya meliputi penyusunan silabus dan pembuatan rencara pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum 2013.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tahapan berikutnya, pelaksanaan pebelajaran, di mana guru harus fleksibel dalam penggunaan metode pembelajaran. Dalam arti metode pelaksanaan program pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik. Fokus pelaksanaan pembelajaran menyebar pada tiga ranah meliputi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Tahapan akhir yaitu penilaian pembelajaran. Penilaian harus dilakukan secara objektif dan transparan dengan berpatokan pada sistem penilaian kurikulum 2013. Guru harus mampu tanggap terhadap aktivitas pembelajaran dengan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Guru harus mampu tanggap terhadap aktivitas pembelajaran dengan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi potensi besar dalam memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang benar-benar berlaku professional dan dapat mengelola dengan baik, tentunya mereka akan makin semangat dalam menjalankan tugasnya, bahkan rela melakukan inovasi-inovasi pembelajaran untuk mewujudkan.

Profesionalisme guru harus disikapi dengan peningkatan kualifikasi dan kompetensi, apalagi sekarang ada keharusan mengikuti uji sertifikasi untuk menentukan kelayakan seorang guru. Guru jangan sampai terkena “jebakan rutinitas”, di mana guru hanya disibukkan dengan kegiatan sehari-hari yang membedakan keadaan status sosial, ekonomi, dan jenis kelamin sehingga lupa dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme.

Perekrutan guru kelas unggul melalui 4 mata pelajaran yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; tidak tergantung dengan guru PNS yang ada melainkan mencari yang memiliki kompetensi bidang studinya dan bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing (Arab atau Inggris) walaupun belum berstatus PNS.

Program pengembangan guru diarahkan melalui penempatkan personil yang dapat melayani keperluan semua siswa, penyediaan guru yang memiliki wawasan “School Based Manajemen”, penyediaan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf dcan guru, penjamin kesejahteraan staf dan siswa, serta penyelenggaraan forum atau diskusi untuk membahas kemajuan sekolah (School performance).

Selain itu, guru didorong untuk meningkatkan kompetensinya melalui diklat atau workshop yang diadakan Kemenag, Diknas maupun Madrasah sendiri, bahkan dengan menggunakan biaya sendiri seperti kursus Bahasa Inggris dan belajar mengoperasikan komputer, LCD, atau kursus IT.

(Baca sebelumnya: http://www.nu.or.id/post/read/73204/kemenag-dongkrak-mutu-mts-melalui-kebijakan-inovatif) (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah