Kamis, 20 Februari 2014

Kemenag Jateng Fasilitasi Pesantren Ngaji Fikih Perempuan

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kementrian Agama (Kemenag) Jawa Tengah menggelar kursus singkat penulisan santri angkatan III di pesantren Al-Ishlah Mangkang, Semarang, Senin (12/10). Kemampuan menulis ini diarahkan untuk mengangkat antara lain wacana fikih perempuan.

Ny Hj Aminah selaku tuan rumah mengingatkan peserta untuk mendorong khususnya santriwati dalam mengembangkan fikih perempuan. Menurutnya, hal ini penting untuk memberikan warna fikih yang pro terhadap perempuan.

Kemenag Jateng Fasilitasi Pesantren Ngaji Fikih Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Jateng Fasilitasi Pesantren Ngaji Fikih Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Jateng Fasilitasi Pesantren Ngaji Fikih Perempuan

"Banyak sekali kajian tentang fikih wanita," kata istri KH Hadlor Ihsan ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap adanya pelatihan jurnalistik ini dapat menggugah kesadaran untuk menuliskan apa yang selama ini berada dalam kitab kuning. Menurutnya, perlu ada kontekstualisasi terhadap kitab kuning yang selama ini dipelajari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita juga bisa memadukan dengan berbagai disiplin ilmu lain.”

Gagasan ini disambut baik Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Jateng Mukhtasit. Ia berharap di kesempatan mendatang pihaknya bisa membicarakan ini dengan serius dengan berbagai pesantren untuk membincang fikih perempuan. “Selain Kementerian Agama Jawa Tengah, kita bisa menggandeng beberapa instasi untuk mengadakan perbincangan ini secara serius.”

Ia mengambil contoh Air Susu Ibu (ASI) menjadi penting untuk pertumbuhan bayi santriwati ke depan. Mengapa ada ASI eksklusif (6 bulan umur bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan)?

“Tentu hal ini kita bisa temui dalam nash fikih yang selama ini kita pelajari bahwa najis mukhaffafah air kencing bayi (baulush shobi) cukup diciprati air suci untuk menghilangkan najisnya. Banyak sudah yang meneliti hal ini dikaitkan dalam dunia kesehatan modern sekarang.”

Menutup sambutan Nyai Aminah menegaskan bahwa selama ini banyak orang seringkali mengetahui ilmu fikih namun tidak menjalankannya. Ia prihatin ketika masalah ini terjadi di kalangan santri sendiri. Ia berharap acara semacam ini bisa memberikan inspirasi kepada santriwan-santriwati lain untuk turut serta menjadi penulis. (Zulfa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah